Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

“ Amputasi “

Anggota Kelompok 6

1.Cheria Erisa 203110166

2.Nadila Puspitasari 203110179

3.Sherina Permata Rala Buktie 203110191

4.Sindu Aulizahra 203110192

Dosen Pembimbing :

Ns.Netti,S.Kep.M.Pd

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadriat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia- Nya kepada kita semua sehingga pemakalah berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Amputasi”. Untuk pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu pemakalah harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita, Aamiin.

Padang,21 Januari 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................1

DAFTAR ISI .................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang .......................................................................................3

B.Rumusan Masalah ..................................................................................3

C.Tujuan .....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A.Konsep Dasar Amputasi .........................................................................4

B.Asuhan Keperawatan Teoritis Pasien Amputasi ....................................8

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan ............................................................................................16

B.Saran .......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amputasi berasal dari kata latinamputare yang berarti “pancung”. Dalam ilmu kedokteran
diartikan sebagai “membuang” sebagian atau seluruh anggota gerak, sesuatu yang menonjol atau
tonjolan alat (organ tubuh) (Reksoprodjo, 2002).Amputasi pada ektremitas bawah sering
diperlukan sebagai akibat penyakit vaskuler perifer progresif (sering sebagai gejala sisa diabetes
mellitus), edical, trauma (cedera remuk, luka bakar, luka bakar dingin, luka bakar listrik),
deformitas kongenital, atau tumor ganas (Brunner & Suddarth, 2002).Lima puluh hingga 75 %
amputasi ekstremitas bawah dilakukan pada pasien-pasien yang menderita Diabetes Melitus
(DM).Sebanyak 50% dari kasus-kasus amputasi ini diperkirakan dapat dicegah bila pasien
diajarkan tindakan preventif untuk merawat kaki dan mempraktikkannya setiap hari (Brunner &
Suddarth, 2002). DM adalah penyakit kronis serius yang disebabkan oleh faktor keturunan atau
lingkungan.DM adalah gangguan edicalm karbohidrat, lemak dan protein yang berhubungan
dengan defisiensi edical atau absolut kerja insulin yang ditandai dengan hiperglikemia. DM akan
menyebabkan perubahan patofisiologi pada berbagai edica organ seperti mata, ginjal, ekstremitas
bawah. Kaki edical adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksijaringan ikat dalam yang
berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada tungkai bawah (Decroli,
2008). Makroangiopati dan neuropati pada kaki diabetes sering juga disebut kaki edical.
Neuropati yang berperan pada komplikasi ini terutama adalah neuropati pada kaki yang
menyebabkan mati rasa (baal, kebas). Mati rasa menyebabkan penderitanya tidak akan
merasakan apa-apa walaupun kakinya terluka parah. Jika tidak cepat diatasi, apalagi kalau
kemasukan kuman (infeksi), kaki yang terluka tersebut bisa menjadi borok parah dan bisa
terancam diamputasi (operasi kaki/tungkai) (Kariadi, 2009).

B. Rumusan Masalah

bagaimana gambaran pemberian asuhan keperawatan edical belah pada klien

C. Tujuan

Dapat mengetahui gambaran asuhan keperawatan edical bedah pada klian amputasi
BAB II

PEMBAHASAN

A.Konsep Dasar Amputasi

1.Definisi
Amputasi merupakan pengangkatan anggota tubuh yang melibatkan pemotongan sebagian atau
seluruh anggota badan ( Marrelli.T.M.2008 ). Amputasi adalah tindakan untuk menghilangkan
bagian tubuh, seperti jari tangan, jari kaki, tangan, kaki, lengan atau tungkai.Amputasi juga
diartikan sebagai pengangkatan melalui bedah atau traumatik pada tungkai.amputasi ekstremitas
bawah lebih sering dari pada ekstremitas atas.( Doenges,2000 )

2.Etiologi
Indikasi utama bedah amputasi menurut Sjamsuhidajat (1997):

a.Trauma
b.Tumor ganas
c.Kecelakaan
d.Kelainan ekstremitas yang disebabkan oleh penyakit pembuluh darah
e.Atau penyakit lainnya

3.Gejala Amputasi
Gejala amputasi yang dapat dialami, terutama pada amputasi akibat cedera, antara lain:Rasa
sakit, yang tingkat rasa sakitnya tidak selalu sebanding dengan tingkat keparahan cedera atau
perdarahan Perdarahan, yang tingkat keparahannya tergantung pada lokasi dan jenis cedera yang
dialami Jaringan tubuh rusak atau remuk, tetapi sebagian jaringan masih terhubung dengan otot,
tulang, sendi, atau kulit
4.

4.Patofisiologi Amputasi

Amputasi dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh dengan metode :

a.Metode terbuka (guillotine amputasi). Metode ini digunakan pada pasien dengan infeksi yang
mengembang atau berat. Dimana pemotongan dilakukan pada tingkat yang sama. Bentuknya
benar-benar terbuka dan dipasang drainage agar luka bersih dan luka dapat ditutup setelah tidak
terinfeksi.

b.Metode tertutup. Dilakukan dalam kondisi yang lebih mungkin. Pada metode ini kulit tepi
ditarik atau dibuat skalf untuk menutupi luka, pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah
yang diamputasi

5.WOC Amputasi
5.

6.Komplikasi Amputasi
Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi setelah amputasi, yaitu:
a.Nyeri
b.Perdarahan
c.Infeksi
d.Sulit menggerakkan sendi di dekat organ tubuh yang hilang
e.Phantom limb, yaitu sensasi nyeri yang muncul di organ tubuh yang hilang
f.Gangguan mental, seperti post-traumatic stress disorder (PTSD), mudah marah, g.depresi, dan
ingin bunuh diri

7.Penatalaksaan

Tujuan utama pembedahan adalah mencapai peyembuhan luka amputasi dan menghasilkan sisa
tungkai (unting) yang tidak nyeri tekan dengan kulit yang sehat. Pada lansia mungkin mengalami
kelembatan penyembuhan luka karena nutrisi yang buruk dan masalah kesehatan lainnya.

Percepatan penyembuhan dapat dilakukan dengan penanganan yang lembut terhadap sisa
tungkai, pengontrolan edema sisa tungkai dengan balutan kompres lunak (rigid) dan
menggunakan teknik aseptic dalam perawatan luka untuk menghindari infeksi.

1.Balutan rigid tertutup

Balutan rigid adalah balutan yang menggunakan plaster of paris yang dipasang waktu dikamar
operasi. Pada waktu memasang balutan ini harus direncanakan apakah penderita harus
imobilisasi atau tidak dan pemasangan dilengkapi tempat memasang ekstensi prosthesis
sementara (pylon) dan kaki buatan. Balutan ini sering digunakan untuk mendapatkan kompresi
yang merata, menyangga jaringan lunak dan mengontrol nyeri dan mencegah kontraktur. Kaos
kaki steril dipasang pada sisi steril dan bantalan dipasang pada daerah peka tekanan.

6.
Sisa tungkai (punting) kemudian dibalut dengan gips elastic yang ketika mengeras akan
memberikan tekananyang merata. Hati-hati jangan sampai menjerat pembuluh darah. Gips
diganti sekitar 10-14 hari. Bila terjadi peningkatan suhu tubuh, nyeri berat atau gips mulai
longgar harus segera diganti.

a.Balutan lunak

Balutan lunak dengan atau tanpa kompresi dapat digunakan bila diperlukan inspeksi berkala
sisa tungkai (puntung) sesuai kebutuhan. Bidai imobilisasi dapat dibalutkan pada balutan.
Hematoma puntung dikontrol dengan alat drainase luka untuk meminimalkan infeksi.

b.Amputasi Bertahap

Amputasi bertahap dilakukan bila ada gangren atau infeksi. Pertama-tama dilakukan amputasi
guillotine untuk mengangkat semua jaringan nekrosis dan sepsis. Luka didebridemen dan
dibiarkan mongering. Jika dalam beberapa hari infeksi telah terkontrol dank lien telah stabil,
dilakukan amputasi definitife dengan penutupan kulit.

c.Protesis

Kadang diberikan pada hari pertama pasca bedah sehingga latihan segera dapat dimulai.
Keuntungan menggunakan protesis sementara adalah membiasakan pasien menggunakan
protesis sedini mungkin. Kadang protesis darurat baru diberikan setelah satu minggu luka
sembuh. Pada amputasi, untuk penyakit pembuluh darah protesis sementara diberikan setelah 4
minggu. Protesis ini bertujuan untuk mengganti bagian ekstremitas yang hilang. Artinya defek
system musculoskeletal harus diatasi, termasuk defek faal. Pada ektremitas bawah, tujuan
protesis ini sebagian besar dapat dicapai. Sebaliknya untuk ektremitas atas tujuan itu sulit
dicapai, bahkan dengan tangan miolektrik canggih yang bekerja atas sinyal miolektrik dari otot
biseps dan triseps.

7.
A.Asuhan Keperawatan Teoritis Pasien Amputasi

a. Pengkajian

1) Biodata

2) Keluhan utama: Keterbatasan aktivitas, gangguan sirkulasi, rasa nyeri,dan gangguan


therosclero

3) Riwayat kesehatan masa lalu: Kelainan therosclerosis (jatuh, infeksi, trauma, dan fraktur) ,
cara penanggulangan dan penyakit (amputasi).

4) Riwayat Kesehatan sekarang: kapan timbul masalah, riwayat trauma, penyebab,

gejala (tiba-tiba/perlahan), lokasi, obat yang diminum dan cara penanggulangan.

5) Pemeriksaan fisik: keadaan umum dan kesadaran, keadaan theroscle (kulit dankuku),
(hipertensi dan takikardi), neurologis (spasme otot dan kesemutan),keadaan ekstremitas,
keterbatasan rentang gerak dan adanya kontraktur, dan sisa tungkai (kondisi dan
fungsi).Pengkajian fisik dilaksanakan untuk meninjau secara umum kondisi tubuh klien secara
utuh untuk kesiapan dilaksanakannya tindakan operasi manakala tindakan amputasi merupakan
tindakan terencana/selektif, dan untuk mempersiapkan kondisi tubuh sebaik mungkin manakala
merupakan trauma/ tindakan darurat.Kondisi fisik yang harus dikaji meliputi :

-Integumen : Kulit secara umum.Lokasi amputasi : Mengkaji kondisi umum kulit untuk
meninjau tingkat hidrasi. Lokasi amputasi mungkin mengalami keradangan akut atau kondisi
semakin buruk, perdarahan atau kerusakan

-Sistem Cardiovaskuler :Cardiac reserve Pembuluh darah: Mengkaji tingkat aktivitas harian
yang dapat dilakukan pada klien sebelum operasi sebagai salah satu theroscl fungsi jantung.
Mengkaji kemungkinan therosclerosis melalui penilaian terhadap elastisitas pembuluh darah.

-Sistem Respirasi: Mengkaji kemampuan suplai oksigen dengan menilai adanya sianosis,
riwayat gangguan nafas.

8.
Sistem Urinari: Mengkaji jumlah urine 24 jam. Mengkaji adanya perubahan warna, BJ urine

-Cairan dan elektrolit: Mengkaji tingkat hidrasi.. Memonitor intake dan output cairan.

-Sistem Neurologis: Mengkaji tingkat kesadaran klien. Mengkaji system persyarafan,


khususnya sistem motorik dan sensorik daerah yang akan diamputasi.

-Sistem Mukuloskeletal: Mengkaji kemampuan otot kontralateral.

6) Riwayat Psikososial: reaksi emosional, citra tubuh dan sistem pendukung.Disamping


pengkajian secara fisik perawat melakukan pengkajian pada kondisi psikologis (respon emosi)
klien yaitu adanya kemungkinan terjadi kecemasan pada klien melalui penilaian klien terhadap
amputasi yang akan dilakukan, penerimaan klien pada amputasi dan dampak amputasi terhadap
gaya hidup. Kaji juga tingkat kecemasan akibat operasi itu sendiri. Disamping itu juga dilakukan
pengkajian yang mengarah pada antisipasi terhadap nyeri yang mungkin timbul.Perawat
melakukan pengkajian pada gambaran diri klien dengan memperhatikan tingkat persepsi klien
terhadap dirinya, menilai gambaran ideal diri klien dengan meninjau persepsi klien terhadap
perilaku yang telah dilaksanakan dan dibandingkan dengan standar yang dibuat oleh klien
sendiri, pandangan klien terhadap rendah diri antisipasif, gangguan penampilan peran dan
gangguan.Adanya gangguan konsep diri antisipasif harus diperhatikan secara seksama dan
bersama-sama dengan klien melakukan pemilihan tujuan tindakan dan pemilihan koping
konstruktif. Adanya masalah kesehatan yang timbul secara umum seperti terjadinya gangguan
fungsi jantung dan sebagainya perlu didiskusikan dengan klien setelah klien benar-benar siap
untuk menjalani operasi amputasi itu sendiri.Kesadaran yang penuh pada diri klien untuk
berusaha berbuat yang terbaik bagi kesehatan dirinya, sehingga memungkinkan bagi perawat
untuk melakukan tindakan intervensi dalam mengatasi masalah umum pada saat pre operatif.

9.
7) Pemeriksaan diagnostik: rontgen (lokasi/luas), CT scan, MRI, arteriogram, darah lengkap dan
kreatinin.

8) Pola kebiasaan sehari- hari: nutrisi, eliminasi dan asupan cairan

B.Diagnosa Keperawatan

-) Nyeri Akut

-) Ansietas

-) Gangguan mobilitas fisik

-) Gangguan Integritas kulit

C.Intervensi Keperawatan

a.Nyeri Akut

Tujuan : Tingkat nyeri menurun

Kriteria Hasil :

-Keluhan nyeri menurun

-gelisah menurun

-Meringis menurun

-Kemampuan melakukan aktivitas meningkat

-Kesulitan tidur menurun

Intervensi : Manajemen Nyeri

10.
Observasi

-identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,dan intesintas nyeri

-identifikasi skala nyeri

-identifikasi respon nyeri no verbal

-identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

-identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

-monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

-berikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

-kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

-fasilitasi istirahat dan tidur

-pertimbangkan jenis dan sumbet nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

-jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri

-jelaskan strategi meredakan nyeri

-anjurkan monitor nyeri secara mandiri

-anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

-ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

-kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu

11.
b.Ansietas

Tujuan : tingkat ansietas menurun

Kriteria Hasil :

-perilaku gelisah menurun

-keluhan pusing menurun

-pucat menurun

-pola tidur membaik

-konsentrasi membaik

Intervensi Keperawatan : Reduksi Ansietas

Observasi

-identifikasi saat tingkat ansietas berubah

-identifikasi kemampuan mengambil keputusan

-monitor tanda-tanda ansietas

Terapeutik

-ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

-temani pasien untuk mengurangin kecemasan

-pahami situasi yang membuat ansietas

-dengarkan dengan penuh perhatian

-gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

-motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

12.
Edukasi

-jelaskan prosedur,termasuk sensasi yang mungkin dialami

-informasikan secara factual mengenai diagnosis dan pengobatan

-anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien

-latih teknik relaksasi

-latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat

Kolaborasi

-kolaborasi pemberian obat antiansietas,jika perlu

c.Gangguan mobilitas fisik

Tujuan : mobilitas fisik meningkat

Kriteria Hasil :

-nyeri menurun

-kecemasan menurun

-kekuatan otot meningkat

-gerkan terbatas menurun

Intervensi Keperawatan : Dukungan ambulasi

Observasi

-identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

-identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi

-monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi

13.
Terapeutik

-fasilitasi aktifitas ambulasi dengan alat bantu

-fasilitasi melakukan mobilisasi

-libatkan keluarga untuk membantupasien dalam meningkatakan ambulasi

Edukasi

-anjurkan tujuan dan prosedur ambulasi

-anjurkan melakukan ambulasi dini

-ajarkan ambylasi dini yang harus dilakukan

c.Gangguan integritas kulit

Tujuan : integritas kulit meningkat

Kriteria Hasil :

-pendarahan menurun

-perfusi jaringan meningkat

-nyeri menurun

-kemerahan menurun

Intervensi Keperawatan : Perawatan intergritas kulit

Observasi

-identifikasi penyebab gangguan integritas kulit

14.
Terapeutik

-ubah posisi tiap 2 jam tirah baring

-lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang

-hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering

Edukasi

-anjurkan menggunakan pelembab

-anjurkan minum air yang cukup

-anjurkan meningkatkan nutrisi

-anjurkan manda dan gunakan sabun secukupnya

D.Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan pasien
(Riyadi, 2010).Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

E.Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan
dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan (Deswani, 2009). Evaluasi
keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana
keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau
menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).

15.
BAB III

PENDAHULUAN

A.Kesimpulan

Amputasi berasal dari kata latinamputare yang berarti “pancung”. Dalam ilmu kedokteran
diartikan sebagai “membuang” sebagian atau seluruh anggota gerak, sesuatu yang menonjol atau
tonjolan alat (organ tubuh) (Reksoprodjo, 2002).Amputasi pada ektremitas bawah sering
diperlukan sebagai akibat penyakit vaskuler perifer progresif (sering sebagai gejala sisa diabetes
mellitus), edical, trauma (cedera remuk, luka bakar, luka bakar dingin, luka bakar listrik),
deformitas kongenital, atau tumor ganas (Brunner & Suddarth, 2002).Gejala amputasi yang dapat
dialami, terutama pada amputasi akibat cedera.Tujuan utama pembedahan adalah mencapai
peyembuhan luka amputasi dan menghasilkan sisa tungkai.

B.Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah pengetahuan tentang Asuhan
Keperawatan amputasi. Semoga makalah kami ini, dapat dijadikan referensi bagi penulis
selanjutnya. Diharapkan para pembaca bisa memberikan saya kritik dan saran untuk dapat
menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan makalah-makalah kami selanjutnya.
16.

DAFTAR PUSTAKA

Yazid,Budiana,dkk.2021. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem


Muskuloskletal. Sumatra Barat : Yayasan Pendidikan Cendekia Muslim Pres

Risnanto, Insani,Uswatun.2014.Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Deepublish

Anda mungkin juga menyukai