PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.2. Etiologi
Penyebab amputasi adalah kelainan ekstermitas yang disebabkan oleh
penyakit DM, Gangren, cedera dan tumor ganas.
Tindakan amputasi yang dilakukan pada kondisi:
a) Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki
b) Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki
c) Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstermitas yang berat
d) Infeksi yang berat atau beresiko menyebar ke anggota tubuh
lainnya
e) Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin di terapi secara
konservatif
f) Deformitas organ
g) Trauma
2.3. Patofisiologi
Penyakit pembuluh darah perifer merupakan penyebab terbesar dari
amputasi anggota gerak bagian bawah. Biasanya penyebab dari penyakit
pembuluh darah perifer adalah hipertensi, diabetes, hiperlipidemia. Penderita
neuropati perifer terutama klien dengan diabetes melitus mempunyai resiko
untuk amputasi. Pada neuropati perifer biasanya kehilangan sensor untuk
merasakan adanya luka dan infeksi. Tidak terawatnya luka dapat infeksi dapat
menyebabkan terjadinya gangren dan membutuhkan tindakan amputasi.
Insiden amputasi paling tinggi terjadi pada laki-laki usia muda.
Biasanya amputasi di indikasikan karena kecelakaan kendaraan terutama
motor, atau kecelakaan penggunaan mesin saat bekerja. Kejadian ini juga
dapat terjadi pada orang dewasa namun presentasinya lebih sedikit dibanding
dengan kalangan muda. Amputasi di indikasikan bagi klien dengan gangguan
aliran darah baik akut maupun kronis. Pada situasi trauma akut, dimana
anggota tubuhnya terputus sebagian atau seluruhnya akan mengalami
kematian jaringan. Walaupun replantasi jari, bagian tubuh yang kecil, atau
seluruh anggota tubuh sukses. Pada proses penyakit kronik,sirkulasi
mengalami gangguan sehingga terjadi kebocoran protein pada intersisium
sehingga terjadi edema. Edema menambah resiko terjadinya cedera dan
penurunan sirkulasi. Ulkus yang ada menjadi berkembang karena terinfeksi
yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan yang membuat bakteri mudah
berkembangbiak. Infeksi yang terus bertumbuh membahayakan sirkulasi
selanjutnya dan akhirnya memicu gangren, dan dibutuhkan tindakan amputasi
Selain dari data diatas, penyebab atau faktor predisposisi terjadinya
amputasi diantaranya ialah terjadinya fraktur multiple organ tubuh yang yangt
tidak mungkin dapat diperbaiki, kehancuran jaringan kuli yang tidak mungkin
diperbaiki, gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat, infeksi
yang berat atau berisiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya, ada tumor
pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif, deformitas organ .
Berdasarkan pelaksanaannya amputasi dibedakan menjadi amputasi
selektif/terencana diamana amputasi ini dilakukan pada penyakit yang
terdiagnosis dan mendapat penangan yang terus menerus, biasanya dilakukan
sebagai salah satu tindakan terakhir, sedangkan amputasi akibat trauma tidak
direncanakan. Amputasi darurat merupakan tindakan yang memerlukan kerja
yang cepat, seperti pada trauma multiple dan kerusakan/kehilangan kulit yang
luas.
Menurut jenisnya amputasi dibagi menjadi dua macam, yaitu amputasi
jenis terbuka dan tertutup. Amputasi terbuka dilakukan pada kondisi infeksi
yang berat dimana pemotongan tulang dan otot pada tingkat yang sama
sedangkan amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih
memungkinkan dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka yang dibuat
dengan memotong kurang lebih 5 centimeter dibawah potongan otot dan
tulang.
Amputasi dilakukan pada titik paling distal yang masih dapat
mencapai penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi ditentukan
berdasarkan dua faktor peredaran darah pada bagian itu dan kegunaan
fungsional (sesuai kebutuhan protesis).
Amputasi jari kaki dan sebagian kaki hanya menimbulkan perubahan
minor dalam gaya jalan dan keseimbangan. Amputasi syme (memodifikasi
amputasi disartikulasi pergelangan kaki) dilakukan paling sering pada trauma
kaki ekstensif dan menghasilkan ekstremitas yang bebas nyeri dan kuat dan
dapat menahan beban berat badan penuh. Amputasi dibawah lutut lebih
disukai dibanding amputasi diatas lutut karena pentingnya sendi lutut dan
kebutuhan energi untutk berjalan. Dengan mempertahankan lutut bagi lansia
antara ia bisa berjalan dengan alat bantu dan atau bisa duduk di kursi roda.
