DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Arthritis adalah peradangan sendi, dan dapat mempengaruhi beberapa sendi. Dua jenis arthritis yang
paling umum adalah Osteoarthritis (OA) dan Rheumatoid arthritis (RA). Osteoarthritis (OA) dapat
mempengaruhi lapisan tulang rawan sendi, yang menyebabkan rasa sakit dan kesulitan untuk bergerak
bagi penderitanya. Pada kodisi parah, kehilangan tulang rawan dapat menyebabkan tulang saling
bergesekan, mengubah bentuk sendi dan memaksa tulang keluar dari posisi normal mereka.
Osteoarthritis (OA) sering mucul pada sendi ttangan, tulang belakang, lutut, dan pinggul. Jenis arthritis
ini biasanya berkembang pada orang paruh baya, diakhir usia 40-an atau lebih tua. (Lika Aprillia Samiadi,
2017) Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena osteoarthritis, yaitu usia, jenis
kelamin (cenderung wanita), cedera pada sendi, faktor keturunan, menderita rheumatoid arthritis, cacat
tulang, pekerjaan yang membuat seseorang mengalami penekanan di titik tertentu secara terus-
menerus, dan obesitas yang membuat risiko osteoarthritis menjadi lebih tinggi (dr. Marianti, 2018)
Penanganan osteoarthritis untuk penderita dengan stadium awal dilakukan dengan cara menyuntikkan
asam herononik.
Metode ini harus diulang selama 6-12 bulan. Yang harus diingat adalah osteoarthritis tidak ada obatnya
yang bias mengembalikan ke fungsi yang lebih baik. Jadi, selama hidupnya, penderita akan terus
berkutat dengan masalah tersebut. Kalau pun perlu joint replacement. Minimal dipasang pada pasien
berumur diatas 65 tahun. Joint replacement itu umurnya 10-15 tahun. (DR.Dr. Andri Maruli, 2018)
B. TUJUAN
C. MANFAAT
Arthroplasty merupakan tindakan pada permukaan sendi yang mengalami peradangan yang bertujuan
untuk mengganti sendi yang mengalami peradangan dengan sendi yang baru sedangkan , ARTHODESIS
adalah sebuah operasi yang merujuk pada prosedur medis untuk menyatukan dua tulang pada
persendian. Dalam pelaksanaannya , dokter ahli bedah ortopedi akan meluruskan sendi yang rusak
secara manual , mengangkat tulang lunak , dan menstabilkan tulang pada persendian tersebut agar bisa
pulih .
B. ANATOMI FISIOLOGI
Rangka tubuh manusia terususn dari tulang –tulang yang saling berhbungan . hubungan antar tulang
disebut sendi . dengan adanya sendi , kaki dan tanganmu dapat dilipat , diputar dan sebagainya . tanpa
sendi kamu akan sulit bergerak bahkan tidak dapat bergerak sama sekali . berdasarkan sifat gerak ,
sendi dibedakan menjadi sendi mati ( sinartrosis ) , sendi kaku ( amfiartrosis ) , dan sendi gerak
( diartrosis) .
Sendi gerak dibagi menjadi lima macam yaitu , sendi peluru , sendi engsel , sendi putar, sendi geser dan
sendi pelana .
1. Sendi peluru , merupakan hubungan antar dua tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan
ke segala arah . pada jenis persendian ini sering terjadi lepas sendi .
2. Sendi engsel , merupakan hubungan dua buah tulang yang salah satu tulangnya hanya dapat
digerakkan ke satu arah . sendi ini mirip dengan engsel pintu rumah yang dapat membuka ke
satu arah saja .
3. Sendi putar , merupakan hubungan dua buah arah tulang yang memungkinkan tulang yang satu
bergerak memutar pada tulang lainnya
4. Sendi geser , merupakan hubungan dua buah tulang yang memungkinan pergeseran antar
tulang , misalnya sendi yang terdapat pada tulang belakang .
5. Sendi pelana , merupakan hubungan dua buah tulang yang permukaanya berbentuk pelana
kuda . sendi ini terdapat diantar tulang telapak tangan dengan ruas ibu jari.
Jenis persendian yang paling banyak adalah jenis diartrosis . ujung-ujung tulang bergabung pada
persendian ini dilapisi oleh tulang rawan sendi (articular cartilage ) dan dipisahkan oleh rongga sendi
(joint cavity ) yang berisi cairan synovia . oleh karena itu persendian ini disebut juga synovial joint .
Dari sekian banyak persendian yang terdapat pada tubuh manusia ada beberapa persendian yang cukup
tinggi mobilitasnya sehingga kemungkinan untuk mengalami cedera juga semakin besar . contohnya
adalah persendian pada siku dan lutut .
LUTUT
Sendi lutut merupakan persendian yang sangat penting dalam tubuh , karena selain berfungsi sebagai
alat gerak yang cukup tinggi mobilitasnhya , juga sebagai penopang berat tubuh saat berdiri . hal Ini
meningkatkan kemungkinan untuk terjadinya cedera pada daerah tersebut saat beraktivitas .
Cedera pada persendian lutut dapat disebabkan oleh trauma ( benturan) , arthritis , atau aktivitas
sehari-hari yang berlebihan , oleh sebab itu nyeri pada lutut menjadi keluhan yang paling banyak
dirasakan oleh setiap orang . keluhan yang dirasakan dapat berbeda-beda , mulai dari keluhan rongtan
sampai berat , tergantung dari beratnya cidera yang terjadi . factor yang dapat menyebabkan cedera
lututu , yaitu :
o Obesitas dapat meningkatkan penekanan pada sendi lutut , sehingga ,meningkatkan risiko
terjadinya ostcoarthrtis.
o Aktivitas lutut yang berlebihan menyebabkan ketegangan otot yang dapat memicu reaksi
peradangan pada sendi lutut .
o Usia
o Olahraga yang berlebihan , terutama atletik
o Kelainan bentuk , seperti panjang kaki kanan dan kiri yang tidak simetris .
1. Menggunakan penahan atau penyangga untuk menjaga kestabilan sendi lutut dan membatasi
gerakan sendi lutut .
2. Istirahat selama beberapa hari tergantung berat ringannya cedera .
3. Menggunakan es untuk mengurangi nyeri atau peradangan sementara waktu .
4. Mengangkat kaki
5. Melakukan penekanan ( kompres ) pada daerah sekitar cedera lutut . untuk penumpukkan
cairan akibat radang
6. Menggunakan obat-obatan medis.
Setelah kita memahami fungsi dan kemugkinan cedera yang dapat terjadi pada persendian lutut , maka
kita juga harus mengetahui cara mencegah terjadinya cedera pada persedian lutut. Beberapa cara
untuk mencegah cedera pada lutut menurut NATIONAL INSTITUTE OF ARTHRITIS AND
MUSCULOSKLETAL AND SKIN DISEASE (NIAMS) :
D. ETIOLOGI
. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor Reumatoid
2. Gangguan Metabolisme
3. Genetik
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko
Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah 2-3:1.
• Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini
juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
• Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid maka
anda kemungkinan besar akan terkena juga.
• Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
E. PATOFISIOLOGI
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam
jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim
tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan
akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan
erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
nflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat
febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal,
terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk
pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago
artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
F. PATHWAY
Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit yang
dini sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi yang akut
pada sendi-sendi tersebut. Persendian yang teraba panas, membengkak, tidak mudah
digerakkan dan pasien cendrung menjaga atau melinddungi sendi tersebut dengan
imobilisasi. Imobilisasi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kontraktur sehingga
terjadi deformitas jaringan lunak. Deformitas dapat disebabkan oleh ketidaksejajajran
sendi yang terjadi ketika sebuah tulang tergeser terhadap lainnya dan menghilangkan
rongga sendi (Smeltzer & Bare, 2002).
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi
pada lanjut usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari, bermula
sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga
pada jari-jari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa
hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat
menyebabkan demam, dapat terjadi berulang
H. KOMPLIKASI