Disusun Oleh :
Zaidatul Nadia
18112208
2B
Dosen pembimbing:
2. ETIOLOGI
Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi
dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
4. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.
Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan
sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan
kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang
sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang
lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan
rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
5. TANDA DAN GEJALA
6. KLASIFIKASI
8. PENATALAKSANAAN
9. WOC
Gangguan Body
Image
ASKEP TEORITIS
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Identitas pasien biasanya terdiri dari nama, umur, jenis kelamin,
status,alamat, pekerjaan,penanggung jawab.Data dasar pengkajian
pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-organ
lainnya(misalnya mata, jantung, paru-paru,ginjal), tahapan misalnya
eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaanbersama bentuk-bentuk
arthritis lainnya
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan utama
Biasanya keluhan utama yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian pada pasien reumatik pd lansia yaitu nyeri sendi
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien yang mengalami reumatik mengeluhkan nyeri
pada sendi-sendinya terutama sendi pada kaki, nyeri sering
muncul pada hari dingin dan pada pagi hari.
Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya reumatik pada lansia mempunyai riwayat penyakit
jantug, paru-paru, ginjal, mata
c. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi(bilateral),
amati warna kulit,ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan
2) Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
Catat bila ada deviasi(keterbatasan gerak sendi)
Catat bila ada krepitasi
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara
bilateral
3) Catat bila ada atrofi, tonus yang berkurang
4) Ukur kekuatan otot
5) Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
6) Kaji aktifitas/kegiatan sehari-hari
d) Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
e) Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
f) Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor- faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan
(situasi ketidakmampuan). Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain).
g) Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan\ Kekeringan pada membran mukosa.
h) Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
i) Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan., Pembengkakan sendi simetris
j) Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi).
k) Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah
tangga.Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
L) Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah.
Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image
dan harga diri klien.
Laporan Kasus
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Tanggal Pengkajian : 30 Juni 2020
b. Nama : Ny. R
c. Umur : 74 tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Pendidikan Terakhir : SMA
g. Pekerjaan : Tidak Ada
h. Status Perkawinan : Janda
i. Alamat : kerinci, Lolo Gedang
Penanggung Jawab:
a. Nama : Ny. A
b. Hubungan dengan Klien : Anak Klien
c. Pekerjaan : Swasta
d. Alamat : Kerinci, Lolo Gedang
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan sudah 2 hari ini mengalami nyeri pada sendi-sendinya terutama
sendi pada kaki dengan skala 5. Nyeri sering muncul ketika hari dingin dan pada
pagi hari, sehingga klien sulit berjalan dan sering duduk saja di depan tempat
tidurnya.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penilaian nyeri Berdasarkan PQRST
a. Provocative/Palliative
- Apa Penyebabnya; Klien mengatakan nyeri akan muncul bila hari dingin
dan pada pagi hari
- Hal-hal yang memperbaiki Keadaan; dengan memakai selimut yang tebal
dan juga kaos kaki, dan juga meminum air jahe. Tetapi nyeri masih selalu
kambuh.
b. Quantity/Quality
- Bagaimana dirasakan; Klien mengatakan bahwa kakinya akan terasa sakit
bila dibawa berjalan.
- Bagaimana dilihat; Klien memijat kaki dan wajahnya tampak meringis
c. Region
- Dimana reaksinya; pada kedua kakinya.
- Apakah menyebar; Klien mengatakan sakitnya menyebar hingga lutut.
d. Severity (menganggu aktivitas)
Klien mengatakan sakitnya sangat menganggu aktivitasnya sehari-hari karena
sendi lututnya memerah dan membengkak. Bila sakit ini klien hanya bisa
duduk saja di tempat tidurnya.
e. Time
Klien mengatakan sakitnya dimulai sejak 2 tahun yang lalu.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum; kondisi kaki klien lemah, klien dapat menilai dirinya ketika
mengalami kesakitan atau tidak, klien tidak mampu melakukan kegiatan sehari
hari
b. Tanda-tanda vital
TD= 110/80 mmHg
HR= 74 kali/menit
R= 20 kali/menit
Eliminasi
- BAK -Warna kekuningan -Warna kekuningan
frekuensi ±6-7 kali sehari frekuensi ±6-7 x/hari dan
tidak ada rasa nyeri atau
kesulitan saat BAK
ANALISA DATA
DO:
- Gerakan Klien terbatas
- Klien terlihat selalu
meluruskan kakinya
- Klien terlihat hanya
berbaring saja ditempat tidur
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis dibuktikan dengan
klien mengatakan sakit terasa pada pagi hari dan cuaca dingin, skala nyeri 5, lutut
klien terlihat bengkak.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan Gerakan
yang terbatas, klien hanya berbaring saja ditempat tidur.
pijat) dilanjutkan
- Mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Menjelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri
- Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri
Rabu Gangguan Mobilitas - Mengidentifikasi Subjektif
02 juli Fisik berhubungan adanya nyeri atau -klien
2020 dengan nyeri keluhan fisik mengatakan
dibuktikan dengan lainnya bahwa tidak
Gerakan yang - Mengidentifikasi sanggup untuk
terbatas, klien hanya toleransi fisik berjalan
berbaring saja melakukan
ditempat tidur pergerakan Objektif
- Memonitor kondisi -klien lebih
umum selama banyak duduk dan
melakukan tidur
mobilisasi
- Memfasilitasi Assessment
aktivitas mobilisasi -gangguan
dengan alat bantu mobilitas fisik
- Memfasilitasi belum teratasi
melakukan
pergerakan Planning
- Melibatkan -intervensi
keluarga untuk dilanjutkan
membantu pasien
dalam
meningkatkan
pergerakan
- Menjelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
- Menganjurkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan