Anda di halaman 1dari 13

MARASMUS-KWASHIORKOR

DOSEN PENGAMPU:MAHDIAH

DISUSUN OLEH:
Imelia trisyabela saragih(P01031122117)
Dini dwiasti sinaga(P01031122107)
Ronika sitompul(P01031122133)
Ruth novasari ambarita(P01031122135)
Yola isma siregar(P01031122143)
Elsa angela(P010311221
Stefani silitonga(P010311221

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM

STUDI D-III GIZI T.A 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kami , sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “MARASMUS-
KWASKIOR” dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kami miliki. Makalah ini kami susun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penilaian status gizi di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan.

Dalam menyelesaikan makalah ini kami mengalami banyak kendala karena kurangnya ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang kami miliki, tetapi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak dan
referensi dari berbagai sumber sehingga tugas ini dapat kami selesaikan tepat waktu.

Makalah yang kami sajikan ini masih jauh dari yang diharapkan, kami sangat membutuhkan saran
dan sumbangan pemikiran dalam penyempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang. Atas
saran dan sumbangan pemikiran yang diberikan kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………………

Daftar isi………………………………………………………………………………….

Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………….

1.1 latar belakang………………………………………………………………………

1.2 rumusan masalah…………………………………………………………………...

1.3 tujuan………………………………………………………………………………

Bab 2 Pembahasan………………………………………………………………………

2.1 Pengertian marasmus-kwaskhiorkor……………………………………………..

2.2 penyebab penyakit marasmus-kwashiorkor………………………………………

2.3 gejala dan contoh kasus penyakit marasmus-kwashiorkor……………………….


2.4 cara pengobatan penyakit marasmus-kwashiorkor……………………………….

Bab 3 Penutup………………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka………………………………………………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kekurangan giziterjadi karena

ketidakseimbangan seluler antara pasokan nutrisi dan energi dankebutuhan tubuh bagi

mereka untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, danfungsi tertentu.Menurut Lembaga

Nutrisi Bangsa (2012) malnutrisi adalah istilah umumketika terjadi kekurangan beberapa atau

seluruh elemen nutrisi yang penting bagitubuh. Istilah ini sering kali lebih dikaitkan dengan

keadaan undernutrition.(gizikurang) yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kurang,

penyerapanyang buruk, atau kehilangan zat gizi secara berlebihan. Malnutrisi

merupakansalah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di dunia.

Diperkirakan9% anak di bawahusia 5 tahun mengalami kelaparan (dengan standar deviasi

berat badan menurut tinggi

badan dibawah 2SD menurutWHO/NCHS).Keadaanini berisiko terhadap kematian atau gang

guan pertumbuhan dan perkembangan mental yang berat.

Marasmus merupakan salah satu bentuk dari malnutrisi energi proteinyang biasanya

ditemui pada balita. Penyebabnya antara lain karena infeksi,premature, kelainan struktur

bawaan, penyakit pada masa neonatus, sertakekurangan kalori berat dalam jangka waktu

lama terutama terjadiselama tahun pertama kehidupan, yang ditandai dengan

retardasi pertumbuhan dan pengurangan lemak bawah kulit dan otot secara progresif

tetapi biasanya masih ada nafsu makan dan kesadaran mental.


Kwashiorkor merupakan salah satu bentuk malnutrisi berat akibat kekurangan protein
dalam jangka panjang. Gejala khas pada penderita kwashiorkor adalah tubuh membengkak
dan perut membesar.Kwashiorkor paling sering terjadi di negara miskin dan berkembang. Hal
ini karena penduduk di negara tersebut sulit mendapatkan bahan makanan. Selain itu, mereka
juga kurang mengetahui sumber-sumber makanan yang bergizi seimbang.

1.2 Rumusan masalah

-apa itu penyakit marasmus-kwashiorkor?

-apa saja penyebab penyakit marasmus-kwashiorkor?

-apa saja gejala dan contoh kasus penyakit marasmus-kwashiorkor?

-apa saja cara pengobatan penyakit marasmus-kwashiorkor?

1.3 Tujuan

-untuk mengetahui apa itu penyakit marasmus-kwashiorkor?

-untuk mengetahui apa saja penyebab penyakit marasmus-kwashiorkor?

- untuk mengetahui apa saja gejala dan contoh kasus penyakit marasmus-kwashiorkor?

-untuk mengetahui apa saja cara pengobatan penyakit marasmus-kwashiorkor?

- untuk mengetahui bagaimana pencegahan penyakit marasmus-kwashiorkor?


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MARASMUS-KWASHIORKOR

Marasmus adalah salah satu jenis malnutrisi yang parah, khususnya, kekurangan energi
protein. Ini merupakan hasil dari kekurangan kalori secara keseluruhan. Termasuk semua
makronutrien karbohidrat, lemak, dan protein. Kondisi ini dapat membuat tbuh kekurangan
bahan bakar yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh yang normal. Orang
dengan marasmus bisa terlihat sangat kurus. Anak-anak mungkin terhambat dalam ukuran
dan perkembangan. Marasmus yang berkepanjangan menyebabkan kelaparan. Marasmus
adalah bentuk gizi buruk yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein, sedangkan
kwashiorkor terjadi akibat kekurangan protein dalam diet yang seimbang. Kedua kondisi ini
seringkali terjadi bersama-sama, menyebabkan dampak yang serius pada pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak.

Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi berat akibat kekurangan protein dalam
jangka panjang. Gejala khas pada penderita kwashiorkor adalah tubuh membengkak dan
perut membesar.Kwashiorkor paling sering terjadi di negara miskin dan berkembang. Hal ini
karena penduduk di negara tersebut sulit mendapatkan bahan makanan. Selain itu, mereka
juga kurang mengetahui sumber-sumber makanan yang bergizi seimbang.
Walaupun sama-sama jenis malnutrisi, kwashiorkor dan marasmus merupakan kondisi yang
berbeda. Marasmus adalah kekurangan asupan kalori dan gizi secara keseluruhan, yang
meliputi karbohidrat, protein, dan lemak Sementara itu, kwashiorkor terjadi ketika jumlah
asupan kalori mungkin cukup tetapi jumlah asupan proteinnya sangat kurang. Kwashiorkor
umumnya terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun.
2.2 penyebab penyakit marasmus-kwashiorkor

*Penyebab Marasmus

Defisiensi nutrisi merupakan penyebab utama marasmus. Ini terjadi pada anak-anak yang
tidak mengonsumsi cukup protein, kalori, karbohidrat, dan nutrisi penting lainnya. Ini
biasanya karena kemiskinan dan kelangkaan makanan.Ada beberapa jenis malnutrisi.
Seorang anak yang kekurangan gizi mungkin mengalami kondisi lain selain selain marasmus.
Di antara jenis malnutrisi, yang lebih umum adalah defisiensi zat besi, yodium, zinc, dan
vitamin A.

Marasmus sendiri bisa terjadi karena banyak faktor, antara lain:

1. Kurang asupan kalori

Tubuh yang mengalami kekurangan asupan kalori menjadi penyebab utama marasmus.
Kurangnya asupan kalori sudah pasti memiliki pengaruh pada defisiensi nutrisi lainnya.
Tubuh memerlukan asupan seperti zat besi, vitamin A, zinc, yodium, dan karbohidrat untuk
mendukung tumbuh kembangnya. Hal ini dapat terjadi karena keterbatasan akses masyarakat
terhadap pemenuhan makanan. Umumnya, kurangnya asupan protein dan energi pada
makanan terjadi secara bersamaan. Kondisi ini juga memiliki kaitan dengan kurangnya
asupan mineral dan vitamin. Jika anak mengalami kondisi marasmus parah, mereka dapat
mengalami komplikasi gizi buruk kwashiorkor marasmik.

2. Masalah makan

Tak hanya kekurangan nutrisi, masalah makan seperti anoreksia nervosa juga dapat menjadi
penyebab anak mengalami marasmus. Ini adalah kondisi menyimpang yang berhubungan
dengan proses makan. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan gizi sesuai kebutuhan.
Selain anoreksia, masalah makan lain yang memicu marasmus yaitu pica. Kondisi ini
mengacu pada seseorang yang memakan apa saja selain makanan, misalnya pasir, kertas, dan
lainnya. Pica menjadi suatu kelainan makan yang berbahaya. Sebab, dokter tentunya tidak
dapat melihat apakah anak-anak ternyata mengonsumsi benda yang sebenarnya bukan untuk
dimakan. Masalah makan bisa berujung pada marasmus apabila muncul pada waktu sekitar
satu bulan pada anak yang usianya sudah lebih dari 24 bulan.

3. Kondisi kesehatan

Kondisi anak ketika sedang menjalani perawatan atau mengidap infeksi seperti TBC atau
sifilis, membuat mereka memerlukan asupan gizi yang pas dan porsi yang cukup banyak.
Apabila orang tua tidak dapat memenuhi asupan gizi anak, hal ini dapat berujung pada
defisiensi nutrisi. Tak hanya itu, rendahnya edukasi yang berkaitan dengan kebutuhan gizi
balita pada orang tua juga berperan dalam marasmus pada anak. Inilah yang menyebabkan
gangguan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Contohnya, minimnya edukasi bagi orang
tua seputar pentingnya memberikan ASI eksklusif, dan makanan adekuat mulai dari usia 6
bulan untuk bayi cukup ASI.

4. Kelainan bawaan
Penyebab marasmus lainnya adalah kondisi kelainan bawaan atau faktor genetik. Misalnya,
anak memiliki kondisi penyakit jantung kongenital yang berpengaruh pada pola makannya.
Kondisi ini bisa memicu ketidakseimbangan asupan gizi yang mengarah pada malnutrisi.
Alhasil, proses penyerapan nutrisi pada tubuh anak pun menjadi lebih sulit.

*Penyebab kwashiorkor

Penyebab Kwashiorkor

Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan asupan protein, vitamin, dan mineral dalam
jangka panjang. Selain itu, anak yang hanya mengonsumsi makanan sumber karbohidrat,
misalnya nasi dan jagung, dalam jangka panjang juga dapat mengalami kwashiorkor.

Faktor risiko kwashiorkor Kwashiorkor dapat terjadi pada semua golongan usia, tetapi lebih
sering dialami oleh anak-anak. Selain itu, beberapa faktor di bawah ini juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya kwashiorkor:Kemiskinan,Tinggal di lingkungan bersanitasi
buruk,Penyakit berkepanjangan (kronis) yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi, seperti
HIV/AIDS,Pengetahuan yang kurang mengenai makanan bergizi,Diet yang terlalu
ketat,Penelantaran,Dampak perang, gagal panen, dan bencana alam.

2.3 Gejala dan contoh kasus marasmus-kwashiorkor

A. Marasmus

Gizi buruk tanpa edema (sangat kurus atau marasmus) merupakan

salah satu bentuk manifestasi klinis gizi buruk dengan tanda dan gejala

klinis sebagai berikut :

1) Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit

2) Wajah seperti orang tua

3) Cengeng, rewel

4) Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada

5) Iga gambang, perut umumnya cekung

6) Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang) dan

diare persisten

B. Kwashiorkor

Gizi buruk dengan edema (kwashiorkor) merupakan salah satu


bentuk manifestasi klinis gizi buruk dengan tanda serta gejala klinis

sebagai berikut :

1) Perubahan status mental : apatis dan rewel

2) Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah

dicabut tanpa rasa sakit, rontok

3) Wajah membulat dan sembab

4) Pandangan mata sayu

5) Pembesaran hati

6) Edema, minimal pada kedua punggung kaki, bersifat pintting edema

+ Edema pada kedua punggung kaki

++ Edema pada kedua tungkai dan lengan bawah

+++ Edema pada seluruh tubuh (termasuk wajah dan perut)

7) Otot mengecil

8) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah

warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (dermatosis)

9) Sering disertai penyakit infeksi (umumnya akut juga diare dan anemia).

C. Gejala Marasmiks-kwashiorkor

Marasmiks kwashiorkor merupakan kombinasi atau campuran dari

beberapa gejala klinik kedua bentuk gizi buruk (marasmus dan

kwashiorkor).

CONTOH KASUS

Pasien anak Laki-laki , usia 5 tahun, berat badan 12 kg, datang dibawa oleh orang tuanya
dengan keluhan tampak tungkai dan punggung kaki bengkak sejak 1 hari SMRS. Pasien juga
mengalami penurunan nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik rambut berwarna coklat
kemerahan, tipis, sedikit mudah dicabut, agak kasar dengan distribusi merata. Perut tampak
datar, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan bagian epigastrium, bising usus (+),auskultasi
paru vesikuler +/+. Terdapat tanda gizi buruk berupa pitting edema pada tungkai dan
punggung kaki. Status gizi berdasarkan World Health Organization (WHO) Growth Chart
Standart 2006 BB/U dan BB/TB berada dibawah garis -3SD tetapi TB/U kesan normal.
Masalah pasien ini adalah gizi buruk tipe kwashiorkor kondisi V.Penatalaksanaan dengan 10
langkah tata laksana gizi buruk.

2.4 Cara pengobatan penyakit marasmus-kwashiorkor?

Pengobatan Marasmus

Orang yang menjalani pengobatan untuk marasmus berisiko mengalami sindrom refeeding,
komplikasi yang mengancam jiwa yang dapat terjadi ketika tubuh yang kekurangan gizi
mencoba melakukan boot ulang terlalu cepat. Untuk itu, rehabilitasi dilakukan secara
bertahap. Idealnya, pengidap marasmus harus dirawat di rumah sakit, di bawah pengawasan
medis yang ketat. Lalu, dokter akan mengantisipasi dan mengenali sindrom refeeding dapat
membantu mencegah atau memperbaikinya dengan melengkapi kekurangan elektrolit dan zat
gizi mikro.

Berikut ini tahap pengobatan untuk marasmus:

1. Tahap 1: Rehidrasi dan Stabilisasi

Tahap pertama pengobatan difokuskan pada pengobatan dehidrasi, ketidakseimbangan


elektrolit, dan defisiensi mikronutrien untuk mempersiapkan tubuh untuk refeeding. Dalam
banyak kasus, semua ini dapat diobati dengan satu formula, Solusi Rehidrasi untuk Nutrisi
MAL (ReSoMal), yang diberikan secara oral atau melalui selang nasogastrik. Penting juga
untuk menjaga pengidap tetap hangat untuk mencegah hipotermia dan untuk mengobati
infeksi, yang membahayakan sumber energi mereka yang sedikit. Tergantung pada individu,
mungkin diperlukan beberapa jam hingga hari sebelum mereka dianggap cukup stabil untuk
mulai memberi makan kembali.

2. Tahap 2: Rehabilitasi Nutrisi

Refeeding dimulai secara perlahan dengan formula cair yang secara hati-hati
menyeimbangkan karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk pasien rawat inap, penyedia
layanan kesehatan lebih memilih pemberian makanan melalui selang karena memungkinkan
nutrisi bertahap tetapi berkelanjutan. Kalori diperkenalkan sekitar 70 persen dari nilai normal
yang direkomendasikan untuk usia seseorang. Hingga akhirnya dapat meningkat hingga 140
persen dari nilai yang direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan anak-anak
yang terhambat. Fase ini dapat berlangsung dua hingga enam minggu. Selama waktu ini,
pasien secara bertahap berkembang ke pemberian makanan oral yang lebih biasa dengan
makanan padat.

3. Tahap 3: Tindak Lanjut dan Pencegahan

Karena marasmus dapat kambuh, protokol perawatan lengkap mencakup pendidikan dan
dukungan keluar untuk pasien dan/atau pengasuh mereka sebelum mereka dipulangkan. Di
negara berkembang, ini mungkin berarti dukungan menyusui, air minum yang aman dan
pedoman persiapan makanan, imunisasi dan pendidikan untuk mencegah penyebaran
penyakit. Selain itu, pengasuh juga memerlukan panduan tentang cara mengenali tanda-tanda
malnutrisi pada orang yang mereka rawat. Alat penyaringan universal malnutrisi (MUST)
dapat membantu mengidentifikasi orang yang berisiko.

Pengobatan kwaskiorkor

Pengobatan kwashiorkor akan disesuaikan dengan keparahan kondisi pasien. Jika


kwashiorkor terdeteksi lebih awal dan belum parah, dokter akan memberikan formula khusus
atau ready-to-use therapeutic food (RUTF). Formula khusus ini terbuat dari campuran susu,
gula, minyak, kacang, vitamin, dan mineral.Pada pasien kwashiorkor yang parah atau disertai
infeksi, dokter akan menyarankan rawat inap di rumah sakit. Berikut adalah tindakan yang
dapat dilakukan oleh dokter:

-Memberikan cairan infus yang terdiri dari elektrolit dan glukosa

-Menyelimuti pasien untuk mencegah terjadinya hipotermia

-Mengobati dehidrasi

-Mengobati infeksi dengan antibiotik

Selain tindakan di atas, dokter juga dapat memberikan RUTF secara perlahan dan bertahap.
Apabila pasien sulit makan, dokter akan memberikan makanan khusus tersebut menggunakan
selang makan yang dipasang di hidung atau mulut.Pada anak-anak, pemberian nutrisi yang
baik perlu dilakukan hingga kondisinya stabil dan mencapai tahapan tumbuh kembang sesuai
usianya. Pengobatan ini umumnya dilakukan selama 2–6 minggu
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Marasmus dan kwashiorkor adalah dua jenis malnutrisi protein-energi yang seringkali
terjadi pada anak-anak di daerah yang menderita kelaparan atau kekurangan gizi.
Kesimpulannya:Marasmus adalah kondisi malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan total
kalori dan protein. Ini mengakibatkan penurunan berat badan ekstrem, kekurangan lemak
tubuh, dan atrofi otot,Kwashiorkor adalah jenis malnutrisi yang lebih berfokus pada
kekurangan protein, meskipun kalori mungkin masih mencukupi. Hal ini menghasilkan gejala
seperti pembengkakan perut, edema, dan gangguan pertumbuhan,Keduanya memiliki dampak
serius pada kesehatan anak-anak, dapat mengganggu perkembangan fisik dan mental, dan
berpotensi fatal jika tidak diobati, Pencegahan dan penanganan dini sangat penting untuk
kedua kondisi ini. Ini melibatkan memberikan makanan yang kaya akan kalori, protein, dan
nutrisi esensial,Penting untuk menyadari perbedaan antara marasmus dan kwashiorkor agar
dapat memberikan perawatan yang sesuai sesuai dengan jenis malnutrisi yang dialami
anak.Penting untuk mencari bantuan medis jika Anda mencurigai adanya gejala marasmus
atau kwashiorkor pada anak-anak atau individu yang terkena dampak malnutrisi.

3.2 Saran

Melihat banyaknya kasus marasmus kwashiorkor di Indonesia,disarankan untuk


mengadakan pelayanan gizi disetiap daerah dan mengadakan pemberian makanan
tambahan,pemulihan secara gratis sampai kelompok sasaran dinyatakan berstatus gizi baik
sesuai dengan aturan Kesehatan selain itu juga perlu adanya monitoring dan evaluasi secara
rutin,serta perlu adanya perbaikan infrastruktur pemasaran dan pemerataan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/166983500/makalah-marasmus-dan-kwarsiorkor

https://www.alodokter.com/kwashiorkor-dan-marasmus-malnutrisi-yang-mengancam-
nyawa

https://dokumen.tips/download/link/makalah-marasmus-55c9a07a548c5.html

https://123dok.com/document/y69kp3oy-makalah-marasmus-docx.html

Anda mungkin juga menyukai