Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sarcoma osteogenik atau yang sering kita sebut dengan osteosarkoma adalah tumor
tulang primer maligna yang paling sering dan yang paling Iatal. Tumor ini menyebabkan
mortalitas tinggi karena sarcoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien pertama kali
berobat. Sarkoma osteogenik tampak lebih sering terjadi pada pria pada kelompok umur 10
sampai 25 tahun. Oleh karena itu, sangatlah dibutuhkan pengetahuan yang lebih dalam
mengenai penyakit osteosarkoma ini dan salah satunya cara untuk mengetahuinya adalah
dengan diskusi menggunakan metode seven jumps dan diahiri dengan membuatan makalah.
1.2 Identifikasi Kasus
An. BO 17 tahun merupakan anak yang aktiI mengikuti ekstra kulikuler di sekolahnya,
kurang lebih 3 bulan yang lalu klien mengeluh ada benjolan di tungkai kananya, terasa panas
dan nyeri. Kemudian klien ke RS dan kemudian dilakukan biopsy pada benjolan di kaki
kanannya. Dengan hasil T3N1M1. Dan sekarang klien dirawat di ruang ortopedi dengan
keluhan di tungkai bawah kanan yang mengalam pembengkakan. Klien mengatakan nyeri
pada kakinya dirasakan terus-menerus, pada skala 9 (0-10). Klien tampak menggigit sarung
bantal dan sesekali menangis. Tampak massa sebesar bola tenis di tungkai kanan, kemerahan,
mengkilap. Kulit sekitar benjolan tampak merah, dibagian puncak benjolan tampak luka
terbuka berukuran 2x3 cm yang mengeluarkan pus yang berwarna hijau dan bau. Klien
mengatakan disentuh dan bergesekan dengan kain saja akan menyebabkan nyeri bertambah.
Klien saat ini dipersiapkan untuk dilakukan tindakan amputasi. Keluarga klien belum
memberitahukan penyakit klien.
1.3 Tujuan
Tujuannya adalah:
Untuk mengetahui pengertian dan patoIisiologi dari osteosarkoma.
Mengetahui diagnosa untuk klien dan cara penanganan klien dengan osteosarkoma.
BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Fisiologi
Tulang membentuk rangka penujnjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk
melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Ruang di tengah tulang-tulang
tertentu berisi jaringan hematopoetik, yang membentuk berbagai sel darah. Tulang juga
merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan IosIat.
Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral dan jaringan
organic (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan IosIat membentuk suatu kristal garam
(hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteoglikan. Matriks organik
tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70 dari oeteoid adalah kolagen tipe I
yang kaku dan memberikan ketegaran tinggi pada tulang. Materi organik lain yang juga
menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam hialuronat.
Jaringan tulang dapat berbentuk anyaman atau lamelar. Tulang yang berbentuk anyamn
terlihat saat pertumbuhan cepat, seperti sewaktu perkembangan janin atau sesudah terjadinya
patah tulang, selanjutnya keadaan ini akan diganti oleh tulang yang lebih dewasa yang
berbentuk lamelar. Pada orang dewasa, tulang anyaman ditemukan pada inserasi ligamentum
atau tendon. Tumor osteosarkoma terdiri dari ulang anyaman.
Bagian-bagian khas dari sebuah tulang panjang.
DiaIisis atau batang, adalah bagian engah tulang yang berbentuk silinder. Bagian ini
tersusun dari tulang kortikal yang memiliki kekuatan besar. MetaIisis adalah bagian tulang
yang melebar didekat ujung akhir batang. Daerah ini terutama disusun oleh ulang trabekular
atau tulang spongiosa yang mengandung sumsum merah. Sumsum merah juga terdapat di
bagian epiIisis dan diaIisis tulang. Pada anak-anak, sumsum merah mengisi sebagia besa
bagian dalam dari tulang panjang, teapi kemudian diganti oleh sumsum kuning siring dengan
semakin dewasanya anak tersebut. Lempeng epiIisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal
pada anak-anak. Bagian ini akan menghilang pada tulang dewasa. Bagian epiIisis yang
letaknya dekat sendi ulang panjang bersatu dengan metaIisis sehingga pertumbuhan
memanjang tulang terhenti.
Tulang adalah suau jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel : osteoblas, osteosit,
dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan
proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut
osiIikasi. Ketika sedang aktiI menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan
sejumlah besar IosIatase alkali, yang mengandung peranan penting dalam mengendapkan
kalsium dan IosIat ke dalam matriks tulang. Sebagian dari IosIatse alkali akan memasuki
aliran darah, dengan demikian maka kadar IosIatase alkali di dalam darah dapat menjadi
indikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau
pada kasus metastasis kanker tulang. Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak
sebagai suatu lintasa untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah
sel-sel besar berinti banyk yang memungkinkan minerl dan matriks tulang dapat
diabsorpsi.osteoklas mengikis tulang.
ambaran pada kasus
Osteosarkoma adalah neoplasma (pertumbuhan yang baru dan abnormal) sel tulang
(osteoblas) yang sangat ganas. Sel tersebut memproduksi osteoid (matriks organik) pada
proses osiIikasi. Tumbuh dibagian metaIisis tulang ( bagian yang melebar di dekat ujung
akhir batang). Karena banyak mengandung sumsum merah maka akan timbul maniIestasi
klinis meningkatnya suhu kulit di atas massa dan menghasilkan panas. Sering mengenai
Iemur distal (paha bawah), tibia proksimal (tulang kering atas), dan humerus proksimal
(lengan atas).
2.2 Definisi
Osteosarkoma atau sarkoma oseteogenik merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metaIisis tulang. Tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Kasus osteosarkoma
paling banyak menyerang anak remaja dan mereka yang baru menginjak dewasa, tetapi dapat
juga menyerang penderita penyakit paget yang berusia lenih dari 50 tahun. Nyeri yang
menyertai destruksi tulang dan erosi adalah gejala umum dari penyakit ini.
2.3 Etiologi
1. Genetik.
Dari data penelitian, diduga mutasi genetic pada sel induk masenkim dapat menimbulkan
sarcoma. Ada beberapa gen yang sudah diketahui memiliki peranan dalam kejadian sarcoma,
antara lain gen RB-1 dan P53. Mutasi gen P53 mempunyai peranan yang jelas dalam terjadinya
STS.
2. Radiasi.
Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar radiasi seperti pada
klien karsinoma mamma dan limIoma maligna yang mendapat radioterapi. Halperin dkk,
memperkirakan terjadinya resiko sarcoma pada klien penyakit Hodgkin yang diradiasi adalah
0.9 .
3. Bahan Kimia.
Bahan kimia seperti dioxin dan phenoxyherbicide diduga dapat menimbulkan sarcoma, tetapi
belum dapat dibuktikan. Pemaparan terhadap torium dioksida, suatu bahan kontras, dapat
menimbulkan angiosarkoma pada hepar.
4. Trauma.
Sekitar 30 kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat trauma. Walaupun
sarcoma kadang kadang timul pada jaringan sikatriks lama, luka bakar, dan riwayat trauma,
semua ini tidak pernah dapat dibuktikan.
5. LimIedema.
LimIedema kronis akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan limIangiosarkoma dan kasus
limIangiosarkoma pada ekstermitas superior ditemukan pada klien karsinoma mamma yang
mendapat radioterapi pasca-mastektomi.
. InIeksi.
Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh inIeksi parasit, yaitu
Iilariasis. Pada klien limIedema kronis akibat obstruksi, Iilariasis dapat menimbulkan
limIangiosarkoma.
2.4 Klasifikasi
Berdasarkan atas gradasi, lokasi, jumlah darilesinya, penyebabnya, maka osteosarkoma
dibagi atas beberapa klassiIikasi atau variasi yaitu:
1. Osteosarkoma klasik.
Osteosarkoma klasik merupakan tipe yang paling sering dijumpai. Tipe ini disebut juga:
osteosarkoma intrameduler derajat tinggi (High-Grade Intramedullary Osteosarcoma). Tipe ini
sering terdapat di daerah lutut pada anak-anak dan dewasa muda, terbanyak pada distal dari
Iemur. Sangat jarang ditemukan pada tulang-tulang kecil di kaki maupun di tangan, begitu juga
pada kolumna vertebralis. Apabila terdapat pada kaki biasanya mengenai tulang besar pada kaki
bagian belakang (hind Ioot) yaitu pada tulang talus dan calcaneus, dengan prognosis yang lebih
jelek. Penderita biasanya datang karena nyeri atau adanya benjolan. Pada hal keluhan biasanya
sudah ada 3 bulan sebelumnya dan sering kali dihubungkan dengan trauma. Nyeri semakin
bertambah, dirasakan bahkan saat istirahat atau pada malam hari dan tidak berhubungan dengan
aktivitas. Terdapat benjolan pada daerah dekat sendi yang sering kali sangat besar, nyeri tekan
dan tampak pelebaran pembuluh darah pada kulit di permukaannya. Tidak jarang menimbulkan
eIusi pada sendi yang berdekatan. Sering juga ditemukan adanya patah tulang patologis. Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan alkaline phosphatase dan lactic
dehydrogenase, yang mana ini dihubungkan dengan kepastian diagnosis dan prognosis dari
osteosarkomatersebut.
2. Parosteal Osteosarkoma
Parosteal osteosarkoma yang tipikal ditandai dengan lesi pada permukaan tulang, dengan
terjadinya diIerensiasi derajat rendah dari Iibroblas dan membentuk woven bone atau lamellar
bone. Biasanya terjadi pada umur lebih tua dari osteosarkoma klasik, yaitu pada umur 20 sampai
40 tahun. Bagian posterior dari distal Iemur merupakan daerah predileksi yang paling sering,
selain bisa juga mengenai tulang-tulang panjang lainnya.14 Tumor dimulai dari daerah korteks
tulang dengan dasar yang lebar, yang makin lama lesi ini bisa invasi kedalam korteks dan masuk
ke endosteal.5Pengobatannya adalah dengan cara operasi, melakukan eksisi dari tumor dan
survival ratenya bisa mencapai 80 D 90.5,14
3. Periosteal Osteosarkoma.
Periosteal osteosarkoma merupakan osteosarkoma derajat sedang (moderate-grade) yang
merupakan lesi pada permukaan tulang bersiIat kondroblastik, dan sering terdapat pada daerah
proksimal tibia.5 Sering juga terdapat pada diaIise tulang panjang seperti pada Iemur 8 dan
bahkan bisa pada tulang pipih seperti mandibula.15 Terjadi pada umur yang sama dengan pada
klasik osteosarkoma. Derajat metastasenya lebih rendah dari osteosarkoma klasik yaitu 20 D
35 terutama ke paru-paru.5,8 Pengobatannya adalah dilakukan operasi marginal-wide eksisi
(wide-margin surgical resection), dengan didahului preoperative kemoterapi dan dilanjutkan
sampai post-operasi.
4. Telangiectasis Osteosarkoma
Telangiectasis osteosarkoma pada plain radiograIi kelihatan gambaran lesi yang radiolusen
dengan sedikit kalsiIikasi atau pembentukan tulang.5 Dengan gambaran seperti ini sering
dikelirukan dengan lesi binigna pada tulang seperti aneurysmal bone cyst. Terjadi pada umur
yang sama dengan klasik osteosarkoma. Tumor ini mempunyai derajat keganasan yang sangat
tinggi dan sangat agresiI. Diagnosis dengan biopsi sangat sulit oleh karena tumor sedikit jaringan
yang padat, dan sangat vaskuler. Pengobatannya sama dengan osteosarkoma klasik, dan sangat
resposiI terhadap adjuvant chemotherapy. Osteosarkoma Disgnosis dan Penganannya Siki
Kawiyana.
5. Osteosarkoma Sekunder
Osteosarkoma dapat terjadi dari lesi jinak pada tulang, yang mengalami mutasi sekunder dan
biasanya terjadi pada umur lebih tua, misalnya bisa berasal dari pagets disease, osteoblastoma,
Iibous dysplasia, benign giant cell tumor.2 Contoh klasik dari osteosarkoma sekuder adalah yang
berasal dari pagets disease yang disebut pagetic osteosarcomas. Di Eropa merupakan 3 dari
seluruh osteosarkoma dan terjadi pada umur tua. Lokasi yang tersering adalah di humerus,
kemudian di daerah pelvis dan Iemur. Perjalanan penyakit sampai mengalami degenerasi ganas
memakan waktu cukup lama berkisar 15 D 25 tahun dengan mengeluh nyeri pada daerah
inIlamasi dari pagets disease. Selanjutnya rasa nyeri bertambah dan disusul oleh terjadinya
destruksi tulang. Prognosis dari pagetic osteosarcoma sangat jelek dengan Iive years survival rate
rata-rata hanya 8.2 Oleh karena terjadi pada orang tua, maka pengobatan dengan kemoterapi
tidak merupakan pilihan karena toleransinya rendah.
6. Osteosarkoma Intrameduler Derajat Rendah
Tipe ini sangat jarang dan merupakan variasi osseoIibrous derajat rendah yang terletak
intrameduler. Secara mikroskopik gambarannya mirip parosteal osteosarkoma. Lokasinya pada
daerah metaIise tulang dan terbanyak pada daerah lutut. Penderita biasanya mempunyai umur
yang lebih tua yaitu antara 15 D 65 tahun, mengenai laki-laki dan wanita hampir sama.2Pada
pemeriksaan radiograIi, tampak gambaran sklerotik pada daerah intrameduler metaIise tulang
panjang. Seperti pada parosteal osteosarkoma, osteosarkoma tipe ini mempunyai prognosis yang
baik dengan hanyamelakukan lokal eksisi saja.2
7. Osteosarkoma Akibat Radiasi
Osteosarkoma bisa terjadi setelah mendapatkan radiasi melebihi dari 30Gy.2 Onsetnya
biasanya sangat lama berkisar antara 3 D 35 tahun, dan derajat keganasannya sangat tinggi
dengan prognosis jelek dengan angka metastasenya tinggi.6.
8. Multisentrik Osteosarkoma
Disebut juga MultiIocal Osteosarcoma. Variasi ini sangat jarang yaitu terdapatnya lesi tumor
yang secara bersamaan pada lebih dari satu tempat. Hal ini sangat sulit membedakan apakah
sarkoma memang terjadi bersamaan pada lebih dari satu tempat atau lesi tersebut merupakan
suatu metastase.5 Ada dua tipe yaitu: tipe Synchronous dimana terdapatnya lesi secara
bersamaanpada lebih dari satu tulang. Tipe ini sering terdapat pada anak-anak dan remaja dengan
tingkat keganasannya sangat tinggi. Tipe lainnya adalah tipe Metachronous yang terdapat pada
orang dewasa, yaitu terdapat tumor pada tulang lain setelah beberapa waktu atau setelah
pengobatan tumor pertama. Pada tipe ini tingkat keganasannya lebih rendah.
2.5 rade
I. Grade Tumor Ganas Tulang (Sistem grading AJCC)
(G) Grading Histopatologis
Gx
G1
G2
G3
G4
Grade tumor tidak dapat diketahui
Grade dapat dibedakan dengan baik (well diIIerentiated)
Grade perbedaan tingkat sedang (moderately diIIerentiated)
Grade perbedaan sangat sulit (poorly diIIerentiated)
Grade tidak dapat dibedakan (undiIIerentiated)
II. Grade Tumor Ganas Tulang
Grade Grading Histologis Grading Biologis
Tingkat
1
Tingkat
2
Tingkat
3
Anaplasia sangat minimal dan
sangat sulit dibedakan dengan
jaringan normal. Harus
dibandingkan dengan
pemeriksaan kliniko-radiologis
Anaplasia dengan tingkat
sedang. Di sini dapat diketahui
tingkat anaplasia sebagai suatu
tumor ganas hanya dengan
melakukan pemeriksaan
sitologi
Anaplasia yang hebat, terlihat
banyak perubahan sel dengan
sel besar dan nuclei yang besar
pula serta mitosis yang banyak.
Pertumbuhan dan metastasis tumor
lambat, kurang dari 10 dalam 5
tahun. Misalnya, pada tingkat 2dan 3
secara histologist dari sarcoma
osteogenik periosteal.
Pertumbuhan tumor cepat dan
metastasis antara 1 1-50 dalam s
tahun. Misalnya, pada osteosarkoma
sclerosing tingkat 1 secara
histologist.
Pertumbuhan sangat cepat, dalam 5
tahun lebih 50 sudah
bermetastasis. Sebagai contoh,
sarcoma ewing dan sarcoma
osteogenik intramedular tingkat 2
dan 3 secara histologist.
III. System grading menurut UICC,1998.
(T) Klinis Tumor Primer
Tx
T0
T1
T1a
T1b
T2
T2a
T2b
Tumor primer tidak dapat diukur
Tidak ada tumor
Tumor _ 5 cm pada diameter terbesar
Tumor superIicial (di atas Iasia superIisialis)
Tumor proIunda (di bawah Iasia superIisialis)
Tumor _ 5 cm pada diameter terbesar
Tumor superIicial (di atas Iasia superIisialis)
Tumor proIunda (di bawah Iasia superIisialis)

2.7 Manifestasi Klinik
Osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh
di bagian metaIisis tulang. ManiIestasi yang biasa munsul adalah sebagai berikut :
1. nyeri yang menyertai destruksi tulang
2. pembengkakan
3. keterbatasan gerak
4. penurunan berat badan
5. massa tilang dapat teraba
6. ada nyeri teklan dan tidak dapat digerakkan
7. peningkatan suhu kulit di atas massa
8. anemia
9. ketegangan vena
10. naIsu makan menurun
2.8 Penatalaksanaan
armakologi
Obat-obat kemoterapi yang mempunyai hasil cukup eIektiI untuk osteosarkoma adalah:
1. Doxorubicin (Adriamycin) Mencegah sintesis DNA dan perbaikan melalui
penghalangan anzim yang diamakan dan Doxorubicin dapat menyebabkan
kerusakan jantung.
2. Isplatin (Platinol) Membentuk ikatan dengan DNA menyebabkan kehancuran dan
dapat menyebabkan kerusakan saraI, dan ginjal, kerontokan rambut.
3. IIosIamide (IIex).
4. Mesna (Mesnex).
5. Methotrexate dosis tinggi (Rheumatrex). TopoisomerasesMenghalangi sintesa
DNA dan meningkatkan eIek leukemia.
Protokol standar yang digunakan adalah doxorubicin dan cisplatin dengan atau tanpa
methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapi induksi (neoadjuvant) atau terapi adjuvant.
Kadang-kadang dapat ditambah dengan iIosIamide. Dengamenggunakan pengobatan multi-
agent ini, dengan dosis yang intensiI, terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate
sampai 60-80.
Therapi (Kemoterapi)
Kemoterapi merupakan penatalaksanaan tambahan pada tumor ganas tulang dan jaringan
lunak. Pemberian kemoterapi biasanya dilakukan pra/pasca-operasi. Penanganan kanker
tulang metastasis adalah paliatiI, dan sasaran terapeutiknya adalah mengurangi nyeri dan
ketidaknyamanan klien sebanyak mungkin. Terapi tambahan disesuaikan dengan metode
yang digunakan untuk menangani kanker asal.
Kemoterapi yang sekarang dianut adalah neo ajuvant therapy, pada metode ini diberikan
terlebih dahulu 3 siklus kemoterapi pra operasi dan kemudian diberikan lagi kemoterapi
pasca bedah 3 siklus. Kemoterapi yang biasa diberikan adalah metotreksat dosis tinggi
dengan leukovorin, Doxorubicin (adriamisin), Cisplatin, Cyclophosphamide (sitoksan), dan
Bleomycin.
Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada osteosarkoma, terbukti dalam
30 tahun belakangan ini dengan kemoterapi dapat mempermudah melakuan prosedur operasi
penyelamatan ekstremitas (limb salvage procedure) dan meningkatkan survival rate dari
penderita. Kemoterapi juga mengurangi metastase ke paru-paru dan sekalipun ada,
mempermudah melakukan eksisi pada metastase tersebut.
Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan osteosarkoma adalah
kemoterapi preoperatiI (preoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan induction
chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi postoperatiI (postoperative
chemotherapy) yang disebut juga dengan adjuvant chemotherapy.
Kemoterapi preoperatiI merangsang terjadinya nekrosis pada tumor primernya, sehingga
tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan pengobatan secara dini terhadap terjadinya
mikro-metastase. Keadaan ini akan membantu mempermudah melakukan operasi reseksi
secara luas dari tumor dan sekaligus masih dapat mempertahankan ekstremitasnya.
Pemberian kemoterapi postoperatiI paling baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3
minggu setelah operasi.
Perawatan Luka
Perawatan luka pada osteosarkoma pada kasus adalah perawatan luka terbuka. Perawatan
luka ini dilakukan secara rutin dengan menggunakan NaCl sebagai pembersih.
Manajemen Nyeri
Manajemen nyeri terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. armakologi.
armakologi ini adalah dengan menggunakan obat-obatan baik obat-obatan opioid
atau nonopioid.
2. Non Iarmakologi
Manajemen nyeri dengan non Iarmakologi banyak jenisnya, yaitu:
a) Kompres panas-dingin.
b) Pijat reIleksi.
c) Imobilisasi.
d) Relaksasi.
e) Umpan balik tubuh.
Adalah mengatasi nyeri dengan memberikan inIormasi kepada klien tentang
respon Iisiologis tubuh terhadap nyeri yang dialami klien.
a) Masase kulit.
b) Distraksi
Adalah pengalihan dari Iocus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain.
Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi
retikuler menghambat stimulus nyeri. Macam-macam distraksi yaitu:
1) Distraksi visual.
2) Distraksi pendengaran.
3) Distraksi pernapasan.
4) Distraksi intelektual.
5) Teknik pernapasan.
6) Imajinasi terbimbing.
2.8 Komplikasi
1. raktur Patologik.
2. Gejala-gejala metastatik: Nyeri dada, Batuk, Demam, Berat badan Menurun, Malaise.
1.3 Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis diIerensial didasarkan pada riwayat, pemeriksaan Iisik, dan penunjang
diagnostic seperti CT, pemindaian tulang, mielogram, arteriogaIi, MRI, biopsy, dan essai
biokimia darah dan urine. Selain itu biasanya IosIalase alkali meningkat pada osteosaekoma.
1.4 Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Biodata
Nama : An.BO
Usia : 17 tahun
Jenis Kelamin : -
Alamat : -
Pekerjaan : Pelajar
Suku bangsa : -
Diagnosa medis : Osteosarkoma
2. Anamnesa
a) Keluhan utama : mengeluh ada benjolan di tungkai kanannya, terasa panas dan
nyeri
b) Riwayat kesehatan
P : benjolan di tungkai kanan
Q : disentuh dan bergesekkan dengan kain, nyeri bertambah
R : tungkai kanan
S : skala 9 (0-10) dengan nyeri terus menerus
T : 3 bulan yang lalu
c) Riwayat kecelakaan : -
d) Riwayat penyakit genetik dan kongenital : -
e) Riwayat penyakit lain : -
I) Riwayat pembedahan pada skeletal : -
g) Riwayat keluarga dengan permasalahan musculoskeletal : -
h) ADL : aktiI mengikuti ekstrakulikuler di sekolah
i) LiIestyle : -
1. Pengkajian Iisik
a) Inspeksi : Tampak massa sebesar bola tenis di tungkai kanan, kemerahan,
mengkilap. Kulit sekitar benjolan tampak merah, di bagian puncak benjolan
tampak luka terbuka berukuran 2x3 cm yang mengeluarkan pus berwarna hijau
dan bau.
b) Palpasi : Tampak benjolan
c) Auskultasi : -
d) Perkusi : -
e) Pengkajian psikososiospiritual : -
I) Pemeriksaan penunjang : dilakukan biopsy pada benjolanndi kaki kanannya dengan
hasil T3N1M1
2. Analisa data
Data okus Etiologi Masalah
DS :
O Klien mengeluh ada
benjolan di tunkai
kanannya, terasa panas
dan nyeri.
O Klien dirawat di ruang
orthopedic dengan
keluhan tungkai bawah
kanan mengalami
pembengkakan.
O Klien mengatakan nyeri
pada kakinya dirasakan
terus menerus.
O Klien mengatakan
disentuh dan
bergesekan dengan
kain saja akan
menyebabkan nyeri
bertambah.
DO :
O Skala nyeri 9 (0-10)
O Klien tampak menggigit
sarung bantal dan
sesekali menangis.
Tumor

PoliIerasi sel
(destruksi tulang dan periosteum)

Ekspansi tumor / metastasis yang
cepat

Menekan jaringan sekitar

InIlamasi

Pembengkakan

Nyeri
Nyeri
O Tampak massa sebesar
bola tenis di tungkai
kanan, kemerahan
mengkilap.
O Kulit sekitar benjolan
tampak merah, di
bagian puncak benjolan
tampak luka terbuka
2x3 cm yang
mengeluarkan pus
berwarna hijau dan
bau.
DS : -
DO : -
Tumor

PoliIerasi sel
(destruksi tulang dan periosteum)

Neovaskularisasi jaringan

Metabolisme

Kebutuhan energi

Resiko tinggi nutrisi
kurang dari kebutuhan
#esiko tinggi nutrisi kurang dari
kebutuhan
DS : -
DO :
O Tampak massa sebesar
bola tenis di tungkai
kanan, kemerahan
mengkilap.
O Kulit sekitar benjolan
tampak merah, di
bagian puncak benjolan
tampak luka terbuka
2x3 cm yang
mengeluarkan pus
berwarna hijau dan
bau.
Tumor

PoliIerasi sel
(destruksi tulang dan periosteum)

Neovaskularisasi jaringan

Mengganti jaringan metaIisis

Adanya erosi korteks & jaringan
lunak

Covum medulla digantikan o/
tumor

Merusak lapisan permukaan tulang

Periosteum & korteks terpisah
Kerusakan integritas
kulit

Menciptakan segitiga codman

Kerusakan pembuluh darah &
jaringan lunak

Terbentuknya ulkus

Kerusakan integritas kulit
DS :
O Klien mengeluh ada
benjolan di tunkai
kanannya, terasa panas
dan nyeri.
O Klien dirawat di ruang
orthopedic dengan
keluhan tungkai bawah
kanan mengalami
pembengkakan.
O Klien mengatakan nyeri
pada kakinya dirasakan
terus menerus.
O Klien mengatakan
disentuh dan
bergesekan dengan
Tumor

PoliIerasi sel
(destruksi tulang dan periosteum)

Ekspansi tumor / metastasis yang
cepat

Menekan jaringan sekitar

InIlamasi
Gangguan mobilisasi
kain saja akan
menyebabkan nyeri
bertambah.
DO :
O Skala nyeri 9 (0-10)
O Tampak massa sebesar
bola tenis di tungkai
kanan, kemerahan
mengkilap.

Pembengkakan

Nyeri

angguan mobilisasi
DS : -
DO : -
Gen supresor tumor

Delesi/insersi

Pertumbuhan baru sel-sel tulang &
jaringan lunak

BerdiIerensiasi menjadi beberapa
sel osteoklas, kondroblas, Iibroblas,
mieloblas

Tumor

BersiIat ganas
Resiko Ansietas

Tindakan amputasi

Stress

#esiko ansietas
DS :
O Keluarga klien belum
memberitahukan
penyakit klien
DO : -
Gen supresor tumor

Delesi/insersi

Pertumbuhan baru sel-sel tulang &
jaringan lunak

BerdiIerensiasi menjadi beberapa
sel osteoklas, kondroblas, Iibroblas,
mieloblas

Tumor

BersiIat ganas
Kebutuhan
pengetahuan dan
inIormasi

Tindakan kemoterapi / radioterapi

Kebutuhan pengetahuan dan
informasi
DS :
DO :
Tumor

PoliIerasi sel
(destruksi tulang dan periosteum)

Ekspansi tumor / metastasis yang
cepat

Menekan jaringan

Penekanan pada saraI tertentu

#esiko gangguan persepsi sensori
Resiko gangguan
persepsi sensori
DS :
DO :
Gen supresor tumor

Resiko gangguan citra
tubuh
Delesi/insersi

Pertumbuhan baru sel-sel tulang &
jaringan lunak

BerdiIerensiasi menjadi beberapa
sel osteoklas, kondroblas, Iibroblas,
mieloblas

Tumor

BersiIat ganas

Tindakan amputasi

#esiko gangguan citra tubuh
3. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh sel tumor yang ditandai
dengan klien mengeluh ada benjolan di tunkai kanannya, terasa panas dan nyeri,
klien dirawat di ruang orthopedic dengan keluhan tungkai bawah kanan
mengalami pembengkakan, klien mengatakan nyeri pada kakinya dirasakan terus
menerus, klien mengatakan disentuh dan bergesekan dengan kain saja akan
menyebabkan nyeri bertambah, skala nyeri 9 (0-10), klien tampak menggigit
sarung bantal dan sesekali menangis, tampak massa sebesar bola tenis di tungkai
kanan, kemerahan mengkilap, kulit sekitar benjolan tampak merah, di bagian
puncak benjolan tampak luka terbuka 2x3 cm yang mengeluarkan pus berwarna
hijau dan bau.
b) Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan peningkatan
metabolism sel kanker.
c) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya erosi korteks dan
jaringa sekitar yang ditandai dengan tampak massa sebesar bola tenis di tungkai
kanan, kemerahan mengkilap, kulit sekitar benjolan tampak merah, di bagian
puncak benjolan tampak luka terbuka 2x3 cm yang mengeluarkan pus berwarna
hijau dan bau.
d) Gangguan mobilisasi yang berhubungan dengan klien mengeluh ada benjolan di
tungkai kanannya, terasa panas dan nyeri, klien dirawat di ruang orthopedic
dengan keluhan tungkai bawah kanan mengalami pembengkakan, klien
mengatakan nyeri pada kakinya dirasakan terus menerus, klien mengatakan
disentuh dan bergesekan dengan kain saja akan menyebabkan nyeri bertambah,
skala nyeri 9 (0-10), tampak massa sebesar bola tenis di tungkai kanan,
kemerahan mengkilap.
e) Resiko ansietas yang berhubungan dengan akan dilakukan tindakan amputasi.
I) Kebutuhan pengetahuan dan inIormasi yang berhubungan dengan tindakan
kemoterapi/radioterapi yang ditandai dengan keluarga klien belum
memberitahukan penyakit klien.
g) Resiko gangguan persepsi sensori yang berhubungan dengan penekanan saraI.
h) Resiko gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan akan dilakukannya
tindakan amputasi.
4. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri yang Tujuan jangka Mandiri 1. Membantu dalam
berhubungan dengan
penekanan jaringan
oleh sel tumor yang
ditandai dengan klien
mengeluh ada
benjolan di tunkai
kanannya, terasa
panas dan nyeri, klien
dirawat di ruang
orthopedic dengan
keluhan tungkai
bawah kanan
mengalami
pembengkakan, klien
mengatakan nyeri
pada kakinya
dirasakan terus
menerus, klien
mengatakan disentuh
dan bergesekan
dengan kain saja akan
menyebabkan nyeri
bertambah, skala nyeri
9 (0-10), klien tampak
menggigit sarung
bantal dan sesekali
menangis, tampak
massa sebesar bola
tenis di tungkai kanan,
kemerahan mengkilap,
kulit sekitar benjolan
pendek
1. Nyeri klien
berkurang
2. Skala nyeri
menurun
Tujuan jangka
panjang
1. Klien mengatakan
nyeri menghilang
2. Klien dapat
menanggulangi
nyerinya sendiri
1. Catat lokasi dan
intensitas nyeri
(skala 0-10)
2. Tinggikan bagian
yang sakit dengan
meninggikan
tempat tidur
3. Berikan tindakan
kenyamanan (cth :
ubah posisi) dan
aktivitas
terapeutik. Dorong
penggunaan
manajemen stress
(cth : latihan napas
dalam)
Kolaborasi
1. Berikan obat sesuai
indikasi (cth :
analgesic dan
morphin)
2. Bekerjasama
dengan tim medis
untuk melakukan
kemoterapi
evaluasi kebutuhan
dan keeIektiIan
intervensi.
Perubahan dapat
mengindikasikan
terjadinya
komplikasi.
2. Mengurangi
terbentuknya
edema dengan
peningkatan aliran
balik vena,
menurunkan
kelelahan otot dan
tekanan
kulit/jaringan.
3. MemIokuskan
kembali perhatian,
meningkatkan
relaksasi, dapat
meningkatkan
kemampuan
koping dan dapat
menurunkan rasa
nyeri.
1. Menurunkan
nyeri/spasme otot
2. Menurunkan rasa
nyeri
tampak merah, di
bagian puncak
benjolan tampak luka
terbuka 2x3 cm yang
mengeluarkan pus
berwarna hijau dan
bau.
Resiko tinggi nutrisi
kurang dari kebutuhan
yang berhubungan
dengan peningkatan
metabolism sel
kanker.
Tujuan jangka
pendek
1. NaIsu makan klien
meningkat
Tujuan jangka
panjang
1. Berat badan klien
meningkat
2. Kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi
1. Pantau masukan
makanan setiap
hari.
2. Ukur tinggi badan
dan berat badan
setiap hari/sesuai
indikasi.
3. IdentiIikasi klien
yang mengalami
mual/muntah yang
diantisipasi.
4. Berikan antiemetic
pada jadwal
regular sebelum /
selama dan setelah
pemberian agen
antineoplastik
dengan sesuai.
1. MengidentiIikasi
kekuatan /
deIisiensi nutrisi.
2. Membantu
identiIikasi
malnutrisi,kalori-
protein khususnya
bila berat badan
kurang dari
normal.
3. Mual / muntah
psikogenik terjadi
sebelum
kemoterapi.
4. Mual / muntah
paling
menurunkan
.kemampuan dan
eIek samping
psikologis
kemoterapi yang
menimbulkan
stress.
Kerusakan integritas Tujuan jangka 1. Kaji ukuran, warna 1. Untuk mengetahui
kulit yang
berhubungan dengan
adanya erosi korteks
dan jaringa sekitar
yang ditandai dengan
tampak massa sebesar
bola tenis di tungkai
kanan, kemerahan
mengkilap, kulit
sekitar benjolan
tampak merah, di
bagian puncak
benjolan tampak luka
terbuka 2x3 cm yang
mengeluarkan pus
berwarna hijau dan
bau.
pendek
1. Luka berangsur-
angsur membaik
Tujuan jangka
panjang
1. Luka sembuh total
kedalaman luka
dan kondisi sekitar
luka.
2. Lakukan perawatan
yang tepat dan
tindakan kontrol
inIeksi
3. Bersihkan dan
keringkan kulit
dan menjaga
keadaan luka serta
mengetahui
tindakan
selanjutnya.
2. Agar luka tidak
menyebar dan
tidak terjadi
inIeksi.
3. Meningkatkan
integritas kulit dan
menurunkan resiko
kelembaban kulit.
Gangguan mobilisasi
yang berhubungan
dengan klien
mengeluh ada
benjolan di tungkai
kanannya, terasa
panas dan nyeri, klien
dirawat di ruang
orthopedic dengan
keluhan tungkai
bawah kanan
mengalami
pembengkakan, klien
mengatakan nyeri
Tujuan jangka
pendek
1. Adanya
peningkatan
kemampuan
beraktivitas
Tujuan jangka
panjang
1. Klien mampu
melakukan
aktivitas Iisik
sesuai dengan
kemampuannya.
2. Aktivitas klien
Mandiri
1. Kaji mobilitas yang
ada dan observasi
adanya
peningkatan
kerusakan, kaji
secara teratur
Iungsi motorik.
2. Ajarkan klien
melakukan latihan
gerak aktiI pada
ekstremitas yang
tidak sakit.
3. Bantu klien
1. Mengetahui tingkat
kemampuan klien
dalam melakukan
aktivitas.
2. Gerakan aktiI
memberikan
massa, tonus, dan
kekuatan otot serta
memperbaiki
Iungsi jantung dan
pernapasan.
3. Untuk
mempertahankan
Ileksibilitas sendi
pada kakinya
dirasakan terus
menerus, klien
mengatakan disentuh
dan bergesekan
dengan kain saja akan
menyebabkan nyeri
bertambah, skala nyeri
9 (0-10), tampak
massa sebesar bola
tenis di tungkai kanan,
kemerahan mengkilap
kembali normal melakukan ROM
dan perawatn diri
sesuai toleransi.
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli Iisioterapi
untuk melaktih
Iisik klien
sesuai
kemampuan.
1. Kemampuan
mobilisasi
ekstremitas dapat
ditingkatkan
dengan latihan
Iisik dari tim
Iisioterapi
Resiko ansietas yang
berhubungan dengan
akan dilakukan
tindakan amputasi.
Tujuan jangka
pendek
1. Kecemasan klien
berkurang
Tujuan jangka
panjang
1. Klien mengenali
perasaannya
2. Ansietas klien
hilang
1. Kaji tanda verbal
dan non verbal
ansietas. Damping
klien dan lakukan
tindakan bila klien
menunjukkan
perilaku merusak.
2. Beri lingkungan
dan suasana penuh
istirahat.
3. Berikan
kesempatan untuk
pengungkapan.
Dengarkan
(dengan cara yang
terbuka, tidak
menghakimi)
untuk
mengekspresikan
1. Reaksi verbal / non
verbal dapat
menunjukkan rasa
marah dan gelisah.
2. Mengurangi
rangsangan
eksternal yang
tidak perlu.
3. Tindakan ini
memberikan
kesempatan pada
petugas kesehatan
untuk menetralkan
kecemasan yang
tidak perlu terjadi.
ansietas tentang
perubahan citra
tubuh.
Kebutuhan
pengetahuan dan
inIormasi yang
berhubungan dengan
tindakan
kemoterapi/radioterapi
yang ditandai dengan
keluarga klien belum
memberitahukan
penyakit klien
Tujuan jangka
pendek
1. Klien mengetahui
penyakit yang
diderita
Tujuan jangka
panjang
1. Klien dapat
melakukan
perubahan pola
hidup dan
berpartisipasi
dalam program
pengobatan.
1. Kaji ulang proses
penyakit dan
harapan yang akan
datang.
2. Instruksikan klien /
orang terdekat
tentang
pengobatan
penyakit.
1. Memberikan dasar
pengetahuan
dimana klien dapat
membuat pilihan
berdasarkan
inIormasi.
2. Meningkatkan
manajemen positiI
dan mendukung
upaya klien untuk
mandiri pada
pengobatan.
Resiko gangguan
persepsi sensori yang
berhubungan dengan
penekanan saraI.
Tujuan jangka
pendek
1. Mencegah
terjadinya
gangguan persepsi
sensori
Tujuan jangka
panjang
1. Tidak tejadinya
resiko gangguan
persepsi sensori.
1. Kaji kesadaran
sensorik seperti
respon sentuhan,
panas / dingin, dan
kesadaran gerakan
dan letak tubuh.
2. Catat adanya
perubahan yang
spesiIik dalam hal
kemampuan,
seperti
memusatkan kedua
mata dengan
mengikuti instruksi
1. InIormasi penting
untuk keamanan
klien. Semua
system sensorik
dapat terpengaruh
dengan adanya
perubahan yang
melibatkan
peningkatan suhu /
penurunan
sensitivitas /
kehilangan sensasi
/ kemampuan
untuk menerima
verbal yang
sederhana dengan
jawaban 'ya atau
tidak.
dan berespons
secara sesuai pada
suatu stimulasi
2. Membantu
melokalisasi
daerah otak yang
mangalami
gangguan dan
mengidentiIikasi
tanda
perkembangan
terhadap
peningkatan Iungsi
neurologis.
Resiko gangguan citra
tubuh yang
berhubungan dengan
akan dilakukannya
tindakan amputasi
Tujuan jangka
pendek
1. Klien dapat
berdaptasi dengan
kondisi tubuh.
Tujuan jangka
panjang
2. Klien dapat
menerima kondisi
tubuh
Mandiri
1. Kaji persiapan klien
dan pandangan
terhadap amputasi.
2. Dorong ekspresi
ketakutan,
perasaan negative
dan kehilangan
bagian tubuh.
3. Kaji derajat
dukungan yang
ada untuk pasien.
Kolaborasi
1. Diskusikan
tersedianya
berbagai sumber
1. Pasien yang
memandang
amputasi sebagai
pemotongan hidup
/ rekonstruksi akan
menerima diri
yang baru lebih
cepat, sementara
menganggapnya
sebagai kegagalan
tindakan berisiko
tinggi terhadap
gangguan konsep
diri.
2. Ekspresi emosi
membantu klien
mulai menerima
seperti konseling
psikiatrik.
kenyataan dan
realitas hidup.
3. Dukungan yang
cukup dari orang
terdekat dan teman
dapat membantu
proses rehabilitasi
dan penerimaan
diri.
1. Membantu adaptasi
optimal dan
rehabilitasi.
1.5 Aspek Psikososial dan Nutrisi
1. Aspek Psikososial
a) Pasien dan keluarga menggunakan keterampilan koping positiI dalam mengatasi
hilangnya bagian tubuh
b) Pasien dan keluarga dapat mengekspresikan penerimaannya terhadap perubahan
Iisik dan indikasi perlunya beradaptasi dalam mempertahankan gaya hidup
c) Pemberian inIormasi tentang tempat memperoleh peralatan dan pelayanan di
komunitas diberikan
d) Pasien dan keluarga mempunyai nomor telepon kelompok pendukung di komunitas
yang dapat dihubungi
e) Dukungan spiritual diberikan pada pasien,keluarga,dan pemberi perawatan.
2. Aspek Nutrisi
Karena kehilangan selera maka, mual, dan muntah sering terjadi sebagai eIek
sampai kemotherapy dan radiasi, maka perlu diberikan nutrisi yang memadai untuk
mempercepat penyembuhan dan kesehatan. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat
mengurangi reaksi gastrointestinal. Stomatitis dapat dikontrol dengan obat cuci mulut
anestetik atau anti jamur. Hidrasi yang memadai sangat penting. Suplemen nutrisi
atau nutrisi parenteral total dan diresepkan untuk mendapatkan nutrisi yang memadai.
1. Pendidikan Kesehatan
1. Konsep Umum Pedidikan Kesehatan (Penkes)
a) DeIinisi
Pendidikan kesehatan merupakan gambaran penting dan bagian dari peran
perawat yang proIessional dalam upaya promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit (PreventiI) yang telah dilakukan sejak jaman lorence Nighthingde pada
tahun 1959. Pendidikan kesehatan juga merupakan bentuk kegiatan dan pelayanan
keperawatan yang dapat dilakukan di Rumah sakit atau pun Non-klinik.
b) Tujuan
Tujuannya adalah untuk meningkatkan perilaku sehat individu maupun
masyarakat tentang pengetahuan yang relevan dengan intervensi dan strategi
pemeliharaan derajat kesehatan, pengetahuan penyakit, serta mengelola
(Memberikan perawatan) penyakit kronis di rumah. Pendidikan kesehatan tidak
hanya memberikan inIormasi saja, tetapi yang penting adalah menciptakan
kegiatan yang dapat memandirikan seseorang untuk mengambil keputusan
terhadap masalah kesehatan yang dihadapi. (Duryea E.J 1983)
2. Peran Perawat Dalam Pendidikan Kesehatan (Swanson E.J 1997)
a) Advokat
b) Pemberi Perawatan (Caregiver)
c) Manager Khusus
d) Konsultan
e) Pendidik
I) Perantara InIormasi
g) Mediator
3. Pendidikan Kesehatan yang Akan Diberikan :
a) Perencanaan Keperawatan pada Kanker Tulang
b) Perencanaan Keperawatan pada Amputasi Pra Operasi dan Pasca Operasi
c) Perawatan di Rumah untuk :
1) EIek dari prosedur diagnostic maupun pengobatan
2) Pendidikan kesehatan di rumah dengan klien kanker tulang dan amputasi
4. Penjelasan
a) Perencanaan Keperawatan pada Kanker Tulang
b) Pemulihan Nyeri serta Gangguan Rasa Nyaman
Manajemen nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi serta sentuhan
emosional lembut pada kulit. Terapi Iarmakologis dapat digunakan untuk
mengontrol nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien. Perawat da klien bekerja
sama untuk merancang program manajemen nyeri yang paling eIektiI dan perawat
member dukungan selama prosedur yang menyakitkan.
c) Pemenuhan Nutrisi yang Adekuat dan Seimbang
Karena Kehilangan selera makan akibat mual dan muntah sebagai eIek
samping dari prosedur diagnostic maupun pengobatan, klien perlu diberikan
nutrisi yang memadai untuk mempercepat penyembuhan dan kesehatan.
Antiemetik dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.
Stomatitis dapat di control dengan obat kumur anestetik atau anti jamur. Hidrasi
yang memadai sangat penting. Suplemen nutrisi atau nutrisi parental total dapat
diprogramkan untuk mendapatkan nutrisi yang memadai.
d) Penurunan Resiko Cedera Agar Tidak Terjadi raktur Patologis
Tumor tulang atau keganasan pada tulang akan melemahkan tulang sampai ke
titik ketika aktivitas normal atau perubahan posisi dapat mengakibatkan Iraktur.
Selama asuhan keperawatan, tulang yang sakit harus disangga dan ditangani
dengan lembut. Contohnya, penyangga luar dapat dipakai untuk perlindungan
tampahan, pembatasan beban berat badan, dank lien diajarkan bagaimana
menggunakan alat bantu dengan aman dan bagaimana memperkuat ekstremitas
yang sehat.
e) Meningkatkan Pertumbuhan Integritas Kulit
Perawatan luka dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan integritas kulit.
Luka/lesi yang ada pada tumor dan keganasan pada jaringan lunak dikompres
dengan cairan garam Iisiologis 2 hari sekali. Balutan luka nontraumatik dan
aseptic akan mempercepat penyembuhan.
I) Peningkatan Mobilitas
Mengubah Posisi klien sesering mungkin akan mengurangi insiden kerusakan
kulit akibat tekanan. tempat tidur terapeutik khusus diperlukan untuk mencegah
kerusakan kulit dan memperbaiki penyembuhan luka setelah operasi.
g) Pemeliharaan Perawatan Mandiri
Alat dan sarana yang dibutuhkan klien perlu dimodiIikasi sesuai kebutuhan
yang klien perlukan. Penting untuk mendorong dukungan psikologis klien agar
klien dengan senang hati melakukan perawatan mandiri.
h) Perbaikan Citra Diri
Klien harus berpartisipasi dalam perencanaan aktivitas harian. Keterlibatan
klien dengan keluarganya sepanjang terapi dapat mendorong kepercayaan diri,
pengembalian konsep diri, dan perasaan klien sehingga dapat mengontrol
hhidupnya sendiri.
i) Peningkatan Kondisi Psikologis Klien
Mereka membutuhkan dukungan dan perasaan diterima agar mereka mampu
menerima dampak dari penyakit tersebut. Konsultasi dengan perawat psikiatri,
ahli psikologi, konselor, atau rohaniwan.
j) Pemenuhan InIormasi dan Pengetahuan tentang Prosedur Perawatan dan
Penatalaksanaan.
Penyuluhan klien ditujukan pada pengobatan, pembalutan, dan program terapi
Iisik dan okupasi. Penggunaan peralatan khusus secara aman harus dijelaskan.
Klien dan keluarga harus mempelajari tanda dan gejala kemungkinan komplikasi.
5. Perencanaan Keperawatan pada Amputasi Pra Operasi dan Pasca Operasi
a) Pra Operasi
Beritahu klien dengan benar dan dukung klien bahwa akan dilakukan
amputasi untuk kebaikan klien. Beritahu klien dan keluarga tentang prosedur
operasi yang akan dilakukan. Beritahu klien akan dipasang alat bantu setelah
operasi. Perawat memberikan dukungan agar klien mampu mengahadapi operasi
dengan tenang.
b) Pasca Operasi
1) Meredakan Nyeri
Manajemen nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi serta sentuhan
emosional lembut pada kulit. Terapi Iarmakologis dapat digunakan untuk
mengontrol nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien. Perawat da klien
bekerja sama untuk merancang program manajemen nyeri yang paling eIektiI
dan perawat member dukungan selama prosedur yang menyakitkan.
2) Mempercepat penyembuhan luka
Tungkai sisa harus ditangani dengan lembut. Setiap kali penggantian
balutan, diperlukan teknik aseptic untuk mencegah inIeksi luka dan
kemungkinan osteomilitis. Drain dapat diangkat jika sudah tidak eIektiI yaitu
2x24 jam sedangkan jahitan dapat diangkat setelah 10-14 hari.
3) Memperbaiki citra tubuh
Perawat yang telah membangun hubungan saling percaya dengan klien
sebaiknya berkomunikasi mengenai penerimaan klien yang baru menjalani
amputasi. Klien didorong untuk melihat, merasakan, dan kemidian melakukan
perawatan pada sisa tungkai.
4) Mengatasi berduka
Perawat harus memahami perasaan klien dan mendengarkan dan
memberikan dukungan. Perawat harus menciptakan suasana penerimaan dan
dukungan dimana klien dan keluarganya didorong untuk mengekspresikan dan
berbagi perasaanya dan menjalani proses bersedih. Dukungan dari keluarga
dan sahabat dapat meningkatkan penerimaan pada kehilangan.
5) Perawatan mandiri
Klien didorong untuk aktiI dalam melaksanakan perawatan diri. Klien dan
perawat harus menjaga tingkah laku yang positiI dan meminimalkan keletihan
dan Irustasi selama proses belajar.
6) Pengembalian mobilitas Iisik
Klien memIleksikan dan mengekstensikan lengan saat membawa beban
berat, melakukan dorongan sementara dalam posisi terlentang dan sit up
ketika duduk akan memperkuat otot trisep, Klien belajar jalan dengan tongkat
atau pun dengan kaki palsu, serta posisi-posisi tang benar.
7) Latihan pasca operasi : Latihan Rentang gerak, ROM, dll.
8) Pembentukan dan pengondisian sisa tungkai : Pembalutan dan masase.
9) Pemantauan dan penanganan komplikasi potensia
10) Rehabilitasi
6. Perawatan di Rumah:
a) EIek dari prosedur diagnostic maupun pengobatan
b) Kemoterapi :
1) Keletihan dan kekurangan energi Anjurkan klien untuk istirahat sebanyak
mungkin.
2) Penurunan naIsu makan, mual, dan muntah Beritahu keluarga dan klien agar
klien mengkonsumsi makanan dalam porsi sedikit dengan Irekuensi sering,
makan secara perlahan sehingga mudah dicerna.
3) Obat-obatan dapat merusak sel-sel yang melapisi mulut Beritahu keluarga
dank lien agar klien membersihkan mulut secara teratur agar bersih dan
menghindari inIeksi. Setelah itu gunakan cairan pencuci mulut yang
mengandung 1 sendok the soda bikarbonat, didalam segelas air hangat.
Hindari obat kumur yang dijual bebas karena mengandung alcohol.
4) Kadang diare menjadi masalah Beritahu keluarga dank lien agar klien
menghindari makanan yang tinggi serat.
5) Rmbut rontok anjurkan klien melakukan perawatan rambut karena rambut
akan tumbuh kembali dan untuk sementara anjurkan penggunaan rambut
palsu.
6) Mempengaruhi warna urin Anjurkan klien untuk minum minimal 2L/hari
selama beberapa hari untuk membantu mengeluarkan obat-obatan.
7) Radioterapi :
O Keletihan dan kekurangan energi Anjurkan klien untuk istirahat sebanyak
mungkin.
O Penurunan naIsu makan, mual, dan muntah Beritahu keluarga dan klien
agar klien mengkonsumsi makanan dalam porsi sedikit dengan Irekuensi
sering, makan secara perlahan sehingga mudah dicerna.
O Kulit menjadi merah, kering, dan terkelupas anjurkan klien untuk
melakukan perawatan kulit, jangan mengikat atau melekatkan plester di
atas area yang sedang diterapi, tidak boleh terkena sinar matahari dan
angin.
8) Pendidikan kesehatan di rumah pada klien dengan kanker tulang dan Amputasi.
Pendidikan klien ditujukan pada pengobatan, pembalutan, dan program
terapi, selain program terapi Iisik dan okupasi. Penggunaan peralatan khusus
secara aman harus dijelaskan. Klien dan keluarganya harus mempelajari tanda
dan gejala kemungkinan komplikasi. Klien diminta untuk mencatat nimor
telepon orang yang dapat segera dihubungi bila sewaktu waktu timbul
masalah. Perlunya supervisi kesehatan jangka panjang untuk meyakinkan
telah terjadi penyembuhan atau untuk mendeteksi kekambuhan tumor atau
metastasis.
1.7 Konsep Etik Legal
1. Non- MaleIicence
a) Terpenuhi prinsip ini saat petugas kesehatan tidak melakukan sesuatu yang
membahayakan bagi pasien (do no harm) disadari atau tidak disadari.
b) Melindungi dirinya sendiri, seperti anak kecil, tidak sadar, gangguan mental, dll.
2. Respect Ior Autonomy
a) Hak untuk menentukan diri sendiri, kemerdekaan, dan kebebasan.
b) Hak pasien untuk menentukan keputusan kesehatan untuk dirinya.
c) Otonomy bukan kebebasan absolut tetapi tergantung kondisi. Keterbatasan muncul saat
hak, kesehatan atau kesejahteraan orang lain terganggu.
3. BeneIicence
a) Tujuan utama tim kesehatan untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk pasien.
b) Perawatan yang baik memerlukan pendekatan yang holistic pada pasien, meliputi
menghargai pada keyakinan, perasaan, keinginan juga pada keluarga dan orang yang
berarti.
4. Justice
Termasuk Iairness dan equality
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sarcoma osteogenik atau yang sering kita sebut dengan osteosarkoma adalah tumor
tulang primer maligna yang paling sering dan yang paling Iatal. Tumor ini menyebabkan
mortalitas tinggi karena sarcoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien pertama kali
berobat. Sarkoma osteogenik tampak lebih sering terjadi pada pria pada kelompok umur 10
sampai 25 tahun. Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang
panjang, terutama lutut. Kasus osteosarkoma paling banyak menyerang anak remaja dan
mereka yang baru menginjak dewasa, tetapi dapat juga menyerang penderita penyakit paget
yang berusia lenih dari 50 tahun. Nyeri yang menyertai destruksi tulang dan erosi adalah
gejala umum dari penyakit ini.
4.2 Saran
Makalah kasus 2 osteosarkoma kami ini tentu saja jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
saran yang sangat membangun sangat kami harapkan untuk menjadi bahan evaluasi kami
menjadi lebih baik.
DAFTA# PUSTAKA
Muttaqin, AriI. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta: EGC.
Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
StaI Pengajar K UI. 1994. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah K UI. Jakarta: Binarupa Aksara.
Diana Hastings. 1988. Pedoman keperawatan di rumah. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai