Anda di halaman 1dari 29

“Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi:

penyakit infeksi/ menular”

A. Latar Belakang
Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di Dunia.
Penyebabnya munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan munculnya
kembali penyakit menular yang lama (re-emerging disease) membuat Indonesia
menanggung beban berlebih dalam penanggulangan penyakit (triple burden disease)
(Kemenkes, 2013). Kondisi ini semakin buruk dengan kondisi lingkungan yang tidak
sehat menyebabkan beberapa penyakit infeksi akut yang berbahaya menyerang
manusia seperti penyakit yang bersumber pada binatang seperti leptospirosis
(Widarso dan Wilfried, 2008).
Menurut Depkes RI Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri yang berbentuk spiral dari genus leptospira yang
patogen, dan bergerak aktif yang menyerang hewan dan manusia. Penyakit zoonosis
merupakan penyakit yang secara alami dapat dipindahkan dari hewan verterbrata ke
manusia atau sebaliknya (Depkes RI, 2005). Angka kejadian leptospirosis di dunia
sangat rendah dikarenakan terlambatnya penanganan medis dan diagnosis oleh tenaga
kesehatan (WHO, 2010).
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi organisme
patogen hidup seperti bakteri,virus, jamur, protozoa cacing ke dalam tubuh. Penyakit
menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh agen
biologi (seperti virus bakteri atau parasit ), bukan faktor fisik seperti luka bakar atau
kimia seperti keracunan ( sumampouw,2017)
Mikroba patogen yang hidup dan berkembang biak pada suatu reservoir akan
mencari reservoir baru begitu seterusnya. mekanisme transmisi mikroba patogen ke
pejamu yang rentan melalui dua cara yaitu transmisi langsung dan tidak langsung.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep dasar Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi:
Penyakit Infeksi/menular
2. Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi: Penyakit
Infeksi/menular
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah kesehatan
Populasi: penyakit menular/Infeksi

2. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui Konsep dasar Keperawatan Komunitas dengan masalah
Kesehatan Populasi: Penyakit Infeksi/menular
2) Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah
Kesehatan Populasi: Penyakit Infeksi/menular
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep dasar Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi:


Penyakit Infeksi/menular (DBD, Diare, TB-Paru)
1. Defenisi Penyakit Menular
Pengertian penyakit menular pengendalian suatu tindakan aktivitas yang
bertujuan untuk mengurangi atau menekan terjadinya suatu penyakit. Penyakit
menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh agen
biologi (seperti virus, bakteria, atau parasit), bukan disebakan oleh faktor fisik
seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi organisme
patogen hidup seperti bakteri,virus, jamur, protozoa cacing ke dalam tubuh
(Wilson,2015).Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba
patogen dan bersifat sangat dinamis. Penyakit infeksi ini dapat ditularkan dari
seseorang ke orang lain.terjadinya suatu penyakit pada populasi dari pada yang
lain karena adanya pengaruh dari faktor risiko.
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang
disebabkan oleh agen biologi (seperti virus bakteri atau parasit ), bukan faktor
fisik seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan. ( sumampouw,2017).
Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasite, atau jamur dan dapat berpindah
ke orang lain yang sehat.
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang
yang satu ke orang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara).Penyakit
menular adalah adalah penyakit yang disebabkan oleh transmisi infectious agent /
produk toksinnya dari seseorang/ reservoir ke orang lain/ suspectable host.( Irwan,
2019).

2. Pendekatan Epidemiologi Penyakit Menular


Pendekatan epidemiologi untuk penyakit menular epidemiologi triangle
segitiga epidemiologi model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi
yang dikemukakan oleh John Gordon dan lari 1950 yang menyebutkan bahwa
timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama host
(penjamu) agent (agent) dan environment (lingkungan).

Enviroment

agent Host

Pejamu/Host adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Bibit penyakit/ agent adalah
suatu perjalanan penyakit. Bibit penyakit/agent adalah suatu subsitansi tertentu
yang keberadaannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan
penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Environment
(lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia (Rajab, 2009). John
Gordon berpendapat bahwa:
a. Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan host
(manusia)
b. Keadaan keseimbangan tergantung pada sifat alami dan karakteristik agent
dan host (baik individu/kelompok)
c. Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi
tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami daru lingkungan
(lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan biologis)

1) Agent Penyakit
Agen penyakit adalah makhluk hidup atau mati yang memegang peranan
penting di dalam epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Golongan virus, misalnya influenza dan cacar
b. Golongan riketsia, misalnya tifus
c. Golongan bakteri, misalnya disentri
d. Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, dan sebagiannya
e. Golongan jamur, misalnya panu
f. Golongan cacing, misalnya cacing perut seperti ascaris, cacing kremi,
cacing pita, cacing tambang, dan sebagainya (Budiarto, 2003)

Klasifikasi agen penyakit agen penyakit dibagi menjadi lima kelompok yaitu:
a. Agen biologis, contohnya virus, bakteri, fungi
b. Agen kimia, dapat bersifat endogenous, seperti asidosis, diabetes dan
uremia atau bersifat eksogenus seperti zat kimia, alergen, debu
c. Agen nutrisi, contoh protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air
d. Agen mekanik, contoh gesekan, benturan atau pukulan yang dapat
menimbulkan kerusakan jaringan tubuh penjamu
e. Agen fisika, contoh panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, kebisingan
(Chandra 2009)

2) Host/ pejamu
Semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya suatu perjalanan penyakit (Rajab, 2009)
Faktor intrinsik pada host
a. Genetik, misalnya penyakit herediter seperti hemofilia
b. Umur, misalnya pada usia lanjut beresiko terkena penyakit jantung
c. jenis kelamin, misalnya penyakit hipertensi cenderung menyerang pria dan
penyakit kelenjar gondok cenderung menyerang wanita
d. keadaan fisiologi, misalnya kehamilan dan persalinan memiliki risiko
penyakit anemia
e. kekebalan, misalnya manusia yang tidak mempunyai kekebalan tubuh
yang baik akan mudah terserang penyakit
f. penyakit yang diderita sebelumnya misalnya rhumatoid arthritis yang
mudah kambuh
g. sifat-sifat manusia misalnya hygiene perorangan yang buruk akan
menyebabkan mudah terserang penyakit (Budiarto, 2003)

faktor ekstrinsik host


a. kebiasaan buruk yang tidak sesuai dengan prinsip kesehatan
b. ras beberapa ras tertentu yang diduga mengidap suatu penyakit tertentu
c. pekerjaan keadaan atau situasi dalam pekerjaan yang dapat menimbulkan
penyakit tertentu
d. lingkungan

3) Lingkungan dan Reservoir


lingkungan dan reservoir lingkungan adalah segala sesuatu yang berada
disekitar manusia yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia
(Rajab 2019). Lingkungan diklasifikasikan dalam tiga komponen yaitu:
a. lingkungan abiotik atau fisik, yaitu lingkungan yang berada disekitar
manusia yang meliputi kondisi udara musim cuaca kondisi geografis dan
geologi nya dapat mempengaruhi
b. lingkungan biotik atau biologi, yaitu lingkungan yang berada disekitar
manusia namun yang memiliki jenis dari golongan biotis hewan tumbuhan
dan mikroorganisme
c. lingkungan cultur atau non fisik, yaitu lingkungan sebagai akibat dari
interaksi manusia yang meliputi sosial budaya norma adat istiadat.

3. Penyebaran penyakit infeksi


Mikroba sebagai makhluk hidup tentunya ingin bertahan hidup dengan cara
berkembang biak dengan suatu reservoir yang cocok dan mampu mencari
reservoir baru dengan cara berpindah atau menyebar. Penyebaran mikroba
patogen ini tentunya sangat merugikan bagi orang-orang yang dalam kondisi
sehat,dan lebih-lebih bagi orang-orang yang sedang dalam keadaan sakit.
Orang yang sehat akan menjadi sakit dan orang yang sedang sakit serta sedang
dalam proses asuhan keperawatan di rumah sakit akan memperoleh tambahan
beban penderitaan dari penyebaran mikroba patogen ini.
Mikroba patogen yang hidup dan berkembang biak pada suatu reservoir akan
mencari reservoir baru begitu seterusnya. Penyebaran mikroba patogen ke tubuh
manusia melalui mekanisme tertentu yaitu mekanisme penularan.
Dalam garis besarnya mekanisme transmisi mikroba patogen ke pejamu yang
rentan melalui dua cara.

1. Transmisi langsung (direct transmission)


Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari
pejamu. Sebagai contoh adanya sentuhan, gigitan, ciuman atau adanya droplet
nuclei saat bersin,batu, berbicara, atau saat transfusi darah dengan darah yang
terkontaminasi mikroba patogen.
2. Transmisi tidak langsung (indirect transmission)
Penularan mikroba patogen memerlukan adanya media perantara baik berupa
barang/bahan , air, udara, makanan/minuman,maupun vektor.
a. Vehicle-borne
Sebagai media perantara penularan adalah barang/bahan yang terkontaminasi
seperti peralatan makan dan minum.
b. Vector-borne
Sebagai media perantara penularan adalah vektor (serangga) yang
memindahkan mikroba patogen ke pejamu dengan cara berikut:
1) Cara mekanis
Pada kaki serangga melekat kotoran/sputum(mikroba patogen) lalu
hinggap pada makanan/minuman,dimana selanjutnya akan masuk ke
saluran cerna pejamu.
2) Cara biologis
Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus
perkembangbiakan dalam tubuh vektor/serangga , selanjutnya mikroba
dipindahkan ke tubuh pejamu melalui gigitan.
c. Food-borne
Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup efektif untuk
menyebarnya mikroba patogen ke pejamu yaitu melalui pintu masuk saluran
cerna.
d. Water-borne
Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif.kualitas air
yang meliputi aspek fisik, kimiawi dan bakteriologis diharapkan terbebas dari
mikroba patogen sehingga aman untuk dikonsumsi.jika tidak sebagai media
perantara air sangat mudah menyebarkan mikroba patogen ke pejamu,melalui
pintu masuk saluran cerna maupun pintu masuk yang lain.
e. Air-borne
Udara sangat mutlak diperlukan untuk setiap orang,namun adanya udara yang
terkontaminasi oleh mikroba patogen sangat sulit untuk dideteksi. Mikroba
patogen dalam udara masuk ke saluran nafas pejamu dalam bentuk droplet
nuclei yang dikeluarkan oleh penderita/reservoir saat batuk atau bersin,
berbicara atau bernafas melalui mulut atau hidung. Penularan melalui udara ini
umumnya mudah terjadi di dalam ruangan yang tertutup seperti di dalam
gedung atau ruangan.

Dalam riwayat perjalanan penyakit, pejamu yang peka akan berinteraksi dengan
mikroba patogen,yang secara alamiah akan melewati 4 tahap.
a. Tahap Rentan
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat,namun faktor predisposisi
yang memudahkan terkena penyakit seperti umur Keadaan fisik,
perilaku/kebiasaan hidup. Sosial ekonomi dan lain-lain. Faktor predisposisi
tersebut mempercepat masuknya agen penyebab penyakit untuk berinteraksi
dengan pejamu.
b. Tahap inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu,mikroba patogen mulai beraksi, namun tanda dan
gejala penyakit belum tampak.saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh
pejamu hingga saat munculnya tanda dan gejala penyakit disebut masa inkubasi.
Masa inkubasi 1 penyakit berbeda dengan penyakit lainnya.
c. Tahap klinis
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan
gejala penyakit. Dalam perkembangannya,penyakit akan berjalan secara bertahap.
Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu
melakukan aktivitas sehari-hari dan masih dapat diatasi dengan berobat
jalan.tahap selanjutnya kuman penyakit tidak dapat diatasi dengan berobat jalan
karena penyakit bertambah parah baik secara objektif maupun subjektif.pada
tahap ini penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari dan
jika berobat umumnya harus memerlukan perawatan.
d. Tahap akhir penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan penyakit
tersebut dapat berakhir dengan 5 alternatif.
1. Sembuh sempurna
2. Sembuh dengan cacat
3. Pembawa (carier)
4. Kronis
5. Meninggal dunia.

4. Karakteristik Penyakit Menular


Karakteristik penyakit menular secara umum memiliki gejala klinik yang
berbeda- beda sesuai dengan faktor penyebab penyakit tersebut. Berdasarkan
manifestasi klinik maka karakteristik penyakit menular terdiri dari :

1) Spectrum penyakit menular


Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai berbagai manifestasi
klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang berat
disertai komplikasi dan berakibat cacat / meninggal dunia. Akhir dari proses
penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal.
2) Infeksi terselubung (tanpa gejala klinis)
Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakan secara jelas dan nyata
dalam bentuk gejala yang jelas sehingga tidak dapat di diagnosa tanpa cara
tertentu seperti tes tuberkolin, kultur tenggorokan, pemeriksaan antibody
dalam tubuh dan lain- lain.Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam
masyarakat sector yang memegang peranan penting adalah : faktor penyebab /
agent yaitu organisme penyebab penyakit menular, sumber penularan yaitu
reservoir maupun resources, cara penularan khusus melalui mode of
transmission.
3) Sumber penularan
Merupakan media yang menjadikan suatu penyakit tersebut bisa menyebar
kepada seseorang. Sumber ini meliputi : penderita, pembawa kuman, binatang
sakit, tumbuhan / benda. Cara penularan penyakit dapat menyerang seseorang
dengan beberapa cara diantaranya : kontak langsung, melalui udara, melalui
udara, melalui makanan / minuman, melalui vector, keadaan penderita.
( Irwan, 2019).

Penyakit menular juga mempunyai beberapa sifat- sifat dalam penularannya


meliputi :
1) Waktu generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa
kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal
ini sangat penting dalam mempelajari proses penularan.
2) Kekebalan kelompok (Herd Immunity)
Kekebalan kelompok adalah kemampuan atas daya tahan suatu kelompok
penduduk tertentu terhadap serangan/ penyebaran unsur penyebab penyakit
menular tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota
kelompok tersebut
3) Angka serangan
Angka serangan adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam
satu satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami
kontak serta memiliki resiko / kerentanan terhadap penyakit tersebut.( Irwan,
2019).

5. Mekanisme Penyakit Menular


Aspek sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah
mekanisme penularan (mode of transmition) yakni berbagai mekanisme di mana
unsur penyebab penyakit dapat mencapai manusia sebagai penjamu yang
potensial. Mekanisme tersebut meliputi cara unsur penyebab (agent)
meninggalkan reservoir, cara penularan untuk mencapai penjamu potensial, serta
cara masuknya ke penjamu potensial tersebut. Seseorang yang sehat sebagai salah
seorang penjamu potensial dalam masyarakat, mungkin akan ketularan suatu
penyakit menular tertentu sesuai dengan posisinya dalam masyarakat serta dalam
pengaruh berbagai reservoir yang ada di sekitarnya. Kemungkinan tersebut sangat
di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

a) Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang merupakan media yang ikut


mempengaruhi kualitas maupun kuantitas unsur penyebab
b) Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis vector dan reservoir
penyakit serta unsur biologis yang hidup berada disekitar manusia
c) Faktor lingkungan social yakni kedudukan setiap orang dalam masyarakat,
termasuk kebiasaan hidup serta kegiatan sehari – hari. ( Irwan, 2019).

Mekanisme penularan penyakit menular dibedakan berdasarkan cara penularan


penyakit antara lain sebagai berikut :
1) Cara unsur penyebab keluar dari penjamu (Reservoir)
Unsur penyebab yang akan meninggalkan penjamu di mana ia berada dan
berkembang biak, biasanya keluar dengan cara tersendiri yang cukup beraneka
ragam sesuai dengan jenis dan sifat masing – masing.
Berdasarkan cara unsur penyebab keluar dari pejamu, penyakit menular dapat
melalui konjungtiva seperti penyakit mata, melalui saluran napas (droplet) :
karena batuk, bersin, bicara atau udara pernapasan. Seperti penyakit TBC,
influenza, difteri, campak, dan lain- lain, melalui pencernaan; lewat ludah,
muntah atau tinja, seperti penyakit kolera, tifus abdominalis, kecacingan,
melalui saluran urogenitalia yaitu penyakit hepatitis, melalui luka pada kulit
atau mukosa, seperti penyakit sifilis, frambusia, secara mekanik; seperti
suntikan atau gigitan, anatara lain penyakit malaria, hepatitis, AIDS.
2) Cara penularan (Mode Of Transmission)
a) Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara langsung dari
penderita atau reservoir, langsung ke penjamu potensial yang baru
b) Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi dengan melalui
media tertentu seperti melalui udara (air borne) dalam bentuk droplet dan
dust, melalui benda tertentu (vechicle borne), dan melalui vector (vector
borne).
Berdasarkan tingkat patogenesisnya, penyakit menular pada hakekatnya dibagi
atas (tiga) kelompok, yaitu :
1) Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi
2) Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,
walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama
3) Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi. ( Irwan, 2019).

Berdasarkan media penularannya, penyakit menular dibedakan atas beberapa


sumber penularan terdiri atas :
1. Penyakit yang ditularkan melalui air
a) Water Born Disease adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air
minum, dimana air minum tersebut mengandung pathogen. Penyakit
tersebuy diantaranya adalah :Diare, Dysentri, Cholera, Typoid, Hepatitis
Infektiosa, Gastrointerities.
b) Water Washed Disease adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
air bersih. Berjangkitnya penyakit ini erat kaitannya dengan hygiene
perorangan yang buruk, kebersihan alat- alat makan dan pakaian, penyakit
tersebut diantaranya : Conjuctivitis / trachoma, scabies.
c) Water Bashed Disease adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit
yang sebagian siklus hidupnya dia air. Sangat erat hubungannya dengan
kehidupan manusia sehari- hari seperti menangkap ikan, mandi dan
mencuci. Contoh penyakit adalah Schitosomiasis.
d) Water Related Insect Vectors adalah penyakit yang ditularkan melalui
vector yang hidupnya tergantung pada air. Contoh penyakit : Malaria,
Demam Berdarah, Filariasis, Yellow Fever.
2. Penyakit yang ditularkan melalui media udara (Air borne disease)
Penyakit yang ditularkan melalui perantara udara sebagian besar melalui
kontak langsung. Terdapat dua bentuk : droplet nucklei dan dust (debu),
misalnya penyakit TBC, virus smallpox, streptococcus hemoliticus, difteri.
3. Penyakit yang ditularkan secara langsung orang ke orang lain seperti
penyakit sifilis, GO, lymphogranuloma venerum, chlamydia trachomatis,
hepatitis B, dan AIDS.
4. Penyakit yang penularannya langsung dari hewan ke orang
Termasuk dalam hal ini adalah kelompok penyakit zoonosis seperti rabies.
5. Penularan langsung dari tumbuhan ke orang : seperti penyakit yang
ditularkan melalui jamur
6. Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain, seperti kontak
dengan benda yang telah terkontaminasi melalui tanah seperti penyakit
ancylostomiasis, trichuris.
7. Penularan melalui perantara makanan dan minuman seperti salmonellosis,
disentri, dan lain- lain. Penyakit yang ditularkan melalui minuman seperti
penyakit TBC, enteric fever, infanr diare.
8. Penularan melalui vector. Vector atau si pembawa kuman dapat berasal dari
golongan arthopoda (avetebrata) yang dapat menimbulkan penyakit dari
reservoir ke penjamu yang potensial. ( Irwan, 2019).
6. Upaya Pencegahan Penyakit Menular
1) Pencegahan primer
Merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat
atau mencegahorang yang sehat menjadi sakit.Secara garis besar, upaya
pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum (melalui pendidikan
kesehatan dan kebersihan lingkungan) dan pencegahan khusus (ditujukan
kepada orang-orang yang mempunyai risiko dengan melakukan
imunisasi).Vaksinasi berperan pada tingkat pencegahan primer secara
langsung, dengan meningkatkan kekebalan tubuh seseorang yang tidak
terinfeksi.
2) Pencegahan sekunder
Merupakan upaya untuk menghambat progresivitas penyakit, menghindari
komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan yang dapat dilakukan melalui
deteksi dini dan pengobatan secaracepat dan tepat. Contohnya: masyarakat
diberikan edukasi tentang praktik penanganan masalah kesehatan populasi:
penyakit infeksi/ menular dengan melatih masyarakat untuk mencuci tangan
pakai sabun serta berperilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari
penyakit infeksi/ menular.
3) Pencegahan tersier
Merupakan upaya untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan
rehabilitasi.Contohnya: Masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat seperti rutin olahraga, makan- makanan bergizi , istirahat yang
cukup, mencuci tangan pakai sabun dan menguras bak mandi 1x seminggu.

7. Jenis-Jenis Penyakit Menular Yang Utama Pada Populasi


1. DBD(deman berdarah dengue)
a. Defenisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang tergolong arthropod-borne virus,genus flavivirus dan famili
albopictus. penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur.Penyakit ini berkaitan dengan kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat. Adanya peran lingkungan dalam
terjadinya penyakit dan wabah penyakit terjadi karena adanya interaksi
antara manusia dengan lingkungan tidak selalu menguntungkan,kadang-
kadang manusia bahkan dirugikan seperti terjangkit demam berdarah.
Kondisi lingkungan yang buruk memberi keuntungan virus penyakit
cepat berkembang biak. Pembawa dan Penyebar penyakit DBD yaitu
aides aigepty menyukai lingkungan yang kualitasnya buruk,yang ditandai
dengan permukiman padat penduduk dengan lingkungan yang kurang
cahaya matahari lembab gelap, dekat dengan sungai dengan alirannya
lambat karena adanya Banyak sampah sehingga menimbulkan genangan
sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
b. Tanda dan gejala
Setelah masa inkubasi yang berlangsung antara 4 sampai dengan 6 hari
(rata-rata 3 sampai dengan 14 Hari) berbagai gejala awal biasanya yang
tidak spesifik seperti sakit kepala sakit punggung dan menyeluruh
mungkin dialami. Secara tipikal awitan DHF pada orang dewasa terjadi
tiba-tiba, dengan peningkatan suhu tubuh yang cukup tajam disertai
dengan menggigil dan terkadang juga disertai dengan sakit kepala yang
parah dan kemerahan pada wajah. Dalam 24 jam, nyeri Retro orbital
mungkin akan dirasakan terutama jika mata bergerak atau ditekan,
demikian juga dengan fotofobia sakit punggung dan nyeri otot serta
persendian/tulang tangan dan kaki. Gejala umum lainnya meliputi
anoreksia dan berubahnya sensasi pengecap, konstipasi, nyeri kolik, dan
nyeri tekan perut, nyeri tarikan di bagian pangkal paha, sakit tenggorokan,
dan depresi menyeluruh.
1. Demam : suhu tubuh biasanya mencapai 390C sampai 400C dan demam
mungkin bersifat bifasik dan berlangsung sekitar 5-7 hari.
2. Ruam kulit : kemerahan atau bercak-bercak merah yang menyebar
dapat terlihat pada wajah leher dan dada selama separuh pertama
periode demam akan muncul pada hari ke-3 atau ke-4.
3. Perdarahan kulit: hasil uji torniquet yang positif atau petekia.
c. Patofisiologi
Patogenesis tidak begitu dipahami tetapi ada dua perubahan
patofisiologi yang terjadi, Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah
mengakibatkan kebocoran plasma hipovolemia dan syok. DHF memiliki
ciri yang unik karena kebocoran plasma khusus ke arah rongga pleura dan
peritonium Selain itu periode kebocoran cukup singkat (24 – 48 jam ).
Hemostasis abnormal terjadi akibat vaskulopati, trombositopenia, sehingga
terjadi berbagai jenis manifestasi perdarahan.
2. TBC
a. Defenisi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi akibat kuman
mycobacterium yang bersifat sistematis sehingga dapat mengenai hampir
seluruh organ tubuh,dengan lokasi terbanyak di paru-paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi yang pertama kali terjadi. (handayani,2019)
b. Penularan
Penyakit tuberkulosis biasanya menular melalui udara (airborne),yang
tercemar dengan mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat
penderita tuberkulosis. Tempat masuknya kuman tuberkulosis yang saluran
pernapasan Saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit (handayani
2019)
c. Tanda dan gejala
1) Demam
2) Malaise
3) Anoreksia
4) Penurunan berat badan
5) Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu-
minggu sampai berbulan-bulan)
6) Peningkatan frekuensi pernapasan
7) Bunyi nafas hilang dan ronki kasar, pekak pada saat perkusi.
d. Faktor risiko tb
1) Faktor umur
2) Faktor jenis kelamin
3) Tingkat pendidikan
4) Pekerjaan
5) Kebiasaan merokok
6) Pencahayaan
7) Ventilasi
8) Kondisi rumah
9) Kelembaban udara
10) Status gizi
e. Pencegahan
1) Petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang penyakit TB yang
antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang ditimbulkannya.
2) Pencegahan pada penderita dapat dilakukan dengan menutup mulut
sewaktu batuk dan membuang dahak tidak di sembarangan tempat.
3) Pencegahan infeksi : cuci tangan dan praktik menjaga kebersihan rumah
harus dipertahankan sebagai kegiatan rutin. Dekontaminasi udara dengan
cara ventilasi yang baik dan bias ditambahkan dengan sinar UV.
4) Imunisasi orang-orang kontak. Tindakan pencegahan bagi orang-orang
sangat dekat (keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan lain) yang
terindikasi dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang positif
tertular.
5) Mengurangi dan menghilangkan kondisi sosial yang mempertinggi risiko
terjadinya infeksi misalnya kepadatan hunian.
3. Diare
a. Defenisi
Diare dapat menyebabkan kematian karena kehilangan cairan sehingga
pasien mengalami dehidrasi. Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi
defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari),juga perubahan dalam
jumlah dan konsistensi (feses cair).hal ini biasanya berkaitan dengan
dorongan rasa tak nyaman,pada area perianal,Inkontinensia,atau
kombinasi dari faktor ini.faktor yang menentukan keparahannya adalah
sekresi intestinal, perubahan penyerapan mukosa, dan peningkatan
motilitas. Diare dapat akut atau kronis. Diare diklasifikasikan sebagai
tinggi volume, rendah volume, sekresi, osmotik atau campuran. Kelainan
metabolik dan endokrin , serta infeksi virus/bakteri. Penyebab lainnya
adalah kelainan nutrisi dan malabsorpsi,defisit sfingter ani, sindrom
zollinger-ellison,ileus paralitik dan obstruksi usus.
b. Penularan
Penularan yang disebabkan karena infeksi biasanya melalui konsumsi
makanan atau minuman yang terinfeksi sumber penyebab diare atau
menyentuh sesuatu yang sudah terkontaminasi feses.
c. Tanda dan gejala
1) Perut kembung
2) Nyeri perut
3) Feses encer
4) Perasaan ingin buang air besar segera
5) Mual
6) Muntah
7) Kehilangan nafsu makan
8) Demam
9) Berat badan menurun
10) Dehidrasi karena kehilangan cairan, seperti iritabilitas atau
mengantuk,lemas,produksi urine menurun,,kulit pucat,tangan dan kaki
dingin,lidah kering,peningkatan frekuensi jantung.
d. Pencegahan
Pencegahan terhadap diare antara lain:
1) menyediakan sumber air yang aman dan sanitasi yang adekuat
2) meningkatkan kebersihan dengan mencuci tangan sesuai kebutuhan
3) secara rutin memberikan vaksinasi pada anak.
4) Membuang tinja dengan benar, penggunaan jamban untuk BAB.
5) Mencuci bahan-bahan yang akan dimasak dengan benar dan memasak
makanan dengan benar
6) Membuang sampah pada tempatnya
7) Memperhatikan status gizi (asupan makanan dan minuman) untuk
meningkatkan imunitas perorangan.

B. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KESEHATAN PADA


POPULASI: PENYAKIT INFEKSI/ MENULAR
A. Pengkajian
Roda pengkajian komunitas dalam community as partner terdiri dari dua
bagian yaitu inti dan delapan sub system yang mengelilingi inti yang merupakan
bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari
beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk suatu komunitas
(Anderson & McFarlane, 2011).
1. Data inti komunitas
a) Sejarah atau riwayat (riwayat daerah dan perubahan daerah / pemekaran
wilayah)
b) Demografi
- Usia: bayi, anak- anak, remaja, dewasa, lansia
- Karakteristik jenis kelamin : laki- laki dan perempuan
- Status perkawinan (kawin, janda/duda, single)
- Agama ( Islam , Kristen, Hindu, Budha, Khonghucu dan lain- lain)
c) Statistik vital (angka kelahiran, angka kesakitan, angka kematian, angka
penyakit kronik, penyakit: banyaknya masyarakat yang terkena penyakit
seperti: penyakit diare , demam berdarah dengue (DBD), Tb paru dan
penyakit menular lainnya).
d) Etnis dan budaya komunitas
- Suku/ ras misalnya masyarakat memiliki budaya minang, jawa,
madura, sunda dan sebagainya.
- Adat/ kebiasaan yag mempengaruhi kesehatan : Kebiasaan masyarakat
ketika sakit, apakah berobat kedokter / pelayanan kesehatan atau pergi
ke dukun.
- Bahasa yang digunakan misalnya masyarakat sering menggunakan
bahasa bahasa minang, bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa Indonesia

2. Sub system
a) Lingkungan fisik meliputi :
1. Iklim/ cuaca : Tropis
2. Keadaan rumah
a. Pencahayaan rumah oleh matahari
- Baik
- Cukup
- Kurang
b. Ventilasi
- Ada
- Tidak ada
- Luas kamar
- Memenuhi syarat
- Tidak memenuhi syarat
c. Status rumah
- Milik sendiri
- Kontrak
d. Lantai rumah
- Tanah
- Papan Keramik
3. Memiliki perkarangan
- Memiliki
- Tidak memiliki
4. Sumber air dan air minum
a. Penyediaan air bersih
- PAM
- Sumur
- Sungai
b. Penyediaan air minum
- PAM
- Sumur
- Sungai
- Air mineral
c. Pengolahan air minum
- Masak
- Tidak dimasak
6. Kondisi tanah (kualitas dan kuantitas)
Kondisi tanah masyarakat di area sekitar apakah subur atau tidak
7. Binatang dan tumbuh- tumbuhan
- Apakah binatang seperti nyamuk dan lalat sering terlihat di sekitar
pemukiman warga terutama di tempat pembuangan sampah
- Apakah ada tumbuh- tumbuhan yang terlihat di pemukiman masyarakat
8. Saluran pembuangan air/ sampah
Kebiasaan membuang sampah
- Diangkat petugas
- Dibuang sembarangan
- Pembuangan air limbah
- Got/ parit
- Sungai
Keadaan pembuangan air limbah
- Baik / lancar
- Kotor
9. Jamban
Kepemilikan jamban
- Memiliki jamban
- Tidak memiliki jamban
Macam jamban yang dimiliki
- Septitank
- Disungai
Keadaan jamban
- Bersih
- Kotor
10. Fasilitas umum dan kesehatan
Fasilitas umum
Sarana kegiatan kelompok
- Karang taruna
- Pengajian
- Ceramah agama
- PKK dan kegiatan lainnya
Tempat perkumpulan umum
- Balai desa
- RT
- RW
- Masjid/ mushola
Fasilitas kesehatan
Pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Puskesmas
- Rumah sakit
- Praktek kesehatan lain
11. Kebiasaan check up kesehatan
- Rutin tiap bulan
- Jarang
12. Pusat perbelanjaan
Apakah pusat perbelanjaan di masyarakat sudah cukup memadai atau belum
seperti adanya minimarket, pasar dan sebagainya

b) Pendidikan
● Fasilitas pendidikan yang digunakan masyarakat berupa jenis fasilitas
(milik pemerintah atau non pemerintah)
● Tingkat pendidikan penduduk :
- SD
- SMP
- SMA
- Perguruan tinggi
● Sarana sekolah (jika ada): jumlah siswa, fasilitas sekolah, UKS
c) Ekonomi
● Tingkat ekonomi penduduk
● Jenis pekerjaan :
- PNS/ ABRI
- Pegawai swasta
- Wiraswasta
- Buruh tani/ pabrik
● Tingkat pengangguran : apakah tingkat pengangguran di masyarakat
masih tinggi atau sudah berkurang
d) Keamanan dan transportasi
● Alat transportasi yang dimiliki :
- Sepeda
- Motor
- Mobil
- Becak / lain- lain
● Penggunaan sarana transpotasi oleh masyarakat
- Angkutan umum
- Kendaraan pribadi
e) Politik dan pemerintahan
- Struktur organisasi
- Terdapat kepala desa dan perangkatnya
- Apakah di masyarakat ada organisasi karang taruna
- Kelompok layanan kepada masyarakat (PKK, karang
taruna, panti, posyandu)
- Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
- Peran serta parta dalam pelayanan kesehatan
f) Komunikasi
● Fasilitas komunikasi yang ada
- Radio
- TV
- Telepon/ handphone
- Majalah/ Koran
● Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk penyakit infeksi
menular
- Pamphlet, leaflet dan poster tentang penanganan
penyakit infeksi/ menular
- Kegiatan yang menunjang kegiatan penanganan
penyakit infeksi menular seperti penyuluhan dari
puskesmas terdekat dan lain sebagainya
g) Rekreasi
Sarana rekreasi meliputi, taman, area bermain, perpustakaan,
rekreasi umum dan privat, serta fasilitas khusus.
h) Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit bisa
terbilang rendah, mungkin dipengaruhi rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat, kurang pengetahuan, masalah ekonomi
dan lingkungan social yang kurang baik sehingga sebagian
masyarakat masih mengabaikan kesehatannya
B. Diagnosa Keperawatan

1) Deficit kesehatan komunitas berhubungan dengan Program tidak


mengatasi seluruh kesehatan komunitas (SDKI; D.0110; hal : 244).
2) Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi (SDKI; D. 0111; hal : 246).
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


a. Deficit Status kesehatan komunitas Pengembangan
kesehatan (hal : 113)
komunitas Ekspektasi : kesehatan masyarakat (hal
berhubungan Meningkat Kriteria : 296).
dengan hasil : Tindak
program an
● Ketersediaan
tidak atau Observ
program
kurang asi
didukung
promosi kesehatan ● Identifikasi
komunitas (SDKI;
meningkat masalah atau isu
● Ketersediaan kesehatan dan
D.0110; program prioritasnya
hal : 244).
● Identifikasi potensi
Definisi : proteksi kesehatan atau asset dalam
Terdapat masalah meningkat masyarakat terkait
kesehatan ● Partisipasi isu yang dihadapi
dalam ● Identifikasi
atau faktor risiko program kekuatan dan
yang dapat partner
mengganggu kesehatan dalam
kesejahteraan komunitas pengembangan
pada suatu meningkat kesehatan
kelompok ● Keikutsertaan ● Identifikasi
asuransi/ pemimpin /
tokoh
jaminan kesehatan dalam masyarakat
meningkat Terapeutik
● Kepatuhan
● Berikan
terhadap standar
kesempatan
kepada
kesehatan
lingkungan setiap anggota
meningkat masyarakat untuk
● Sitem berpartisipasi
sesuai aset ang
surveilans dimiliki
kesehatan ● Libatkan
meningkat anggota
● Pemantauan masyarakat
standar kesehatan untuk
komunitas meningkatkan
meningkat kesadaran
● Angka mortalitas terhadap isu
menurun dan
● Angka morbiditas masalah
menurun kesehatan
● Prevalensi yang
penyakit
menurun
● Angka dihadapi
● Libatkan
penyakit
menular
anggota
masayarakat
seksual menurun

dalam
mengembangkan
jaringan kesehatan
● Bangun komitmen
antar

anggota masyarkat
● Kembangkan
mekanisme
keterlibatan
tatanan local,

regional
bahkan

nasional terkait
isu kesehatan
komunitas
b. Deficit Tingkat Edukasi Kesehatan (hal :
pengetahuan Pengetahuan (hal : 65) Tindakan
berhubungan 146) Observasi
dengan Ekspektasi :
● Identifikasi
kurang Meningkat Kriteria
kesiapan dan
terpapar hasil :
kemampuan
● Perilaku menerima
informasi (SDKI;
informasi
D. 0111; hal
sesuai anjuran ● Identifikasi
: 246). faktor-
meningkat
Definisi : faktor yang
● Verbalisasi minat
Ketiadaan dalam dapat
atau meningkatkan
kurangnya belajar meningkat dan
informasi ● Kemampuan menurunkan
menjelaskan motivasi
kognitif yang pengetahuan perilaku
tentang suatu hidup bersih
berkaitan dengan dan sehat
topic Terapeutik
topic meningkat
● Sediakan materi
tertentu ● Kemampuan
dan media
menggambark
pendidikan
an
kesehatan
pengalaman
● Jadwalkan
sebelumnya
meningkat pendidikan
● Perilaku kesehatan

sesuai dengan sesuai kesepakatan


pengetahuan ● Berikan
meningkat kesempatan untuk
● Persepsi yang bertanya
keliru terhadap Edukasi
masalah menurun
● Jelaskan
● Perilaku membaik
faktor
resiko yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
● Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
● Ajarkan strategi
yang

dapat
digunakan

untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih
dan sehat
C. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan
1 Deficit kesehatan komunitas a. Mengidentifikasi masalah atau isu
berhubungan dengan kesehatan dan prioritasnya
program tidak atau kurang b. Mengidentifikasi potensi atau asset
didukung komunitas (SDKI; dalam masyarakat terkait isu yang
D.0110; hal : 244). dihadapi
c. Mengidentifikasi kekuatan dan
partner dalam pengembangan
kesehatan
d. Mengidentifikasi pemimpin / tokoh
dalam masyarakat
e. Memberikan kesempatan kepada setiap
anggota masyarakat untuk
berpartisipasi
sesuai aset ang dimiliki
f. Melibatkan anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran terhadap isu
dan masalah kesehatan yang dihadapi
g. Melibatkan anggota masayarakat
dalam mengembangkan jaringan
kesehatan
h. Membangun komitmen antar anggota
masyarkat
i. Mengembangkan
mekanisme keterlibatan tatanan local,
regional bahkan nasional terkait isu
kesehatan
komunitas
2 Deficit a. Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
pengetahuan berhubungan b. Mengidentifikasi faktor- faktor yang
dengan kurang terpapar dapat meningkatkan dan menurunkan
informasi (SDKI; D. 0111; motivasi perilaku hidup bersih dan
hal : 246). sehat
c. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
d. Menjadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
e. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
f. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
g. Mengajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
h. Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku
hidup bersih dan sehat
D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan komunitas berguna untuk melengkapi proses keperawatan
komunitas khususnya terhadap populasi penyakit menular/infeksi. Bila ada yang
belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana,
kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalu dievaluasi, bila
dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya
sampai tujuan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai