Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GIZI BURUK

Dosen Pengampu:Eva Latifah Nurhayati,S.Kep,M.Kes

Nama:Jeny Angelica Karolina Simanungkalit


Nim:223302040044
Mata Kuliah:Ilmu Biomedik Dasar

Program Studi Sarjana Keperawatan


Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan anugerah-Nya hingga diselesaikannya makalah dengan judul” GIZI
BURUK”
Ungkapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, saya ucapkan kepada Ibu Eva
Latifah Nurhayati sebagai dosen mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah wawasan saya terhadap Gizi Buruk.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis atau
saya berharap semoga makalah ini bermanfaat kepada seluruh pembaca.

Medan,24 Januari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................4
A.LAtar Belakang..............................................................................................4-5
B.Rumusan Masalah...........................................................................................5
C.Tujuan.............................................................................................................5
BAB 2 Pembahasan.....................................................................................................6
A.Defenisi Gizi Buruk........................................................................................6
B.Permasalahan Gizi Buruk................................................................................6
1.Kwashiorkor.................................................................................................7
2.Maramus.......................................................................................................7
3.Marasmik-Kwashiorkor................................................................................7
C.Pengertian Dan Faktor Penyebeb Penyakit Gizi Buruk..................................7-8
D.Interaksi Host,Agent,Dan Enviroment,Dalam Penyakit Gizi Buruk...............8-9
E.Riwayat Alamiah Penyakit Gizi Buruk............................................................9
F.Penanggulangan Gizi Buruk............................................................................9-10
G.Pencegahan Gizi Buruk ..................................................................................10-11
BAB 3 Penutup.........................................................................................................11
Kesimpulan..........................................................................................................11
Daftar Pustaka......................................................................................................12
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Malnutrisi (Gizi Buruk) adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara
relatif maupun absolut salah atau lebih zat gizi . Malnutrisi (Gizi Buruk) yaitu suatu kondisi
dimana penderita mengalami penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat badan sebelumnya
dalam 3 bulan terkhir. Kriteria lain yang digunakan adalah apabila saat pengukuran berat badan
kurang dari 90% berat badan ideal berdasarkan tinggi badan. Malnutrisi jenis marasmus adalah
suatu bentuk malgizi protein dan energi karena kelaparan, dan semua unsur diet kurang.
Malnutrisi (Gizi Buruk) juga merupakan istilah umum untuk suatu kondisi medis yang
disebabkan oleh pemberian atau cara makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi, ataupun
pengetahuan keluarga yang belum memadai tentang penyebab utama yang menjadi awal mula
dari timbulnya penyakit kurang gizi tersebut.
Malnutrisi (Gizi Buruk) masih saja melatarbelakangi penyakit dan kematian anak. Meskipun
sering luput dari perhatian, pada tahun 1990 lebih dari 30% anak balita di dunia memiliki berat
badan rendah. Dengan kisaran 11% (sekitar 6,4 juta orang) di amerika latin 27% ( 31,6 juta ) di
afrika dan 41% (154,8 juta) di asia. Prevalensi berat badan rendah terus menurun, dari 42,6%
pada tahun 1975 menjadi 34,6% di tahun 1975 menjadi 34,6% di tahun 1995 tetapi kasus
malnutrisi tidak berkurang sesuai dengan angkatan yang diharapkan.
WHO menyatakan bahwa di Negara-Negara berpendapatan rendah, rata-rata 3% untuk anak
balita menderita Gizi buruk karena kurang kalori protein. Prevalensi berat badan rendah di Asia
Tenggara telah mencapai 20% tetapi Indonesia masih tetap tinggi yaitu 26,4%. Menurut susenas
pada tahun 1989, prevalensi Gizi kurang pada balita adalah 37,5%. Data ini menurun menjadi
27,5% pada tahun 2003. Perilaku pola asuhan menjadi penting karena ternyata sekitar 30%
kejadian Gizi Buruk di masyarakat
UNICEF mengungkap sebanyak 165 juta anak di seluruh dunia terhambat perkembangan fisik
maupun otaknya. Kondisi itu bisa terjadi dikarenakan bayi mengalami gizi buruk (Qalbinur,
2013). Prevalensi nasional gizi buruk pada balita 5,4% dan gizi kurang pada balita adalah 1 2
13,0%. (Riskesdas, 2010). Di Indonesia masalah malnutrisi atau gizi buruk masih menjadi salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Menurut Riskesdas tahun 2013 tercatat sekitar
4,6 juta diantara 23 juta anak di Indonesia mengalami gizi buruk dan kurang.

Masalah utama yang sering terjadi pada anak penderita marasmus adalah penciutan otot dan
hilangnya lemak subkutis, mereka mengalami penurunan berat badan, perkembangan otak
menjadi lambat, dan apabila berkepanjangan dapat menyebabkan gagal tumbuh. Menurut
Kemenkes RI terdapat sekitar 27,5% (5 juta balita kurang Gizi)3,5 juta anak (19,2%) dalam
tingkat Gizi kurang dari 1,5 juta gizi buruk (18,3).
Kurang gizi pada balita dapat juga disebabkan perilaku ibu dalam pemilihan bahan makanan
yang tidak benar. Pemilihan bahan makanan, tersedianya jumlah makanan yang cukup dan
keanekaragaman makanan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang makanan dan
gizinya, ketidaktahuan ibu dapat menyebabkan kesalahan pemilihan makanan terutama makanan
untuk anak balita.
Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa anak yang mendapatkan perilaku pemenuhan
kebutuhan gizi yang kurang baik dari keluarga, baik secara 3 kualitas maupun kuantitas dapat
menyebabkan anak kurang gizi. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembentukan sumber daya
manusia manusia yangberkualitas, oleh karena itu peranan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu
akan menentukan corak dan mutu pemberian makan pada anaknya, mengingat ibu adalah
pelaksana utama dalam diagnose dan perawatan keadaan gizi anak.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa itu gizi buruk?
2.Mengapa bisa terjadi gizi buruk ?
3.Apa riwayat alamiah gizi buruk?
4.Bagaimana cara menanggulangi gizi buruk?
5.Bagaimana cara mencegah gizi buruk?

1.3 Tujuan
1.Mengetahui pengertian gizi kurang
2.Mengetahui bisa terjadi gizi buruk
3.Mengetahui riwayat gizi buruk tersebut
4.Mengetahui bagaimana cara menanggulangi gizi buruk
5.Mengetahui cara mencegah gizi buruk

Bab 2
Pembahasan

2.1 Definisi Gizi Buruk


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikomsumsi secara normal
melalui proses digesti,absorsi,transportasi,penyimpanan,metabolisme,dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,pertumbuhan dan fungsi normal organ
dari organ-organ serta menghasil energi.Akibat kekurangan gizi,maka simpanan pada zat gizi
pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka
simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan.Pada saat ini orang bisa
dikatakan manultrisi,tanda-tanda klinis gizi buruk dan dapat menjadi indikator yang sangat
penting mengetahui seseorang menderita gizi buruk.
Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh banyak faktor.Data kompsisi zat gizi bahan
makanan yang berhubungan dengan berbagai proses pengolahan belum cukup
tersedia,pemeriksaan zat gizi spesifik bertujuan untuk menilai status gizi.Gangguan gizi buruk
menggambarkan suatu patologis yangt terjadi akibat ketidaksesuaia/tidak terpenuhinya antaranya
zat gizi yang masuk kedalan tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi dalam jangka waktu
relatif lama.

2.2 Permasalahan Gizi Buruk


Fenomena gizi buruk biasanya melibatkan kurangnya asupan kalori baik dari karbohidrat atau
protein (protein energy manultrion-PEM).Kurangnya pasokan energi samgat mempengaruhi
kerja masing-masing organ tubuh.Keadaan gizi buruk ini secara klinis dibagi menjadi 3
tipe:Kwahioskor,Marasmus, dan Kwashiorkor-Maramus. Ketiga kondisi patologis ini umumnya
terjadi pada anak anak yang berada rentang usia tidak lagi menyusui.
1.KWASHIORKOR
Kwashiorkor sering juga diistilahkan busung lapar atau HO umumnya sangat khas, terutama
bagian perut yang menonjol.Berat badannya jauh dibawah normal.Edema stadium berat maupun
ringan biasanya menyertai penderita ini.Beberapa cirilain yang menyertai diantaranya:
A.Perubahan mental menyolok.Banyak menangis,pada stadiun lanjut anak sangat pasif.
B.Penderita nampak lemah dan ingin selalu terbaring.
C.Diare dengan feses cair yang banyak mengandung asam laktat.
D.Anemia
E.Kelahiran kulit yang khas,dimulai dengan titik merah yang menyerupai petechia.
F.Pembesaran hati.
Tanda-Tanda Kwashipor Meliputi:
A.Edema diseluruh tubuh,terutama pada punggung.
B.Wajah membulat danmata sembab
C.Pandangan mata sayu.
D.Perubahan status mental,cengeng,rewel,kadang apatis.
E.Rambut warna keprangan, kusam,dan mudah dicabut.
F.Otot-otot mengecil,teramati terutama saat berdiri dan duduk.
2.MARAMUS
Kasus marasmik atau manultrisi berat karena kurang karbihidrat disertai tangan dan kaki
bengkak,perut buncit,rambut rontok,patah,dan gangguan kulit.Marasmik adalah bentuk
manultrisi primer karena kekurangan karbohidrat.Gejala yang timbul biasanya muka berkerut
dan terlihat tua,tidak terlihat lemak dan otot dibawah(kelihatan tulang dibawah kulit),rambut
mudah patah karena kemerahan dan terjadi pembsaran hati,sangat kurus karena kehilangan
sebagian lemak dan otot.
Adapun Pun Ciri-Ciri Lainnya Adalah:
A.Berat badannya kurang dari 60% berat anak normal seusianya.
B.Kulit terlihat dingin dan kendur
C.Memiliki rambut yang mudah rontok
3.MARASMIK-KWAHIORKOR
Penyakit ini merupakan gabungan dari maramus dan kwahiorkor dengan gabungan gejala:
A.Berat badan penderita hanya sekitar 60% dari berat normal.
B.Tubuh mengandung lebih banyak cairan,karena berkurangnya lemak dan otot.
C. Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga menyebabkan gangguan metabolime.
D.Mineral lain dalam tubuh pun mengalami ganguan,meningkatnya kadar natrium,fosfor.

2.3.Pengertian Dan Faktor Penyebab Penyakit Gizi Buruk


Gizi buruk adalah suatu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi,atau dengan
ungkapan lain status nutrisinya berada dibawah standar rata-rata.Nutrisi yang dimaksud bisa
berupa protein karbohidrat dan kalori.Kasus KEP(Kurang Energi Protein)adalah salah satu
masalah gizi utama yang banya dijumpai balita.
Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Gizi Buruk:
A.Menurut UNICEF ada dua penyebab gizi buruk:
1)Kurangnya asupan gizi dari makanan.
2)Akibat terjadinya penyakit infeksi.
B.Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia(IDAI) ada 3 faktor penyebab gizi buruk:
1.Keluarga misin
2.Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak
3.Faktor penyakit bawaan pada anak seperti Jantung,TBC,HIV,AIDS.
C.Faktor lain yang menyebabkan gizi buruk.
1.Faktor ketrsedian pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat
2.Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuh anak
3.Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai.

MALNUTRISI PRIMER
Penyebab gizi buruk didaerah pedesaan atau daerah miskin lainnya sering disebut
manultrisi primer,yang disebabkan karena masalah ekonomi dan rendahnya
pengetahuan.Gejala klinis manultrisi primer sangat bervariasitergantung derajat dan
lamanya kekurangan energi protein,umur penderita dan adanya gejala kekurangan vitamin
dan mineral lainnya.
MANULTRISI SEKUNDER
Manultrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikan berat badan yang bukan
disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak karena adanya gangguan pada
fungsi dan sistem tubuh yang mengakibatkan gagal tumbuh.Gangguan yang sejak lahir
terjadi pada sistem saluran cerna metabolisme,kromosom atau kelainan jantung,ginjal dan
lain-lain.Kasus gizi buruk dikota besar biasanya didominasi oleh manultrisi sekunder.

2.4 Interaksi Antara Host,Agent,dan Environment,dalam penyakit Gizi


Buruk
1.AGENT
Angent adalah penyebab utama terjadinya penyakit.Dalam hal ini yang menjadi agent
adalah zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan,akibat terjadinya penyakit yang
mengakibatkan infeksi,keluarga miskin,,ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi anak
yang baik bagi anak,faktor penyakit bawaan pada anak.
2.HOST
HOST adalah manusia yang kemungkinan terpapar atau beresiko terhadap suatu
penyakit.Dalam gizi buruk manusia berperan sebagai host atau penjamu.Dalam hal ini
yang rentan terkena penyakit gizi buruk adalah balita.
3.ENVIROMENT
Enviroment atau lingkungan meliputi lingkungan sosial,lingkungan biologi,dan
lingkungan fisik.Lingkungan sosial yang mempengaruhi host adalah ekonomi rendah
sehingga host tidak mampu mengonsumsi makananya yang bergizi.Lingkungan biologi
adalah yang mempengaruhi sanitasi atau air bersih yang memadai.Dan lingkungan fisik
yang mempengaruhi adalah keadaan rumah yang kurang baik.

2.5 Riwayat Alamiah Penyakit Gizi Buruk


1.FASE RENTAN
Terjadi karena tidak ada keseimbangan antara host,agent,dan enviroment.Misalnya host
memakan makanan yang kurang zat gizinya sehingga zat gizi didalam tubuh host lama
kelamaaan berkurang.
2.Fase Presymtomatic
Saat zat gizi dalam tubuh host berkurang maka akan terjadi perubahan faali dan
metabolisme
3.Fase Klinik
A.Kwashiorkor
B.Maramus
C.Maramus-Kwashiorkor
4.Fase Terminal
Penanggulangannya secara intensif dan hasilnya ada empat kemungkinan yaitu
sembuh,cacat,sakit kronis,dan kematian.

2.6 Penanggulangan Gizi Buruk


1.ASUPAN GIZI
Banyaknya produk suplemen vitamin yang kini beredar secara bebasbisa berdampak
baik sekaligus berdampak buruk.Suatu produk suplemen harus menjalani uji klinis dahulu
sebelum dipasarkan.
Adapun ciri-ciri klinis bisa menyertainya antara lain:
A.Kenaikan berat badan berkurang,terhenti atau bahkan menurun.
B.Ukuran lingkaran lengan atas menurun.
C.Maturasi tulang terlambat.
D.Rasio berat terhadap tinggi,normal atau cenderung menurun.
E.Tebal kulit normal atau semakin berkurang.
2.Langkah Pengobatan
Pengobatan pada penderita MEP tentu saja harus disesuaikan dengan
tingkatannya.Penderita kurang gizi stadiun ringan.Contohnya diatasi dengan perbaikan
gizi.Sedangkan pengobatan MEP berat cenderung harus lebih kompleks karena masing
masing penyakit yang menyertai harus diobati satu persatu.Penderita sebaiknya harus
dirawat dirumah sakit untuk mendapatkan perhatian medis secara penuh.

2.7 Pencegahan Gizi Buruk


Pencegahan Primer:
1.Promosi Kesehatan:
Penyuluhan gizi masyarakat baik dipuskesmas maupun diluar puskesmas tentang
pentingnya vitamin A dan zat besi dan sumber makanan yang mengandung zat tersebut
serta tentang pentingnya ASI eksklusif.
1)Pemantauan kadarzi(Keluarga sadar gizi)
2)Penyerbar luasan pedoman umum gizi seimbang (PUGS)
2.Proteksi Spesifik
Pemberian kapsul vitamin A untuk mencegah kekurangan vitamin A pada bayi,balita
dan ibu nifas sera pemberian tablet FE unutuk mencegah anemia pada ibu hamil.
Pencegahan Sekunder:
1.Deteksi Dini:
A.Pemantauan tumbuh kembang balita
B.Pemantaun bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)kurang energi
kalori(KEK),kurang energi protein (KEP) dan pemantauan status gizi(PSG).
C.Pemantauan pola konsumsi pangan keluarga
2.Pengobatan tepat
A.Pengobatan kasus gizi buruk
B.Memberikan bahan makanan pada keluarga dengan angota gizi kurang.
Pencegahan gizi tersier:
1. Pemberian pendidikan disekolah luar biasa kepada penderita dengan gizi kurang yang
mengalami kecatatan seperti kebutaan,idiot atau retardasimental.

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN:
Ada 4 faktor yang melatarbelakangi KKP yaitu:masalah sosial,ekonomi,biologi,dan
lingkungan.Kemiskinanan salah satu determinan social-ekonomi,merupakan akar dari
ketiadaan pangan,tempat mukin yang berjalan,dan tidak sehat serta kemampuan
mengakses fasilitas kesehatan.Manultrisi masih saja melatarbelakangi penyakit dan
kematian anak.kuang kalori protein sesungguhnya berpeluang menyerap siapa
saja,terutama bayi dan anak yang tengah tumbuh kembang.
Maramus sering mejangkiti bayi yang baru berusia kurang dari 1 tahun,sementara
kwahiorkor cenderung setelah mereka berusia 18 bulan.Penilaian status gizi
masyarakat memelukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat
mendapatkan makanan yang cukup jumlah san mutunya.Gizi yang diperoleh seorang
anak melalui konsumsi makanan setiap hari.
Daftar pustaka

Lusa.2009.Gizi Buruk.24 Maret 2013.lusa.Web.id


Ali,Arsad Rahim.2009.Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi.4 April
2013.arali2008.wordpress.com
Munif.2012.Epidemiologi Gizi Buruk 4 April 2013.helpingpeopleideas.com
Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005
2009.Depkes RI 2005.

Anda mungkin juga menyukai