Diartikulasi sendi lutut paling berhasil pada klien muda, aktif yang masih
mampu mengembangkan kontrol yang tepat sebanyak mungkin panjangnya,
otot dibentuk dan distabilkan, dan disupervisi pinggul dapat dicegah untuk
potensi supervise maksimal. Bila dilakukan amputasi disartikulasikan sendi
pinggul kebanyakan orang akan tergantung pada kursi roda untuk
mobilisasinya.
Amputasi ekstremitas atas dilakukan dengan mempertahankan
panjang fungsional maksimal. Protesis segera diukur dengan fungsinya bisa
maksimal .
No NOC NIC
.
1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400) :
keperawatan 3x24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri
diharapkan Nyeri (akut) dapat komprehensif yang meliputi
teratasi dengan tujuan Kontrol lokasi,karakteristik,onset/durasi,frekue
Nyeri (1605) dengan kriteria hasil nsi,kualitas,intensitas atau beratnya
: Kriteria Hasil: nyeri dan factor pencetus.
1. (160502) Mengenali 2. Tinggikan bagian yang sakit dengan
kapan nyeri terjadi. meninggikan kaki tempat tidur/
Ditingkatkan dari skala 2 mengunakan bantal guling untuk
ke skala 5 . amputasi tungkai atas.
2. (1660504) Menggunakan 3. Berikan informasi tentang sensasi
tindakan pengurangan fantom tungkai dan penggunaan alat
(nyeri) tanpa analgesic. untuk menghilangkan nyeri.
Ditingkatkan dari skala 2 4. Berikan tindakan kenyamanan (mis:
ke skala 5. ubah posisi) dan aktifitas terapeutik.
3. (160503) Menggunakan Dorong penggunaan teknik
tindakan pencegahan. manajemen stress.kolaborasi
Ditingkatkan dari skala 2 5. Berikan obat jenis analgetik,
ke skala5. relaksan otot.
2. Gangguan harga diri( citra Tubuh) b/d kehilangan bagian tubuh. (00118)
No NOC NIC
.
2. Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Harga Diri (5400):
keperawatan 3x24 jam 1. Kaji/perimbangkan persiapan
pasien dan pandangan
amputasi
2. Dorong ekspresi ketakutan,
diharapkan Gangguan harga
perasaan negatif, dan
diri(citra Tubuh) dapat
kehilangan bagian tubuh.
teratasi dengan tujuan Citra
3. Beri penguatan informasi
Tubuh(1200) dengan
pascaoprasi termasuk
Kriteria Hasil :
tipe/lokasi amputasi, tipe
1. (120001) Gambaran
prostese bila tepat (segera,
iternal diri.
lambat), harapan tindakan
Ditingkatkan dari
pascaoperasi, termasuk
skala 1 ke skala 5.
kontrol nyeri dan rehabilitas.
2. (120003) Deskripsi
4. Diskusikan persepsi pasien
bagian tubuh yang
tentang diri dan hubungannya
terkena(dampak).
dengan perubahan dan
Ditingkatkan dari
bagaimana pasien melihat
skala 2 ke skala 3.
dirinya dalam pola/peran
3. (120007)
fungsi yang biasanya.
Penyesuaian
5. Dorong/berikan kunjungan
terhadap perubahan
oleh orang yang telah
tampilan fisik.
diamputasi, khususnya
seseorang yang berhasil dalam
rehabilitasi.
3. Gangguan harga diri( citra Tubuh) b/d kehilangan bagian tubuh. (00118)
No NOC NIC
.
3. Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Harga Diri (5400):
keperawatan 3x24 jam 1. Kaji/perimbangkan persiapan
diharapkan hambatan pasien dan pandangan
mobilitas fisik dapat teratasi amputasi
2. Dorong ekspresi ketakutan,
perasaan negatif, dan
kehilangan bagian tubuh.
dengan tujuan pergerakan 3. Beri penguatan informasi
(0208) dengan Kriteria pascaoprasi termasuk
Hasil : tipe/lokasi amputasi, tipe
1. (120001) Gambaran prostese bila tepat (segera,
iternal diri. lambat), harapan tindakan
Ditingkatkan dari pascaoperasi, termasuk
skala 1 ke skala 5. kontrol nyeri dan rehabilitas.
2. (120003) Deskripsi 4. Diskusikan persepsi pasien
bagian tubuh yang tentang diri dan hubungannya
terkena(dampak). dengan perubahan dan
Ditingkatkan dari bagaimana pasien melihat
skala 2 ke skala 3. dirinya dalam pola/peran
3. (120007) fungsi yang biasanya.
Penyesuaian 5. Dorong/berikan kunjungan
terhadap perubahan oleh orang yang telah
tampilan fisik. diamputasi, khususnya
seseorang yang berhasil dalam
rehabilitasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN