Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN JUDUL

MAKALAH KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN

DENGAN HYPERGLICEMIC HYPEROSMOLAR SYNDROME (HHS)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Mata Ajar: Septiana Fathonah, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

3B

1. Fatmi Irawati 2920183294


2. Fina Windi Astuti 2920183295
3. Firdasari Tesa Aryanatasya 2920183296
4. Galuh Damar Santi 2920183297
5. Ganjar Shiam 2920183298
6. Ikhsan Dwi Krismanto 2920183299

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2020

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Pasien dengan Hyperglicemic
Hyperosmolar Syndrome (HHS) “, di mana makalah ini merupakan tugas dan kewajiban kami
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kita semua dalam proses belajar mengajar dan kami harap makalah ini dapat
berguna untuk menambah pengetahuan. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3

A. Pengertian........................................................................................................................3

B. Etiologi............................................................................................................................3

C. Manifestasi Klinis...........................................................................................................4

D. Patofisiologi....................................................................................................................5

E. Pathway...........................................................................................................................6

F. Komplikasi......................................................................................................................6

G. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................7

H. Penatalaksanaan Medis...................................................................................................7

I. Penatalaksanaan Keperawatan........................................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................15

A. Kesimpulan...................................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
KEKURANGAN KALORI PROTEIN

I. DEFINISI

Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang
dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 2014).

Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya
defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun
energi (Sediatoema, 2013).

II. KLASIFIKASI KKP

Berdasarkan berat dan tidaknya, KKP dibagi menjadi:

KKP ringan/sedang disebut juga sebagai gizi kurang (undernutrition) ditandai oleh
adanya hambatan pertumbuhan.

KKP berat, meliputi:

Kwashiorkor

Marasmus

Marasmik-kwashiorkor.

1. Kwashiorkor
a. Pengertian

Adalah bentuk kekurangan kalori protein yang berat, yang amat sering terjadi
pada anak kecil umur 1 dan 3 tahun (Jelliffe, 2015).

Kwashiorkor adalah suatu sindroma klinik yang timbul sebagai suatu akibat
adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari
yang dibutuhkan (Behrman dan Vaughan, 2014).

Kwashiorkor adalah penyakit gangguan metabolik dan perubahan sel yang


menyebabkan perlemahan hati yang disebabkan karena kekurangan asupan kalori
dan protein dalam waktu yang lama (Ngastiyah, 2014).

b. Etiologi

Penyebab utama dari kwashiorkor adalah makanan yang sangat sedikit


mengandung protein (terutama protein hewani), kebiasaan memakan makanan berpati
terus-menerus, kebiasaan makan sayuran yang mengandung karbohidrat.

Penyebab kwashiorkor yang lain yaitu:

Adanya pemberian makanan yang buruk yang mungkin diberikan oleh ibu karena
alasan: miskin, kurang pengetahuan, dan adanya pendapat yang salah tentang
makanan.

Adanya infeksi, misalnya:

– Diare akan mengganggu penyerapan makanan.

– Infeksi pernapasan (termasuk TBC dan batuk rejan) yang menambah kebutuhan
tubuh akan protein dan dapat mempengaruhi nafsu makan.

Kekurangan ASI.

c. Manifestasi Klinik
Tanda-tanda Klinik kwashiorkor berbeda pada masing-masing anak di
berbagai negara, dan dibedakan menjadi 3, yaitu:

1) Selalu ada

Gejala ini selalu ada dan seluruhnya membutuhkan diagnosa pada anak umur 1-3
tahun karena kemungkinan telah mendapat makanan yang mengandung banyak
karbohidrat.

Kegagalan pertumbuhan.

Oedema pada tungkai bawah dan kaki, tangan, punggung bawah, kadang-
kadang muka.

Otot-otot menyusut tetapi lemak di bawah kulit disimpan.

Kesengsaraan

Sukar diukur, dengan gejala awal anak menjadi rewel diikuti dengan perhatian
yang kurang.

2) Biasanya ada

Satu atau lebih dari tanda ini biasanya muncul, tetapi tidak satupun yang betul-
betul memerlukan diagnosis.

Perubahan rambut

Warnanya lebih muda (coklat, kemerah-merahan, mendekati putih), lurus,


jarang halus, mudah lepas bila ditarik.

Warna kulit lebih muda

Tinja lebih encer

Akibat gangguan penyerapan makanan, terutama gula.


Anemia yang tidak berat

Jika berat biasanya ada kemungkinan infeksi cacing atau malaria.

3) Kadang-kadang ada

Satu atau lebih dari gejala berikut kadang-kadang muncul, tetapi tidak ada
satupun yang betul-betul membentuk diagnosis.

– Ruam/bercak-bercak berserpih.

– Ulkus dan retakan.

– Tanda-tanda vitamin

Misalnya luka di sudut mulut, lidah berwarna merah terang karena


kekurangan riboflavin.

– Pembesaran hati

Akibat perlemahan hati.

(Menurut Jelliffe, 2013)

Tanda-tanda yang lain yaitu:

– Secara umum anak nampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terserang. Pada
tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.

– Pertumbuhan yang terhambat, berat badan dan tinggi badan lebih rendah
dibandingkan dengan berat badan baku. Jika ada edema anasarka maka penurunan
berat badan tidak begitu mencolok.

– Edema
– Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan tipis dan
lembek.

– Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare.

– Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut.

– Kelainan kulit: kering, bersisik dengan garus-garis kulit yang dalam dan lebar,
disertai denitamin B kompleks, defisiensi eritropoetin dan kerusakan hati.

– Anak mudah terjangkit infeksi akibat defisiensi imunologik (diare,


bronkopneumonia, faringotonsilitis, tuberkulosis).

– Defisiensi vitamin dan mineral.

Defisiensi vitamin A, riboflavin (stomatitis angularis), anemia defisiensi besi dan


anemia megaloblastik.

(Markum, AH, 1999)

Manifestasi Klinis
menurut (Hanun. 2010)
1. Badan kurus kering tampak seperti orang tua
1. Abdomen dapat kembung dan datar. BB menurun
2. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni
3. Suhu biasanya normal,nadi melambat
4. Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5. Ubun-ubuncekung pada bayi
6. Jaringan subkutan hilang
7. Malaise
8. Apatis
9. Kelaparan

Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,protein,
atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan makanan,
tubuh berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi, kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat,protein merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,karbohidrat(glukosa) dapat dipakai oleh
seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kebutuhan tubuh untuk
memepertahankan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah terjadi
kekurangan.
Akibat katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilakan
asam amino yang akan segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa
lemak di pecah menjadi asam lemak,gliserol,dan ketan bodies. Otot dapat memepergunakan
asam lemak dan keton bodies,sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini
berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi
setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh ( Anonim . 2013).
Pathway

Sosal ekonomi Malabsorbsi infeksi Kegagalan melakukan


rendah anoreksia sintesis

Intek kurang dari


kebutuhan

Defisiensi protein
Defisiensi pengetahuan
dan kalori
Daya tahan tubuh
Asam amino esensial
Hilangnya lemak di melemah
menurun dan produksi
bantalan
albumin menurun

Keadan umum
Tugor kulit menurun Atrofi / pengecilan otot
lemah

Kerusakan Resiko infeks Keterlambatan


intergritas pertumbuhan dan
perkembangan

Resiko infeksi saluran


pencernaan

aoreksia diare

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


kebutuhan tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : (nurarif 2013)

Anonim . 2013. Konsep Dasar Marasmus. Diakses: 21 Mei 2015


Marimbi, Hanun. 2010. Tumbuh Kemban g, Status Gizi, dan Imunisasi pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika
Nanda. 2013 Dagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku
Kedokteran:EGC

https://books.google.co.id/books?
id=DlmvDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=gizi+pada+anak&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwik_Yy7-
rjrAhVy7XMBHQGHCHcQ6AEwBHoECAYQAQ#v=onepage&q=gizi%20pada%20anak&f=false

https://books.google.co.id/books?
id=LXmPLlBCKFsC&pg=PA4&dq=kekurangan+kalori+protein+pada+anak&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwio6r
Xn_LjrAhXgILcAHcKACpIQ6AEwAHoECAAQAQ#v=onepage&q=kekurangan%20kalori%20protein%20pada
%20anak&f=false

https://books.google.co.id/books?
id=gjxsDwAAQBAJ&pg=PA18&dq=gizi+pada+anak&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwik_Yy7-
rjrAhVy7XMBHQGHCHcQ6AEwBXoECAkQAQ#v=onepage&q=gizi%20pada%20anak&f=false

Anda mungkin juga menyukai