Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

KEKURANGAN KALORI DAN PROTEIN

PADA ANAK

KELOMPOK 10

Nama : Kartika (1914471020)

Mardiana Setiawati (1914471021)

Kelas : Tingkat 2 Reguler 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGAKARANG

PRODI D3 KEPERAWATAN KOTABUMI

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1 Definisi....................................................................................................................5
2.2 Gejala Klinis...........................................................................................................5
2.3 Patofisiologi.............................................................................................................6
2.4 Komplikasi..............................................................................................................7
2.5 Penatalaksanaan.....................................................................................................7
BAB III...................................................................................................................................8
ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................................8
BAB IV.................................................................................................................................18
PENUTUP............................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................18
4.2 Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-NYA maka
penulis dapat menyelsaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kekurangan Kalori dan
Protein” pada anak. Dalam penulisan karya tulis mandiri ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tidak terhinga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein merupakan senyawa polimer yang terbentuk dari monomer-monomer asam


amino yang dihubungkan langsung oleh ikatan peptida antara asam amimo satu dengan
asam amino lainnya. Asam amino tersusun dari unsur C, H, O N, dan kadang-kadang S
serta P. Protein merupakan komponen yang sangat penting dalam proses metabolisme
darah. Protein termasuk makromolekul penyusun bagian terbesar tubuh setelah air, yaitu
seperlima bagian tubuh.Protein dapat kita peroleh dari hewan (protein hewani) maupun
tumbuhan (protein nabati). Sumber protein hewani antara lain ikan, daging, susu, dan
telur, sedangkan sumber protein nabati antara lain padi-padian, kacang-kacangan, dan
sayuran.
Pada intinya tubuh kita membutuhkan gizi protein yang cukup untuk
beraktivitas.Rata-rata standar kecukupan gizi sehari adalah 45 gram.Tingkat kebutuhan
protein dipengaruhi oleh bobot dan ukuran badan, umur, jenis kelamin, penyakit, satuan
gizi makan, kondisi tubuh, sifat protein yang dimakan, masa kehamilan, dan status
emosional. Bila tubuh kekurangan atau kelebihan protein maka akan mengalami
gangguan kesehatan kemudian menjadi penyakit kekurangan atau kelebihan protein.
Umumnya hal ini disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat.Kekurangan protein
banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni
pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak di bawah lima tahun
(balita). Setidaknya ada 4 faktor yang melatarbelakangi penyakit kurang kalori protein
(KKP), yaitu: masalah sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan. Kemiskinan, salah satu
determinan sosial-ekonomi, merupakan akar ketiadaan pangan, tempat mukim yang
berjejalan, kumuh, dan tidak sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas
kesehatan.Komponen biologi yang menjadi latar belakang KKP, antara lain, malnutrisi,
penyakit infeksi, serta diet rendah energi dan protein.Berawal dari hal tersebut, penulis
tertarik untuk mengkaji pengaruh protein sebagai agen penyakit, contoh penyakit, dan
penanganannya.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi dari Kekurangan kalori dan protein (KKP)
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Kekurangan kalori dan protein (KKP)
khusus nya pada anak
3. Untuk mengetahui proses patofisiologi dari Kekurangan kalori dan protein (KKP)
4. Menentukan tindakan perawat dan diagnosa perawat berhubungan dengan keluhan
dari pasien dengan Kekurangan kalori dan protein (KKP)

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Nama internasional KKP yaitu Calori Protein Malnutrition atau CPM adalah suatu
penyakit defisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protein Energi
Malnutrisi (PEM).
Secara klinik dibedakan dalam bentuk yaitu Kwashiorkor dan Marasmus. Diantara
kedua bentuk tersebut terdapat bentuk antara atau “Marasmus dan Kwashiorkor”.
a. Marasmus yaitu keadaan kurang kalori.
b. Kwashiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan
kalori yang kurang.
c. Marasmus kwashiorkor yaitu keadaan peralihan antara marasmus dan
kwashiorkor.

2.2 Gejala Klinis


1. Marasmus
a) Perubahan psikis, anak menjadi cengeng, cerewet walaupun mendapat
minum.
b) Pertumbuhan berkurang atau terhenti.
c) Berat badan anak menurun, jaringan subkutan menghilang (turgor jelek
dan kulit keriput).
d) Vena superfisialis kepala lebih nyata, frontal sekung, tulang pipi dan
dagu terlihat menonjol, mata lebih besar dan cekung.
e) Hipotoni akibat atrofl otot.
f) Perut buncit.
g) Kadang-kadang terdapat edem ringan pangkal tungkal.
h) Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.
2. Kwashiorkor
a) Secara umum anak tampak sembab, latergik, cengeng dan mudah
terangsang, pada tahap lanjut anak menjadi apatus dan koma.
b) Pertumbuhan terlambat.
c) Udema.
d) Anoreksia dan diare.
e) Jaringan otot mengecil, tonus menurun, jaringan subcutis tipis dan
lembek.

5
f) Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku serta mudah
dicabut.
g) Kelainan kulit, tahap awal kulit kering, bersisik dengan garis-garis kulit
yang dalam dan lebam, disertai defesiensi vitamin B kompleks,
defesiensi eritropoitin dan kerusakan hati.
h) Anak mudah terjangkit infeksi.
i) Terjadinya defesiensi vitamin dan mineral.

2.3 Patofisiologi

1. Marasmus
Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejumlah energy yang dalam
keadaan normal dapat dipenuhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak
terpenuhi pada masukan yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan
cadangan protein sebagai sumber energy. Penghancuran jaringan pada defesiensi
kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energy, tetapi juga memungkinkan
sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya, seperti berbagai asam amino.
2.Kwashiorkor
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
lebih, karena persediaan energy dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.
Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang
menyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet,
akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan
untuk sintesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amino dalam serum ini
akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian
berakibat edem. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-
lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati dapat terganggu, dengan akibat
terjadinya penimbunan lemah dalam hati.

2.4 Komplikasi
1. Defisiensi vitamin A (xerophtalmia) vitamin A berfungsi pada penglihatan (membantu
regenerasi visual purple bila mata terkena cahaya). Jika tidak segera teratasi ini akan
berlanjut menjadi keratomalasia (menjadi buta).
2. Defisiensi vitamin B1 (tiamin) disebut Atiaminosis. Tiamin berfungsi sebagai ko-enzim
dalam metabolisme karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri
dan mengakibatkan kelainan saraf,mental,dan jantung.

6
3. Defisiensi vitamin B2 (ariboflavinosis) vitamin B2 berfungsi sebagai ko-enzim
pernapasan. Kekurangan vitamin B2 menyebabkan stomatis angularis (retak-retak pada
sudut mulut,glositis,kelainan kulit dan mata).
4. Defisiensi vitamin B6 berperan dalam fungsi saraf.
5. Defisiensi vitamin B12 dianggap sebagai faktor anti anemia dan faktor ekstrinsik.
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa.
6. Defisit asam folat menyebabkan timbulnya anemia makrositik, megaloblastik,
granulositopenia,trombositopenia.
7. Defisiensi vitamin C menyebabkan skorbut,mengganggu integrasi dinding kapiler.
Vitamin C diperlukan untuk pembentukan jaringan kolagen oleh fibroblas karena
merupakan bagian dalam pembentukan zat intrasel, pada proses pematangan
eritrosit,pembentukan tulang dan dentin.
8. Defisiensi mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, besi, yodium, kekurangan
yodium dapat menyebabkan gondok (goiter) yang dapat merugikan tumbuh kembang
anak.

2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kurang kalori protein (Suriand & Rita Yuliani,2001)
1. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3. Penanganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic.

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus :

An. Z (laki-laki) usia 2 tahun dirawat di Ruang anak RS Hidayah karena kurang gizi ( KKP).
Klien tampak lemah, rambut tipis kecoklatan, mata cekung, mukosa mulut kering, wajah
keriput, tulang iga tampak jelas, retraksi dinding dada, perut buncit, turgor kurang elastis,
edema di ekstremitas atas dan bawah, pantat atropi, belum bisa berjalan, duduk harus dibantu
dan bicara belum jelas. An.Z anak ke lima dari keluarga yang kurang mampu, hanya minum
ASI, ibu An. Z umur 40 tahun, TB 150 cm, BB 40 kg, dari pemeriksaan BB An. Z 8 kg.

A.Pengkajian
Tanggal pengkajian                         : 11 juli 2020     
Ruang                                          : Bangsal Dahlia
Waktu pengkajian                        : 11.00 WIB
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama                                   : An. Z
Umur                                    : 2 tahun
Jenis Kelamin                       : Laki-laki
Agama                                 : Islam
Pendidikan                           : -
Pekerjaan                             : -
Suku bangsa                         : Jawa
Alamat                                 : Sidoharum, Gunung kidul
No.RM                                 : 20605
Tanggal masuk RS               : 11 juli 2020 pukul 09.30 WIB
Dx. Medis                            : Kwasiorkhor dan marasmus
2. Identitas Penanggung jawab
Nama                                   : Ny.N
Umur                                    : 40 tahun
Jenis Kelamin                       : Perempuan

8
Agama                                 : Islam
Pendidikan                           : SD
Pekerjaan                             : Ibu rumah tangga
Alamat                                 : Sidoharum, Gunung kidul
Hubungan dengan klien       : Ibu

B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama                    :  Ibu klien mengatakan An. Z tampak lemah

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Ibu klien mengatakan klien tampak lemah, badannya sangat kurus,  kemudian
diperiksakan di balai pengobatan desa, menurut hasil dari pemeriksaan, klien di diagnosa Gizi
buruk sehingga klien harus menjalani pengobatan dan dokter menganjurkan agar klien dibawa
ke RS Hidayah. Pada tanggal 11 juli 2020 pukul 09.30 WIB oleh keluarga klien dibawa ke IGD
RS Hidayah. Ibu klien mengatakan tampak lemah, badannya sangat kurus, perut buncit, tangan
dan kakinya tampak bengkak, belum bisa berjalan, duduk harus dibantu dan bicara belum jelas.
Di IGD TTV ; TD : 80/60 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 37˚C, dan RR : 24 x/menit. Terapi :
infus RL 45 tpm. Saat dikaji pada tanggal 11 ju;li 2020 pukul 11.00 WIB Ibu klien mengatakan
tampak lemah, klien hanya di beri ASI karena keluarga klien tidak mampu membeli susu
formula , badannya sangat kurus, perut buncit, tangan dan kakinya tampak bengkak, belum bisa
berjalan, duduk harus dibantu dan bicara belum jelas.

3.Riwayat Penyakit Dahulu :


Ibu klien mengatakan kemarin klien sering diare, tetapi klien tidak di bawa ke balai
pengobatan ataupun RS.

4.Riwayat kesehatan keluarga :


Ibu klien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. Dan
keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti TBC, DM, hipertensi maupun penyakit
serius lainnya.

5.Riwayat kehamilan
Anak laki laki dari ibu G5 P5 A0. Selama kehamilan klien, ibu klien mengatakan tidak
mempunyai masalah khusus, paling hanya mual-mual.

9
6.Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dan spontan, tidak ada kelainan bawaan
dan tidak mempunyai gangguan selama proses persalinan. Klien lahir secara prematur yaitu
hamil usia 35 minggu, presentasi bawah kepala. BBL : 3200 gram.

7.Riwayat imunisasi
Klien mendapat imunisasi BCG dan Polio.

8.Riwayat tumbuh kembang


Ibu klien mengatakan klien mengalami keterlambatan dalm proses tumbuh kembang.
Perkembangan motorik : klien belum bisa berjalan, dan duduk harus dibantu.
Perkembangan bahasa: bicara klien belum jelas.

9.Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan klien         = 100 cc/ kgBB/ hari
= 100 x 8
= 800 ml
10.Kebutuhan kalori
Kebutuha kalori klien            = 1000 kalori + (100 x usia dalam tahun)
= 1000 + (100 x 2)
= 1000 + 200
= 1200 kalori/hari

C. Pola Pengkajian Menurut Gordon


1. Pola Persepsi kesehatan atau penanganan kesehatan
Sebelum sakit : ibu klien memgatakan klien tinggal di daerah yang jauh dari balai pengobatan,
dan klien dari keluarga yang tidak mampu.
Saat sakit : Ibu klien mengatakan sekarang klien mendapatkan perawatan setelah di bantu desa.
2.Pola Nutrisi / Metabolik
Sebelum sakit  : Ibu klien mengatakan klien selama ini hanya minum ASI yaitu 4-5 kali/hari.
BB: tidak tahu.
Saat dikaji : Klien minum ASI 3-4 kali/hari. Dan makan pendamping ASI 2 kali sesuai diit dari
RS tetapi tidak habis. Minum air putih 1 gelas per hari. BB: 8 kg.
3.Pola Eliminasi

10
Sebelum sakit  : BAB sering mengalami diare warna kuning, tidak ada darah, BAK : 3-4
kali/hari, warna kuning jernih.
Saat dikaji :  Klien belum BAB 1x lembek, kuning, BAK 2x/hari, warna kuning berbau khas.
4.Pola aktivitas / latihan
Sebelum sakit  : Klien dapat beraktifitas sesuai kemampuan.
Saat dikaji : Klien hanya terlihat berbaring ditempat tidur.
5.Pola Istirahat / tidur
Sebelum sakit  :  Klien tidur 9 jam sehari, tidur siang kurang lebih 2 jam.
Saat dikaji :  Klien susah tidur dan sering terbangun pada malam hari. Lama tidur 7 jam sehari.
6.Pola  perseptif kognitif
Sebelum sakit : Klien  dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan jelas, dalam
pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan dengan baik.
Saat dikaji : Klien  dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan jelas, dalam
pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan dengan baik.
7.Pola koping/toleransi stres
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan jika klien merasa tidak nyaman klien menangis.
Saat dikaji : Klien hanya tiduran dan apabila klien kesakitan klien menangis dan rewel.
8.Pola Konsep diri
Tidak terkaji
9.Pola Seksual dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, dan tidak ada masalah dalam sistem reproduksi klien.
10.Pola peran / hubungan
Sebelum sakit : Hubungan klien dengan orangtua dan keluarga baik.
Saat dikaji : Klien lebih nyaman ditemani oleh ibunya.
11.Pola nilai / kepercayaan
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien belum melakukan ibadah.
Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien belum melakukan ibadah

D. Pemeriksaan Fisik
1. TTV   
  TD     : 80/60 mmHg
  Nadi  : 70 x/menit
  Suhu  : 36,5 ˚C
  RR     : 22 x/menit

11
2.Antropometri   :
Lingkar Kepala : 48  cm
Lingkar Lengan atas : 12 cm
BB :  8 Kg
TB : 84 cm

3.Kepala  : mesosepal, rambut tipis kecoklatan


4.Wajah            : tampak keriput
5.Mata                : konjungtiva anemis, sklera Anikterik, reflek terhadap cahaya pupil isokhor,
mata cekung
6.Hidung           : tidak ada polip, tidak ada cuping hidung
7.Mulut             : bibir terlihat pucat dan kering
8.Telinga             : normal, tidak ada sekret dan darah
9.Leher               : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
10.Dada                :
 Paru
 Inspeksi : tulang iga tampak jelas, tidak ada otot bantu pernafasan
Palpasi : retraksi dinding dada sama kanan dan kiri, terdapat vocal fomitus kanan kiri
 Perkusi : sonor
Auskultasi       : bunyi vesikuler
 Jantung     :
Inspeksi    : tidak tampak ictus cordis
Palpasi      : tidak terdapat pembesaran jantung
Perkusi      : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 bunyi reguler
 Abdomen :
Inspeksi    : bentuk buncit
Auskultasi            : bising usus 10 x/menit
Palpasi      : tidak ada nyeri tekan, cubitan perut lambat
Perkusi      : timpani
11.Genetalia         : laki laki, tidak  terpasang DC
12.Anus                : tidak ada lesi, pantat atropi
13.Ekstremitas      :  atas : akral dingin, CRT : 4 detik, terpasang infus RL 20 tpm, terdapat
edema

12
bawah : lemah, terdapat edema
14.Kulit                : turgor kulit kurang elastis

Jenis Hasil Nilai Normal E.     Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Tanggal 11 juli 2020
Hemoglobin 9 gr/dl Pria : 13-18 g/dl, pukul 11.00 WIB
wanita 11.5-16.5 g/dl.
Wanita hamil: 11- 16.5 F.     Terapi
g/dl. Anak : 12-34 g/dl -          IVFD RL = 45 tetes/menit
Hematokrit L 40 % -          L-Bio 2sac

Leukosit 14.5 10^3/Ul -          Diit tinggi kalori, protein,

Eritrosit 4.1 10^6 /Ul mineral dan vi

Diffferent 0.10/1.40/4 Basofil : 0-2 %,


count 9.60/40.50/ eosinofil : 1-3%,
0.40 netrofil batang : 1-6%,
netrofil segmen: 4-6
%, limfosit 20- 40 %,
monosit: 1-8%
MCV 75# 24-102#
MCH 26 Pg
MCHC 35 g/dl 20-32 g/dl

ANALISA DATA

No Hr/tgl/Jam Data focus Problem Etiologi


1. Senin,11 juli DS : Kekurangan Penurunan
2020 -   Ibu klien mengatakan klien volume cairan asuapan
Jam 11.00 hanya minum ASI karena peroral
keluarga klien tidak mampu
untuk membelikannya susu
formula.
DO :

13
-   Klien tampak lemah
-   Mata cekung
-   Mukosa mulut kering
-   Wajah keriput
-   Turgor kulit kurang elastis
-   Nadi : 80 x/menit
-   Hematokrit : 40 %

2. Senin,11 juli DS : Ketidakseimbangan Asupan


2020 - Ibu klien mengatakan klien nutrisi kurang dari yang tidak
Jam 11.00 badannya sangat kurus, kebutuhan tubuh adekuat
tidak mau makan makanan
pendamping ASI
DO:
-  Klien tampak lemah
Tulang iga tampak jelas
Perut buncit
Pantat atropi
BB nomal : 12 kg
-  BB An. Z : 8 kg
3. Senin,11 juli DS : Keterlambatan Asupan
2020 -  Ibu klien mengatakan klien pertumbuhan dan kalori dan
Jam 11.00 Belum bisa perkermbangan protein
berjalan dan duduk harus yang tidak
dibantu adekuat
-    Ibu klien mengatakan klien
hanya minum ASI
DO :
-    BB : 8 Kg, BB normal : 12
kg
-    TB : 84 , TB normal : 90
cm
-    LILA: 12 cm, LILA

14
normal : 16 cm
-    Klien tampak lesu

B.Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d penurunan asuapan peroral
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan yang tidak adekuat
3. Keterlambatan pertumbuhan dan perkermbangan b.d asupan kalori dan protein yang
tidak adekuat

INTERVENSI KEPERAWATAN

NoD Hari/Tgl Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


x
1. 11 juli 2020 Setelah dilakukan         Lakukan/observasi
tindakan keperawatan 2x24 jam pemberian cairan per
diharapkan klien mampu : infus/sonde/oral
Indikator 1 2 3 4 5 sesuai program
- Asuapan rehidrasi.
cairan         Jelaskan kepada
adekuat   keluarga tentang
- Tidak adanya upaya rehidrasi dan
tanda -tanda partisipasi yang
dehidrasi diharapkan dari
keluarga dalam
pemeliharan patensi
pemberian
infus/selang sonde.
        Kaji perkembangan
keadaan dehidarasi
klien.
        Anjurkan klien
minum yang banyak
minimal 4 gelas per
hari

15
        Hitung balans
cairan.

2. 11 juli 2020 Setelah dilakukan tindakan keperawatan         Jelaskan kepada


selama 2x24 jam keluarga tentang
diharapkan klien mampu: penyebab malnutrisi,
Indikator 1 2 3 4 5 kebutuhan nutrisi
-    Menunjuka pemulihan, susunan
n adanya menu dan
kenaikan BB pengolahan makanan
dan BB stabil sehat seimbang,
-   Tidak ada tunjukkan contoh
malnutrisi jenis sumber
makanan ekonomis
sesuai status sosial
ekonomi klien
        Tunjukkan cara
pemberian makanan
per sonde, beri
kesempatan keluarga
untuk melakukannya
sendiri.
        Timbang berat
badan, ukur lingkar
lengan atas dan tebal
lipatan kulit setiap
pagi.
        Dorong orangtua
untuk menyuapi anak
        Sajikan makan
sedikit tapi sering

3. 11 juli 2020 Setelah dilakukan tindakan keperawatan        Ajarkan kepada


selama 2x24 jam diharapkan klien dan orang tua tentang

16
keluarga mampu: standar pertumbuhan
fisik dan tugas-tugas
Indikator 1 2 3 4 5 perkembangan sesuai
-    Pertumbuhan usia anak.
fisik sesuai         Lakukan
usia pemberian makanan/
-   Perkembanga minuman sesuai
n motorik, program terapi diet
bahasa sesuai pemulihan.
usinya         Lakukan
pengukuran antropo-
metrik secara
berkala.
        Lakukan stimulasi
tingkat
perkembangan sesuai
dengan usia klien.

17
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan

Ketidakseimbangan konsumsi protein akan mengakibatkan beragam penyakit. Misal saja


penyakit kurang energy protein atau yang sering dikenal dengan penyakit KEP seperti
marasmus dan kwashiorkor pada wanita hamil dan anak.Kekurangan protein banyak terdapat
pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Setidaknya ada 4 faktor yang melatarbelakangi
penyakit kurang kalori protein (KKP),yaitu : masalah sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan.

Penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein secara


cukup dan rutin. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah menu makanan yang mengandung
protein yang banyak misalnya daging, telur, buah-buahan dan sayuran,minuman bergizi juga
tidak boleh dilupakan misalnya susu, madu, dan lainnya.

1.2 Saran
1. Bagi Masyarakat (wanita hamil dan anak)

Diharapkan masyarakat (wanita hamil dan anak) untuk memperhatikan pola makan sehari-
hari dengan mempertimbangkan asupan gizi khususnya protein agar kebutuhan tubuh akan
nutrisi yang satu ini terpenuhi. Dengan demikian, kita dapat menghindari penyakit kurang
kalori dan protein (KKP).

2. Bagi Lembaga/Kader Kesehatan

Baik pihak kader maupun organisasi/lembaga kesehatan untuk senantiasa meningkatkan


pelayanan kesehatan dengan mengadakan system kesehatan yang efektif, efisien, dan
optimal serta senantiasa mengadakan pemantauan status gizi keluarga atau masyarakat.
Sehingga masalah gizi buruk (KKP) dapat diminimalisasi.

3. Bagi Pemerintah

Kepada pemerintah hendaknya senantiasa melakukan program kerja yang dapat


meningkatkan masalah ekonomi bangsa. Karena pada dasarnya perekonomian adalah akar
masalah dari timbulnya masalah gizi buruk di sebuah Negara. Selain itu, pemerintah ikut
andil dalam mencanangkan program-program kesehatan dengan tujuan meningkatkan gizi
masyarakat secara global.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/109272072/Asuhan-Keperawatan-Anak-Dengan-Kkp#download

https://id.scribd.com/document/253169594/Askep-Kkp-Klmpk-2

http://riskialfinh25.blogspot.com/2016/01/askep-kwasiokor-dan-marasmus.html

http://nyomanade.blogspot.com/2017/10/contoh-makalah-kkp-atau-kurang-gizi.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai