DISUSUN OLEH :
Nama: Pratiwi Nabila Fadhilah
Nim: A12019075
Kelas: 3B
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan Tugas Asuhan Keperawatan yang berjudul"ASUHAN
KEPERAWATAN PADA An.H DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
DEFISIT NUTRISI PADA GANGGUAN NUTRISI"dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Adapun penyusunan tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan anak.Dengan segala kerendahan hati saya selaku penyusun tugas ini
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang akan datang. Semoga segala yang
tertulis di dalam tugas ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................
B. Tujuan Penulisan.........................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................
2.1 Tinjauan Medis .................................................................................
A. Definisi........................................................................................
B. Etiologi........................................................................................
C. Patofisiologi................................................................................
D. Pathway.......................................................................................
E. Manifestasi Klinis ......................................................................
F. Faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan nutrisi..............
G. Komplikasi ................................................................................
H. Pemeriksaan Penunjang...............................................................
I. Diagnosa Keperawatan...............................................................
J. Penatalaksnaan ...........................................................................
2.2 Tinjauan Teori Keperawatan............................................................
A. Definisi gangguan nutrisi............................................................
B. Penyebab.....................................................................................
C. Gejaladan tanda...........................................................................
D. Kondisi terkait.............................................................................
2.3 Asuhan Keperawatan.........................................................................
BAB 3 PENUTUP..................................................................................
Kesimpulan........................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.1. L
atar Belakang
Pada kali ini akan membahas secara khusus mengenai kekurangan kalori protein.
Protein yang berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau
utama. Protein berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan
tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan
tumbuhan. Jika kita tidak mendapat asupan protein yang cukup dari makanan
tersebut, maka kita akan mengalami kondisi malnutrisi energi protein.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik
atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang
digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
satu atau lebih zat-zat gizi esensial.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian KKP ?
2. Apa saja Etiologi KKP ?
3. Bagaimana patofisiologi KKP ?
4. Apa saja Manifestasi Klinis KKP ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnosik KKP ?
6. Apa saja komplikasi pada klien KKP ?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada klien KKP ?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien KKP ?
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami Asuhan Keperawatan pada klien KKP
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat melakukan :
1). Pengkajian yang tepat pada pasien dengan KKP
2). Diagnosa yang tepat pada pasien dengan KKP
3). Perencanaan yang tepat pada pasien dengan KKP
4). Implementasi yang tepat pada pasien dengan KKP
5). Evaluasi yang tepat pada pasien dengan KKP
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN MEDIS
2.1. Pe
ngertian KKP (Kekurangan Kalori Protein)
2.3.
Patofisiologi
Penyakit malnutrisi dengan kekurangan energy-protein atau tidak
mencukupinya makanan bagi tubuh sering kali dikenal dengan marasmus dan
kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein
dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan asam amino essensial dalam
serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme terutama sebagai
pertumbuhan dan perbaikan sel, makin ber kurangnya asam amino dalam
serum menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan
tampak bersisik dan kering karena depigmentasi. Anak dapat mengalami
gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A. Kekurangan mineral
khususnya besi, kalsium dan seng. Edema yang terjadi karena
hipoproteinemia yang mana cairan akan berpindah dari intravascular
kompartemen ke rongga interstisial yang kemudian menimbulkan ascites.
Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada hati dan atropi
pada sel acini pancreas.
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
kalori dan protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama
lapisan subkutan dan badan tampak kurus seperti orang tua. Pada marasmus
metabolisme lemak kurang terganggu dari pada kwashiorkor, sehingga
kekurangan vitamin biasanya minimal atau tidak ada. Pada marasmus tidak
ditemukan edema akibat dari hipoalbuminemia dan atau retensi sodium.
Pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih dapat dipenuhi dengan adanya
cadangan protein sebagai sumber energi.
Pathway
2.4.
Manifetasi Klinis
Pada klien Kwashiorkor
Muka sembab
Edema
Lethargi
Jaringan otot mengecil
Jaringan subkutan tipis dan lembut
Warna rambut pirang atau seperti rambut jagung
Kulit kering dan bersisik
Alopecia
Anorexia
Gagal dalam Tumbuh kembang
Tampak anemia
Komplikasi
1. Kwashiorkor
Diare
Infeksi
Anemia
Gangguan tumbuh kembang
Hipokalemi
Hipernatremi
2. Marasmus
Infeksi
Tuberculosis
Parasitosis
Disentri
Malnutrisi kronik
Gangguan tumbuh kembang
2.6.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium, albumin, creatinine, dan nitrogen. Elektrolit,
Hb, Ht, transferin.
2.7.
Penatalaksanaan Terapeutik
Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin
Pemberian terapi cairan dan elektrolit
Penanganan diare bila ada cairan, antidiare, dan antibiotic
B. K
onsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan Marasmus dan
Kwashiorkor
1. Pe
ngkajian
a. Id
entitas Anak
Biodata anak terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, suku/bangsa, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, no medrec, diagnosa medis, alamat.
b. Id
entitas Penanggung jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan anak, alamat, keadaan kesehatan.
c. K
eluhan utama
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan
pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), sering diare
dan keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan
gizi.
Pada marasmus: ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau
makan, badan terlihat sangat kurus.Pada kwashiorkor: ibu mengatakan
anak mengalami bengkak pada kaki dan tangan, kondisi lemah, tidak
mau makan, BB menurun.
d. Ri
wayat Keperawatan Sekarang
Pada anak dengan marasmus berat badan menurut < 60% dari berat
badan normal usianya.Pada anak dengan kwashiorkor biasanya
mengalami gangguan pertumbuhan (BB < 80% dari BB normal
seusianya), bengkakpada tungkai, perut terlihat busung, serta
mengalami keterbelakangan mental yaitu apatis dan rewel, juga
mengalami penurunan nafsu makan ringan sampai berat.
e. Ri
wayat Kesehatan dahulu
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal,
hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola
kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang,
buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus
yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan
nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif
lama).
f. Ri
wayat kesehatan keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga,lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan
hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan perilaku yang dapat
mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan
lain-lain.Tanyakan apakah anggota keluarga pasien pernah menderita
penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi atau kurang
protein.
Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkan
terjadinya kwarshiorkor. Namun, sebagian besar tidak ada pengaruh
genetik yang dapat menyebabkan marasmus-kwarshiorkor. Penyebab
yang paling utama dikaitkan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
g. Ri
wayat pertumbuhan perkembangan
1) Anak yang menderita marasmus-kwarshiorkor mengalami
keterlambatan pertumubuhan akibat defisiensi protein maupun
kalori dan gangguan penglihatan
2) Kecerdasan anak dengan marasmus-kwarshiorkor juga akan
menurun akibat keterbelakangan pertumbuhan dan perkembangan
3) Anak mengalami gangguan anoreksia dapat memperberat
gangguan nutrisi sehingga intake nutrisi semakin berkurang dan
mengakibatkan penurunan berat badan
h. Ri
wayat nutrisi
Anak dengan kwarshiorkor akan mengalami malnutrisi terutama
defisiensi protein. Anak juga kekurangan asupan karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral penting yang diperlukan tubuh. Vitamin yang
kurang diantaranya pembentuk darah seperti Ferum, vitamin B
kompleks (B12, folat, B6) dan vitamin A yang penting untuk
pertumbuhan mata.
i. Pe
meriksaan Fisik
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to toe
yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda
vital,area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-
urinaria. Fokus pengkajian pada anak dengan KKP adalah pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal
lipatan kulit).
Pengkuran antropometri
Pada marasmus: Berat badan < 60% dari berat badan normal
usianya.
Pada kwashiorkor: Berat badan menurut usia < 80 % dari berat
badan normal usianya, LLA (Lingkar Lengan Atas) <14cm.
Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar
2,5 cm pada wanita.
Pada anak dengan marasmus
3. R
encana Keperawatan
Pada anak dengan marasmus
a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan malnutrisi energi protein.
Tujuan: Pemenuhan nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil: Peningkatan pemenuhan nutrisi secara oral.
No. Intervensi Rasional
Mengetahui riwayat diit pasien
1
Kaji riwayat diit pasien sebelumnya yang menyebabkan pasien
menderita marasmus
Mengukur dan mencatat BB pasien BB menggambarkan status gizi pasien
2
dan dapat dijadikan sebagai data dasar.
Anjurkan orang tua atau anggota Menyuapi anak atau ada disaat anak
3 keluarga lain untuk menyuapi anak makan dapat membantu anak untuk
atau ada disaatmakan makan lebih banyak
4 Minta anak makan dimeja dalam Waktu makan yang menyenangkan dapat
kelompok dan buat waktu makan meningkatkan nafsu makan anak
menjadi menyenangkan
Alat makan yang menarik (lucu,
Gunakan alat makan yang menarik
5 bergambar) dapat meningkatkan nafsu
(lucu, bergambar)
makan anak
6 Sajikan makan sedikit tapi sering Mengurangi rasa mual dan muntah
Memberikan makanan tinggi TKTP Nutrisi yang bekalori dan berprotein
7
dapat mengembalikan fungsi tubuh.
Mempertahankan kebersihan mulut
8 Untuk mencegah komplikasi noma
dan gigi
Memberi makan lewat parenteral (D Mengganti zat-zat makanan secara cepat
9 5%) melalui parenteral
Kolaborasi dengan ahli gizi dapat
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
10 membantu mengetahui jenis makan apa
pemberian diit pasien
yang baik untuk pasien
r. K
ekurangan volume cairan berhubungan dengan diare.
Tujuan: Kekurangan volume cairan dapat teratasi
Kriteria Hasil: Mukosa bibir lembab, tidak terjadi peningkatan
suhu, turgor kulit baik
No Intervensi Rasional
.
1 Monitor tanda-tanda vital dan tanda- Mengatasi dengan cepat jika
tanda dehidrasi terjadi dehidrasi pada pasein
2 Monitor jumlah dan tipe masukan Memonitor jumlah dan tipe
cairan masukan cairan untuk mengetahui
efektivitas dari terapi yang telah
diberikan
3 Mengobservasi input dan output tiap Mengetahui balance intake dan
6 jam output cairan pasien yang
menggambarkan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh pasien
4 Kolaborasi pemberian cairan IVFD Menunjang kebutuhan cairan
pasien
s. G
angguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status
metabolik.
Tujuan: Tidak terjadi gangguan integritas kulit
Kriteria Hasil: Kulit tidak kering, tidak bersisik, dan elastisitas
normal
No Intervensi Rasional
.
1 Monitor adanya kemerahan, pucat, Mengetahui adanya tanda-tanda
dan ikterik gangguan integritas kulit pada
pasien
2 Anjurkan pasien untuk mandi 2 x Menjaga kebersihan tubuh pasien
sehari dan gunakan lotion setelah dan kelembaban kulit pasien
mandi
3 Massage kulit pada tempat-tempat Meminimalkan terjadinya luka
penonjolan tulang dekubitus pada pasien
4 Mengganti posisi pasien ketika Meminimalkan terjadinya luka
berbaring sesering mungkin dekubitus pada pasien
t. R
esiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuh.
Tujuan: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
Kriteria Hasil: Suhu tubuh normal, leukosit dalam batas normal
No Intervensi Rasional
.
1 Monitor tanda-tanda vital pasien Tanda-tanda vital pasien dapat
meningkat apabila terjadi infeksi
pada pasien
2 Monitor adanya tanda-tanda infeksi Memonitor adanya tanda-tanda
infeksi dapat memberikan
tindakan lebih cepat untuk
menanganinya
3 Ajarkan dan anjurkan keluarga mengurangi kontaminasi silang
untuk mencuci tangan sebelum dan dan infeksi
sesudah kontak dengan pasien
4 Gunakan alat-alat yang bersih atau mengurangi kontaminasi silang
steril dan infeksi
5 Kolaborasi pemberian antibiotika menghambat atau mematikan
kuman dalam tubuh pasien
u. Pe
rubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
melemahnya kemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat
masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuat.
Tujuan: Anak mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kemampuannnya
Kriteria Hasil:Terjadi peningkatan dalam perilaku personal, sosial,
bahasa, kognitif atau aktifitas motorik sesuai dengan usianya
No Intervensi Rasional
.
1 Ajarkan pada orang tua tentang Menstimulasi anak sesuai dengan
tugas perkembangan yang sesuai kelompok usianya
dengan kelompok usia
2 Kaji tingkat perkembangan anak Mengetahui tingkat perkembangan
dengan Denver II anak
3 Berikan kesempatan bagi anak yang Menstimulasi dan
sakit memenuhi tugas mempertahankanaktifitas anak
perkembangan
4 Berikan mainan sesuai usia anak Menimalkan dampak hospitalisasi
anak
5 Berikan waktu bermain yang cukup Bermain dapat merangsang system
dan ajarkan permainan baru sesuai motorik dan sensorik anak
dengan tingkat perkembangan.
v. K
urang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpapar informasi.
Tujuan: Pengetahuan pasien/ keluarga tentang penyakitnya
bertambah.
Kriteria hasil:
1). Mengungkapkan tentang pemahaman tentang proses kondisi/
penyakit dan kebutuhan nutrisi individu.
2). Melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan
No Intervensi Rasional
1 1. Kaji pengetahuan pasien atau Memberikan informasi dimana
keluarga tentang status nutrisi. pasien/keluarga dapat memilih
Tinjau ulang situasi individu, berdasarkan informasi. Pengetahuan
tanda/gejala malnutrisi, harapan tentang interaksi antara malnutrisi dan
masa datang, kebutuhan transisi penyakit membantu untuk memahami
pemberian makan. kebutuhan terhadap terapi khusus.
No Intervensi Rasional
1. 1 Kaji status nutrisi secara continue Memberikan kesempatan untuk
selama perawatan setiap hari, mengobservasi penyimpangan dari
perhatikan tingkat energy, kondisi normal/dasar pasien dan mempengaruhi
kulit, kuku, rambut, keinginan untuk pilihan intervensi.
makan ataupun anoreksia.
1124. Rujuk pada tim nutrisi atau ahli diet. Meningkatkan hasrat pada makanan dan
25. jumlah makanan.
w. Pe
rubahan volume cairan (fluktuasi) b.d ketidakmampuan mencerna
cairan.
Tujuan
:
Volume cairan tubuh stabil.
Kriteria hasil :
Menunjukkan membrane mukosa/ kulit lembab. Tanda vital
stabil.Haluaran urinarius adekuat.Bebas edema.Bebas penurunan
berat badan berlebihan.Bebas penambahan berat badan tidak tepat.
No Intervensi Rasional
1 1. Kaji tanda klinis dehidrasi, Deteksi dini dan intervensi dapat
misalnya: kulit atau membrane mencegah kekambuhan / kelebihan
mukosa kering, hipotensi atau fluktuasi pada keseimbangan cairan.
kekurangan cairan (misalnya edema
perifer, takikardi, bunyi nafas
adventisius)
2 2. Berikan tambahan cairan oral. Tambahan cairan diperlukan untuk
3. mengurangi dehidrasi.
3 4. Catat masukan dan haluaran, hitung Kehilangan urinarius berlebihan dapat
keseimbangan cairan, dan hitung menunjukkan terjadinya dehidrasi. Berat
berat jenis urine. jenis adalah indicator hidrasi dan fungsi
5. renal.
4 6. Timbang berat badan setiap hari Penambahan berat badan cepat
sesuai indikasi. (menunjukkan retensi cairan) dapat
7. mempredisposisikan/ menimbulkan GJK
atau edema pulmonal.
x. G
angguan integritas kulit b.d gangguan nutrisi/status metabolik
Tujuan
:
Tidak terjadinya gangguan integritas kulit.
Kriteria hasil
:
Kulit tidak kering, tidak bersisik, dan elastisitas kulit baik.
No Intervensi Rasional
1 1. Obervasi adanya kemerahan, Area ini meningkat resikonya untuk
pucat, ekskoriasi. kerusakan dan memerlukan pengobatan dan
perawatan lebih intensif
2 2. Gunakan krim kulit 2 kali sehari Melicinkan kulit dan menurunkan gatal.
setelah mandi, pijat kulit, Pemijatan sirkulasi pada kulit, dapat
khususnya di daerah di atas meningkatkan tonus kulit.
penonjolan tulang.
3.
3 4. Lakukan perubahan posisi sering. Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit
5. dengan mencegah tekanan lama pada
jaringan.
4 6. Tekankan pentingnya masukan Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan
nutrisi/cairan adekuat. memperbaiki kondisi kulit.
7.
5 8. Massage kulit khususnya diatas Menyegarkan kulit dan menghindari
penonjolan tulang. decubitus
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
No RM :23465xx
Nama Pasien : An G
PENGKAJIAN AWAL PASIEN RAWAT INAP ANAK
Jenis Kelamin : Laki-laki
: 23 september
(Dilengkapi dalam waktu 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat) Tgl Lahir/Usia 2019
I. PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
A. KELUHAN UTAMA (Saat pengkajian)
keluhan berat badan anak menurun, bengkak pada wajah, kaki dan perut membesar sejak 4 bulan yang lalu, anak sering rewel dan
kehilangan nafsu makan. Anak sehari-hari makan 2 kali sehari dengan nasi dan sayur seadanya. An. H adalah anak ke 6 dari keluarga
seorang petani
Riwayat penyakit sekarang: (Secara Kronologis mulai awal sakit hingga saat ini)
Orang tua klien mengatakan anaknya berat badan anak menurun, bengkak pada wajah, kaki dan perut membesar sejak 4
bulan yang lalu, anak sering rewel dan kehilangan nafsu makan Perut klien terlihat membucit sejak 4 bulan yang lalu
dan wajahnya serta kakinya bengkak. Sementara keadaan anak saat ini sangat lemah, tidak mau makan, dan
sering rewel. Keluarga tidak mengetahui keadaan penyakit yang dialami oleh anak
ALERGI / REAKSI
F. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG (Diisi dengan melampirkan form Denver/DDST atau KPSP
Tahap Pertumbuhan
a) Berat badan lahir :2.000
gr
Berat badan sekarang : 7 Kg
b) Lingkar Kepala
: 40 cm
Lingkar Dada : 43
cm
Lingkar Abdomen : 58
cm
Lingkar Lengan Atas : 12 cm
cm
Panjang Badan : 100 cm
Tahap Perkembangan
RIWAYAT
G. PSIKOSOSIAL
Status Psikologi :
Cemas Takut Marah Sedih Kecenderungan bunuh diri lain lain,
Sebutkan .....................
..........
Status Sosial :
a. Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik tidak baik
b. Tempat tinggal : Rumah / Apartemen / Panti /
Lainnya ...................................................................................
H. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan Darah:....90..../....60.. mmHg Nadi : .96 x/mnt Pernafasan:
20x / menit Suhu : 36,°C
Neurologi
Kesadaran : kompos mentis / apatis / somnolen / sopor / coma (lingkari yang sesuai )
Gangguan neurologis : □
Tidak ada □
Ada, sebutkan ……………………………………………………………..……..
Pernafasan
Irama : Regular Irregular
Retraksi dada : Tidak ada Ada
Tidak normal,
Bentuk dada : Normal sebutkan ...............................................................................
Tidak normal,
Pola nafas : Normal sebutkan ...............................................................................
Tidak normal, sebutkan :
Suara nafas : Normal cepat ...............................................................................
Nafas Cuping Hidung : Tidak ada Ada
Sianosis : Tidak ada Ada
Alat bantu nafas : Spontan Kanul/RB Mask/NRB Mask (lingkari yang sesuai) O2 1
Ventilator, setting ................................................................................................................
Sirkulasi
Sianosis :
□Tidak ada □
Ada
Edema :□
Tidak ada
Ada
Pucat :□
Tidak ada □
Ada
Akral :
Hangat □
Dingin
Intensitas nadi : □ Kuat □ Lemah □Bounding
CRT :
< 3detik □>
3 detik
Irama nadi :
Reguler □
Irreguler
Ga
strointestinal
: ......
........
Diuresis ...... ml/jam
Integumen
Warna kulit : Normal □ Pucat □ Kuning □ Mottled
Kelainan : Tidak Ada □ Ada
Risiko decubitus : Tidak Ada □ Ada
Luka : Tidak ada □ Ada
Muskuloskeletal
Kelainan Tulang : Tidak Ada□ Ada, sebutkan ………………………………………..………
Gerakan anak : Bebas □ Terbatas
Genetalia
Normal □ Kelainan, sebutkan.......................
I. SKRINING NYERI
1. Adakah rasa nyeri
Tidak Ya
Lokasi : ........................... Durasi : .........................
........... Frekuensi : ............................. ........
........
2. Skor nyeri : ........
3.Tipe
nyeri : terus menerus
hilang timbul
4. Karakteristik nyeri :
Terbakar Tertusuk
Tumpul
Tertekan Berat Tajam
Kram
5. Nyeri mempengaruhi :
Tidur Aktifitas fisik Konsentrasi
Emosi Nafsu makan Tidur
J. SKRINING GIZI
TinggiBadan : 100 cm BeratBadan : 7 kg LingkarKepala : 40 cm
SKRINING GIZI ANAK USIA 1 BULAN – 18 TAHUN(MODIFIKASI STRONG –
KIDS)
Jawaba
No Pertanyaan n
1 Apakah pasien memiliki status nutrisi kurang atau buruk secara klinis? Tidak (0) Ya (1)
(Anak kurus/ sangat kurus, mata cekung, wajah tampak “tua”, edema, rambut
tipis dan jarang,
otot lengan dan paha tipis, iga gambang, perut kempes, bokong tipis dan kisut)
2 Apakah terdapat penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir?
Atau
Tidak (0) Ya (1)
Untuk bayi <1 tahun berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir?
Jika pasien menjawab tidak tahu, dianggap jawaban “Ya”
3 Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut?
Diare profuse (≥5x/hari) dan atau muntah (>3x/hari) Tidak (0) Ya (1)
Asupan makan berkurang selama 1 minggu terakhir
STATUS
K. FUNGSIONAL
PENGKAJIAN RISIKO JATUH ANAK (SKALA HUMPTY
DUMPTY)
Parameter Kriteria Skor Nilai Skor
Dibawah 3
Umur tahun 4
3-7 tahun 3 3
7-13 tahun 2
>13tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2
2
Perempuan 1
Diagnosis Gangguan Neurologis 4
L. KEBUTUHAN
EDUKASI
Hambatan pembelajaran :
Tidak ada Pendengaran Lain-lain
Penglihatan Kognitif
Budaya/kepercayaan Emosi
Bahasa Motivasi
Edukasi yang diperlukan :
Stimulasi tumbuh kembang Nutrisi
Perawatan Luka Perawatan stoma
Managemen nyeri Medikasi
Lain-lain, ....................... Jaminan finansial
M. CATATAN
Rujukan :
Dietisien Fisioterapis
Terapi wicara Perawatan paliatif
Unit pelayanan jaminan Lain lain ................................
A. Analisa Data
Diagnosa
No Hari/Tgl Data Fokus Masalah Etiologi
Keperawatan
1. 30 Okt DS:- ibu klien Defisiensi asites Defisit nutrisi
20201 mengatakan protein
Pukul anaknya tidak
O9.00 mau makan,
WIB badannya kurus,
dan sering rewel
DO: klien
tampak lemah,
Porsi makan
tidak dihabiskan
DO: