Disusun Oleh :
DETALIA APRIANI
2023207209041
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Hal yang sama diungkapkan juga oleh Lukman dan Ningsih (2021),
amputasi adalah pengangkatan/pemotongan/pembuangan sebagian
anggota tubuh/gerak yang disebabkan oleh adanya trauma, gangguan
peredaran darah, osteomeilitis, dan kanker tulang melalui proses pembedahan.
2. Etiologi/faktor risiko
3. Patofisiologi
Insiden amputasi paling tinggi terjadi pada laki-laki usia muda. Biasanya
amputasi di indikasikan karena kecelakaan kendaraan terutama motor, atau
kecelakaan penggunaan mesin saat bekerja. Kejadian ini juga dapat terjadi pada
orang dewasa namun presentasinya lebih sedikit dibanding dengan kalangan
muda. Amputasi di indikasikan bagi klien dengan gangguan aliran darah baik
akut maupun kronis. Pada situasi trauma akut, dimana anggota tubuhnya
terputus sebagian atau seluruhnya akan mengalami kematian jaringan.
Walaupun replantasi jari, bagian tubuh yang kecil, atau seluruh anggota tubuh
sukses. Pada proses penyakit kronik,sirkulasi mengalami gangguan sehingga
terjadi kebocoran protein pada intersisium sehingga terjadi edema. Edema
menambah resiko terjadinya cedera dan penurunan sirkulasi. Ulkus yang ada
menjadi berkembang karena terinfeksi yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan yang membuat bakteri mudah berkembangbiak. Infeksi yang terus
bertumbuh membahayakan sirkulasi selanjutnya dan akhirnya memicu gangren,
dan dibutuhkan tindakan amputasi (LeMone, 2021).
Selain dari faktor diatas, penyebab atau faktor predisposisi terjadinya
amputasi diantaranya ialah terjadinya fraktur multiple organ tubuh yang yang
tidak mungkin dapat diperbaiki, kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin
diperbaiki, gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat, infeksi
yang berat atau berisiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya, ada tumor
pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif, deformitas organ
(Bararah dan Jauhar, 2019).
5. Pemeriksaan penunjang
6. Komplikasi
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
diagnosa medis, no register dan tanggal MRS.
2) Keluhan Utama
Biasanya px mengeluh sakit (nyeri) pada daerah luka post op apabila
digerakkan.
3) Riwayat Penyakit Dahulu.
Pada klien fraktur pernah mengalami kejadian patah tulang apa pernah
mengalami tindakan operasi apa tidak.
4) Riwayat Penyakit Sekarang.
Pada umumnya penderita mengeluh nyeri pada daerah luka operasi.
5) Riwayat Penyakit Keluarga.
Didalam anggota keluara tidak / ada yang pernah mengalami penyakit
fraktur / penyakit menular.
3. Tingkatkan
kenyamanan klien (rubah
posisi sesering mungkin, dan
beri pijatan punggung).
Dotong penggunaan teknik
4.
manajemen stres (napas
dalam, visualisasi).
Berikan pijatan lembut
pada sisa tungkai (puntung)
sesuai toleransi bila balutan
5.
telah dilepas.
Kolaborasi dalam
pemberian analgetik
2. Kecemasan Setelah dilakukan1. Memberikan bantuan secara
- berhubungan dengan tindakan keperawatan fisik dan
kurang pengetahuan selama 3 jam pasien psikologis, memberikan
tentang kegiatan mampu mengontrol dukungan moral.
perioperatif. tingkat ansietasnya Menerangkan
serta mampu2. prosedur operasi
mengkomunikasikan dengan sebaik-
- perasaan negatifnya baiknya.
- dengan tepat. Dengan
Mengatur waktu khusus
- KH: 3.
dengan klien untuk
Nadi: 60-100x/mnt
berdiskusi tentang
- RR:16-24x/mnt
kecemasan
TD:120/80mmHg
klien.
Pasien tampak rileks
4. Bina hubungan saling percaya
dengan pasien dan keluarga
pasien.
5.
Kolaborasi: beri obat untuk
mengurangi ansietas sesuai
kebutuhan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),