Anda di halaman 1dari 23

Asuhan keperawatan

Reumatik pada lansia

Disusun Oleh :
Zaidatul Nadia
18112208
2B

Dosen pembimbing:

Aida Minropa, SKM,M.Kes

PRODI D-III KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
T.A 2019/2020
Laporan Pendahuluan
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang
membahayakan nyeri, kekakuan gerakan dan fungsi sendi terbatas dang bengkak.
Rheumatoid arthritis dapat pempengarui banyak sendi, sendi-sendi kecil di tangan
dan kaki cenderung yang paling sering terlibat. Peradangan rheumatoid arthritis
kadang-kadang bisa mempengruhi organ lain seperti mata dan paru-paru. Pada
Rheumatoid arthritis kekakuan yang paling buruk sering terjadi pada pagi hari.
Kekakuan ini dapat berlangsung satu samapai dua jam (atau bahkan sepanjang
hari ). Kekakuan pada pagi hari dalam waktu lama tersebut merupakan petunjuk
bahkan seseorang mungkin menghadap Rheumatoid arthritis karena beberapa
penyakit rematik lainnya berperilaku seperti ini. Minsalnya osteoarthritis paling
sering terjadi tidak menyebabkan kekakuan pagi yang berkepanjangan (ruderman
et al.,2012)

2. ETIOLOGI
Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi
dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu:

1). Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari


imunoglobulin dengan rhematoid faktor
2). Faktor metabolik
3). Infeksi dengan kecenderungan virus.

3. Anatomi dan Fisiologi


Suatu artikulasi, atau persendian, terjadi saat permukaan dari dua tulang
bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya.
Persendian dapat diklasifikasi menurut struktur dan menurut fungsi persendian.
1) Klasifikasi Struktural Persendian.
a. Persendian fibros;  tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
jaringan ikat fibrosa.
b. Persendian kartilago; tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
jaringan kartilago.
c. Persendian synovial;  memiliki rongga sendi dann diperkokoh dengan
kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnnya.
2) Klasifikasi Fungsional Persendian
a. Sendi sinartrosis atau sendi mati
(a) Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikatfibrosa
rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak.Contoh sutura
adalah sutura sagital dan sutura parietal.
(b) Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnyadihubungkan dengan
kartilago hialin. Salah satu contohnyaadalah lempeng epifisis
sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang seorang
anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka bagian tersebut
dinamakan sinostosis. 
b. Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yangmemungkinkan
terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadaptorsi dan kompresi.
(a) Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkandengan
diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi danmemungkinkan
terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis;
antara tulang-tulang pubis dan diskusintervertebralis antara badan
vertebra yang berdekatan
(b) Sindesmosis terbentuk saat tulang-tulang yang
berdekatandihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen.
Contohsindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang
terletak bersisian dan dihubungkan dengan membran interoseus,
seperti pada tulang radius dan ulna, serts tibia dan fibula.
(c) Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas, disebut jugasendi sinovial.
Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairansinovial, suatu kapsul sendi
(artikular) yang menyambung keduatulang, dan ujung tulang pada sendi
sinovial dilapisi kartilagoartikular.

3) Klasifikasi Persendian Sinovial


a. Sendi sferoidal; terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat
yang masuk dengan pas ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang
lain. Memungkinkan rentang gerak yang lebih besar,menuju ke tiga arah.
Contoh sendi sferoidal adalah sendi panggul serta sendi bahu. 
b. Sendi engsel; Sendi ini memungkinkan gerakan kesatu arah sajadan
dikenal sebagai sendi uniaksial. Contohnya adalah persendian pada lutut
dan siku.
c. Sendi kisar (pivot joint); Sendi ini merupakan sendi uniaksial yang
memungkinkan terjadinya rotasi disekitar aksial sentral,
misalnya persendian tempat tulang atlas berotasi di sekitar prosesus
odontoidaksis.
d. Persendian kondiloid; Sendi ini merupakan sendi biaksial, yang
memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang.
Contohnya adalah sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
e. Sendi pelana; Persendian ini adalah sendi kondiloid yang termodifikasi
sehingga memungkinkan gerakan yang sama. Contohnya adalah
persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.
f. Sendi peluru; Sedikit gerakan ke segala arah mungkin terjadidalam batas
prosesus atau ligamen yang membungkus persendian. Persendian semacam
ini disebut sendi non aksial; misalnya persendian invertebrate dan
persendian antar tulang tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.

4. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.
Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan
sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan
kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang
sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang
lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan
rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
5. TANDA DAN GEJALA

1). Tanda dan gejala setempat


 Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan
gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut
sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan
osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.
 Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
 Poli artritis simetris sendi perifer à Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut,
pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil
tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali
terkena juga
 Artritis erosif à sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik
menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X
 Deformitas à pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea,
deformitas b€outonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga
terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi
mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total
 Rematoid nodul à merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa,
kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan
ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat.
 Kronik à Ciri khas rematoid artritis
2). Tanda dan gejala sistemik
 Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
 Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak,
bengkak, dan kekakuan.
 Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala
tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-
neck.
 Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas
dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya
sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir
ankilosis tulang

6. KLASIFIKASI

Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:


1. Reumatoid arthritis klasik; pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis deficit; pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis; pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis; pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 3 bulan.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu (Nasution,
2011):
1. Stadium sinovitis; Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan
sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat
bergerak maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi; Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan
sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya
kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas; Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif
dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan


leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan
awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi,
produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan
viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi
peri-artikuler pada foto rontgen.

8. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama terapi adalah:


1) Meringankan rasa nyeri dan peradangan
2) memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
3) Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan
sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
 Istirahat
 Latihan fisik
 Panas
 Pengobatan
 Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
 Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap
terapi obat
 Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari à
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan
kebutuhan steroid yang diperlukan.
 Garam emas
 Kortikosteroid
 Nutrisi à diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,
pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi.
Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:
 Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan
fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.
 Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
 Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
 Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada
persendian.

9. WOC

Gangguan Body
Image
ASKEP TEORITIS
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Identitas pasien biasanya terdiri dari nama, umur, jenis kelamin,
status,alamat, pekerjaan,penanggung jawab.Data dasar pengkajian
pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-organ
lainnya(misalnya mata, jantung, paru-paru,ginjal), tahapan misalnya
eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaanbersama bentuk-bentuk
arthritis lainnya
b. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan utama
Biasanya keluhan utama yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian pada pasien reumatik pd lansia yaitu nyeri sendi
 Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien yang mengalami reumatik mengeluhkan nyeri
pada sendi-sendinya terutama sendi pada kaki, nyeri sering
muncul pada hari dingin dan pada pagi hari.
 Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya reumatik pada lansia mempunyai riwayat penyakit
jantug, paru-paru, ginjal, mata
c. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi(bilateral),
amati warna kulit,ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan
2) Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
 Catat bila ada deviasi(keterbatasan gerak sendi)
 Catat bila ada krepitasi
 Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
 Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara
bilateral
3) Catat bila ada atrofi, tonus yang berkurang
4) Ukur kekuatan otot
5) Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
6) Kaji aktifitas/kegiatan sehari-hari
d) Aktivitas/istirahat

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
e) Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
f) Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor- faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan
(situasi ketidakmampuan). Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain).
g) Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan\ Kekeringan pada membran mukosa.
h) Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
i) Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan., Pembengkakan sendi simetris
j) Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi).
k) Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah
tangga.Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
L) Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah.
Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image
dan harga diri klien.
Laporan Kasus
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Tanggal Pengkajian : 30 Juni 2020
b. Nama : Ny. R
c. Umur : 74 tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Pendidikan Terakhir : SMA
g. Pekerjaan : Tidak Ada
h. Status Perkawinan : Janda
i. Alamat : kerinci, Lolo Gedang
Penanggung Jawab:
a. Nama : Ny. A
b. Hubungan dengan Klien : Anak Klien
c. Pekerjaan : Swasta
d. Alamat : Kerinci, Lolo Gedang
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan sudah 2 hari ini mengalami nyeri pada sendi-sendinya terutama
sendi pada kaki dengan skala 5. Nyeri sering muncul ketika hari dingin dan pada
pagi hari, sehingga klien sulit berjalan dan sering duduk saja di depan tempat
tidurnya.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penilaian nyeri Berdasarkan PQRST
a. Provocative/Palliative
- Apa Penyebabnya; Klien mengatakan nyeri akan muncul bila hari dingin
dan pada pagi hari
- Hal-hal yang memperbaiki Keadaan; dengan memakai selimut yang tebal
dan juga kaos kaki, dan juga meminum air jahe. Tetapi nyeri masih selalu
kambuh.
b. Quantity/Quality
- Bagaimana dirasakan; Klien mengatakan bahwa kakinya akan terasa sakit
bila dibawa berjalan.
- Bagaimana dilihat; Klien memijat kaki dan wajahnya tampak meringis
c. Region
- Dimana reaksinya; pada kedua kakinya.
- Apakah menyebar; Klien mengatakan sakitnya menyebar hingga lutut.
d. Severity (menganggu aktivitas)
Klien mengatakan sakitnya sangat menganggu aktivitasnya sehari-hari karena
sendi lututnya memerah dan membengkak. Bila sakit ini klien hanya bisa
duduk saja di tempat tidurnya.
e. Time
Klien mengatakan sakitnya dimulai sejak 2 tahun yang lalu.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien mengatakan tidak mengingat penyakit apa yang diderita pada masa
anak-anak, klien tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak pernah melakukan
operasi.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Orang tua:
- Klien mengatakan orang tuanya tidak mempunyai penyakit reumatik
- Klien mengatakana bahwa kakaknya memiliki penyakit yang sama
seperti klien dan kini meninggal dunia.
Anggota Keluarga yang meninggal:
- Klien mengatakan suami, 2 orang tua dan satu saudaranya sudah
meninggal dunia.

6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum; kondisi kaki klien lemah, klien dapat menilai dirinya ketika
mengalami kesakitan atau tidak, klien tidak mampu melakukan kegiatan sehari
hari

b. Tanda-tanda vital
TD= 110/80 mmHg
HR= 74 kali/menit
R= 20 kali/menit

c. Pemeriksaan Head to Toe


1) Kepala dan rambut
Kepala klien simetris, kulit kepala klien bersih dan rambut klien juga
sudah banyak uban.
2) Mata
Penglihatan mata klien sudah berkurang dan membutuhkan alat bantu
yaitu kacamata baik itu ketika membaca maupun tidak, konjungtiva klien
tidak anemia.
3) Hidung
Indra penciuman klien masih baik, dapat membedakan bau.
4) Telinga
Telinga klien simetris antara kanan dan kiri, ketajaman pendengaran klien
berkurang karena faktor usia.
5) Mulut dan tenggorokan
Tidak ada masalah pada sistem mulut dan tenggorokan.
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, klien mengeluarkan suara
dengan kata kata yang jelas.
7) Pemeriksaan Thorax/dada
bentuk dada simetris kanan dan kiri, frekuensi nafas 20 kali/menit, irama
teratur dan tidak ada suara tambahan, tidak ada kesulitan dalam bernafas.
8) Pemeriksaan abdomen
Tidak ada benjolan pada abdomen, tidak ada nyeri tekan dan juga tidak
ada pembengkakan.
9) Pemeriksaan Muskuloskeletal
Klien mengalami kekakuan pada kakinya, lutut klien terdapat
pembengkakan dan memerah, skala nyeri yang dirasakan 5 dengan nyeri
yang hialng timbul. Klien mengalami kelemahan otot dan mengalami
masalah berjalan, gerakan klien terbatas pada saat kakinya sakit,
10) Pemeriksaan integumen
Kulit klien tampak bersih, turgor kulit baik.
7. POLA KEBIASAN SEHARI-HARI

Pola sehat Sakit

Eliminasi
- BAK -Warna kekuningan -Warna kekuningan
frekuensi ±6-7 kali sehari frekuensi ±6-7 x/hari dan
tidak ada rasa nyeri atau
kesulitan saat BAK

-Warna kekuningan bau - Warna kekuningan bau


- BAB khas, konsistensi padat khas, konsistensi padat
lembek frekuensi 1x sehari lembek frekuensi 1x sehari
dan tidak ada riwayat
pendarahan

- NUTRISI -Makan 1 porsi habis, - Makan 1 porsi habis,


frekuensi 3x1/hari,minum ± frekuensi 3x1/hari,minum
2 liter/hari ± 2 liter/hari tetapi
semenjak mengalami
penyakit rematik klien
mempunyai makanan
pantangan

- TIDUR/IST -waktu tidur siang ± 2 -Tidur siang tidak teratur,


IRAHAT jam/hari,tidur malam ±7-8 tidur malam terganggu ±4-
jam/hari 5 jam/hari
-klien dapat beraktivitas -klien dibantu oleh anaknya
- AKTIVITA tanpa bantuan orang lain
S DAN
LATIHAN

-klien dapat melakukannya -klien dibantu oleh anaknya


- PERSONA sendiri tanpa bantuan dari
L HYGINE orang lain

ANALISA DATA

DATA MASALAH ETILOGI


DS: (D.0078) nyeri Kondisi muskuloskeleta
- Klien mengatakan kronis kronis
P=sakit di kaki
Q=seperti ditusuk-tusuk
S=Skala 5
T=hilang timbul
- Klien mengatakan sakit
terasa pada pagi hari
dan ketika cuaca dingin
DO:
- Klien terlihat meringis
- Lutut klien terlihat
bengkak
- Klien bersikap protektif
DS: (D.0054) Gangguan Nyeri
- Klien mengatakan tidak Mobilitas Fisik
sanggup melakukan
pergerakan karena dapat
membuat kakinya sakit

DO:
- Gerakan Klien terbatas
- Klien terlihat selalu
meluruskan kakinya
- Klien terlihat hanya
berbaring saja ditempat tidur

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis dibuktikan dengan
klien mengatakan sakit terasa pada pagi hari dan cuaca dingin, skala nyeri 5, lutut
klien terlihat bengkak.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan Gerakan
yang terbatas, klien hanya berbaring saja ditempat tidur.

PERENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No Diagnosa SLKI SIKI AKTIVITAS KEP
Keperawatan
1. Nyeri Kronis Setelah dilakukan Manajeme - Identifikasi
berhubungan intervensi n Nyeri lokasi,karakterist
dengan kondisi keperawatan (I.08238) ik, durasi,
muskuloskeletal selama 4x24 jam frekuensi,
kronis dibuktikan maka tingkat kualitas,
dengan klien nyeri menurun intensitas nyeri
mengatakan sakit dengan kriteria - Identifikasi skala
terasa pada pagi hasil: nyeri
hari dan cuaca - Keluhan - Identifikasi
dingin, skala nyeri nyeri respons nyeri
5, lutut klien menurun non verbal
terlihat bengkak. (skala 5) - Identifikasi
- Meringis faktor yang
menurun memperberat
(skala 5) dan
- Sikap memperingan
protetif nyeri
menurun - Berikan teknik
(skala 5) nonfarmakologis
- Gelisah untuk
menurun mengurangi rasa
(skala 5) nyeri (mis.
- Perasaan Hypnosis,
takut cedera akupresur, terapi
berulang pijat)
menurun - Kontrol
(skala 5) lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
2. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan - Identifikasi
Mobilitas Fisik intervensi Mobilisasi adanya nyeri
berhubungan keperawatan (I.05173) atau keluhan
dengan nyeri selama 3x24 jam fisik lainnya
dibuktikan dengan maka mobilitas - Identifikasi
Gerakan yang fisik meningkat toleransi fisik
terbatas, klien dengan kriteria melakukan
hanya berbaring hasil: pergerakan
saja ditempat tidur - Pergerakan - Monitor kondisi
ekstremitas umum selama
meningkat melakukan
(skala 5) mobilisasi
- Kekuatan - Fasilitasi
otot aktivitas
meningkat mobilisasi
(skala 5) dengan alat
- Rentang bantu
gerak - Fasilitasi
(ROM) melakukan
meningkat pergerakan
(skala 5) - Libatkan
- Nyeri keluarga untuk
menurun membantu
(skala 5) pasien dalam
- Kaku sendi meningkatkan
menurun pergerakan
(skala 5) - Jelaskan tujuan
- Kelemahan fisik dan prosedur
menurun (skala 5) mobilisasi
- anjurkan mobilitas
sederhana yang
harus dilakukan
CATATAN KEPERAWATAN
HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
/TGL
Rabu Nyeri Kronis - Mengidentifikasi Subjektif
02 juli berhubungan dengan lokasi,karakteristik, -Klien
2020 kondisi durasi, frekuensi, mengatakan
muskuloskeletal kualitas, intensitas bahwa kakinya
kronis dibuktikan nyeri terasa nyeri
dengan klien - Mengidentifikasi terutama pada
mengatakan sakit skala nyeri pagi hari dan
terasa pada pagi hari - Mengidentifikasi ketika hari dingin
dan cuaca dingin, respons nyeri non
skala nyeri 5, lutut verbal Objektif
klien terlihat - Mengidentifikasi -klien memijat
bengkak. faktor yang mijat kakinya
memperberat dan -nyeri : skala 5
memperingan nyeri
- Memberikan teknik Assessment

nonfarmakologis -nyeri belum

untuk mengurangi terasa

rasa nyeri (mis.


Hypnosis, Planning

akupresur, terapi -Intervensi

pijat) dilanjutkan

- Mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Menjelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri
- Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri
Rabu Gangguan Mobilitas - Mengidentifikasi Subjektif
02 juli Fisik berhubungan adanya nyeri atau -klien
2020 dengan nyeri keluhan fisik mengatakan
dibuktikan dengan lainnya bahwa tidak
Gerakan yang - Mengidentifikasi sanggup untuk
terbatas, klien hanya toleransi fisik berjalan
berbaring saja melakukan
ditempat tidur pergerakan Objektif
- Memonitor kondisi -klien lebih
umum selama banyak duduk dan
melakukan tidur
mobilisasi
- Memfasilitasi Assessment
aktivitas mobilisasi -gangguan
dengan alat bantu mobilitas fisik
- Memfasilitasi belum teratasi
melakukan
pergerakan Planning
- Melibatkan -intervensi
keluarga untuk dilanjutkan
membantu pasien
dalam
meningkatkan
pergerakan
- Menjelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
- Menganjurkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan

Anda mungkin juga menyukai