Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amputasi merupakan pembedahan yang menghilangkan sebagian atau

seluruh anggota tubuh bagian ekstremitas. Seringkali masyarakat merasa takut dan

tidak mau untuk diamputasi karena masyarakat atau klien menggangap hal

tersebut sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Padahal dalam

konteks pembedahan, amputasi bertujuan untuk menyelamatkan hidup.

Secara umum, amputasi merupakan pilihan pembedahan yang terakhir,

dimana sedapat mungkin dilakukan prosedur bedah yang mempertahankan

ekstremitas. Namun pada beberapa kondisi, antara lain pada sarkoma jaringan

lunak yang sudah menginfiltrasi semua struktur lokal di ekstremitas, amputasi

merupakan pilihan. Sebagai ukuran medis, amputasi digunakan untuk

memeriksa rasa sakit atau proses penyebaran penyakit dalam kelenjar yang

terpengaruh, misalnya pada malignancy atau gangrene. Dalam beberapa kasus

amputasi dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut menyebar lebih jauh

dalam tubuh. Jadi, amputasi dilakukan sebagai pilihan terakhir jika segala

pengobatan yang telah dilakukan tidak berhasil

B. TUJUAN

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan suatu

gambaran, penjelasan yang lebih mendalam mengenai amputasi. Diharapkan

masyarakat dapat mengetahui tentang amputasi itu sendiri, pengobatan setelah

1
amputasi dengan cara yang tepat dan dukungan yang perlu diberikan pada

klien yang mengalami amputasi.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari Amputasi?

2. Apa penyebab terjadinya Amputasi?

3. Anatomi Dan Fisiologi Amputasi?

4. Apa Patofiologi Dan Pathway Amputasi?

5. Apa tanda dan gejala dari Amputasi?

6. Mengetahui cara pencegahan Amputasi?

7. Bagaimana penatalaksanaan dari Amputasi?

2
BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian

Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan

“pancung”. Bararah dan Jauhar (2012) menyatakan bahwa “amputasi adapat

diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh

bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam

kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas

sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau

manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara

utuh atau merusak organtubuh yang lain seperti timbulnya komplikasi infeks”.

Adapun pengertian amputasi menurut LeMone (2011) Amputasi adalah

pemotongan sebagian atau seluruh dari anggota ekstremitas. Amputasi merupakan

tidakan dari proses yang akut, seperti kejadian kecelakaan atau kondisi yang

kronik, misalnya penyakit pembuluh perifer, diabetes mellitus

Hal yang sama diungkapkan juga oleh Lukman dan Ningsih (2009), amputasi

adalah pengangkatan/pemotongan/pembuangan sebagian anggota  tubuh/gerak

yang disebabkan oleh adanya trauma, gangguan peredaran darah, osteomeilitis,

dan kanker tulang melalui proses pembedahan.  

Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem

tubuh seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskeletal dan

sisten cardiovaskuler. Labih lanjut ia dapat menimbulkan madsalah psikologis

bagi klien atau keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan produktifitas

3
Amputasi adalah hilangnya sebagian alat gerak yang menyebabkan ketidak

mampuan seseorang dalam derajat yang berfariasi (tergantung dari luas hilangnya

alat gerak, usia pasien, ketepatan oprasi dan menejemen paska operasi ) (Nurarif,

2015, hal. 30)

Amputasi adalah pengankatan atau pemotongan sebagian anggota tubuh/

anggita gerak yang disebabkan oleh adanya trauma, gangguan peredaran darah,

osteomilitis, kanker. (Lukman, 2009, hal. 60)

Amputasi merupakan penghilangan ektremitas sebagian atau total. Amputasi

dapat menjadi akibat proses akut, seperti kejadia traumatik, atau kondisi kronik,

seperti penyakit vaskular perifer atau diabetes militus (Priscilla, 2017, hal. 1647)

Jadi amputasi adalah perlakuan berupa penghilangan seluruh atau sebagian

ekstermitas atau sesuatu yang menonjol yang mengakibatkan cacat menetap.

B. Penyebab

• Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.

• Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.

• Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.

• Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh

lainnya.

• Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara

konservatif.

• Deformitas organ.

4
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Tulang membentuk rangka penujnjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat

untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Ruang di tengah

tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoetik, yang membentuk berbagai sel

darah.Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur

kalsiumdan fosfat

Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral dan

jaringan organic (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat membentuk

suatukristal garam (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan

proteoglikan. Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar

70% dari oeteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan

ketegarantinggi pada tulang. Materi organik lain yang juga menyusun tulang

berupa proteoglikan seperti asam hialuronat.

Jaringan tulang dapat berbentuk anyaman atau lamelar. Tulang yang

berbentuk anyamn terlihat saat pertumbuhan cepat, seperti sewaktu

perkembangan janin atau sesudah terjadinya patah tulang, selanjutnya keadaan

ini akan diganti oleh tulang yang lebih dewasa yang berbentuk lamelar. Pada

orang dewasa, tulang anyaman ditemukan pada inserasi ligamentum atau

tendon. Tumor osteosar koma terdiri dari ulang anyaman.

Bagian-bagian khas dari sebuah tulang panjang.Diafisis atau batang, adalah

bagian engah tulang yang berbentuk silinder. Bagian ini tersusun dari tulang

kortikal yang memiliki kekuatan besar. Metafisis adalah bagian tulang yang

melebar didekat ujung akhir batang. Daerah ini terutama disusun oleh ulang

5
trabekular atau tulang spongiosa yang mengandung sumsum merah. Sumsum

merah juga terdapat di bagian epifisis dan diafisis tulang. Pada anak-anak,

sumsum merah mengisi sebagia besa bagian dalam dari tulang panjang,teapi

kemudian diganti oleh sumsum kuning siring dengan semakin dewasanyaanak

tersebut. Lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal padaanak-

anak. Bagian ini akan menghilang pada tulang dewasa. Bagian epifisis yang

letaknya dekat sendi ulang panjang bersatu dengan metafisis sehingga

pertumbuhan memanjang tulang terhenti.

Tulang adalah suau jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel :

Osteoblas ,osteosit, dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan

membentuk kola gentipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau

jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang

aktif menghasilkan jaringan osteoid ,osteoblas mensekresikan sejumlah besar

fosfatase alkali, yang mengandung peranan penting dalam mengendapkan

kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang .Sebagian dari fosfatse alkali akan

memasuki aliran darah, dengan demikian makakadar fosfatase alkali di dalam

darah dapat menjadi indikator yang baik tentangtingkat pembentukan tulang

setelah mengalami patah tulang atau pada kasusmetastasis kanker tulang.

Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasa untuk

pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel besar

berinti banyk yang memungkinkan minerl danmatriks tulang dapat diabsorpsi

.osteoklas mengikis tulang.

6
D. Patofisiologi

Penyakit pembuluh darah perifer merupakan pemnyebab terbesar dari

amputasi anggota gerak bagian bawah. Biasanya penyebab dari penyakit

pembuluh darah perifer adalah hipertensi, diabetes, hiperlipidemia. Penderita

neuropati perifer terutama klien dengan diabetes melitus mempunyai resiko untuk

amputasi. Pada neuropati perifer biasanya kehilangan sensor untuk merasakan

adanya luka dan infeksi. Tidak terawatnya luka dapat infeksi dapat menyebabkan

terjadinya gangren dan membutuhkan tindakan amputasi.

Insiden amputasi paling tinggi terjadi pada laki-laki usia muda. Biasanya

amputasi di indikasikan karena kecelakaan kendaraan terutama motor, atau

kecelakaan penggunaan mesin saat bekerja. Kejadian ini juga dapat terjadi pada

orang dewasa namun presentasinya lebih sedikit dibanding dengan kalangan

muda. Amputasi di indikasikan bagi klien dengan gangguan aliran darah baik akut

maupun kronis. Pada situasi trauma akut, dimana anggota tubuhnya terputus

sebagian atau seluruhnya akan mengalami kematian jaringan. Walaupun replantasi

jari, bagian tubuh yang kecil, atau seluruh anggota tubuh sukses. Pada proses

penyakit kronik,sirkulasi mengalami gangguan sehingga terjadi kebocoran protein

pada intersisium sehingga terjadi edema. Edema menambah resiko terjadinya

cedera dan penurunan sirkulasi. Ulkus yang ada menjadi berkembang karena

terinfeksi yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan yang membuat bakteri

mudah berkembangbiak. Infeksi yang terus bertumbuh membahayakan sirkulasi

selanjutnya dan akhirnya memicu gangren, dan dibutuhkan tindakan amputasi

(LeMone, 2011).

7
Selain dari data diatas, penyebab atau faktor predisposisi terjadinya amputasi

diantaranya ialah terjadinya fraktur multiple organ tubuh yang yangt tidak

mungkin dapat diperbaiki, kehancuran jaringan kuli yang tidak mungkin

diperbaiki, gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat, infeksi yang

berat atau berisiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya, ada tumor pada

organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif, deformitas organ (Bararah

dan Jauhar, 2013).

Berdasarkan pelaksanaannya amputasi dibedakan menjadi amputasi

selektif/terencana diamana amputasi ini dilakukan pada penyakit yang

terdiagnosis dan mendapat penangan yang terus menerus, biasanya dilakukan

sebagai salah satu tindakan terakhir, sedangkan amputasi akibat trauma tidak

direncanakan. Amputasi darurat merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang

cepat, seperti pada trauma multiple dan kerusakan/kehilangan kulit yang luas.

Menurut jenisnya amputasi dibagi menjadi dua macam, yaitu amputasi jenis

terbuka dan tertutup. Amputasi terbuka dilakukan pada kondisi infeksi yang berat

dimana pemotongan tulang dan otot pada tingkat yang sama sedangkan amputasi

tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana dibuat skaif

kulit untuk menutup luka yang dibuat dengan memotong kurang lebih 5

centimeter dibawah potongan otot dan tulang.

Amputasi dilakukan pada titik paling distal yang masih dapat mencapai

penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi ditentukan berdasarkan dua faktor

peredaran darah pada bagian itu dan kegunaan fungsional (sesuai kebutuhan

protesis).

8
Amputasi jari kaki dan sebagian kaki hanya menimbulkan perubahan minor

dalam gaya jalan dan keseimbangan. Amputasi syme (memodifikasi amputasi

disartikulasi pergelangan kaki) dilakukan paling sering pada trauma kaki ekstensif

dan menghasilkan ekstremitas yang bebas nyeri dan kuat dan dapat menahan

beban berat badan penuh. Amputasi dibawah lutut lebih disukai dibanding

amputasi diatas lutut karena pentingnya sendi lutut dan kebutuhan energi untutk

berjalan. Dengan mempertahankan lutut bagi lansia antara ia bisa berjalan dengan

alat bantu dan atau bisa duduk di kursi roda. Diartikulasi sendi lutut paling

berhasil pada klien muda, aktif yang masih mampu mengembangkan kontrol yang

tepat sebanyak mungkin panjangnya, otot dibentuk dan distabilkan, dan

disupervisi pinggul dapat dicegah untuk potensi supervise maksimal. Bila

dilakukan amputasi disartikulasikan sendi pinggul kebanyakan orang akan

tergantung pada kursi roda untuk mobilisasinya.

Amputasi ekstremitas atas dilakukan dengan mempertahankan panjang

fungsional maksimal. Protesis segera diukur dengan fungsinya bisa maksimal

(Bararah dan Jauhar, 2013).

Perdarahan infeksi, dan kerusakan integritas kulit merupakan komplikasi

amputasi. Perdarahan dapat terjadi akibat pemotongan pembuluh darah besar dan

dapat menjadi massif. Infeksi dapat terjadi pada semua pembedahan, dengan

perdaran darah yang buruk atau adanya kontaminasi serta dapat terjadi kerusakan

kulit akibat penyembuhan luka yang buruk dan iritasi penggunaan prosthesis

(Lukman dan Ningsih, 2009).

9
E. Pathway

10
F. Metode Amputasi

Amputasi dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh

dengan metode :

1. Metode terbuka (guillotine amputasi). Metode ini digunakan pada klien

dengan infeksi yang mengembang atau berat. Dimana pemotongan

dilakukan pada tingkat yang sama. Bentuknya benar-benar terbuka dan

dipasang drainage agar luka bersih dan luka dapat ditutup setelah tidak

terinfeksi.

2. Metode tertutup. Dilakukan dalam kondisi yang lebih mungkin. Pada

metode ini kulit tepi ditarik atau dibuat skalf untuk menutupi luka, pada

atas ujung tulang dan dijahit pada daerah yang diamputasi.

G. Jenis Amputasi

a) Amputasi guillotine

Amputasi ini dilakukan pada saat darurat jika penyembuhan primer luka

tidak mungkin berlangsung karena kontaminasi atau infeksi berat

b) Amputasi definitive

Amputasi hanya dilakukan pada kasus anggota badan yang sudah hancur

Menurut Tempat Amputasi :

a) Amputasi pada superior

1) Jari tangan

2) Setinggi / sekitar pergelangan tangan (amputasi transkarpal)

3) Lengan bawah

 Bagian distal

11
 1/3 proksimal

4) Lengan atas

 Daerah suprakondiler

 Daerah proksimal suprakondiler

5) Bahu

b) Amputasi pada ekstremitas inferior

1) Paha

2) Lutut

3) Kaki

H. Pencegahan

1. Mengajarkan klien tentang hidup sehat

2. Pemeriksaan kesehatan teratur untuk deteksi penyakit diabetes melitus,

dan mengajarkan perawatan kaki

3. Memberitahu kebiasaan berkendara yang aman

4. Memberitahu tentang penggunaan mesin industri dengan prinsip K-3

I. Komplikasi

a) Hematoma

- Hemostasis sebelum ditutup

- Gunakan drain

- Gunakan rigid dressing

- Hematoma dpt memperlambat wound healing dan medium bagi

bacterial infection

- Jika hematoma terbentuk, lakukan compressive dressing.

12
- Jika hematoma disertai delayed wound healing dg atau tanpa infection,

harus di evakuasi di OK

J. Penatalaksanaan

a. Tingkatan Amputasi

Amputasi dilakukan pada titik paling distal yang masih dapat mencapai

penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi ditentukan berdasar dua fakor:

peredaran darah pada bagian itu dan kegunaan fungsional (mis. Sesuai kebuuhan

protesis).

Status peredaran darah ekstremitas dievaluasi melalui pemeriksaan fisik dan

uji dan uji tertentu. Perfusi otot dan kulit sangat penting untuk penyembuhan.

Floemetri doppler, penentuan tekanan darah segmental, dan tekanan parsial

oksigen perkutan (PaO2) merupakan uji yang sangat berguna. Angiografi

dilakukan bila revaskularisasi kemungkinan dapat dilakukan.

Tujun pembedahan adalah mempertahankan sebanyak mungkin tujuan

ekstremitas konsisten dengan pembasmian proses penyakit. Mempertahankan

lutut dan siku adalah pilihan yang diinginkan. Hampir pada semua tingkat

amputasi dapat dipasangi prostesis.

Kebutuhan energi dan kebutuhan kardiovaskuler yang ditimbulkannya akan

meningkat dan menggunakan kursi roda ke prostesis ke tongkat tanpa protesis.

Maka pemantauan kardiovaskuler dan nutrisi yang keaet sangat penting sehingga

batas fisiologis dan kebutuhan dapats seimbang.

Amputasi jari kaki dan sebagaian kaki hanya menimbulkan perubahan minor

dalam gaya berjalan dan keseimbangan. Amputasi syme (modifikasi amputasi

13
disartikulasi pergelangan kaki) dilakukan paling sering pada trauma kaki ekstensif

dan menghasilkan ekstremitas yang bebas nyeri dan kuat dan yang dapat menahan

beban berat badan penuh. Amputasi bawah luut lebih disukai daripada di atas lutut

karena peningnya sendi lutut dan kebutuhan energi untuk berjalan. Dengan

mempertahankan lutut sangat berarti bagi seorang lansia antara ia bisa berjalan

dengan alat bantu dan hanya bisa duduk di kursi roda. Disartikulasi sendi lutut

paling berhasil pada pasien muda, aktif yang masih mampu mengembangkan

kontrol yang tepat terhadap prostesis. Bila dilakukan amputasi atas lutut,

pertahankan sebanyak mungkin panjangnya, otot dibentuk dan distabilkan, dan

kontraktur pinggul dapat dicegah untuk potensial ambulasi maksimal. Bila

dilakukan amputasi disartikulasi sendi pinggul, kebanyakan orang akan

tergantung pada kursi roda untuk mobilitasnya.

Amputasi ektremitas atas dilakukan dengan mempertahankan panjang

fungsional maksimal. Prostesis segera diukur agar fungsinya bisa maksimal.

b. Penatalaksanaan Sisa Tungkai

Tujuan bedah utama adalah mencapai penyembuhan luka amputasi,

menghasilkan sisa tungkai (puntung) yang tidak nyeri tekan dengan kuli yang

sehat untuk penggunaan prosteis. Lansia mungkin mengalami kelambatan

penyembuhan luka karena nutrisi yang buruk dan masalah kesehatan lainnya.

Penyembuhan dipercepat dengan penanganan lembut terhadap sisa tungkai,

pengontrolan edema sisa tungkai dengan balutan kompres lunak atau rigid dan

menggunakan teknik aseptik dalam perawatan luka unuk menghindari infeksi.

 Balutan rigid tertutup

14
Balutan rigid adalah balutan yang menggunakan plaster of paris yang dipasang

waktu dikamar operasi. Pada waktu memasang balutan ini harus direncanakan

apakah penderita harus imobilisasi atau tidak dan pemasangan dilengkapi tempat

memasang ekstensi prosthesis sementara (pylon) dan kaki buatan. Balutan ini

sering digunakan untuk mendapatkan kompresi yang merata, menyangga jaringan

lunak dan mengontrol nyeri dan mencegah kontraktur. Kaoskaki steril dipasang

pada sisi steril dan bantalan dipasang pada daerah peka tekanan. Sisa tungkai

(punting) kemudian dibalut dengan gips elastic yang ketika mengeras akan

memberikan tekanan yang merata. Hati-hati jangan sampai menjerat pembuluh

darah. Gips diganti sekitar 10-14 hari. Bila terjadi peningkatan suhu tubuh, nyeri

berat atau gips mulai longgar harus segara diganti.

 Balutan lunak.

Balutan lunak dengan atau tanpakompresi dapat digunakan bila diperlukan

inspeksi berkala sisa tungkai (puntung) sesuai kebutuhan. Bidai imobilisasi dapat

dibalutkan pada balutan. Hematoma puntung dikontrol dengan alat drainase luka

untuk meminimalkan infeksi.

 Amputasi Bertahap

Amputasi bertahap dilakukan bila ada gangren atau infeksi. Pertama-tama

dilakukan amputasi guillotine untuk mengangkat semua jaringan nekrosis dan

sepsis. Luka didebridemen dan dibiarkan mengering. Jika dalam beberapa hari

infeksi telah terkontrol dank lien telah stabil, dilakukan amputasi definitife dengan

penutupan kulit.

 Protesis.

15
Kadang diberikan pada hari pertama pasca bedah sehingga latihan segera

dapat dimulai. Keuntungan menggunakan protesis sementara adalah membiasakan

klien menggunakan protesis sedini mungkin. Kadang protesis darurat baru

diberikan setelah satu minggu luka sembuh. Pada amputasi, untuk penyakit

pembuluh darah proteis sementara diberikan setelah 4 minggu. Protesis ini

bertujuan untuk mengganti bagian ekstremitas yang hilang. Artinya defek system

musculoskeletal harus diatasi, temasuk defek faal. Pada ekstremitas bawah, tujuan

protesis ini sebagian besar dapat dicapai. Sebaliknya untuk ekstremitas atas tujuan

itu sulit dicapai, bahkan dengan tangan miolektrik canggih yang bekerja atas

sinyal miolektrik dari otot biseps dan triseps.

Pasien yang memerlukan amputasi biasanya mudah dengan trauma

ekstremitas berat atau manula dengan penyakit vaskuler perifer. Orang muda

umumnya sehat, sembuh dengan cepat, dan berpartisipasi dalam program

rehabilitasi segera. Karena amputasi sering merupakan akibat dari cedera, pasien

memerlukan lebih banyak dukungan psikologis untuk menerima perubahan

mendadak citra diri dan menerima stres akibat hospitalisasi,rehabilitasi jangka

panjang dan penyesuaiaan gaya hidup. Pasien ini memerlukan waktu untuk

mengatasi perasaan mereka mengenai kehilangan permanen. Reaksi mereka susah

diduga dan dapat berupa kesedihan terbuka dan bermusuhan.

Sebaliknya, lansia dengan penyakit vascular perifer sering mengidap masalah

kesehatan lain, termasuk diabetes militus dan arterosklerosis. Amputasi terapeutik

untuk kondisi yang sudah berlangsung lama dapat membebaskan pasien dari

16
nyeri, disabilitas dan ketergantungan. Pasien ini biasanya sudah siap mengatasi

perasaannya dan siap menerima amputasi. Adapun pengaruh dari amputasi yaitu :

 Kecepatan metabolisme

Jika seseorang dalam keadaan imobilisasi maka akan menyebabkan penekanan

pada fungsi simpatik serta penurunan katekolamin dalam darah sehingga sehingga

menurunkan kecepatan metabolismebasal.

 System musculoskeletal

Terjadi penurunan kekuatan otot. Dengan adanya imobilisasi dan gangguan

system vaskuler memungkinkan supali O2 dan nutrisi sangat berkurang pada

jaringan demikian pula dengan pembuangan sisa metabolisme akan terganggu.

 System integument

Tirah baring yang lama dapat mengakibatkan tubuh bagian bawah seperti

punggung dan bokong akan tertekan akibat tirah baring lama sehingga terjadi

penurunan suplai darah dan nutrisi kejaringan. Jika hal ini dibiarkan akan terjadi

ischemia, hyperemis, dekubitus dan akan normal kembali jika tekanan dihilangkan

dan kulit dimasase untuk meningkatkan supali darah.

17
BAB III

KONSEP ASKEP

1. Pengkajian

A. Identitas :

o Nama :

o Jenis kelamin :

o Umur :

o Agama :

o Status :

o Pekerjaan :

o Pendidikan :

o Alamat :

o No.Rm :

o Diagnosa Medis :

o Tgl masuk :

o Tanggal pengkajian :

- Penanggung Jawab :

o Nama :

o Umur :

o Pendidikan :

o Pekerjaan :

o Alamat :

18
o Hubungan dengan klien :

B. Riwayat kesehatan

- Keluhan utama

Keluhan Atau gejala apa yang menyebabkan pasien berobat atau keluhan

saat awal dilakukan pengkajian

- Riwayat penyakit sekarang

Kronologi penyakit saat ini

Bagaimana sifat gejala : mendadak, perlahan-lahan terus menerus, hilang

timbul

- Riwayat penyakit dahulu

Apakah dulu klien pernah menderita penyakit yang sama

- Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada riwayat keluarga yang mengalami penyakit yang sama

C. Pengkajian saat ini

- Kebutuhan sehari-hari

- Pemeriksaan fisik

o Keadaan umum

o Kesadaran : Compos mentis

o Tanda-tanda vital

Tekanan Darah:

Nadi:

Suhu:

19
Pernapasan:

o Pemeriksaan fisik head to toe

1. Kepala

 Wajah: Wajah simetris, pergerakan wajah baik

 Rambut:

-Infeksi: Rambut hitam,ikal,distribusi merata,tidak terdapat

ketombe

-Palpasi: tidak ada benjolan dan nyeri tekan

 Mata

-Inspeksi: Alis simetris kiri dan kanan,tidak memakai kaca mata

-Palpasi :Tidak terdapat nyeri tekan

 Telinga

-Inspeksi: Simetris, tidak ada lesi

-Palpasi: Tidak ada nyeri tekan

 Hidung

-Inspeksi: Simetris, tidak ada cuping hidung

-Palpasi: Tidak ada nyeri tekan

 Dada

-Inspeksi: Normal check, tidak ada lesi

-Palpasi: Tidak ada nyeri tekan

-Auskultasi: Tidak ada suara tambahan

 Abdomen

-Inspeksi: Simetris,tidak ada lesi

20
-Palpasi: Ada nyeritekan dibagian kanan bawah, abdomen

-Auskultasi: Bising usus tidak ada

 Ekstrimitas

Kaji nyeri, kekuatan dan tonus otot

D. Diagnosa

1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan insisi bedah

sekunder terhadap   amputasi

2. Infeksi berhubungan dengan  adanya  luka  amputasi

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan  perubahan citra tubuh

sekunder terhadap amputasi

E. Intervensi keperawatan

No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

Diag
1 Setelah dilakukan tidakan -  Observasi intensitas nyeri

keperawatan selama 3x24 -  Berikan posisi yang nyaman

jam, diharapkan nyeri dapat -  Ajarakan teknik relaksasi nafas

terkontrol. dalam

Kriteria hasil: -Kolaborasi dalam pemberian terapi

- skala nyeri 1-3 analgesik

- Ekspresi wajah rileks

- Pasien dapat melokalisir

nyeri

21
2 Setelah dilakukan tidakan - Observasi tingkat mobilitas pasien

keperawatan selama 3x24 - Bantu klien dalam melakukan

jam, diharapkan tingkat gerakan

mobilitas pasien maksimal -Anjurkan keluarga berada di dekat

Kriteria hasil: pasien untuk membantu mobilitas

-pasien mampu -Kolaborasi dengan fisioterapi

menggerakkan badannya

dengan  mandiri / dengan

bantuan

3 Setelah dilakukan tidakan - Observasi tanda-tanda infeksi

keperawatan selama 3x24- Lakukan perawatan luka dengan

jam, diharapkan infeksi dapat teknik aseptik

teratasi secara maksimal - Anjurkan pasien banyak makan yang

Kriteria hasil: mengandung protein tinggi

- TTV dalam batas normal - Kolaborasi dalam pemberian terapi

- WBC  : dalam batas normal antibiotik

( 4,1 -  10,5)

- tanda- tanda infeksi

berkurang

4 Setelah dilakukan tidakan- Observasi masalah yang dialami

keperawatan selama 3x24 klien setelah amputasi

jam, diharapkan pasien- Libatkan klien dalam melakukan

22
mampu menerima diri pada perawatan diri:

situasi yang baru.         Perawatan luka.

Kriteria hasil :         Mandi.

        Menyatakan penerimaan         Menggunakan pakaian.

terhadap penerimaan diri. -  Berikan dukungan moral.

        Membuat rencana untuk- Anjurkan keluarga untuk berada di

melanjutkan gaya hidup dekat pasien

23
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Amputasi adalah merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan

terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak

mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala

kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau

merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.

amputasi merupakan pilihan pembedahan yang terakhir, dimana sedapat mungkin

dilakukan prosedur bedah yang mempertahankan ekstremitas. Namun pada

beberapa kondisi, antara lain pada sarkoma jaringan lunak yang sudah

menginfiltrasi semua struktur lokal di ekstremitas, amputasi merupakan pilihan.

2. Saran

Untuk mencegah amputasi maka kita harus mengobati luka yang ada dengan

tepat karena kalau tidak diobati akan terjadi gangguan vaskuler dan akan

mengakibatkan nekrosis jaringan yang kalau di biarkan harus di amputasi untuk

mencegah penyebaran nekrotik

24
DAFTAR PUSTAKA

Huda Amin Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2015.

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA &

NIC NOC.

Jogjakarta : Mediaction. Heather T. Herdman & Shigemi Kamitsuru. 2015.

Diagnosis Keperawatan : Definis & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10

Terjemahan Indonesia.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC M. Gloria Bulechek, dkk. 2016.

Nursing Intervention Classification (NIC).

Singapore : El Sevier. Moorhead Sue, dkk. 2016.

Nursing Outcomes Classification (NOC).

Singapore : El Sevier.

25

Anda mungkin juga menyukai