Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“ ASKEP PASIEN DENGAN FRAKTUR FAN AMPUTASI “

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

Dosen Pengampu : Titi Iswanti Afelya, M.Kep.,Ns.,Sp.,Kep.,M.B

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

Alvian R. Aronggear (2019081024007)

Nathasya usmany (2019081024042)

Gladys Gabriella Bembe (2019081024052)

Dhea Artanti (2019081024009)

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amputasi berasal dari kata latin si berasal dari kata latin amputare yang berarti “pancung”.
Dalam ilmu kedokteran diartikan sebagai “membuang” sebagian atau seluruh anggota gerak,
sesuatu yang menonjol atau tonjolan alat (organ tubuh) (Reksoprodjo, 2010). Amputasi pada ).
Amputasi pada ektremitas bawah sering bawah sering diperlukan sebagai akibat penyakit
vaskuler perifer sebagai akibat penyakit vaskuler perifer progresif (sering resif (sering sebagai
gejala sisa gejala sisa diabetes mellitus), gangren, trauma (cedera remuk, luka bakar, luka bakar 
dingin, luka bakar listrik), deformitas kongenital, atau tumor ganas (Brunner  & Suddarth, 2002).
Amputasi adalah pembedahan adalah pembedahan memotong dan mengangkat tungkai ngkat
tungkai dan lengan, amputasi yang disebabkan oleh kecelakaan (23%), penyakit (74%) dan
kelainan genital (3%). Amputasi merujuk pada pengangkatan semua atau sebagian ekstremitas.
Bila melakukan amputasi, dokterbedah  berupaya  berupaya untuk menyelamatkan
menyelamatkan sebanyak sebanyak mungkin mungkin tungkai. Amputasi tungkai. Amputasi
dapat terbuka (guillotine) atau otine) atau tertutu tertutup. Amputas p. Amputasi terbuka
dilakukan untuk ukan untuk infeksi  berat.  berat. Untuk emputasi Untuk emputasi tertutup,
dokter tertutup, dokter bedah menutup bedah menutup luka dengan luka dengan flap kulit yang
dibuat dengan memotong tulang kira-kira dua inci lebih pendek dari  pada kulit dan otot.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan amputasi ?

2. Bagaimanakah etiologi dari amputasi ?

3. Apa saja jenis amputasi ?

C. Tujuan

a. Mahasiswa dapat memahami tentang amputasi


b. Mahasiswa dapat memahami tentang etiologi dari amputasi

c. Mahasiswa dapat memahami tentang jenis amputasi


BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Amputasi dan Fraktur

Amputasi berasal dari asal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan “pancung”. Bararah
dan Jauhar (2013) menyatakan bahwa amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan
bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian bagian ekstremitas. ekstremitas. Tindakan ini
Tindakan ini merupakan merupakan tindakan tindakan yang dilakukan dilakukan dalam kondisi
pilihan terakhir manakala ma asalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin
dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat
membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organtubuh yang lain seperti
timbulnya komplikasi infeks. Amputasi merupakan sebuah akan sebuah frekuensi relatif yang
relatif yang dijalankan dalam nkan dalam sebuah prosedu sebuah prosedur kesehat kesehatan dan
seringkali dilakuka dan seringkali dilakukan sebagai alterna alternatif untuk menangani kasus
fraktur yang komplek atau infeksi pada suatu ekstremitas. Amputasi juga merupakan sebuah
masalah yang komplek bagi seorang pasien dan bagi system perlindungan atau perawatan
kesehatan dalam suatu negara. Sering kali cedera dapat menyebabkan atau menimbulkan
pendarahan yang ekstensive karena dimana seluruh pembuluh darah tidak mungkin dapat
mengalami vasoconsentric. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau
patah tulang yang utuh ( Reeves C.J , Roux G & Lockhart R, 2001) Fraktur juga merupakan
terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa ( Mansjoer et
al, 2000). Sedangkan menurut   Juall C . dalam buku  menyebutkan  bahwa Fraktur adalah
rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang
diserap oleh tulang. Fraktur sendiri merupakan kerusakan structural dalam tulang, lapisan epifisis
atau permukaan sendi tulang. Sementara kerusakan pada tulang sering kali langsung terlihat
nyata, kerusakan pada jaringan lunak sekitarnya dapat luput dari deteksi klinis yang dini.
Kerusakan jaringan lunak yang berhubungan dengan suatu fraktur sangat bermakna secara klinis
dan akhirnya dapat memengaruhi hasil klinis.
B. Etiologi Amputasi dan Fraktur

Penyebab seseorang harus dilakukan amputasi adalah :

1. Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki

2. Kehancuran jaringan kulit yang tidak Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin
diperbaiki

3. Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat

4. Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya

5. Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif cara konservatif

6. Deformitas organ

7. Trauma

Etiologi Fraktur menurut Barbara C. Long adalah :

1. Fraktur akibat peristiwa trauma

ketika kekuatan langsung mengenai tulang maka dapat terjadi patah pada tempat yang terkena,
hal ini juga mengakibatkan kerusakan pada jaringan lunak disekitarnya. :ika kekuatan tidak
langsung mengenai tulang maka dapat terjadi fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang
terkena dan kerusakan jaringan lunak ditempat fraktur mungkin tidak ada.

a. Trauma langsung, bila fraktur terjadi ditempat dimana bagian tersebut terdapat ruda paksa,
misalnya benturan atau pukulan yangmengakibatkan fraktur

b. Trauma tidak langsung, misalnya pasin tejatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi, dapat
terjadi fraktur pada pergelangan tangan

c. Trauma ringan, dapat menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri sudah rapuh. Selain itu
fraktur juga disebabkan oleh karena metastase dari tumor, infeksi, osteoporosis atau karena
tarikan spontan otot yang kuat.
C. Jenis Amputasi

Jenis amputasi ialah sebagai berikut:

1. Amputasi Terbuka (guillotine)

Amputasi terbuka dilakukan pada kondisi yang berat dimana pemotongan pemotongan pada
tulang dan otot pada tingkat tingkat yang sama. Yang memerlukan tekhnik aseptik ketat dan
revisi lanjut. Metode amputasi terbuka digunakan pada klien dengan infeksi yang mengembang.
Bentuknya benar-be knya benar-benar terbuka dan dipasang drainage agar dan dipasang drainage
agar luka bersih, luka bersih, dan luka dapa ditutup setelah tidak dan luka dapa ditutup setelah
tidak terinfeksi, dan terinfeksi, dan dilakukan pada kondisi dilakukan pada kondisi infeksi yang
berat dimana pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama

2. Amputasi Tertutup (flap amputasi)

Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana dibuat skait kulit
untuk menutup luka yang dibuat dengan memotong kurang lebih 5 m di bawah potongan otot
dan tulang. Pada metode ini ode ini kulit tepi ditarik pada arik pada atas ujung tulang dan ang
dan dijahit pada daerah yang diamputasi. Dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan
dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka yang dibuat dengan memotong kurang lebih 5
sentimeter dibawah potongan otot dan tulang. Setelah dilakukan tindakan pemotongan, maka
kegiatan selanjutnya meliputi perawatan luka operasi/mencegah terjadinya infeksi, menjaga
kekuatan otot/mencegah kontraktur, mempertahankan intaks jaringan, dan persiapan untuk
penggunaan penggunaan protese (mungkin).

Berdasarkan pada gambaran prosedur tindakan pada klien yangmengalami amputasi maka
perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien sesuai dengan kompetensinya.
D. Patofisiologi

Penyakit pembuluh darah perifer merupakan pemnyebab terbesar dari amputasi anggota gerak
bagian bawah. Biasanya penyebab dari penyakit pembuluh darah pembuluh darah perifer perifer
adalah hipertensi, hipertensi, diabetes, diabetes, hiperlipidemia. Penderita hiperlipidemia.
Penderita neuropati perifer terutama klien dengan diabetes melitus mempunyai resiko untuk
amputasi. Pada neuropati perifer biasanya kehilangan sensor untuk merasakan adanya luka dan
infeksi. Tidak terawatnya luka dapat infeksi dapat dapat infeksi dapat menyebabkan terjadinya
gangren dan membutuhkan tindakan amputasi. Insiden amputasi paling tinggi terjadi pada laki-
laki usia muda. Biasanya amputasi di indikasikan karena kecelakaan kendaraan terutama motor,
atau kecelakaan penggunaan mesin saat bekerja. Kejadian ini juga dapat terjadi pada orang
dewasa namun presentasinya lebih sedikit dibanding dengan kalangan muda. Amputasi di
indikasikan bagi klien dengan gangguan aliran darah baik akut maupun kronis. Pada situasi
trauma akut, dimana anggota tubuhnya terputus sebagian atau seluruhnya akan mengalami
kematian jaringan. Walaupun replantasi jari, bagian tubuh yang kecil, atau seluruh anggota tubuh
sukses. Pada proses penyakit kronik,sirkulasi mengalami gangguan sehingga terjadi kebocoran
protein terjadi kebocoran protein pada intersisium sehingga terjadi edema. Edema menambah
resiko terjadinya cedera dan penurunan penurunan sirkulasi. sirkulasi. Ulkus yang ada menjadi
menjadi berkembang berkembang karena terinfeksi terinfeksi yang disebabka yang disebabkan
oleh menurunn oleh menurunnya kekebalan yang alan yang membuat bakteri mudah bakteri
mudah berkembang biak. Infeksi Infeksi yang terus bertumbuh bertumbuh membahayakan
sirkulasi selanjutnya dan akhirnya memicu gangren, selanjutnya dan akhirnya memicu gangren,
dan dibutuhkan tindakan amputasi (LeMone, 2011). Selain dari data diatas, penyebab atau faktor
predisposisi terjadinya ialah terjadinya fraktur multi terjadinya fraktur multiple organ tubuh yang
tidak mungkin dapat diperbaiki, kehancuran jaringan kuli yang tidak kuli yang tidak mungkin
mungkin diperbaiki, gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat, infeksi

yang berat atau berisiko tinggi menyebar ke yang berat atau berisiko tinggi menyebar ke anggota
anggota tubuh lainnya, ada tumor tubuh lainnya, ada tumor pada organ pada organ yang tidak
yang tidak mungkin diterapi mungkin diterapi secara konservatif, deformitas konservatif,
deformitas organ (Bararah dan Jauhar, 2013).
E. Gejala Fraktur

Tanda dan gejala dari fraktur antara lain

1. nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitasi, pembengkakan lokal


dan  perubahan karena nyeri terus menerus dan bertabah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme tulang yang menyertai fraktur untuk meminimalkan gerakan antara
fragmen tulang.

1. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung  bergerak secara
alamiah (gerakan luar biasa), bukan tetap rigid seperti normalnya.Pergeseran frakmen pada
fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas (terlahat maupun teraba). Ekstremitas yang
bisa diketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal.

3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang
melekat di atas dan di bawah tempat fraktur. Frakmen sering saling melengkapi satu sama lain
sampai 2,5- 5 cm(1-2)

4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derki tulang yang dinamakan
krepitasi/krepitus yang teraba akibat gesekan antara frakmen satu dengan yang lain.

5. Pembengkakan dan perubahan karna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan perdarahan
yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah  beberapa jam atau hari setelah cidera.

Anda mungkin juga menyukai