Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An H

DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI


PADA KASUS GANGGUAN NUTRISI

DISUSUN OLEH :
Nama: Pratiwi Nabila Fadhilah
Nim: A12019075
Kelas: 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan Tugas Asuhan Keperawatan yang berjudul"ASUHAN
KEPERAWATAN PADA An.H DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
DEFISIT NUTRISI PADA GANGGUAN NUTRISI"dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Adapun penyusunan tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan anak.Dengan segala kerendahan hati saya selaku penyusun tugas ini
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang akan datang. Semoga segala yang
tertulis di dalam tugas ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Tambak, 30 oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................
B. Tujuan Penulisan.........................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................
2.1 Tinjauan Medis .................................................................................
A. Definisi........................................................................................
B. Etiologi........................................................................................
C. Patofisiologi................................................................................
D. Pathway.......................................................................................
E. Manifestasi Klinis ......................................................................
F. Faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan nutrisi..............
G. Komplikasi ................................................................................
H. Pemeriksaan Penunjang...............................................................
I. Diagnosa Keperawatan...............................................................
J. Penatalaksnaan ...........................................................................
2.2 Tinjauan Teori Keperawatan............................................................
A. Definisi gangguan nutrisi............................................................
B. Penyebab.....................................................................................
C. Gejaladan tanda...........................................................................
D. Kondisi terkait.............................................................................
2.3 Asuhan Keperawatan.........................................................................
BAB 3 PENUTUP..................................................................................
Kesimpulan........................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.1. L
atar Belakang

Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk bertahan


hidup, makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh akan zat-
zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain. Namun,
di zaman yang sudah modern ini justru banyak orang yang tidak dapat memenuhi
zat-zat tersebut.

Pada kali ini akan membahas secara khusus mengenai kekurangan kalori protein.
Protein yang berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau
utama. Protein berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan
tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan
tumbuhan. Jika kita tidak mendapat asupan protein yang cukup dari makanan
tersebut, maka kita akan mengalami kondisi malnutrisi energi protein.

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik
atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang
digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
satu atau lebih zat-zat gizi esensial.

Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara umum,


kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit yang
diakibatkan kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan sebagai
keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi
(AKG). Bergantung pada derajat kekurangan energi protein yang terjadi, maka
manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. Penyakit KKP ringan sering
diistilahkan dengan kurang gizi.

Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-negara


berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya terlihat bahwa
berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak seusianya. Kira-kira berat
badannya hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat badan ideal.

1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian KKP ?
2. Apa saja Etiologi KKP ?
3. Bagaimana patofisiologi KKP ?
4. Apa saja Manifestasi Klinis KKP ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnosik KKP ?
6. Apa saja komplikasi pada klien KKP ?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada klien KKP ?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien KKP ?

1.3.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami Asuhan Keperawatan pada klien KKP
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat melakukan :
1). Pengkajian yang tepat pada pasien dengan KKP
2). Diagnosa yang tepat pada pasien dengan KKP
3). Perencanaan yang tepat pada pasien dengan KKP
4). Implementasi yang tepat pada pasien dengan KKP
5). Evaluasi yang tepat pada pasien dengan KKP
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN MEDIS

2.1. Pe
ngertian KKP (Kekurangan Kalori Protein)

Nama internasional KKP yaitu Calori Protein Malnutrition atau CPM


adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut
juga Protein Energi Malnutrisi ( PEM ).
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak
yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan
kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi
yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang
bervariasi pada defisiensi protein maupun energi (Sediatoema, 1999).
Kekurangan kalori protein diklasifikasi menjadi dua berdasarkan berat
tidaknya yaitu KKP ringan atau sedang disebut juga sebagai gizi kurang
(under nutrition) ditandai oleh adanya hambatan pertumbuhan dan KKP yang
meliputi kwasiorkor, marasmus dan kwashiorkor marasmus. Malnutrisi kalori
protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001).
Kurang energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga
tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). (Arief Mansjoer, 2000).
2.2.
Etiologi
Etiologi malnutrisi dapat primer, yaitu apabila kebutuhan individu
yang sehat akan protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan
yang adekuat, atau sekunder, akibat adanya penyakit yang menyebabkan
asupan sub optimal, gangguan penyerapan dan pemakaian nutrien, dan/atau
peningkatan kebutuhan karena terjadinya hilangnya nutrien atau keadaan
stres. Kekurangan kalori protein merupakan penyakit energi terpenting di
negara yang sedang berkembang dan salah satu penyebab utama morbilitas
dan mortalitas pada masa kanak – kanak diseluruh dunia. (Rudolph, 2006).
Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan
berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai
nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus
kwashiorkor). Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak sehingga
penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan multifactoral.
Berikut ini merupakan sistem holistik penyebab multifactoral menuju ke arah
terjadinya KKP :
1. Ekonomi negara rendah
2. Pendidikan umum kurang
3. Produksi bahan pangan rendah
4. Hygiene rendah
5. Pekerjaan rendah
6. Pasca panen kurang baik
7. Sistem perdagangan dan distribusi tidak lancar
8. Persediaan pangan kurang
9. Penyakit infeksi dan investasi cacing
10. Konsumsi kurang
11. Absorpsi terganggu
12. Utilisasi terganggu
13. K K P
14. Pengetahuan gizi kurang
15. Anak terlalu banyak

2.3.
Patofisiologi
Penyakit malnutrisi dengan kekurangan energy-protein atau tidak
mencukupinya makanan bagi tubuh sering kali dikenal dengan marasmus dan
kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein
dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan asam amino essensial dalam
serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme terutama sebagai
pertumbuhan dan perbaikan sel, makin ber kurangnya asam amino dalam
serum menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan
tampak bersisik dan kering karena depigmentasi. Anak dapat mengalami
gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A. Kekurangan mineral
khususnya besi, kalsium dan seng. Edema yang terjadi karena
hipoproteinemia yang mana cairan akan berpindah dari intravascular
kompartemen ke rongga interstisial yang kemudian menimbulkan ascites.
Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada hati dan atropi
pada sel acini pancreas.
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
kalori dan protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama
lapisan subkutan dan badan tampak kurus seperti orang tua. Pada marasmus
metabolisme lemak kurang terganggu dari pada kwashiorkor, sehingga
kekurangan vitamin biasanya minimal atau tidak ada. Pada marasmus tidak
ditemukan edema akibat dari hipoalbuminemia dan atau retensi sodium.
Pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih dapat dipenuhi dengan adanya
cadangan protein sebagai sumber energi.

Pathway

2.4.
Manifetasi Klinis
Pada klien Kwashiorkor
 Muka sembab
 Edema
 Lethargi
 Jaringan otot mengecil
 Jaringan subkutan tipis dan lembut
 Warna rambut pirang atau seperti rambut jagung
 Kulit kering dan bersisik
 Alopecia
 Anorexia
 Gagal dalam Tumbuh kembang
 Tampak anemia

Pada klien Marasmus


 Badan kurus kering
 Tampak seperti orang tua
 Lethargi
 Kulit berkeriput
 Ubun-ubun cekung pada bayi
 Jaringan subkutan hilang
 Turgor kulit jelek
 Malaise
 Apatis
 Kelaparan

Adapun 2 golongan KKP:


A. KKP Ringan
a). Pertumbuhan linear terganggu
b). Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun
c). Ukuran lingkar lengan atas menurun
d). Maturasi tulang terlambat
e). Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun
f). Anemia ringan atau pucat
g). Aktifitas berkurang
h). Kelainan kulit (kering, kusam)
i). Rambut kemerahan
B. KKP Berat
a). Gangguan pertumbuhan
b). Mudah sakit
c). Kurang cerdas
d). Jika berkelanjutan menimbulkan kematian
2.5.

Komplikasi

1. Kwashiorkor
 Diare
 Infeksi
 Anemia
 Gangguan tumbuh kembang
 Hipokalemi
 Hipernatremi
2. Marasmus
 Infeksi
 Tuberculosis
 Parasitosis
 Disentri
 Malnutrisi kronik
 Gangguan tumbuh kembang

2.6.

Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan laboratorium, albumin, creatinine, dan nitrogen. Elektrolit,
Hb, Ht, transferin.
2.7.
Penatalaksanaan Terapeutik
 Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin
 Pemberian terapi cairan dan elektrolit
 Penanganan diare bila ada cairan, antidiare, dan antibiotic
B. K
onsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan Marasmus dan
Kwashiorkor
1. Pe
ngkajian
a. Id
entitas Anak
Biodata anak terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, suku/bangsa, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, no medrec, diagnosa medis, alamat.
b. Id
entitas Penanggung jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan anak, alamat, keadaan kesehatan.
c. K
eluhan utama
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan
pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), sering diare
dan keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan
gizi.
Pada marasmus: ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau
makan, badan terlihat sangat kurus.Pada kwashiorkor: ibu mengatakan
anak mengalami bengkak pada kaki dan tangan, kondisi lemah, tidak
mau makan, BB menurun.
d. Ri
wayat Keperawatan Sekarang
Pada anak dengan marasmus berat badan menurut < 60% dari berat
badan normal usianya.Pada anak dengan kwashiorkor biasanya
mengalami gangguan pertumbuhan (BB < 80% dari BB normal
seusianya), bengkakpada tungkai, perut terlihat busung, serta
mengalami keterbelakangan mental yaitu apatis dan rewel, juga
mengalami penurunan nafsu makan ringan sampai berat.
e. Ri
wayat Kesehatan dahulu
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal,
hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola
kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang,
buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus
yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan
nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif
lama).
f. Ri
wayat kesehatan keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga,lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan
hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan perilaku yang dapat
mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan
lain-lain.Tanyakan apakah anggota keluarga pasien pernah menderita
penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi atau kurang
protein.
Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkan
terjadinya kwarshiorkor. Namun, sebagian besar tidak ada pengaruh
genetik yang dapat menyebabkan marasmus-kwarshiorkor. Penyebab
yang paling utama dikaitkan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
g. Ri
wayat pertumbuhan perkembangan
1) Anak yang menderita marasmus-kwarshiorkor mengalami
keterlambatan pertumubuhan akibat defisiensi protein maupun
kalori dan gangguan penglihatan
2) Kecerdasan anak dengan marasmus-kwarshiorkor juga akan
menurun akibat keterbelakangan pertumbuhan dan perkembangan
3) Anak mengalami gangguan anoreksia dapat memperberat
gangguan nutrisi sehingga intake nutrisi semakin berkurang dan
mengakibatkan penurunan berat badan
h. Ri
wayat nutrisi
Anak dengan kwarshiorkor akan mengalami malnutrisi terutama
defisiensi protein. Anak juga kekurangan asupan karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral penting yang diperlukan tubuh. Vitamin yang
kurang diantaranya pembentuk darah seperti Ferum, vitamin B
kompleks (B12, folat, B6) dan vitamin A yang penting untuk
pertumbuhan mata.
i. Pe
meriksaan Fisik
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to toe
yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda
vital,area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-
urinaria. Fokus pengkajian pada anak dengan KKP adalah pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal
lipatan kulit).
 Pengkuran antropometri
 Pada marasmus: Berat badan < 60% dari berat badan normal
usianya.
 Pada kwashiorkor: Berat badan menurut usia < 80 % dari berat
badan normal usianya, LLA (Lingkar Lengan Atas) <14cm.
Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar
2,5 cm pada wanita.
 Pada anak dengan marasmus

