Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ARTHRITIS REUMOTOID

DIDUSUN OLEH

SINDI ZAHIRO RAHARUSUN

POLTEKKES KEMENKES MALUKU


MALUKU TENGGARA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, atas capurtangannyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. yaitu Makalah “arthritis rheumatoid”.

penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan


pembaca mengenai masalah-masalah kesehatan khususnya tentang arthritis
reumatoid.

penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Olehkarena


itu, sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
sekalian untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2


A. Definisi ............................................................................................................... 2
B. Etiologi ............................................................................................................... 2
C. Tanda dan gejala ............................................................................................... 2
D. Patofisiologi ....................................................................................................... 3
E. Penatalaksanaan ............................................................................................... 4
F. Asuhan keperawatan ......................................................................................... 5

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 7


A. Kesimpulan ........................................................................................................ 7
B. Saran ................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia
lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula
pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan
kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik.
Sekitar 1% dari populasi dunia menderita rheumatoid arthritis, wanita tiga kali
lebih sering dibandingkan pria. Penyakit ini paling sering antara usia 40 dan 50,
tetapi orang-orang dari segala usia bisa terkena Reumatik dapat terjadi pada semua
umur dari kanak –kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia
lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur.
(Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi arthritis rheumatoid ?
2. Apa etiologi arthritis rheumatoid ?
3. Apa manifestasi klinis arthritis rheumatoid ?
4. Bagaimana patofisiologi dari arthritis rheumatoid ?
5. Bagaimana penatalaksanaan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi arthritis rheumatoid
2. Untuk mengetahui etiologi arthritis rheumatoid
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis arthritis rheumatoid
4. Untuk mengetahui patofisiologi arthritis rheumatoid
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi arthritis rheumatoid


arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan
degenerasi jaringan penyambung .
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga
melibatkan seluruh organ tubuh.
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya
sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian
dalam sendi.
B. Etiologi Arthritis Rheumatoid
Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat diketahui secara pasti, tetapi dapat
dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
1. Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin
dengan rhematoid factor
2. Faktor metabolic
3. Infeksi dengan kecenderungan virus
C. Tanda dan gejala Arthritis Rheumatoid
1. Tanda dan gejala setempat
a. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness)
dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan
dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda
dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.
b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
c. Poli artritis simetris sendi perifer atau semua sendi bias terserang, panggul,
lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai
sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih
besar seringkali terkena juga
d. Artritis erosive atau sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang
kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada
penyinaran sinar X.
e. Deformitas atau pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi
metakarpofalangea, deformitas b€outonniere dan leher angsa. Sendi yang
lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan
fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai
kehilangan kemampuan bergerak yang total.
f. Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien
dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau
sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat
dan padat.
2. Tanda dan gejala sistemik
 Lemah, demam, tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia
D. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan,
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi articular kartilago dari sendi. Pada
persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.
Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago
menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas
maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang
bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah
dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang
sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat. Lamanya arthritis rhematoid
berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya
serangan.
Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak
terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositive
gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tes serologi
 Sedimentasi eritrosit meningkat

 Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis

 Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita


2. Pemerikasaan radiologi
 Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi

 Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan


ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari
sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang
simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta
menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul
subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.
Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association (ARA)
adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness).
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada
satu sendi
3. Pembengkakan (oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan) pada
salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6
minggu.
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain
5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9. Pengendapan cairan musin yang jelek
10. Perubahan karakteristik histologik lapisan synovial
11. gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :

 Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang- kurangnya selama


6 minggu
 Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya
selama 6 minggu.
 Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung
sekurang-kurangnya selama 4 minggu.
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri,
mengurangiinflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan
kemampuanmobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001), Program terapi dasar
terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk
mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Termoterapi
4. Pengobatan :
 Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum
yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
 Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran cerna
terhadap terapi obat.
 Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari à
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga
menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan
 Garam emas

 Kortikosteroid

 Nutrisi

diet untuk penurunan berat badan yang berlebih Bila Rhematoid artritis
progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya
sebagai berikut:

a. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk


mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali
inflamasi.
b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan
tangan.
d. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran
pada persendian
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Proses keperawatan
a. Pengkajian
a) Riwayat Kesehatan
o Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
o Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum
pasien
o mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sen
b) Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
 Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi synovial
o Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
o Catat bila ada krepitasi
o Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral

 Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang

 Ukur kekuatan otot

 Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

 Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari


c) Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan
merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body
image dan harga diri klien.
b. Diagnosa keperawatan.
1. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh ATHRITIS
rhematoid.
2. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa
nyeri.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan
dengan perubahankemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas.
c. Intervensi keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh arthritis rheumatoid
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari
rasa nyeri
Rencana/tindakan Keperawatan
- Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu
menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan
meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya
nyeri.
- Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atau body alignment yang
baik. Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi
pada ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut,
tetapi letakkan bantal diatara lutut, hindari fleksi leher.
- Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan
dislokasi dan stres pada sendi-sendi
- Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-
anggota tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan
semakin menimbulkan nyeri
- Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh
yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot,
mengurangi kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu
pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh.
- Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu
meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls-
impuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin.
- Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik,
antipiretik, anti inflamasi.
2. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi
Tujuan : Klien terhindar dari cedera
Rencana/tindakan Keperawatan
 Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin,
menggunakan pegangan dikamar mandi.
 Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan
mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan
fungsi semaksimal mungkin
 Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada
perdarahan pada lambung, hematemesis.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahankemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas
Tujuan : klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses
penyakit
Rencana / tindakan keperawatan
- Dorong pengungkapan mengenai masalah, proses penyakit, dan
harapan masa depan
- Diskusikan persepsi klien mengenai bagaimana orang terdekat dalam
menerima keterbatasan klien
- Perhatikan perilaku menarik diri, menyangkal atau terlalu
memperhatikan tubuh/perubahan
- usun batasan pada perilSaku maladaptive. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping
- Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat
jadwal aktivitas
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan
kerusakan bagian dalam sendi. Tanda dan gejala pada umumnya berupa nyeri
pada persendian, bangkak (rheumatoid nodule), dan kekakuan pada sendi
terutama setelah bangun pada pagi hari.
B. Saran
Arthritis rheumatoid dapat menyerang segala usia maka penanganan penyakit ini
diupayakan secara maksimal dengan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan baik melalui tenaga kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E. J. 2009.Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC

Doenges, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah..Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai