Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN PASIEN SAFETY

DESINFEKSI
Dosen Pengampu : Ns. Tuti Anggarawati, M.Kep

DI SUSUN OLEH :
1. ADITYA ILHAM 20101440118002
2. AINNUR RIZQIANA DEWI 20101440118008
3. CHANDRA KHIRTIANA 20101440118021
4. DIAH AYU PUSPANINGRUM 20101440118025
5. HERSAT YUDHA ADHI SAPUTRA 20101440118034
6. NEZDY HESTI PUSPITANINGSIH 20101440118054

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV DIPONEORO


SEMARANG
TAHUN AJARAN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus,
juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau
kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada benda mati.Disinfeksi adalah membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik,
hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen.
Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat
berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi. Bahan kimia tertentu
merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat menentukan
efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan.
Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik
(pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Tidak semua
bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam
penggunaan antiseptik
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Desinfektan ?
2. Apa saja Klasifikasi & Penggolongan Desinfektan ?
3. Bagaimana Penggunaan Desinfektan ?
4. Apa Metode Desinfektan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengerti dan mengetahui pengertian dari Desinfektan.
2. Untuk dapat memahami jenis Klasifikasi & Penggolongan pada
Desinfektan
3. Untuk mengetahui cara Penggunaan Desinfektan.
4. Untuk mengetahui Metode dalam Desinfektan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Desinfeksi

Disinfeksi adalah menghilangkan mikroorganisme dalam bentuk vegetatif,


melepaskan karakteristik patogennya, dari permukaan dan benda mati, dengan
kemungkinan pula menghilangkan spora bakteri. (Brazilian Journal of
Pharmaceutical Sciences vol. 45-2009)

Desinfektan dapat diartikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik diartikan
sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad
renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan
dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian (Signaterdadie, 2009).

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan


mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati. Disinfectant dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk
membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak
karena dapat menghambat proses disinfeksi. (Signaterdadie, 2009)

Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui


cara mencuci ,mengoles , merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah
terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
B. KLASIFIKASI DESINFEKTAN

Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan tetapi


umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi
yaitu bahan kimia yang mengandung gugus –COH golongan alkohol, yaitu
senyawa kimia yang mengandung gugus –OH; golongan hallogen atau senyawa
heterogenasi yaitu senyawa kimia golongan hallogen atau yang mengandung
gugus –X. Golongan fenol dan fenol terhallogenasi, golongan garam amonium
kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan piguanida.

Beberapa jenis bahan yang berfungsi sebagai desinvektan:

1. Golongan Aldehid

Bahan kimia golongan aldehid yang umunya digunakan antara lain


formaldehid, glutaraldehid, dan glioksal. Golongan aldehid ini bekerja dengan
cara denaturasi dan umum digunakan dalam campuran air dengan konsentrasi
0.5%-5%. Daya aksi berada dalam kisaran jam, tetapi untuk kasus formaldehid
daya aksi akan semakin jelas dan kuat bila pelarut air digantikan dengan alkohol.
Formaldehid pada kosintrasi di bawah 1.5% tidak dapat membunh ragi dan jamur,
dan memiliki ambang batas kosentrasi kerja pada 0.5 ml/m³ atau 0.5 mg/L serrta
bersifat karsinogenik ( dapat menyebabkan kanker ). Larutan formadehid dengan
konsentrasi 37 % umum disebut formalin dan biasa digunakan untuk pengawet
mayat.

Glutaradehid memiliki daya aksi yang lebih efektif dibanding formaldehid,


segingga lebih banyak dipilih dalam bidang virologi dan tidak berpotensi
karsinogenik . Ambang batas kosentrasi kerja glutaradehid adalah 0,1 ml/m3 atau
0,1 mg/L.

Pada prinsipnya golongan aldehid ini dapat digunakan spektrum aplikasi


yang luas, misalkan formaldehid untuk membunuh mikroorganisme dalam
ruangan , peralatan dan lantai, sedangkan glutaradehid untuk membunuh virus.
Keunggulan golongan aldehid adalah sifatnya yang stabil, persisten dapat
dibiodegradasi , dan cocok dengan beberapa material peralatan. Sedangkan
beberapa kerugiannya antara lain dapat mengakibatkan resistensi dari
mikrooganisme, untuk formaldehid diduga berpotensi bersifat karsinogen ,
berbahaya bagi kesehatan, mengakibatkan iritasi pada sistem mukosa, aktifitas
menurun, dengan adanya protein serta beresiko menimbulkan api dan ledakan.

2. Golongan Alkohol

Golongan alkohol merupakan bahan yang banyak digunakan selain


golongan aldehid. Beberap bahan diantaranya adlah etamol, propanol, dan
isopropanol. Golongan alkohol bekerja dengan mekanisme netratulasiserta
berdaya aksi dala rentang deti hingga menit dan untuk virus diperlukan waktu
diats 30 menit. Umum dibuat dalam campuran air, pada kosentrasi 70-90% .

Golongan alkohol ini tidak efektif untuk bakteri berspora serta kurang
efektif bagi virus non-lipoid. Penggunaan pada proses desinfeksi adalah untuk
permukaan yang kecil, tangan dan kulit.Adapun keunggulan golongan alkohol ini
adalah bersifat yang stabil tidak merusak material, dapat dibiodegradasi , kadang
cocok untuk kulit dan hanya sedikit menurun aktifasinya bila berinteraksi dengan
protein. Sedangkan beberapa kerugian adalah beresiko tinggi terhadap api atau
ledakan dan mudah menguap.

3. Golongan pengoksidasi

Bahan kimia yang terdapat golongan pengoksidasi kuat dibagi kedalam


dua golongan yakni peroksida dan peroksigen. Di antaranya adalah hidrogen
peroksida, asam peroksetik, kalium peroksomono sulfat, natrium perborat, benzoil
peroksida, kalium permanganat.

Golongan ini membunuh mikrooganisme dengan cara mengoksidasi dan


umum dibuat dalam larutan air berkosentari 0,02 %. Daya aksi berada dalam
rentang detik hingga menit, tetapi perlu 0,5-2 jam untuk membunuh virus.
Pada prinsipnya golongan pengoksidasi dapat digunakan pada spektrum
yang luas.Misalnya untuk proses desinfeksi permukaan dan sebagai sediaan cair.
Kekurangan golongan ini terrutama oleh sifatnya yang tidak stabil korosif,
beresiko tinggi menimbulkan ledakan pada konsentrasi diatas 15 % , serta perlu
penanganan khusus dalam hal pengemasan dan sistem distribusi atau transpor.

4. Golongan Halogen

Golongan halogen yang umumnya digunakan adalah berbasis iodium


seperti larutan iodium, iodofor, povidon, iodium, sedangkan senyawa
terhalogenasi adalah senyawa anorganik dan organik yang mengandung gugus
halogen terutama gugus klor, misalnya natrium hipoklorit, klor dioksida, natrium
klorit dan kloramin. Golongan ini berdaya aksi dengan cara oksidasi dalam
rentang waktu sekitar 10-30 menit dan umumna digunakan dalam larutan air
dengan konsetrasi 1-5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk mereduksi
virus, tetapi tidak efektif untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif
dan ragi.

Umum digunakan sebagai desinfektan pada pakain, kolam renang, lumpur


air selokan. Adapun kekurangan dari golongan halogen dan senyawaterhologenasi
adalah sifatnya yang tidak stabil, sulit terbiodegradasi, dan mengiritasi mukosa

5. Golongan fenol

Senyawa golongan fenol dan fenol terhologenasi yang telah banyak


dipakai antara lain fenol ( asam karbolit ), kresol, para kloro kresol dan para kloro
xylenol. Golongan ini berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam rentang waktu
sekitar 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan kosentrasi 0,1-
5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk virus, spora tetapi tidak baik
digunakan untuk membunuh berapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Umum
digunakan sebagai dalamproses desinfeksi dibak mandi, permukaan dan lantai,
serta dinding atau peralatan yang terbuat dari papan atau kayu.
Adapun keunggulan dari golongan fenol dan fenolterhalogenasi adalah
sifatnya yang stabil, persisten dan ramah terhadap beberapa jenis material .
sedangkan kerugianya antara lain susah terbiodegradasi bersifat racun dan korosif.

6. Golongan garam Amonium Kuarterner

Beberapa bahan kimia yang terkenal dari golongan ini antara lain
benzalkonium klorida, bensatonim klorida, dan setilpiridium klorida. Golongan
ini berdaya aksi dengan aktif-permukaan dalam rentang waktu sekitar 10-30 menit
dan umumdigunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1%-5% . Aplikasi
untuk proses desinfeksi hanya untuk bakteri vegetatif, dan lipovirus. Terutama
untuk desinfeksi peralatanya.

Keunggulan dari golongan garam amonium kuarterner adalah ramah


terhadap material, tidak merusak kulit, tidak beracun, tidak berbau dan bersifat
sebagai pengemulsi, tetapi ada kekuranganya hanya dapat terbiodegradasi
sebagian, kekuranganya yang lain menonjol adalah menjadi kurang efektif pada
pakaian, spon, dan kain pel, karena akan tereduksi bahan tersebut, serta menjadi
tidak aktif bila tercampur dengan sabun, protein, asam lemak dan senyawa fosfat.

Salah satu produk yang sudah dipasarkan dari golongan yang di klaim efektif
untuk mebunuh parvovirus, dimana virus ini merupakan jenis virus hidrofilik
yang sangat susah untuk dimatikan dibandingkan lipofilik.

7. Golongan Biguanida

Bahan kimia yang sudah digunakan dari golongan ini antara lain
klorheksidin. Klorheksidin terkenal karena sangat ampuh untuk antimikrobat
terutama jenis bakteri gram positif dan beberapa jenis bakteri gram negatif.
Klorheksidin sangat efektif dalam proses desinfeksi staphylococcus aureus, E.
Coli, Pseudomonas aeruginosa, tetapi kurang baik untuk membunuh beberapa
organisme gram negatif, spora, jamur terlebih virus serta sama sekali tidak bisa
membunuh Mycoplasma pulmonis.
C. PENGGUNAAN DESINFEKTAN

Desinfektan sangat penting bagi rumah sakit dan klinik. Desinfektan akan
membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari peralatan maupun
dari staf medis yang ada di rumah sakit dan juga membantu mencegah tertularnya
tenaga medis oleh penyakit pasien. Perlu diperhatikan bahwa desinfektan harus
digunakan secara tepat (Imbang, 2009).

a. Desinfektan tingkat rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan :


1. Golongan pertama
Desinfektan yang tidak membunuh virus HIV dan Hepatitis B.

1. Klorhexidine (Hibitane, Savlon).


2. Cetrimide (Cetavlon, Savlon).
3. Fenol-fenol (Dettol).

Desinfektan golongan ini tidak aman untuk digunakan :

1. Membersihkan cairan tubuh (darah, feses, urin dan dahak).


2. Membersihkan peralatan yang terkena cairan tubuh misalnya sarung
tangan yang terkena darah.

 Klorheksidine dan cetrimide dapat digunakan sebagai desinfekan kulit

 fenol-fenol dapat digunakan untuk membersihkan lantai dan perabot


seperti meja dan almari namun penggunaan air dan sabun sudah dianggap
memadai.

2. Golongan kedua

 Desinfektan yang membunuh Virus HIV dan Hepatistis B.


a). Desinfektan yang melepaskan klorin.

Contoh : Natrium hipoklorit (pemutih, eau de javel), Kloramin (Natrium


tosilkloramid, Kloramin T) Natrium Dikloro isosianurat (NaDDC), Kalsium
hipoklorit (soda terklorinasi, bubuk pemutih)

b). Desinfektan yang melepaskan Iodine misalnya : Povidone Iodine (Betadine,


Iodine lemah)

1. Alkohol : Isopropil alkohol, spiritus termetilasi, etanol.


2. Aldehid : formaldehid (formalin), glutaraldehid (cidex).
3. Golongan lain misalnya : Virkon dan H2O2. (Imbang, 2009)

D. METODE DESINFEKTAN

Metode desinfeksi adalah metode yang menggunakan desinfektan yang dapat


membunuh kuman-kuman atau mengurangi mikroorganisme patogen (penyebab
penyakit) yang ada dalam limbah cair/ air limbah. Desifektan dapat berupa zat
senyawa/ zat tertentu, atau dengan peralakuan fisik. Proses disinfeksi pada
limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu
setelah pengolahan primer, sekunder, atau tersier, sebelum limbah dibuang ke
lingkungan.
Agar penggunaan desinfektan tepat guna, tidak mencemari lingkungan, dan
tidak membuat mikrooganisme menjadi resistan (kebal) terhadap suatu zat
desinfektan, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memberikan
desinfektan, antara lain:
- Daya racun zat.
- Waktu kontak yang diperlukan.
- Efektivitas zat.
- Kadar dosis yang digunakan.
- Tidak boleh bersifat toksik (racun) terhadap manusia dan hewan.
- Tahan terhadap air .
- Biayanya murah.
- Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan sinar ultraviolet (UV), atau dengan ozon (O3).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang


digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik
seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik
didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan
hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan,
lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai
antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan
antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik
tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat
keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah
satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi
pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai
bahan dalam proses sterilisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences vol. 45-2009

Signaterdadie’s,2009.Desinfektan.(Online),(http://www.signaterdadie’s.com/200
9/10/04/desinfektan.html./ diakses tanggal, 06-10-2016, jam 19.30 WIB)

http://documentslide.com/documents/desinfektan-563100b711f94.html (diakses
pada tanggal, 06-10-2016, jam 19.45 WIB)

Anda mungkin juga menyukai