Anda di halaman 1dari 10

MARASMUS

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Ilmu Gizi Dasar
semester 1 yang diampu oleh Rizqi Widyan Aisya, S.Gz, M.Gz

DISUSUN OLEH :

Aisyah Khoirunnisaa (12020140002)

Program Studi S1 Gizi

Universitas Muhammadiyah Kudus

2020/2021

Jl. Ganesha Raya No.I, Purwosari, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah 59316

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan saya
kelancaran dan pemahaman dalam menulis makalah “Penyakit Marasmus” tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Ilmu Gizi
Dasar semester 1 pada program studi Gizi. Saya harap makalah ini dapat memberikan
informasi kepada pembaca tentang penyakit marasmus itu seperti apa dan zat gizi yang
baik untuk penyakit tersebut .

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bu Rizqi Widyan Aisya, S.Gz, M.Gz


selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Gizi Dasar. Dan rekan-rekan yang mengikuti
mata kuliah Ilmu Gizi Dasar. Juga saya mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak
yang membantu saya dalam menulis makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan.

Kudus, 09 November 2020

Aisyah Khoirunnisaa

Daftar Isi
KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II. PEMBAHASAN

Penyakit Marasmus ............................................................................ 3

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan ...................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 7

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu
pendekatan penanggulangannya melibatkan berbagai sektor yang terkait. Masalah gizi di
Indonesia dan di negara berkembang masih didominasi oleh masalah kurang energi
protein (KEP), anemia besi, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), kurang
vitamin A (KVA) dan obesitas terutama di kota-kota besar yang perlu ditanggulangi.
Disamping masalah tersebut, ada masalah gizi mikro lainnya seperti defisiensi
zink yang sampai saat ini belum terungkapkan, karena adanya keterbatasan iptek gizi.
Secara umum masalah gizi di Indonesia, terutama KEP masih lebih tinggi dibandingkan
negara-negara ASEAN lainnya (Supariasa, 2002). Kekurangan energi protein (KEP)
adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan seharihari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Orang yang
mengidap gejala klinis KEP ringan dan sedang pada pemeriksaan hanya nampak kurus.
Gejala klinis KEP berat secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga, adalah
marasmus, kwashiorkor, dan marasmik kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan karena
kurang protein. Marasmus disebabkan kurang energi dan marasmik kwashiorkor
disebabkan karena kurang energi dan protein (Supariasa, 2002).
2. Rumusan Masalah
 Apa itu penyakit marasmus?
 Bagaimana gejala penyakit marasmus?
 Apa saja penyebab penyakit marsmus?
 Apa saja zat gizi yang cocok untuk penderita marasmus?
3. Tujuan Makalah
 Mengetahui apa itu penyakit marasmus
 Bagaimana gejala penyakit marasmus
 Mengetahui penyebab penyakit marasmus
 Mengetahui sat gizi yang cocok untuk penderita marasmus?
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit Marasmus

Marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk
makronutrien, mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Kondisi ini paling banyak
ditemukan pada anak berusia di bawah 2 tahun
Bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang
berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya
lemak bawah kulit dan otot. (Dorland, 1998: 649) Marasmus adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001: 196). Marasmus adalah
malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene
kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu
ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. (Nelson, 1999: 212). Zat gizi adalah zat
yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pertahanan
dan perbaikan. Zat gizi dikelompokkan menjadi karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan udara. (Arisman, 2004: 157).

Ciri-ciri fisik penderita marasmus:

 Kekurangan berat badan.


 Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak.
 Pertumbuhan terhambat.
 Kulit kering dan rambut rapuh.
 Terlihat lebih tua dari usianya.
 Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu.
 Wajah menjadi bulat seperti orang tua.
 Diare kronis.

Selain itu, penderita marasmus rentan mengalami infeksi akut seperti infeksi


saluran pernapasan dan gastroenteritis, serta infeksi kronis seperti tuberkulosis
Untuk mengantisipasi masalah tersebut diperlukan kesiapan danpemberdayaan
tenaga kesehatan dalam mencegah dan menanggulangi KEP berat/giziburuk secara terpadu
ditiap jenjang administrasi, termasuk kesiapan sarana pelayanankesehatan seperti Rumah
Sakit Umum, Puskesmas perawatan, puskesmas, balaipengobatan (BP), puskesmas
pembantu, dan posyandu/PPG (Pusat Pemulihan Gizi).
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak
kurus. Gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar dapat dibedakansebagai
marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor. Tanpamengukur/melihat BB bila
disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalahKEP berat/Gizi buruk tipe
kwasiorkor.Untuk kepentingan praktis di klinik maupun di lapangan klasifikasiMalnutrisi
Energi Protein (MEP) ditetapkan dengan patokan perbandingan beratbadan terhadap umur
anak sebagai berikut:
1)      Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)
2)      Berat badan 60-80% standar dengan edema : kwashiorkor (MEP berat)
3)      Berat badan <60% standar tanpa edema : marasmus (MEP berat)
4)      Berat badan <60% standar dengan edema : marasmik kwashiorkor
(MEPberat) (Ngastiyah, 1997)

Marasmus adalah MEP berat yang disebabkan oleh defisiensi makanansumber


energi (kalori), dapat terjadi bersama atau tanpa disertai defsiensi protein.Bila kekurangan
sumber kalori dan protein terjadi bersama dalam waktu yang cukuplama maka anak dapat
berlanjut ke dalam status marasmik kwashiorkor

 Gejala klinis marasmus terdiri dari : 

1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik terganggu, bahkan sampai berat badan


dibawah waktu lahir (berat badan < 60%). 
2. Tampak sangat kurus (gambaran seperti kulit pembalut tulang). 
3. Muka seperti orang tua (old man face).
4. Pucat, cengeng, lethargi, malaise dan apatis. 
5.Rambut kusam, kadang-kadang pirang, kering, tipis dan mudah dicabut. 
6. Kulit keriput, dingin, kering, mengendur, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit sampai tidak ada, sehingga kulit kehilangan turgornya. 
7. Jaringan otot hipotrofi dan hipotoni. 
8. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas. 
9. Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis. 
10. Sering disertai penyakit infeksi, diare kronis atau konstipasi. 
11. pantat kosong, paha kosong. 
12. Mata besar dan dalam, sinar mata sayu. 
13. Feces lunak atau diare. 
14. Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya. 
15. Frekuensi nafas berkurang. 
16. Kadar Hb berkurang. 
17. Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin. 

Penyebab utama marasmus adalah kurangnya nutrisi tubuh. Kondisi ini terjadi
ketika seseorang tidak mengonsumsi protein, kalori, karbohidrat, dan nutrisi penting
lainnya dalam jumlah yang cukup. Seorang anak yang kekurangan gizi mungkin memiliki
kondisi selain marasmus. Di antara jenis malnutrisi yang lebih umum adalah defisiensi
serius pada: Zat besi Yodium Zinc vitamin A Pada umumnya, kondisi ini sering terjadi di
negara berkembang atau di negara-negara di mana tingkat kemiskinan yang tinggi, pasokan
makanan yang terbatas, dan sumber air yang tercemar.

Jika seseorang sudah didiagnosis mengalami marasmus atau mengalami anoreksia nervosa,
tenaga medis profesional biasanya akan menyiapkan rencana khusus. Sangat penting bagi
seseorang dengan kondisi ini untuk menerima perawatan diet yang kaya akan nutrisi seperti
karbohidrat dan kalori. Hal ini membuat penderita akan membutuhkan lebih banyak kalori
daripada biasanya. Namun, tubuhnya mungkin merasa sulit untuk mentolerir atau mencerna
makanan setelah kehilangan begitu banyak lemak dan jaringan tubuh. Salah satu solusi
yang bisa dilakukan oleh dokter adalah menyediakan makanan dalam jumlah kecil atau
memasukan nutrisi melalui selang ke vena dan perut. Cara ini memungkinkan makanan dan
minuman dikirim dengan cepat ke dalam tubuh. Meski melakukan perawatan yang tepat,
kondisi pulih seperti semula mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan. Bahkan,
seseorang mungkin memerlukan perawatan untuk komplikasi, seperti infeksi dan dehidrasi.
Sementara, jika kondisi ini dihasilkan dari gangguan makan, seseorang mungkin
membutuhkan perawatan dan dukungan kesehatan mental.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada anak – anak.
Gejala – gejalanya terlihat mencolok dan penyebabnya multifaktorial antara lain masukan
makanan yang kurang, faktor penyakit dan faktor lingkungan, ketidaktahuan untuk memilih
makanan yang bergizi, keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, dll. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan gambaran klinis untuk menentukan penyebab perlu anamnesis makanan dan
penyakit lain. Kasus marasmus pada anak – anak masih banyak terjadi di Indonesia, terutama
pada masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah. Pencegahan terhadap marasmus
ditujukan kepada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan dan penyuluhan yang baik.
Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein dan penatalaksanaan
di rumah sakit yang harus dilakukan secara rutin dan terkontrol. 
DAFTAR PUSTAKA

Nuchsan .A, 2002, Penatalaksanaan Busung lapar pada balita, Cermin Dunia Kedokteran no.
134, 2002 : 10-11

Wong, L. D & Whaleys, 2004, Pedoman klinis asuhan keperawatan anak, alih bahasa monica
ester, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai