Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN RESPIRASI :

PNEUMONIA

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:

Mutia Mislika.,S.Kep
200202040

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITASSARIMUTIARAINDONESIA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Anak yang berjudul
“BBLR”. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, akan
tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, memberi pengarahan, bimbingan, semangat serta doa untuk keberhasilan
penulis, antara lain :

1. Ibu Ns. Rani Kawati Damanik, M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Anak, yang telah membimbing dan memberi masukan kepada penulis.
2. Ns. Novita Ariyani, M Biomed selaku dosen penguji mata kuliah Keperawatan Anak
yang telah menguji dan memberikan masukan kepada penulis.
3. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Medan, 06 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum........................................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Definisi..........................................................................................................................
2.2 Etiologi..........................................................................................................................
2.3 Patofisiologi...................................................................................................................
2.4 Tanda Dan Gejala..........................................................................................................
2.5 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................
2.6 Penatalaksanaan ............................................................................................................
2.7 Konsep Asuhan keperawatan.........................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................
3.1 Pengkajian....................................................................................................................
3.2 Analisa Data.................................................................................................................
3.3 Diagnosa Keperawatan.................................................................................................
3.4 Intervensi Keperawatan................................................................................................
3.5 Evaluasi Keperawatan..................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................
4.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit salauran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi
diseluruh dunia.Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan
dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah sakit/pusat
perawatan.Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut
diparenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15%-20%. Pneumonia adalah merupakan
infeksi akut yang secara anatomi mengenai lobus paru.Pneumonia adalah radang
parenkim paru yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme dan kadang non
infeksi.Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agent infeksi.

Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjadi
pada anak. (Suriani, 2006).Pneumonia pada anak seringkali bersamaan terjadinya proses
infeksi akut pada bronchus dan disebut bronchopneumonia.Terjadinya pneumonia pada
anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronchus
(bronchopneumonia).

Dalam pelaksanaan program P2 ISPA semua bentuk pneumonia (baik pneumonia


maupun bronchopneumonia) disebut Pneumonia.Dalam keperawatan pneumonia atau
bronkhopneumonia pada anak(bayi) termasuk masalah yang serius dan mengancam
keselamatan jiwa. Karena sistem pernafasan pada bayi belum matur. Oleh karena itu,
perawat maupun tim kesehatan lain harus mampu mengidentifikasi dan mengatasi
masalah yang ada pada anak (bayi) yang menderita pnuemonia.
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.2.1Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa memahami tentang konsep dasar asuahan keperawatan pada
anak dengan pneumonia
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep medis tentang pneumonia.
b. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada anak dengan
pneumonia.
c. Mahasiswa mampu merencanakan intervensi keperawatan pada anak dengan
pneumonia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi mengenai lobus
paru.Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang
terjadi pada anak. (Suriani, 2006). Pneumonia ialah suatu radang paru yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing yang mengensi jaringan paru (alveoli). (DEPKES. 2006). Pneumonia adalah
suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh
agent infeksi.Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan
adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate,
1993).

Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh
bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Pneumonia
adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan
didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya
kondisi yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. (Ngastiyah, 1997).
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman
tanda-tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium).
(Wilson, 2006).

Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agent infeksi.Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada
paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam
area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).

2.2 Etiologi
Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:
1. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.
2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.
3. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis,
ryptococosis, pneumocytis ca
4. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.
5. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah:


1. virus sinsisial pernafasan
2. adenovirus
3. virus parainfluenza
4. virus influenza.

2.3 Patofisiologi
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif.Ada beberapa
mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.Partikel infeksius
difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia
di saluran nafas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik,
dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi
maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan
organisme-organisme infeksius lainnya.

Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami
pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau
kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan
perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas.Pada anak tanpa faktor-
faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui
perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal.Ini paling sering
terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas.Virus tersebut dapat menyebar ke
saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.

Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan


yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian
bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal
berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang
ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia
bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr,
virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber
terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.

Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang
meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di
alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan
konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks.Virus, mikoplasma, dan klamidia
menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur
submukosa dan interstisial.Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam
saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.

Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk
mencegah infeksi dan terdiri dari:
1. Susunan anatomis rongga hidung
2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring
3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sek¬ ret
fiat yang dikeluarkan oleh set epitel tersebut.
4. Refleks batuk
5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
6. Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.
7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imuno-humoral terutama dari imu¬
noglobulin A (IgA).
Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak
mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Faktor lain yang mem¬pengaruhi
timbulnya pneumonia ialah daya tahan badan yang menurun, misal¬nya akibat
malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, faktor iatrogen seperti trauma
pada paru, anestesia, aspirasi, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.

2.4 Tanda Dan Gejala


Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge), Suara napas lemah, Retraksi intercosta,
Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax
photo menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot,
Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah.
Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah:
1. kulit yang lembab
2. mual dan muntah
3. kekakuan sendi.
2.5 Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis dengan hitung jenis
bergeser ke kiri.
2. Bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan
keadaan hipoksemia (karena ventilation perfusion mismatch). Kadar PaCO2 dapat
rendah, normal atau meningkat tergantung kelainannya. Dapat terjadi asidosis
respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal nafas.
3. Pemeriksaan kultur darah jarang memberikan hasil yang positif tetapi dapat
membantu pada kasus yang tidak menunjukkan respon terhadap penanganan awal.
4. Pada foto dada terlihat infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan
paru. Luasnya kelainan pada gambaran radiologis biasanya sebanding dengan
derajat klinis penyakitnya, kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran
radiologisnya lebih berat daripada keadaan klinisnya. Gambaran lain yang dapat
dijumpai :
a. Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada pneumonia lobari
b. Penebalan pleura pada pleuritis
c. Komplikasi pneumonia seperti atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum,
pneumotoraks, abses, pneumatokel

2.6 Penatalaksanaan Terapi


1. Bila dispnea berat berikan Oksigen
2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata
dalam 24 jam.
3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75
mg /kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.

2.7 Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Data demografi
b. Riwayat Masuk, Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis
atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun
apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).
c. Riwayat Penyakit Dahulu, Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA,
influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya
penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat
memperberat klinis penderita
d. Pengkajian :
- Sistem Integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
- Sistem Pulmonal : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar
stridor, ronchii pada lapang paru,
- Sistem Cardiovaskuler : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,
kualitas darah menurun
- Sistem Neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
- Sistem Musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan
- Sistem genitourinaria : produksi urine menurun/normal,
- Sistem digestif : konsistensi feses normal/diare

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.
b. Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan
pertahanan utama.
c. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.

DIAGNOSA
N
KEPERAWATA KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
O
N

1. Kerusakan a. Menunjukkan a. Kaji frekuensi, a. Manifestasi


pertukaran gas perbaikan ventilasi kedalaman, dan distres
berhubungan dan oksigenasi kemudahan pernapasan
dengan gangguan jaringan dengan bernapas tergantung
pengiriman GDA dalam b. Tinggikan kepala pada/indikasi
oksigen. rentang normal dan dan dorong derajat
tak ada gejala sering mengubah keterlibatan paru
distres pernapasan. posisi, napas dan status
b. Berpartisipasi pada dalam, dan batuk kesehatan umum
tindakan untuk efektif. b. Tindakan ini
memaksimalkan c. Pertahankan meningkatkan
oksigenasi. istirahat tidur. inspirasi
Dorong maksimal,
menggunakan meningkatkan
teknik relaksasi pengeluaran
dan aktivitas sekret untuk
senggang memperbaiki
d. Observasi ventilasi
penyimpangan c. Mencegah
kondisi, catat terlalu lelah dan
hipotensi menurunkan
banyaknya kebutuhan/kons
jumlah sputum umsi oksigen
merah untuk
muda/berdarah, memudahkan
pucat, sianosis, perbaikan
perubahan infeksi
tingkat d. Syok dan edema
kesadaran, paru adalah
dispnea berat, penyebab umum
gelisah. kematian pada
pneumonia dan
membutuhkan
intervensi medic
segera.
2. Infeksi, Resiko a. Mencapai waktu a.Pantau tanda vital a. Selama periode
Tinggi Terhadap perbaikan infeksi dengan ketat, waktu ini,
(penyebaran) berulang tanpa khusunya selama potensial
berhungan dengan komplikasi. awal terapi komplikasi fatal
Ketidakadekuatan b. Mengidentifikasi b.Anjurkan pasien (\hipotensi/syok)
pertahanan utama intervensi untuk memperhatikan dapat terjadi
mencegah/menur pengeluaran b. Meskipun pasien
unkan resiko sekret (mis., dapat
infeksi meningkatkan menemukan
pengeluaran pengeluaran dan
daripada upaya
menelannya) dan membatasi atau
melaporkan menghindarinya,
perubahan warna, penting bahwa
jumlah dan bau sputum harus
sekret. dikeluarkan
c.Tunjukkan/doron dengan cara
g tehnik mencuci aman
tangan yang baik. c. Efektif berarti
d.Batasi menurunkan
pengunjung penyebaran
sesuai indikasi. /tambahan
infeksi.
d. Menurunkan
pemajanan
terhadap
patogen infeksi
lain.
3. Ketidakefektifan a. Tidak mengalami a. Kaji a. Takipnea,
bersihan jalan aspirasi frekuensi/kedala pernapasan
nafas berhubungan b. Menunjukkan man pernapasan dangkal, dan
dengan batuk yang efektif dan gerakan gerakan dada tak
pembentukan dan peningkatan dada. simetris sering
pertukaran udara b. Auskultasi area terjadi karena
dalam paru-paru. paru, catat area ketidaknyamana
penurunan/tak n gerakan
ada aliran udara dinding dada
dan bunyi napas dan/atau cairan
adventisius, mis., paru.
krekels, megi. b. Penurunan aliran
c. Bantu pasien udara terjadi
napas sering. pada area
Tunjukkan/bantu konsolidasi
pasien dengan cairan.
mempelajari Bunyi napas
melakukan bronkial (normal
batuk, mis., pada bronkus)
menekan dada dapat juga
dan batuk efektif terjadi pada area
sementara posisi konsolidasi.
duduk tinggi. Krekels, ronki,
d. Penghisapan dan mengi
sesuai indikasi. terdengar pada
inspirasi
dan/atau
ekspirasi pada
respons terhadap
pengumpulan
cairan, sekret
kental, dan
spasme jalan
napas/obstruksi
c. Napas dalam
memudahkan
ekspansi
maksimum paru-
paru/jalan napas
lebih kecil.
Batuk adalah
mekanisme
pembersihan
jalan napas
alami,
membantu silia
untuk
mempertahanka
n jalan napas
paten.
Penekanan
menurunkan
ketidaknyamana
n dada dan
posisi duduk
memungkinkan
upaya napas
lebih dalam dan
lebih kuat.

d. Merangsang
batuk atau
pembersihan
jalan napas
secara mekanik
pada pasien
yang tak mampu
melakukan
karena batuk tak
efektif atau
penurunan
tingkat
kesadaran.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Biodata
1.Identitas klien
Nama                           : An. M
Umur                           : 7 bulan
Jenis kelamin               : Laki – laki
Agama                         : Islam
Alamat                          : Jl.Gelas
Tgl pengkajian : 08Januari2021
Jam pengkajian            : 10.00 WIB
Diagnosa medis           : Pneumonia
2. Identitas orang tua
Ayah
Nama               : Tn. M
Umur               : 28 Thn
Pendidikan      : SD
Pekerjaan         : Supir mobil
Agama             : Islam
Alamat            : Jl. Setia Budi
Ibu
Nama               : Ny.D
Umur               : 24 Thn
Pendidikan      : SMP
Pekerjaa           : Ibu Rumah Tangga
Agama             : Islam
Alamat            : Jl. Gelas
3. Identitas saudara kandung
Klien adalah anak tunggal(tidak mempunyai saudara kandung)
4. Keluhan utama/ alasan kunjungan
Keluhan utama : Sesak nafas
5. Alasan kunjungan : klien masuk rumah sakit dengan sesak nafas yang dialami sejak
3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam tinggi.

6. Riwayat kesehatan
a.  Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak 3 hari yang lalu,
batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam yang tinggi.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
a.  Prenatal care
1. Pemeriksaan kehamilan: 5kali
2. Keluhan selama hamil: tidak ada keluhan
3. Riwayat terkena sinar dan terapi obat: tidak ada
4. kenaikan berat badan selama hamil: lupa
5. Imunisasi TT: 2kali
6. Golongan darah ayah: tidak tahu
7. Golongan darah ibu: B
b.  Natal
1. Tempat melahirkan:di rumah
2. Lama dan jenis persalinan:spontan
3. Penolong persalinan:bidan
4. Cara memudahkan persalinan:tidak ada
5. Obat perangsang:tidak ada
6. Komplikasi waktu lahir:tidak ada

c.   Post natal
1. Kondisi bayi – BBL: 2,8 kg, PBL: 50 cm
2. Bayi kemerahan setelah lahir,tidak ada cianosis
3. Penyakit yang pernah dialami:demam
4. Kecelakaan yamg pernah dialami:tidak ada
5. Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakit sebelumnya
6. Alergi makanan obat-obatan tidak ada
7. Komsumsi obat-obatan bebas jika sakit:tidak pernah
8. Perkembangan anak disebandingkan dengan anak yang lainnya sama

c. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan anggota keluarga ada yang batuk-batuk yang disertai darah,
yaitu nenek yang tinggal serumah dengan klien.Keluarga pasien tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti diabetes melitus.

7.  Riwayat Imunisasi

 No.      Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah


            Pemberian
           
1 BCG 1bulan Demam

2 DPT(I,II.III) 2bln,3bln.4bln Tidak ada

3 POLIO(I.II.III.IV) 2bln.3bln.4bln,6bln Tidak ada

4 CAMPAK 9bulan (belum dilakukan) Tiak ada

5 HEPATITIS(I,II,III) 2bln,3bln,4bln –

9 Riwayat tumbuh kembang


a. Pertumbuhan fisik
b. Berat badan baru lahir :2,8 kg
c. Panjang badan: 50 cm
d. Perkembangan tiap tahap

Usia anak saat

a. Berguling :4bulan
b. duduk :6bulan
c. merangkak :7bulan
d. senyum kepada orang lain pertama kali:2bulan
e. bicara pertama kali:1bulan
f. berpakaian tanpa bantuan orang lain:belum bisa
10.   Riwayat nutrisi

1. Pemberian asi
a. Pertama kali disusui:1minggu setelah bayi lahir
b. cara pemberian:setiap kali bayi menangis
2. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat ini
usia  0 – 6 bulan: ASI
usia 7 bulan :  ASI + bubur beras merah

11.   Riwayat psikososial

a. Anak tunggal
b. lingkungan berada di kota
c. rumah dekat dengan masjid
d. tidak ada tempat bermain
e. tidak punya kamar sendiri
f. ada tangga yang berbahaya
g. anak tidak punya ruang bermain
h. hubungan antara anggota keluarga harmonis
i. pengasuh anak adalah ibunya sendiri

12.  Riwayat spiritual

Support sistem dalam keluarga: Orang tua klien selalu berdoa agar klien cepat
sembuh dan diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT.

 13.    Reaksi hospitalisasi

a. Pemahaman tengtang keluarga dan rawat inap


b. Mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit: karena panik melihat
anaknya
c. Apakah dokter menceritakan keadaan anaknya: iya
d. Perasaan orang tua pada saat ini: takut,cemas dan kwatir
e. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Klien belum mampu mengatakan mengapa ia berada di rumah sakit, klien
hanya mampu menangis bila ada orang lain yang tidak ia kenal berada
didekatnya.

14.    Aktivitas sehari-hari


Pola makan dan Minum
Pola Makan:
N Pols makan Kondisi sebelum sakit Kondisi selama sakit
o
1. Selera Nafsu makan baik Nafsu makan menurun
2. makan                  ASI+ bubur beras merah sesuai diet
3. Menu makanan          3x sehari 2x sehari
4. Frekuensi tidak ada makanan berminyak
5. makan            tidak ada tidak ada
6. Makanan disuapin disuapin
pantangan       
Pembatasan pola
makan Cara
makan                   
Pola minum:
Pola minum Sebelum sakit Selama sakit
Minuman minum ASI + air putih, minum ASI + air putih,
Frekuensi  5-6 kali sehari, 3-5 kali sehari,
Jumlah masukan ± 1000-1500 ml/hari.  ± 800-1000 ml/hari.
 
Pola Eliminasi
BAK
Pola BAK Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi BAK 4 – 5 kali sehari, 3 – 4 kali sehari,
Jumlah keluaran ± 1200cc, ± 800 cc,
Bau  khas, khas,
Warna jernih. jernih.
 
BAB
Pola BAB Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi BAB 2 – 3 kali sehari, 1 kali sehari,
Konsistensi lunak,  keras,
Bau khas,  khas,
Warna kuning. kuning.
 
Pola istirahat / tidur
Pola istirahat tidur Sebelum sakit Selama sakit
Banyaknya waktu tiudr ±10 jam per hari, ± 6 jam perhari,
Gangguan waktu tidur tidak  ada. tida bisa tidur karena sesak
nafas.
 
Pola personal higine
Pola personal higyene Sebelum sakit Selama sakit
Mandi 3 kali sehari ( di mandikan 2 kali sehari ( di mandikan
  ibu ), ibu pakai waslap ),
    2 kali 1 minggu.
Keramas 3 kali 1 minggu
 Pola aktivitas
Sebelum sakit        Selama sakit        
bisa bermain hanya bisa menangis
15.    Pemeriksaan fisik
Keadaan umum     : Lemah
4. Tanda-tanda Vital
5. Tekanan darah :100/80 mmHg
6. Nadi               :98 x/Mnt
7. Suhu                :39 ºC
8. Pernapasan      :32 x/Mnt
9. Antropometri
10. Panjang badan   : 75 cm
11. Berat badan       : 8 kg
12. LILA                 : 10 cm
13. Lingkar kepala : 30 cm
14. Lingkar dada     : 35 cm
15. Lingkar perut     : 40 cm
Sistem pernapasan
a. Hidung : Simetris kiri & kanan, Ada secret dan ingus, pernapasan cuping
hidung, tidak ada polip,tidak ada epistaksis, pernapasan dangkal dan cepat
(takipneu).
b. Leher : tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada tumor.
c. Dada  : bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara
posterior dan anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris.
d. Suara napas : Terdengar bunyi stridor, ronchii pada lapang paru.
e. clubbing finger : tidak ada.

Sistem cardiovaskuler
a. Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan
vena jugularis tidak meninggi.
b. Suara jantung    : S1’ Lup’ ,S2’ Dup’.
c. Tidak ada bising aorta & Mur-mur.
d. Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik.
Sistem pencernaan
a. Gaster tidak kembung, tidak ada nyeri.
b. Abdomen    : Hati tidak teraba, Lien & ginjal tidak teraba.
c. Peristaltik   : 30 x/Mnt
Sistem indra
a.  Mata
a. Kelopak mata   : Tidak edema
b. Bulu mata        : Menyebar
c. Alis                : Menyebar
d. Mata               : Reaksi terhadap rangsangan cahaya ada
b.   Hidung
a. Stuktur hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik, tidak ada
trauma di hidung, mimisan tidak ada
b. Ada secret dan ingus yang menghalangi penciuman
c. Telinga
a. Keadaan daun telinga simetris kiri &kanan ,kanal Auditorius kurang
bersih, serumen tidak ada.
b. Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia akan
menoleh ke arah suara tersebut.
Sistem Saraf
a. Fungsi Serebral
Orientasi,daya ingat,perhatian dan perhitungan tidak Di identifikasi,
b. Kesadaran
Eyes : 4
Motorik : 6
Verbal : 5
GCS : 15 (normal 13-15)
Fungsi Cranial
Nervus I (olfaktorius): Penciuman tidak diidentifikasi
Nervus II (optikus): Visus dan lapang pandang tidak diidentifikasi
Nervus III,IV,VI (okulomotorius,troklearis,abducens): Gerakan otot mata
tidak diidentifikasi
Nervus V (trigeminus):Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi.
Nervus VII (facialis) ; Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi
Nervus VIII (akustikus): Pendengaran normal. Keseimbangan tidak dapat
diidentifikasi.
Nervus IX (glosofaringeus): Fungsi pengecapan tidak dapat diidentifikasi.
Nervus X (Vagus): Gerakan ovula tidakdapat diidentifikasi
Nervus XI (aksesoris) : Sternocledomastoideus dan trapesius tidak dapat
diidentifikasi
Nervus XII (hipoglosus) : Gerakan lidah tidak dapat diidentifikasi.

Fungsi motorik
Massa otot : lemah
Tonus otot : menurun
kekuatan otot : 25%(dapat menggerakan anggota gerak Tetapi tidak kuat
menahan berat dan Tekanan pemeriksa.

Fungsi sensorik
Suhu,gerakan,posisi dan diskriminasi tidak dapat Diiidentifikasi.

Fungsi Cerebellum
Koordinasi dan keseimbangan tidak dapat dikaji.
Refleks
Refleks bisep(+),Refleks trisep(+),dan Refleks babinski(+)

Iritasi Meningen
Tidak ditemukan adanya kaku kuduk.

Pemeriksaan tingkat perkembangan


Dengan menggunakan DDST :
Motorik kasar     :  duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan
Motorik halus     :  mencari benang, menggaruk manik- manik,
memindahkan kubus, mengambil 1 kubus
Bahasa                :  meniru bunyi kata- kata, dapat berkata papa atau
mama
Personal sosial   : tepuk tangan
  Sistem Muskuloskeletal
a.Kepala
1. Bentuk               : Normal
2. Gerakan              : tidak diidentifikasi
b. Vertebrae
Tidak ada kelainan bentuk seperti lordosis,scleosis,kifosis
c.Pelvis
Klien belum jalan,ortholan barlaw’s tidak dilakukan
d. Lutut
Tidak bengkok dan tidak kaku,gerakan baik(aktif)
e.Kaki
tidak bergerak.
f. Tangan
Tidak bengkak,tanga kanan terpasang infuse
Sistem Integument
Rambut   : hitam,tidak mudah dicabut
kulit        : kulit pucat,temperatur hangat,teraba lembab,bulu kulit
menyebar, tidak ada tahi lalat.
Kuku      : warna merah muda,permukan datar,tidak mudah patah,kuku
pendek dan agak bersih.
Sistem Endokrin
kelenjar thyroid                                     : tidak ada pembesaran
Ekskresi urine berlebihan                       : tidak ada
Polidipsi dan Poliphagi                         : tidak ada
Keringat berlebihan                               : tidak ada
Riwayat air seni dikerumuni semut         : tidak ada.
Sistem Perkemihan
Edema palpebra tidak ada,edema anasarka tidak ada, kencing batu tidak
ada.
Sistem Immune
Alergi cuaca tidak ada,alergi debu tidak ada.
Penyakit yang berhubungan dgn cuaca seperti batuk dan flu
Bicara Ekspresive :Klien menangis jika merasakan sakit
Reseptive : tidak diidentifikasi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap (trombosit dan LED): Trombosit        = 450  103/µL
LED                = 7 mm/jm
kultur sputum : terdapat virus sinnsial pernafasan
Penatalaksanaan
a. Terapi oksigen
b. Cairan glukosa 10%
c. Kloramfenikol 250 mg 3X sehari
3.2   Analisa Data
Nama Pasien   : An.M
Umur               : 7 bulan
No.Registrasi  : 7544
No Data penunjang Kemungkinan penyebab
1 DO: -Peningkatan O2 dan Co2 yang berdifusi
  – Klien nampak sesak  
  – pernapasan cuping hidung, -Kecepatan difusi gas menurun
  pernapasan dangkal  
  – Klien nampak pucat dan -Difusi O2 dan Co2 terganggu
  cianosis  -Pembentukan sel eksudat
   DS:
  – Ibu klien mengatakan anaknya
  sesak.
 
 
 
 DO:  
2 – Klien nampak batuk berlendir -Alveoli dibronciolus
  dan beringus. -berisi eksudat eritrosit,
  – terdengar bunyi ronchi, stridor -fibrin dan bakteri
  pada lapang paru.  -Penumpukan secret/mucus
  – Pergerakan dada tidak simetris.  -Obtruksi jalan nafas
  – TTV:  
  T : 100/80  
  N : 98 X/ menit  
  S : 39 C  
  P : 32 X/ menit
   DS :
  – Ibu klien mengatakan bahwa
  anaknya
  Batuk berlendir dan beringus.
  – Klien mengatakan dadanya
  terasa sakit saat batuk.
  -Anak demam
 
 
 3. DO :
  – Porsi makan tidak dihabiskan -Stimulus chemoreseptor hipotalamus.
  – Selera makan menurun  -Termoregulator
  – BB : 15 kg  -Peningkatan metabolisme
TB : 120 cm  -Kompensasi cadangan lemak yang
  dipergunakan oleh tubuh
DS :
– Ibu klien mengatakan anaknya
malas makan.
– Ibu klien mengatakan porsi
makan anaknya tidak
dihabiskan.      Edema antara
kapiler dan alveoli

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN 


1. Tidak efektifnya jalan nafas b/d peradangan, penumpukan secret.
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membrane kapiler alveolus.
3. Berkurangnya volume cairan b/d intake oral tidak adekuat, demam, takipnea.
3.3   INTERVENSI
1.    Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peradangan, penumpukan secret.
Tujuan : Jalan nafas efektif, ventilasi paru adekuat dan tidak ada penumpukan
secret.
Rencana tindakan :
a. Monitor status respiratori setiap 2 jam, kaji adanya peningkatan status
pernafasan dan bunyi nafas abnormal.
b. Lakukan perkusi, vibrasi dan postural drainage setiap 4 – 6 jam,
c. Beri therapy oksigen sesuai program.
d. Bantu membatukkan sekresi/pengisapan lender.
e. Beri posisi yang nyaman yang memudahkan pasien bernafas.
f. Ciptakan lingkungan yang nyaman sehingga pasien dapat tidur tenang.
g. Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernafasan.
h. Beri minum yang cukup.
i. Sediakan sputum untuk kultur/test sensitifitas.
j. Kelola pemberian antibiotic dan obat lain sesuai program.
2.    Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler
alveolus.
Tujuan : Pasien memperlihatkan perbaikan ventilasi, pertukaran gas secara
optimal dan oksigenasi jaringan secara adekuat.
Rencana Tindakan :
a. Observasi tingkat kesadaran, status pernafasan, tanda-tanda sianosis setiap 2
jam.
b. Beri posisi fowler/semi fowler.
c. Beri oksigen sesuai program.
d. Monitor analisa gas darah.
e. Ciptakan lingkungan yang tenang dan kenyamanan pasien.
f. Cegah terjadinya kelelahan pada pasien.
3.    Berkurangnya volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat,
demam, takipnea.
Tujuan : Pasien akan mempertahankan cairan tubuh yang normal.
Rencana Tindakan :
a. Catat intake dan out put cairan. Anjurkan ibu untuk tetaap memberi cairan
peroral serta hindari susu yang kental/minum yang dingin agar merangsang
batuk.
b. Monitor keseimbangan cairan membrane mukosa, turgor kulit, nadi cepat,
kesadaran menurun, tanda-tyanda vital.
c. Pertahankan keakuratan tetesan infuse sesuai program.
d. Lakukan oral hygiene.

 E.     Evaluasi
No Tanggal Evaluasi
1. 06 Maret 2021 S : Klien mengeluh Sesak
  O : Klien masih sesak
  A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.

2. S : Klien mengeluh masih batuk dan beringus


  O : Klien masih batuk
         Pergerakan dada tidak simetris,terdengar
         bunyi ronchi.
  A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.
 
3. S : ibu Klien mengatakan anaknya badannya masih
  panas.
  O : Badan klien masih teraba panas
  Suhu 38 c
  A: Masalah belum teratasi
  P : Lanjutkan intervensi 2, 3,4.
4.
S : Ibu klien mengatakan anaknya malas makan
O : Klien malas makan
Klien hanya makan ½ porsi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3, 4, 5

BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh
bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Insiden
pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan
dipengaruhi oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun
dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur
2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara,
kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi
vitamin A, dosis pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat
diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,
(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya
masih tinggi. Maka kita sebagai perawat yang profesional dalam melakukan proses
keperawatan harus memperhatikan hal-hal tersebut. Agar implementasi yang kita
berikan sesuai dengan diagnosa keperawatan dan tepat pada sasaran.

4.2 Saran
Diharapkan sebagai mahasiswa keperawatan mampu untuk menerapkan asuhan
keperawatan yang terbaik untuk pasiennya.
DAFTAR PUSTAKA

Biddulph, Jonn, dkk. 1999. Kesehatan Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Ngastiyah.2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC


http://wwwensufhy.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-anak-
pneumonia.html

Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Astuti, Widya Harwina. 2010. Asuhan Keperawatan Anak dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: TIM http://stikmuh-ptk.medecinsmaroc.com/t3-askep-anak-
dengan-pneumonia

Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC,
Jakarta.

Doengoes Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan


Dan Pendokumentasian Perawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.
http://ardyanpradanaoo7.blogspot.com/2011/02/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan.html

http://wwwensufhy.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-anak-pneumonia.html

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.

Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC,
Jakarta.http://wwwensufhy.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-anak-
pneumonia.html

Suparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta

Suriadi, SKp, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.

Anda mungkin juga menyukai