Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN


PNEUMONIA

BIDANG STUDI KEPERAWATAN ANAK


Dosen Pengajar Ns. Retno Puji Hastuti, M.Kep.

OLEH

Muhammad Haikal Putrahadi (1914471004)

Erlin Puja Swastika (1914471005)

Tingkat 2 Reguler 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

Tahun akademik 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelasaikan tugas makalah yang berjudul Konsep
Dasar Asuahan Keperawatan Pada Anak Dengan Pneumonia ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada bidang studi Keperawatan Anak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana merawat anak yang mengalami pneumonia. Saya
ucapkan terimkasih kepada ibu Retno Puji Hastuti selaku Dosen Bidang keperawatan
anak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi.
Saya juga mengucapkan terimkasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, saya
menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................4
B. TUJUAN PENULISAN........................................................................................4
1. Tujuan Umum..................................................................................................4
2. Tujuan Khusus.................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. DEFINISI..............................................................................................................5
B. TANDA DAN GEJALA.......................................................................................5
C. ETIOLOGI...........................................................................................................6
D. PATOFISIOLOGI...............................................................................................6
E. KOMPLIKASI.....................................................................................................8
F. PENATALAKSANAAN TERAPI......................................................................8
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PNEUMONIA...................10
A. PENGKAJIAN...................................................................................................10
1. Biodata..............................................................................................................9
2. Keluhan utama/ alasan kunjungan...............................................................11
3. Riwayat kesehatan..........................................................................................11
4. Pemeriksaan fisik...........................................................................................14
B. ANALISA DATA..............................................................................................`16
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................................17
D. RENCANA KEPERAWATAN.........................................................................17
BAB IV............................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
A. KESIMPULAN...................................................................................................19
B. SARAN................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Penyakit salauran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang
tinggi diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan
dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah sakit/pusat
perawatan.
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi mengenai lobus
paru. Pneumonia adalah radang parenkim paru yang dapat disebabkan oleh
mikroorganisme dan kadang non infeksi. Pneumonia adalah suatu peradangan atau
inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi.
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang
terjadi pada anak. (Suriani, 2006). Pneumonia pada anak seringkali bersamaan terjadinya
proses infeksi akut pada bronchus dan disebut bronchopneumonia. Terjadinya pneumonia
pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronchus
(bronchopneumonia).
Dalam keperawatan pneumonia atau bronkhopneumonia pada anak (bayi)
termasuk masalah yang serius dan mengancam keselamatan jiwa. Karena sistem
pernafasan pada bayi belum matur. Oleh karena itu, perawat maupun tim kesehatan lain
harus mampu mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang ada pada anak (bayi) yang
menderita pnuemonia.

B.TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa memahami tentang konsep dasar asuahan keperawatan pada
anak dengan pneumonia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep medis tentang pneumonia.
b. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada anak dengan
pneumonia.

4
c. Mahasiswa mampu merencanakan intervensi keperawatan pada anak dengan
pneumonia.

BAB II

PEMBAHASAN

A.DEFINISI
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi mengenai lobus
paru. Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang
terjadi pada anak. (Suriani, 2006)

Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam


etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengensi jaringan paru
(alveoli). (DEPKES. 2006)

Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agent infeksi. Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru
yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli.
(Axton & Fugate, 1993).

Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan


oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Pneumonia
adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan
didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi
yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. (Ngastiyah, 1997)

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-
tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium). (Wilson,
2006)

Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agent infeksi. Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru
yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli.
(Axton & Fugate, 1993).

B.TANDA DAN GEJALA

5
Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge), Suara napas lemah, Retraksi
intercosta, Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis,
Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri
otot, Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah.

Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah:


1. kulit yang lembab
2. mual dan muntah
3. kekakuan sendi.

C.ETIOLOGI
Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:
1. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.
2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.
3. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, ryptococosis,
pneumocytis ca
4. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.
5. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah:


1. virus sinsisial pernafasan
2. adenovirus
3. virus parainfluenza
4. virus influenza.

D.PATOFISIOLOGI
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada
beberapa mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel
infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel
bersilia di saluran nafas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut
akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik,
dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal
yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-
organisme infeksius lainnya.

6
Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah
mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun
didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami
aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa
faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui
perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi
akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran
napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.

Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan


yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian
bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi
di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain
melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus
( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks )
dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau
bakteremia/viremia generalisata.

Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut


yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di
alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan
konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia
menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa
dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas,
seperti yang terjadi pada bronkiolitis.

Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk
mencegah infeksi dan terdiri dari:
1. Susunan anatomis rongga hidung
2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring
3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sek¬ ret fiat
yang dikeluarkan oleh set epitel tersebut.
4. Refleks batuk
5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
6. Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.
7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imuno-humoral terutama dari imu¬
noglobulin A (IgA).

7
Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak
mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Faktor lain yang mem¬pengaruhi
timbulnya pneumonia ialah daya tahan badan yang menurun, misal¬nya akibat malnutrisi
energi protein (MEP), penyakit menahun, faktor iatrogen seperti trauma pada paru,
anestesia, aspirasi, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.

E.KOMPLIKASI
Proses pemulihan pneumonia sangat bergantung pada jenis pneumonia, tingkat
keparahan, dan penanganan yang dilakukan. Pneumonia yang berat bisa menimbulkan
komplikasi berupa:

1. Infeksi aliran darah


Infeksi aliran darah (bakteremia) terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke
dalam aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ-organ lain. Bakteremia berpotensi
menyebabkan beberapa organ gagal berfungsi yang bisa berakibat fatal.

2. Abses paru atau paru bernanah (empiema)


Penumpukan nanah bisa menyebabkan terbentuknya abses paru atau empiema.
Pada beberapa keadaan, kondisi ini dapat ditangani dengan pemberian antibiotik. Namun,
jika tidak kunjung membaik, diperlukan tindakan medis khusus membuang nanahnya.

3. Efusi pleura
Efusi pleura merupakan kondisi di mana cairan memenuhi ruang di antara
kedua lapisan pleura, yaitu selaput yang menyelimuti paru-paru dan rongga dada.

4. Acute respiratoty distress syndrome (ARDS)


ARDS terjadi ketika cairan memenuhi kantong-kantong udara (alveoli) di dalam
paru-paru sehingga menyebabkan penderita tidak bisa bernapas (gagal napas).

F.PENATALAKSANAAN TERAPI
1. Bila dispnea berat berikan Oksigen
2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata
dalam 24 jam.
3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75
mg /kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.

G.PEMERIKSAAN PENUNJANG

8
1. Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis dengan hitung jenis bergeser
ke kiri.
2. Bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan keadaan
hipoksemia (karena ventilation perfusion mismatch). Kadar PaCO2 dapat rendah,
normal atau meningkat tergantung kelainannya. Dapat terjadi asidosis respiratorik,
asidosis metabolik, dan gagal nafas.
3. Pemeriksaan kultur darah jarang memberikan hasil yang positif tetapi dapat
membantu pada kasus yang tidak menunjukkan respon terhadap penanganan awal.
4. Pada foto dada terlihat infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan
paru. Luasnya kelainan pada gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat
klinis penyakitnya, kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran radiologisnya
lebih berat daripada keadaan klinisnya. Gambaran lain yang dapat dijumpai :
a. Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada pneumonia lobari
b. Penebalan pleura pada pleuritis
c. Komplikasi pneumonia seperti atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum,
pneumotoraks, abses, pneumatokel

9
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PNEUMONIA

A.PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : “An.R”
Umur : 7 bulan
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Jl Pangeran Antasari
Tgl pengkajian : 28 Oktoer 2012
Jam pengkajian : 10.00 WIB
Diagnosa medis : Pneumonia

b. Identitas orang tua


Ayah
Nama : “Tn.K”
Umur : 28 Thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Supir ojol
Agama : Islam
Alamat : Jl Pangeran Antasari

Ibu
Nama : “Ny.A”
Umur : 24 Thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jl Pangeran Antasari

10
c. Identitas sadara kandung
Klien adalah anak tunggal (tidak mempunyai saudara kandung)
2. Keluhan utama/ alasan kunjungan
a. Keluhan utama : Sesak nafas
b. Alasan kunjungan : klien masuk rumah sakit dengan sesak nafas yang dialami
sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam
tinggi.

3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami rewel dan menangis terus
karena sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai
dengan demam yang tinggi.

b. Riwayat kesehatan masa lalu


Prenatal care
 Pemeriksaan kehamilan: 5kali
 Keluhan selama hamil: tidak ada keluhan
 Riwayat terkena sinar dan terapi obat: tidak ada
 kenaikan berat badan selama hamil: lupa
 Imunisasi TT: 2kali

Natal
 Tempat melahirkan:di rumah
 Lama dan jenis persalinan:spontan
 Penolong persalinan:bidan
 Cara memudahkan persalinan:tidak ada
 Obat perangsang:tidak ada
 Komplikasi waktu lahir:tidak ada

Post natal
 Kondisi bayi – BBL: 2,8 kg, PBL: 50 cm
 Bayi kemerahan setelah lahir,tidak ada cianosis

11
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan anggota keluarga ada yang batuk-batuk yang disertai
darah, yaitu nenek yang tinggal serumah dengan klien. Keluarga pasien tidak
ada yang menderita penyakit menurun seperti diabetes melitus.

d. Riwayat Imunisasi

No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah


Pemberian
1 BCG 1bulan Demam

2 DPT(I,II.III) 2bln,3bln.4bln Tidak ada

3 POLIO(I.II.III.IV) 2bln.3bln.4bln,6bln Tidak ada

4 CAMPAK 9bulan (belum dilakukan) Tiak ada

5 HEPATITIS(I,II,III) 2bln,3bln,4bln –

e. Riwayat tumbuh kembang


Pertumbuhan fisik
 Berat badan baru lahir :2,8 kg
 Panjang badan: 50 cm
 Perkembangan tiap tahap

f. Riwayat nutrisi
Pemberian asi
 Pertama kali disusui:1minggu setelah bayi lahir
 cara pemberian:setiap kali bayi menangis
 usia  0 – 6 bulan: ASI
 usia 7 bulan :  ASI + bubur beras merah

g. Riwayat psikososial

12
 Anak tunggal
 lingkungan berada di kota
 rumah dekat dengan masjid
 tidak ada tempat bermain
 tidak punya kamar sendiri
 ada tangga yang berbahaya
 anak tidak punya ruang bermain
 hubungan antara anggota keluarga harmonis
 pengasuh anak adalah ibunya sendiri

h. Aktivitas sehari-hari
Pola Makan:

No Pola makan Kondisi sebelum sakit Kondisi selama sakit


1. Selera makan         Nafsu makan baik Nafsu makan menurun

2. Menu ASI+ bubur beras sesuai diet


makanan          merah
3. Frekuensi makan 3x sehari 2x sehari
4. Makanan tidak ada makanan berminyak
pantangan 
5. Pembatasan pola Tidak ada tidak ada
makan
6. Cara makan Disuap Disuapin

Pola minum:
No Pola minum Sebelum sakit Selama sakit
1. Minuman minum ASI + air putih minum ASI + air putih
2. Frekuensi 5-6 kali sehari, 3-5 kali sehari
3. Jumlah masukan ± 1000-1500 ml/hari. ± 800-1000 ml/hari.

Pola Eliminasi
 BAK
No Pola BAK Sebelum sakit Selama sakit
1. Frekuensi BAK 4 – 5 kali sehari, 3 – 4 kali sehari

13
2. Jumlah keluaran ± 1200cc ± 800 cc
3. Bau  Khas khas
4. Warna Jernih jernih

 BAB
No Pola BAB Sebelum sakit Selama sakit
1. Frekuensi BAB 2 – 3 kali sehari 1 kali sehari
2. Konsistensi Lunak Keras
3. Bau Khas Khas
4. Warna Kuning Kuning

Pola istirahat / tidur


No. Pola istirahat tidur Sebelum sakit Selama sakit
1. Banyaknya waktu ±10 jam per hari ± 6 jam perhari
tidur
2. Gangguan waktu tidak  ada Tidak bisa tidur
tidur karena sesak nafas

Pola personal higine


No Pola personal Sebelum sakit Selama sakit
higyene
1. Mandi 3 kali sehari (di 2 kali sehari (di
mandikan ibu) mandikan ibu pakai
waslap)
2. Keramas 3 kali 1 minggu 2 kali 1 minggu

Pola aktivitas
No Sebelum sakit Selama sakit
1. bisa bermain hanya bisa menangis

4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
 Keadaan umum     : Lemah
 Tekanan darah :100/80 mmHg
 Nadi :98 x/Mnt

14
 Suhu :39 ºC
 Pernapasan :32 x/Mnt
 Panjang badan : 75 cm
 Berat badan : 8 kg
 LILA : 10 cm
 Lingkar kepala : 30 cm
 Lingkar dada : 35 cm
 Lingkar perut : 40 cm

b. Sistem pernapasan
 Hidung : Simetris kiri & kanan, Ada secret dan ingus, pernapasan cuping
hidung, tidak ada polip,tidak ada epistaksis, pernapasan dangkal dan cepat
(takipneu).
 Leher : tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada tumor.
 Dada : bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran
antaraposterior dan anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris.
 Suara napas :Terdengar bunyi stridor, ronchii pada lapang paru.

c. Sistem cardiovaskuler
 Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan vena
jugularis tidak meninggi.
 Suara jantung    : S1’ Lup’ ,S2’ Dup’.
 Tidak ada bising aorta & Mur-mur.
 Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik.

d. Sistem Saraf
Kesadaran
 Eyes :4
 Motorik :6
 Verbal :5
 GCS : 15 (normal 13-15)

Fungsi motorik
 Massa otot : lemah
 Tonus otot : menurun

15
 kekuatan otot : 25%(dapat menggerakan anggota gerak Tetapi tidak
kuat menahan berat dan Tekanan pemeriksa.

B.ANALISIS DATA

Nama Pasien   : An.R

Umur               : 7 bulan

No Data (DS/DO) Masalah Keperawatan


1. DO: -Klien nampak batuk berlendir Bersihan Jalan napas tidak
dan beringus efektif BD spasme jalan
-terdengar bunyi ronchi, stridor napas DD sputum
pada lapang paru. berlebih,wheezing..
-Pergerakan dada tidak simetris.
- TTV:
T : 100/80
N : 98 X/ menit
S : 39 C
P : 32 X/ menit
DS:- Ibu klien mengatakan bahwa
anaknya batuk berlendir dan beringus.

2. DO:- Porsi makan tidak dihabiskan Resiko gangguan defisit


-Selera makan menurun nutrisi BD faktor
psikologis(keengganan
DS :- Ibu klien mengatakan anaknya untuk makan).
malas makan.
-Ibu klien mengatakan porsi makan
anaknya tidak dihabiskan

3. DO :-klien tampak mengantuk Gangguan pola tidur BD


hambatan lingkunganl DD
DS :-ibu klien mengatakan anaknya sulit mengeluh sulit tidur,klien
tidur tampak mengantuk.

16
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN 

1.Bersihan Jalan napas tidak efektif BD spasme jalan napas DD sputum


berlebih,wheezing.

2.Resiko defisit nutrisi BD faktor psikologis(keengganan untuk makan).

3. Gangguan pola tidur BD hambatan lingkunganl DD mengeluh sulit tidur,klien tampak


mengantuk

D.RENCANA KEPERAWATAN

1.Bersihan Jalan napas tidak efektif


Tujuan(SLKI):
Bersihan Jalan Napas
-klien tidak batuk berlendir dan beringus.
-Tidak ada bunyi ronchi dan stridor
-pergerakan dada simetris
Intervensi(SIKI):
Manajemen jalan napas
-Monitor pola napas
-monitor bunyi napas
-monitor sputum
-berikan oksigen jika perlu

2.Resiko gangguan defisit nutrisi BD faktor psikologis(keengganan untuk makan).


Tujuan(SLKI) :
Status nutrisi
-porsi makan yang dihabiskan klien membaik
-nafsu makan klien membaik
Intervensi(SIKI):
Manajemen nutrisi

17
-identifikasi status nutrisi
-monitor asupan makanan
-lakukan oral hygien sebelum makan
-identifikasi makanan yang disukai

3Gangguan pola tidur BD hambatan lingkunganl DD mengeluh sulit tidur,klien tampak


mengantuk.

Tujuan(SLKI) :

Pola tidur

-Keluhan sulit tidur teratasi

Intervensi(SIKI):

Dukungan pola tidur

-identifikasi pola aktivitas dn tidur

-tetapkan jadwal rutin tidur

-jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit

-anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur

18
BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan
oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Insiden
pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi
oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4 tahun. Dan menurun dengan
meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi
kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat
tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis
pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari
1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat,
kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi. Maka kita sebagai
perawat yang profesional dalam melakukan proses keperawatan harus memperhatikan
hal-hal tersebut. Agar implementasi yang kita berikan sesuai dengan diagnosa
keperawatan dan tepat pada sasaran.

B.SARAN
Diharapkan sebagai mahasiswa keperawatan mampu untuk menerapkan asuhan
keperawatan yang terbaik untuk pasiennya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Biddulph, Jonn, dkk. 1999. Kesehatan Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Astuti, Widya Harwina. 2010. Asuhan Keperawatan Anak dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: TIM

Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC,
Jakarta.

Doengoes Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk


Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.

http://ardyanpradanaoo7.blogspot.com/2011/02/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan.html

http://stikmuh-ptk.medecinsmaroc.com/t3-askep-anak-dengan-pneumonia

http://wwwensufhy.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-anak-pneumonia.html

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.

Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC,
Jakarta.

Suparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta

Suriadi, SKp, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.

20

Anda mungkin juga menyukai