MARASMUS
Dosen Pembimbing:
SITI MARYAM, SST
Disusun Oleh :
EVA NOVITASARI
(099.08.023)
LEMBAR PERSETUJUAN
: EVA NOVITASARI
NIM
: 099.08.023
Semester
: II (dua)
Dosen Pembimbing
I.
PENDAHULUAN
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas
sumber daya manuasia ( SDM ) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya
peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses
tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.
Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti
perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang
dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif.
Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah teknis yang
umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk
adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun.
Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya
konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari. Secara klinis
gizi buruk terdapat dalam tiga tipe yakni kwashiorkor, marasmus, dan
marasmus-kwashiorkor. Dengan adanya penyuluhan tentang Marasmus ini
diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi
kolon dan mau melaksanakan untuk mencukupi kebutuhan kolon.
: 20 menit
B. Hari
C. Tanggal
:
:
D. Jam
VII. MEDIA
Clip Chat
Leaflet
Transparan
VIII. MATERI
Materi Penyuluhan:
1. Pengertian marasmus
2. Penyebab adanya marasmus
3. Tanda dan gejala marasmus
4. Solusi dan penanganan marasmus
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: EGC
2. Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
X. LAMPIRAN
Leaflet
Materi
Flipchat
A. PENGERTIAN
1. Definisi
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting/merusak (Sunita
Almatsier, 2001)
Marasmus yaitu anak jatuh dalam keadaan Malnutrisi (kurang kalori)
(Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 1993)
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak diantara
kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara berkembang
dan lebih banyak dari pada Kwas hior kor (Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 1993).
Gambaran penderita marasmus terwakili dalam istilah tulang terbalut
kulit (Dr. Arisman, MB, 1994).
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi
selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak
bawah kulit dan otot. (Dorland, 1998:649).
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori
protein. (Suriadi, 2001:196).
Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan
makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus
diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu
ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. (Nelson,
1999:212).
B. Penyebab Marasmus
1. Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi dalam makanan
Pada bayi dua belas bulan pertama karena terlambat diberi makanan
tambahan
Penyapihan mendadak
Gastroenteritis akut
Tuberkulosis
Cacingan berat
Takikardia
Denyut jantung meningkat
Hipoglikemia
Hipotensi
D. MANIFESTASI KLINIS
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan
kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada
kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang
dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama
beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat
kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya
normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewe, tetapi
kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat
muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering,
tinja berisi mukus dan sedikit. (Nelson,1999).
Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut :
1) Badan kurus kering tampak seperti orangtua
2) Lethargi
3) Irritable
4) Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5) Ubun-ubun cekung pada bayi
6) Jaingan subkutan hilang
7) Malaise
8) Kelaparan
9) Apatis
E. PENATALAKSANAAN
1) Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang
kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2) Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
antropometri,
kaji
manifestasi
klinis,
monitor
hasil
Pengobatan infeksi
Pemberian makanan
Pemberian
ASI
sebaiknya
tidak
dihentikan
ketika
pemberian
1. Tahap awal :24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan
untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau
asidosis dengan pemberian cairan IV.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 710 hari.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan Fisik
Mengukur TB dan BB
Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi
dengan TB (dalam meter)
Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang
(lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak
dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan
jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah
50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada
laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.