 Penampilan: Muka seorang penderita marasmus menunjukan


wajah seperti orang tua. Anak terlihat sangat kurus (vel over
been)
 Kulit: Kulit biasanya kering, dingin, dan mengendor
 Rambut kepala: Walaupun tidak sering seperti pada penderita
kwashiorkor, adakalanya tampak rambut yang kering, tipis dan
mudah rontok, berserabut, rapuh, pudar, depigmentasi.
 Lemak dibawah kulit: Lemak subkutan menghilang hingga
turgor kulit mengurang.
 Otot-otot: Otot-otot atrofis, hingga tulang-tulang terlihat lebih
jelas, dan juga lemas.
 Abdomen: Distensi, lembek, menonjol besar, perototan buruk.
 Jantung: terdapat bradikardi.
 Tekanan darah: Pada umumnya tekanan darah penderita lebih
rendah dibandingkan dengan anak sehat seumurnya.

 Pada anak dengan kwashiorkor:

 Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang


dan mudah dicabut)
 Edema palpebra/ edema tungkai
 Tanda-tanda gangguan system pernafasan (batuk, sesak,
ronchi, retraksi otot intercostals)
 Perut tampak buncit
 Hati teraba membesar
 Bissing usus dapat meningkat bila terjadi diare
 Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy
pavement dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering
tertekan (bokong, fosa popliteal, lutut, dan ruas-ruas jari kaki).
j. Pe
ngkajian lingkungan rumah dan komunitas
Lingkungan yang buruk, dapat memicu timbulnya infeksi,
dikarenakan infeksi yang kronik misalnya diare yang membuatnya
mengalami gangguan penyerapan protein.
k. Ri
wayat Psikososial
Ibu dengan anak yang menderita marasmus-kwarshiorkor dapat
mengalami cemas dikarenakan penurunan berat badan anak, penurunan
nafsu makan serta anak yang sering rewel.
l. Pe
meriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama
jenis normositik normokrom karena adanya gangguan sistem
eritropoesis akibat hipoplasia kronis sumsum tulang di samping karena
asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan
gangguan absorbsi.Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk
menemukan adanya kelainan pada paru. Selain itu juga ditemukan :
1) Albumin serum, penurunan kadar albumin (Kadar Albumin normal
: 3.5-5.0 g/dl)
2) Penurunan kadar kreatinin
3) Kurangnya kadar kalsium, kalium dan magnesium
4) Kadar kolesterol serum, penurunan kolesterol (Kadar Kolesterol
normal: <200 mg/dl)
5) Globulin serum, kadar globulin dalam serum kadang-kadang
menurun akan tetapi tidak sebanyak menurunnya albumin serum,
hingga terdapat rasio albumin/globulin yang biasanya 2 menjadi
lebih rendah, bahkan pada malnutrisi berat ditemukan rasio yang
terbalik (Kadar globulin normal: 2.0- 3.5 g/dl)
6) Kadar asam amino essensial dalam plasma relatif lebih rendah dari
pada asam amino non essiensial.
7) Kadar amylase, esterase, kolinasterase, transaminase, lipase dan
alkali fostase menurun
2. Di
agnosa Keperawatan
Diagnosis yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan
Marasmus, yaitu:

a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan malnutrisi energi protein

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status


penurunan metabolik

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuh

e. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan


melemahnya kemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat
masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuat

f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar


informasitentang penyediaan cara pemberian makan pada anak dengan
gizi yang seimbang

Diagnosa yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan


Kwarshiorkor adalah:
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kondisi yang
mempengaruhi masukan nutrisi atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
m. Pe
rubahan volume cairan (fluktuasi) b.d ketidakmampuan mencerna
cairan.
n. G
angguan integritas kulit b.d gangguan nutrisi/status metabolic.
o. K
urang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpapar informasi.
p. R
esiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuh
q. R
esiko gangguan tumbuh kembang b.d malnutrisi.

3. R
encana Keperawatan
 Pada anak dengan marasmus
a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan malnutrisi energi protein.
 Tujuan: Pemenuhan nutrisi adekuat.
 Kriteria Hasil: Peningkatan pemenuhan nutrisi secara oral.
No. Intervensi Rasional
Mengetahui riwayat diit pasien
1
Kaji riwayat diit pasien sebelumnya yang menyebabkan pasien
menderita marasmus
Mengukur dan mencatat BB pasien BB menggambarkan status gizi pasien
2
dan dapat dijadikan sebagai data dasar.
Anjurkan orang tua atau anggota Menyuapi anak atau ada disaat anak
3 keluarga lain untuk menyuapi anak makan dapat membantu anak untuk
atau ada disaatmakan makan lebih banyak
4 Minta anak makan dimeja dalam Waktu makan yang menyenangkan dapat
kelompok dan buat waktu makan meningkatkan nafsu makan anak
menjadi menyenangkan
Alat makan yang menarik (lucu,
Gunakan alat makan yang menarik
5 bergambar) dapat meningkatkan nafsu
(lucu, bergambar)
makan anak
6 Sajikan makan sedikit tapi sering Mengurangi rasa mual dan muntah
Memberikan makanan tinggi TKTP Nutrisi yang bekalori dan berprotein
7
dapat mengembalikan fungsi tubuh.
Mempertahankan kebersihan mulut
8 Untuk mencegah komplikasi noma
dan gigi
Memberi makan lewat parenteral (D Mengganti zat-zat makanan secara cepat
9 5%) melalui parenteral
Kolaborasi dengan ahli gizi dapat
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
10 membantu mengetahui jenis makan apa
pemberian diit pasien
yang baik untuk pasien
r. K
ekurangan volume cairan berhubungan dengan diare.
 Tujuan: Kekurangan volume cairan dapat teratasi
 Kriteria Hasil: Mukosa bibir lembab, tidak terjadi peningkatan
suhu, turgor kulit baik

No Intervensi Rasional
.
1 Monitor tanda-tanda vital dan tanda- Mengatasi dengan cepat jika
tanda dehidrasi terjadi dehidrasi pada pasein
2 Monitor jumlah dan tipe masukan Memonitor jumlah dan tipe
cairan masukan cairan untuk mengetahui
efektivitas dari terapi yang telah
diberikan
3 Mengobservasi input dan output tiap Mengetahui balance intake dan
6 jam output cairan pasien yang
menggambarkan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh pasien
4 Kolaborasi pemberian cairan IVFD Menunjang kebutuhan cairan
pasien
s. G
angguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status
metabolik.
 Tujuan: Tidak terjadi gangguan integritas kulit
 Kriteria Hasil: Kulit tidak kering, tidak bersisik, dan elastisitas
normal

No Intervensi Rasional
.
1 Monitor adanya kemerahan, pucat, Mengetahui adanya tanda-tanda
dan ikterik gangguan integritas kulit pada
pasien
2 Anjurkan pasien untuk mandi 2 x Menjaga kebersihan tubuh pasien
sehari dan gunakan lotion setelah dan kelembaban kulit pasien
mandi
3 Massage kulit pada tempat-tempat Meminimalkan terjadinya luka
penonjolan tulang dekubitus pada pasien
4 Mengganti posisi pasien ketika Meminimalkan terjadinya luka
berbaring sesering mungkin dekubitus pada pasien

t. R
esiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuh.
 Tujuan: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
 Kriteria Hasil: Suhu tubuh normal, leukosit dalam batas normal

No Intervensi Rasional
.
1 Monitor tanda-tanda vital pasien Tanda-tanda vital pasien dapat
meningkat apabila terjadi infeksi
pada pasien
2 Monitor adanya tanda-tanda infeksi Memonitor adanya tanda-tanda
infeksi dapat memberikan
tindakan lebih cepat untuk
menanganinya
3 Ajarkan dan anjurkan keluarga mengurangi kontaminasi silang
untuk mencuci tangan sebelum dan dan infeksi
sesudah kontak dengan pasien
4 Gunakan alat-alat yang bersih atau mengurangi kontaminasi silang
steril dan infeksi
5 Kolaborasi pemberian antibiotika menghambat atau mematikan
kuman dalam tubuh pasien

u. Pe
rubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
melemahnya kemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat
masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuat.
 Tujuan: Anak mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kemampuannnya
 Kriteria Hasil:Terjadi peningkatan dalam perilaku personal, sosial,
bahasa, kognitif atau aktifitas motorik sesuai dengan usianya

No Intervensi Rasional
.
1 Ajarkan pada orang tua tentang Menstimulasi anak sesuai dengan
tugas perkembangan yang sesuai kelompok usianya
dengan kelompok usia
2 Kaji tingkat perkembangan anak Mengetahui tingkat perkembangan
dengan Denver II anak
3 Berikan kesempatan bagi anak yang Menstimulasi dan
sakit memenuhi tugas mempertahankanaktifitas anak
perkembangan
4 Berikan mainan sesuai usia anak Menimalkan dampak hospitalisasi
anak
5 Berikan waktu bermain yang cukup Bermain dapat merangsang system
dan ajarkan permainan baru sesuai motorik dan sensorik anak
dengan tingkat perkembangan.

6 Bicarakan dengan anak mengenai Anak menjadi tidak trauma


perawatan yang diberikan dengan tindakan yang diberikan

7 Sering bicara dengan anak tentang Memberi kesempatan pada anak


perasaan, ide-ide, kepedulian menuangkan perasaanya
terhadap kondisi atau perawatan.
8 Memberikan kesempatan untuk Interaksi dengan anak membantu
berinteraksi dengan teman mempertahankan kehidupan social
seusianya

v. K
urang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpapar informasi.
 Tujuan: Pengetahuan pasien/ keluarga tentang penyakitnya
bertambah.
 Kriteria hasil:
1). Mengungkapkan tentang pemahaman tentang proses kondisi/
penyakit dan kebutuhan nutrisi individu.
2). Melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan
No Intervensi Rasional
1 1. Kaji pengetahuan pasien atau Memberikan informasi dimana
keluarga tentang status nutrisi. pasien/keluarga dapat memilih
Tinjau ulang situasi individu, berdasarkan informasi. Pengetahuan
tanda/gejala malnutrisi, harapan tentang interaksi antara malnutrisi dan
masa datang, kebutuhan transisi penyakit membantu untuk memahami
pemberian makan. kebutuhan terhadap terapi khusus.

2 2. Diskusikanalasan penggunaan Mengurangi ansietas mengenai


dukungan nutrisi parenteral/enteral. ketidakmampuan untuk makan melalui
3. mulut.

3 4. Diskusikan penanganan, Pemahaman pasien dan kerja sama


penyimpangan, persiapan yang tepat adalah kunci untuk pemasangan aman
dari larutan nutrisi atau makanan dan pemeliharaan alat akses dukungan
yang di blender, juga diskusikan nutrisi serta pencegahan komplikasi.
tehnik aseptic atau bersih untuk
peraatan sisi pemasangan dan
pengunaan balutan.
4 5. Tinjau ulang penggunaan/ Menurunkan resiko komplikasi
perawatan alat pendukung nutrisi. metabolic dan infeksi.

 Pada anak dengan kwarshiorkor

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kondisi yang


mempengaruhi masukan nutrisi atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
 Tujuan
:
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
 Kriteria hasil :
Memperlihatkan berat badan stabil atau penambahan berat badan
progresif ke arah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan
bebas dari tanda malnutrisi.

No Intervensi Rasional
1. 1 Kaji status nutrisi secara continue Memberikan kesempatan untuk
selama perawatan setiap hari, mengobservasi penyimpangan dari
perhatikan tingkat energy, kondisi normal/dasar pasien dan mempengaruhi
kulit, kuku, rambut, keinginan untuk pilihan intervensi.
makan ataupun anoreksia.

4. 2 Timbang berat badan,ukur lingkar Membuat data dasar, membantu


lengan atas dan tebal lipatan pemantauan keefektifan pengobatan
kulitsetiap hari dan bandingkan teurapeutik dan dapat menggambarkan
dengan berat badan saat penerimaan perkembangan status gizi pasien.

7. 3 Dokumentasikan masukan oral Mengidentifikasi ketidakseimbangan


selama 24 jam, riwayat makanan, dan antara perkiraan kebutuhan nutrisi dan
jumlah kalori dengan tepat. masukan actual.

410. Berikan larutan nutrisi pada Ketentuan dukungan nutrisi didasarkan


kecepatan yang dianjurkan melalui pada perkiraan kebutuhan kalori dan
alat control infuse sesuai kebutuhan . protein.
Atur kecepatan nutrisi per jam.
11.
512. Jadwalkan aktivitas dan istirahat Meminimalisir kebutuhan kalori.
613. Kaji fungsi GI dan toleransi pada Karena pergantian protein dari mukosa
pemberian makanan enteral: catat GI terjadi kira-kira setiap 3 hari, saluran
bising usus, keluhan mual/muntah, GI beresiko tinggi pada disfungsi dini dan
ketidaknyamanan abdomen, adanya atrofi dari penyakit malnutrisi.
diare/konstipasi, atau kram abdomen.
14.
715. Pertahankan patensi selang Formula enteral mengandung protein
pemberian makan enteral dengan yang menghambat selang pemberian
membilas menggunakan air hangat makan yang memerlukan
sesuai indikasi. pembuangan/penggantian selang.
16. Tekankan pentingnya transisi pada
pemberian makanan oral dengan
tepat.
17.
818. Kaji reflek kemampuan untuk Meskipun pasien memiliki sedikit minat/
mengunyah/ menelan dan hasrat untuk makan, transisi pemberian
keterampilan motorik bila mengingat makan peroral lebih baik mengingat efek
pada pemberian makan transisi. samping/komplikasi potensial dari terapi
19. dukungan nutrisi.

920. Beri waktu mengunyah, menelan, Memerlukan intervensi tambahan.


dan melembutkan makanan. Beri Misalnya: latihan oleh ahli disfagia
sosialisasi dan bantuan makan sesuai dukungan nutrisi jangka panjang.
indikasi.
21.
1022. Berikan makan sedikit dan sering . Pasien perlu dorongan/ bantuan untuk
Masukkan kesukaan dan menghadapi maslah dasar seperti
ketidaksukaan pasien dalam anoreksia, kelelahan, atau kelemahan
perencanaan makan. otot.
23.
Kolaborasi

1124. Rujuk pada tim nutrisi atau ahli diet. Meningkatkan hasrat pada makanan dan
25. jumlah makanan.

1226. Berikan obat-obatan sesuai indikasi. Membantu dalam identifikasi deficit


Misalnya: preparat multivitamin. nutrient nutrisi parenteral/enteral.
27. Vitamin larut dalam air ditambahkan
pada larutan parenteral. Vitamin lain
diberikan untuk defisiensi yang
terindikasi.

w. Pe
rubahan volume cairan (fluktuasi) b.d ketidakmampuan mencerna
cairan.
 Tujuan
:
Volume cairan tubuh stabil.
 Kriteria hasil :
Menunjukkan membrane mukosa/ kulit lembab. Tanda vital
stabil.Haluaran urinarius adekuat.Bebas edema.Bebas penurunan
berat badan berlebihan.Bebas penambahan berat badan tidak tepat.
No Intervensi Rasional
1 1. Kaji tanda klinis dehidrasi, Deteksi dini dan intervensi dapat
misalnya: kulit atau membrane mencegah kekambuhan / kelebihan
mukosa kering, hipotensi atau fluktuasi pada keseimbangan cairan.
kekurangan cairan (misalnya edema
perifer, takikardi, bunyi nafas
adventisius)
2 2. Berikan tambahan cairan oral. Tambahan cairan diperlukan untuk
3. mengurangi dehidrasi.
3 4. Catat masukan dan haluaran, hitung Kehilangan urinarius berlebihan dapat
keseimbangan cairan, dan hitung menunjukkan terjadinya dehidrasi. Berat
berat jenis urine. jenis adalah indicator hidrasi dan fungsi
5. renal.
4 6. Timbang berat badan setiap hari Penambahan berat badan cepat
sesuai indikasi. (menunjukkan retensi cairan) dapat
7. mempredisposisikan/ menimbulkan GJK
atau edema pulmonal.

x. G
angguan integritas kulit b.d gangguan nutrisi/status metabolik
 Tujuan
:
Tidak terjadinya gangguan integritas kulit.
 Kriteria hasil
:
Kulit tidak kering, tidak bersisik, dan elastisitas kulit baik.
No Intervensi Rasional
1 1. Obervasi adanya kemerahan, Area ini meningkat resikonya untuk
pucat, ekskoriasi. kerusakan dan memerlukan pengobatan dan
perawatan lebih intensif
2 2. Gunakan krim kulit 2 kali sehari Melicinkan kulit dan menurunkan gatal.
setelah mandi, pijat kulit, Pemijatan sirkulasi pada kulit, dapat
khususnya di daerah di atas meningkatkan tonus kulit.
penonjolan tulang.
3.
3 4. Lakukan perubahan posisi sering. Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit
5. dengan mencegah tekanan lama pada
jaringan.
4 6. Tekankan pentingnya masukan Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan
nutrisi/cairan adekuat. memperbaiki kondisi kulit.
7.
5 8. Massage kulit khususnya diatas Menyegarkan kulit dan menghindari
penonjolan tulang. decubitus
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

No RM :23465xx
Nama Pasien : An G
PENGKAJIAN AWAL PASIEN RAWAT INAP ANAK
Jenis Kelamin : Laki-laki
: 23 september
(Dilengkapi dalam waktu 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat) Tgl Lahir/Usia 2019

Mohon diisi/ ditempelstiker jikaada


Tanggal Masuk Rumah Waktu Pemeriksaan:
Ruangan : melati
Sakit: 30 Oktober 2021 Jam : 10.00 WIB

I. PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
A. KELUHAN UTAMA (Saat pengkajian)
keluhan berat badan anak menurun, bengkak pada wajah, kaki dan perut membesar sejak 4 bulan yang lalu, anak sering rewel dan
kehilangan nafsu makan. Anak sehari-hari makan 2 kali sehari dengan nasi dan sayur seadanya. An. H adalah anak ke 6 dari keluarga
seorang petani

Riwayat penyakit sekarang: (Secara Kronologis mulai awal sakit hingga saat ini)
Orang tua klien mengatakan anaknya berat badan anak menurun, bengkak pada wajah, kaki dan perut membesar sejak 4
bulan yang lalu, anak sering rewel dan kehilangan nafsu makan Perut klien terlihat membucit sejak 4 bulan yang lalu
dan wajahnya serta kakinya bengkak. Sementara keadaan anak saat ini sangat lemah, tidak mau makan, dan
sering rewel. Keluarga tidak mengetahui keadaan penyakit yang dialami oleh anak

ALERGI / REAKSI

Tidak ada alergi 


Alergi Obat, sebutkan ……………………………… Reaksi
……………….……………......
Alergi makanan, sebutkan Reaksi
……………………..... …… …………………………….
Alergi lainnya, sebutkan …. Reaksi .
…………………….... ….. ……………………………
Tidak diketahui
RIWAYAT
B. KELAHIRAN
Berat badan Panjang badan lahir :
Usia kehamilan : 33
Minggu lahir : 1900 gr 42 cm
Persalinan : spontan SC  Forcep  Vakum Ekstraksi
Menangis : Ya Tidak
Riwayat kuning : Ya  Tidak
RIWAYAT IMUNISASI
C. DASAR
Lengkap : BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, Campak  Tidak pernah

Tidak lengkap, sebutkan yang belum ……………………………………………………
RIWAYAT
D. KELUARGA
Ibu : Ny. H Umur : 35 Bangsa : Indonesia Kesehatan : Baik
Ayah: Tn. R Umur : 40 Bangsa : Indonesia Kesehatan : Baik
Anak anak lain :
E. RIWAYAT KESEHATAN
Pernah dirawat :  Tidak Ya,
Kapan................................ Diagnosis : -............................................................
Ya, sebutkan: ……………………….
Apakah terpasang alat implant: Tidak  …………………………………………………….…...
Apakah ada riwayat dalam keluarga (ayah / ibu dan kakek / nenek) memiliki penyakit Mayor:
Tidak 
Ya,Asma/ DM/ Cardiovascular/Kanker/Thalasemia/Lain-
lain........................... (lingkari penyakit yang sesuai)

F. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG (Diisi dengan melampirkan form Denver/DDST atau KPSP
Tahap Pertumbuhan
a) Berat badan lahir :2.000
gr
Berat badan sekarang : 7 Kg
b) Lingkar Kepala
: 40 cm
Lingkar Dada : 43
cm
Lingkar Abdomen : 58
cm
Lingkar Lengan Atas : 12 cm
cm
Panjang Badan : 100 cm
Tahap Perkembangan
RIWAYAT
G. PSIKOSOSIAL
Status Psikologi :
 Cemas  Takut  Marah  Sedih  Kecenderungan bunuh diri  lain lain,
Sebutkan .....................
..........
Status Sosial :
a. Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik  tidak baik
b. Tempat tinggal : Rumah / Apartemen / Panti /
Lainnya ...................................................................................

H. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan Darah:....90..../....60.. mmHg Nadi : .96 x/mnt Pernafasan:
20x / menit Suhu : 36,°C

Neurologi

Kesadaran : kompos mentis / apatis / somnolen / sopor / coma (lingkari yang sesuai )
Gangguan neurologis : □
Tidak ada □
Ada, sebutkan ……………………………………………………………..……..
 Pernafasan
Irama :  Regular  Irregular
Retraksi dada :  Tidak ada  Ada
 Tidak normal,
Bentuk dada :  Normal sebutkan ...............................................................................
 Tidak normal,
Pola nafas :  Normal sebutkan ...............................................................................
 Tidak normal, sebutkan :
Suara nafas :  Normal cepat ...............................................................................
Nafas Cuping Hidung :  Tidak ada  Ada
Sianosis : Tidak ada  Ada
Alat bantu nafas :  Spontan  Kanul/RB Mask/NRB Mask (lingkari yang sesuai) O2 1
Ventilator, setting ................................................................................................................
Sirkulasi
Sianosis :
□Tidak ada □
Ada

Edema :□
Tidak ada 
Ada
Pucat :□
Tidak ada □
Ada

Akral :
 Hangat □
Dingin
Intensitas nadi : □ Kuat □ Lemah □Bounding

CRT :
 < 3detik □>
3 detik
Irama nadi :
 Reguler □
Irreguler

Clubbing finger : □ Tidak ada □


Ada

 Ga
strointestinal

□ Labio / Palatoschizis □ Perdarahan gusi □ Lain-lain


……………………………………….………

Muntah : □ Ya  Tidak Nyeri uluhati : Tidak ada Ada

Mual : □ Ya  Tidak Ascites :  Tidak ada Ada
Peristaltik Usus : ........ x/menit Lingkar perut : 40.cm

Eliminasi
Defekasi
□ Stoma, sebutkan ……………………………………………
Pengeluaran :  Anus ………......................
:....................................................
Frekuensi
: ................................ Konsistensi ............
Karakteristik Feses :   Cair □ Hijau □
Normal Dempul □ Terdapat darah □ Lain lain ....................
Urin
Pengeluaran :  Spontan □ Kateter urine □ Cystostomy
...........................................
...........................................
Kelainan : Tidak ada □ Ada, sebutkan ..

: ......
........
Diuresis ...... ml/jam

Integumen
Warna kulit :  Normal □ Pucat □ Kuning □ Mottled
Kelainan :  Tidak Ada □ Ada
Risiko decubitus :  Tidak Ada □ Ada
Luka :  Tidak ada □ Ada

Muskuloskeletal
Kelainan Tulang :  Tidak Ada□ Ada, sebutkan ………………………………………..………
Gerakan anak :  Bebas □ Terbatas


Genetalia
 Normal □ Kelainan, sebutkan.......................

I. SKRINING NYERI
1. Adakah rasa nyeri
 Tidak  Ya
Lokasi : ........................... Durasi : .........................
........... Frekuensi : ............................. ........
........
2. Skor nyeri : ........
3.Tipe
nyeri :  terus menerus 
hilang timbul
4. Karakteristik nyeri :

Terbakar  Tertusuk 
Tumpul

 
Tertekan Berat Tajam

Kram
5. Nyeri mempengaruhi :
  
Tidur Aktifitas fisik Konsentrasi
  
Emosi Nafsu makan Tidur

J. SKRINING GIZI
TinggiBadan : 100 cm BeratBadan : 7 kg LingkarKepala : 40 cm
SKRINING GIZI ANAK USIA 1 BULAN – 18 TAHUN(MODIFIKASI STRONG –
KIDS)
Jawaba
No Pertanyaan n

1 Apakah pasien memiliki status nutrisi kurang atau buruk secara klinis? Tidak (0) Ya (1)
(Anak kurus/ sangat kurus, mata cekung, wajah tampak “tua”, edema, rambut
tipis dan jarang, 
otot lengan dan paha tipis, iga gambang, perut kempes, bokong tipis dan kisut)
2 Apakah terdapat penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir?
Atau
Tidak (0) Ya (1)
Untuk bayi <1 tahun berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir? 
Jika pasien menjawab tidak tahu, dianggap jawaban “Ya”
3 Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut?
 Diare profuse (≥5x/hari) dan atau muntah (>3x/hari) Tidak (0) Ya (1)
 Asupan makan berkurang selama 1 minggu terakhir 

Apakah terdapat penyakit dasar atau keadaan yang mengakibatkan pasien


4 berisiko
mengalami malnutrisi (lihat tabel di bawah)? Tidak (0) Ya (2)

Total Skor
3

Daftar Penyakit atau keadaan yang berisiko mengakibatkan malnutrisi


 Diare persisten (≥2 minggu)  Infeksi HIV Wajah Dismorfik (aneh)
 Prematuritas  Kanker Penyakit metabolik
 Penyakit Jantung Bawaan  Penyakit hati kronik Retardasi metabolik

Kelainan bawaan 1 atau lebih  Penyakit ginjal kronik Penyakit paru  Keterlambatan
(Celah bibir&langit-labit, atresia ani,
dll)
kronik perkembangan
 Penyakit Akut Berat  Luka
Paru : Pneumonia, Terdapat stoma usus halus bakar
Asma, dll
Hati : Hepatitis, dll  Trauma Rencana operasi mayor
Ginjal : GGA, GNA,
dll  Konstipasi berulang Obesitas

Gagal Tumbuh (Ukuran endek & Mungil)
Skor 0 (risiko malnutrisi kecil)lapor ke DPJP
Skor: 1-3 (berisiko malnutrisi sedang) laporkan ke DPJP
dan disarankan
Jika skor : 4-5 (automatic policy) lapor ke dokter pemeriksa dan disarankan untuk dirujuk
ke Poliklinik Gizi

STATUS
K. FUNGSIONAL
PENGKAJIAN RISIKO JATUH ANAK (SKALA HUMPTY
DUMPTY)
Parameter Kriteria Skor Nilai Skor

Dibawah 3
Umur tahun 4
3-7 tahun 3 3
7-13 tahun 2
>13tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2
2
Perempuan 1
Diagnosis Gangguan Neurologis 4

Perubahan dalam oksigenisasi (masalah saluran nafas, dehidrasi, 3


3
anemia,anorexia, sinkop, Sakit kepala dll)
Kelainan psikis/ perilaku 2
Diagnosis lain 1
Gangguan kognitif Tidak sadar terhadap keterbatasan 3
Lupa
keterbatasan 2 1
Mengetahui kemampuan diri 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi/ anak 4 2
Pasien menggunakan alat bantu atau box/ mebel 3
Pasien berada di tempat tidur 2
Pasien diluar ruang rawat 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
operasi/’ obat Dalam 48 jam 2
3
penenang/efek >48 jam 1
anasthesi

Penggunaan obat: sedative (kecuali pasien ICU, yang menggunakan


Penggunaan obat sedasi 3
2
dan paralisis) hipnotik, barbiturat, fenotialin, antidepresan, laksatif/
diuretika,
narkotik

Salah satu dari pengobatan diatas 2


Pengobatan lain 1
Total
19
Skor: 7-11- Risiko jatuh rendah; ≥12 – Risiko jatuh tinggi

L. KEBUTUHAN
EDUKASI
Hambatan pembelajaran :
Tidak ada Pendengaran Lain-lain
Penglihatan Kognitif
Budaya/kepercayaan Emosi
Bahasa Motivasi
Edukasi yang diperlukan :
Stimulasi tumbuh kembang Nutrisi
Perawatan Luka Perawatan stoma
Managemen nyeri Medikasi
Lain-lain, ....................... Jaminan finansial
M. CATATAN
Rujukan :
 
Dietisien Fisioterapis
 
Terapi wicara Perawatan paliatif
 
Unit pelayanan jaminan Lain lain ................................

A. Analisa Data
Diagnosa
No Hari/Tgl Data Fokus Masalah Etiologi
Keperawatan
1. 30 Okt DS:- ibu klien Defisiensi asites Defisit nutrisi
20201 mengatakan protein
Pukul anaknya tidak
O9.00 mau makan,
WIB badannya kurus,
dan sering rewel

DO: klien
tampak lemah,
Porsi makan
tidak dihabiskan

BB: 10kg, TB:


100 cm, LILA:
12 cm

2. 30 Okt DS: Perubahan Resiko


2021 folume ketidakseimbangan
Ibu klien
Pukul cairan cairan
mengatakan kaki
09.00
dan wajah
WIB
anaknya
bengkak

DO:

wajah dan kaki


klien tampak
bengkak, perut
acites, membran
mukosa kering
B. Intervensi Keperawatan
Hari
/ T
No Tang Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional T
gal D
/Jam
1. Kami Setelah dilakukan Manajemen a) Mengetah pr
s,19 tindakan keperawatan nutrisi ui status at
Okt selama 3x24 jam (I03119) nutriasi iw
2021 diharapkan masalah a. Identifikasi yang i
Puku defisit nutrisi dapat status nutrisi diberikan na
l teratasi dengan kriteria b. Monitor asupan b)Memonito bi
10.00 hasil : makanan r asupan la
WIB Status nutrisi c. Ajarkan diet makanan fd
Indikasi A T yang dianjurkan c) Mengetah hi
Porsi makan 1 4 d. Kolaborasikan ui diet la
yang dengan ahli gizi yang h
dihabiskan untuk diprogra
Keinginan 1 4
menentukan mkan
untuk
jumlah kalori d)Mengkola
meningkatkan
dan nitroen yang borasika
nutrisi
Perasaan cepat 1 4 dibutuhkan jika n jumlah
kenyang perlu kalori
Berat badan 1 4 dengan
ahli gizi

2. Kami Setelah dilakukan Manajemen cairan a. Memonitor pr


1 Monitor status
s,30 tindakan keperawatan hidrasi(mis,frek status hidrasi at
Okto selama 3x24 jam uensi b. Memonitor iw
ber diharapkan masalah nadi,kekuatan beras badan i
2021 resiko gangguan nadi,akral, c. Mencatat na
Puku volume cairan dapat kelembapan intake output bi
l teratasi dengan kriteria mukosa, dan hitung la
11.00 hasil : 2 Monitor berat balance fa
WIB Keseimbangan cairan badan harian cairan d
L(03020) 3 Catan intake d. Mengetahui hi
output dan asupan
Indikasi A T la
hitung balance cairan sesuai
Asupan 2 4 cairan kebutuhan h
cairan 4 Berikan asupan e. Kolaborasi
Kelembapan 2 4 cairan sesuai
pemberian
kebutuhan
membrane 5 Kolaborasi deuritik jika
mukosa pemberian
perlu
Berat badan 2 4 deuritik jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai