Disusun Oleh :
2022/2023
i
DAFTAR ISI
2.5 Patofisiologi.........................................................................................................................5
2.6 Pathway.................................................................................................................................6
2.7 Komplikasi............................................................................................................................6
2.8 Penatalaksanaan....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Maslow salah satu kebutuhan dasar manusia yakni kebutuhan makan.
Makanan mengandung gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia antaranya
karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan lain-lain. Gizi merupakan salah satu
indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Masalah gizi bukan hanya
tentang masalah kesehatan, namun pengaruh sosial,ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan,
dan lingkungan.
Kekurangan gizi pada masa balita dapat berpengaruh pada perkembangan otak balita
sehingga jika tidak ditangani akan mempengaruhi perkembangan mental yang akan
mempegaruhi kemampuan berfikir, kemampuan bersosialisasi, kemampuan motorik, dan
dapat menyebabkan penyimpangan perkembangan pada balita. Perkembangan dipengaruhi
oleh berbgai faktor, dan status gizi merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi
perkembangan balita (Nurhayati,2019). Di negara berkembang anak balita memiliki
prevalensi sekitar 27% kekurangan gizi.
KKP yakni masalah yang diakibatkan karena kekurangan energi dan protein. Angka
Kecukupan Gizi tidak cukup sama artinya dengan KKP yang berarti tidak tercukupi konsumsi
energi dan protein dalam makanan sehari-hari. Protein berasal dari kata protos atau proteos
yang berarti pertama atau utama. Protein memiliki peran dalam pembentukan dan
pertumbuhan pada tubuh. Protein dapat dihasilkan dari hewan maupun tumbuhan. Asupan
protein yang tidak cukup akan mengalami kondisi malnutrisi protein. Kekurangan gizi dapat
terjadi karena kekurangan gizi (undernutition) maupun karena kelebihan gizi (overnutrition).
KKP menjadi salah satu penyebab kematian pada balita di negara berkembang. Menurut data
UNICEF, kekurangan gizi pada balita menduduki peringkat ke empat setelah campak,diare
dan infeksi saluran pernafasan.
3
3. Apa saja manifestasi klinis KKP?
4. Apa saja klasifikasi KKP?
5. Bagaimana patofisiologi KKP?
6. Apa saja komplikasi KKP?
7. Apa saja macam-macam penatalaksanaan KKP?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang KKP?
1.3 Tujuan
Setelah mengetahui rumusan masalah, berikut adalah tujuan dari penulisan makalah
diantaranya :
1. Untuk memahami pengertian dari KKP
2. Untuk memahami etiologi dari KKP
3. Untuk memahami manifestasi klinis KKP
4. Untuk mengetahui klasifikasi KKP
5. Untuk mengetahui patofisiologi KKP
6. Untuk mengetahui komplikasi KKP
7. Untuk memahami penatalaksanaan KKP
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang KKP
Manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
mengetahui mengenai Asuhan Keperawatan KKP yang mencakup pengertian, etiologi,
patofisiologi, pathway, manifestasi klinik, penatalaksanaan, dan pemeriksaan penunjang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Calori Protein Malnutrition (CPM) yakni nama internasional dari KKP. CPM yakni
difiseiensi gizi yang dikategorikan menjadi ringan hingga berat atau juga disebut dengan
Protein Energi dan Malnutrisi (PEM). Tumbuh dan kembang pada balita terhambat bisa
menjadi kekurangan kalori protein dalam fase sedang disebut dengan gizi kurang
(undernutrition) misalnya kwasiorkor, marasmus, dan kwashiorkor marasmus. dan
marasmus-kwasiorkor. Gejala umum dari kwashiorkor adalah hipoalbuminemia, edema,
penurunan imunitas, dermatitis, anemia, apatis, dan terjadi penipisan rambut.
Dibandingkan marasmus, kwashiorkor memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang
lebih tinggi dengan penanganan yang lebih sulit karena penderita kwashiorkor lebih
rentan terkena infeksi. Kadar serum albumin dipilih sebagai indikator dalam menentukan
kondisi kwashiorkor didasarkan bahwa albumin adalah plasma protein yang paling
banyak ada di darah manusia (60%) [7–10]. Gizi Kurang merupakan keadaan kurang gizi
tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan
sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama (sodikin, 2013 : 127).
2.2 Etiologi
Etiologi malnutrisi dapat primer, yaitu apabila kebutuhan individu yang sehat akan
protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan yang adekuat, atau sekunder,
akibat adanya penyakit yang menyebabkan asupan suboptimal, gangguan penyerapan
dan pemakaian nutrien, dan/atau peningkatan kebutuhan karena terjadinya hilangnya
nutrien atau keadaan stres.
5
1. Ekonomi negara rendah
2. Pendidikan umum kurang
3. Produksi bahan pangan rendah
4. Hygiene rendah
5. Pekerjaan rendah
6. Pasca panen kurang baik
7. Sistem perdagangan dan distribusi tidak lancar
8. Persediaan pangan kurang
9. Penyakit infeksi dan investasi cacing
10. Konsumsi kurang
11. Absorpsi terganggu
12. Utilisasi terganggu
13. ККР
14. Pengetahuan gizi kurang
15. Anak terlalu banyak (Betz, L & Linda S, 2020).
2.3 Manifestasi Klinis
Kwashiorkor:
1. Edema tubuh, terutama pada bagian punggung kaki
2. Wajah membulat dan sembab
3. Rambu tipis dan kemerahan seperti rambut jagung
4. Atrofi/pengecilan otot
5. Kulit terdapat bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menajdi cokelat
dan kehitaman dan terkelupas
6. Sering disertai penyakit infeksi akut seperti diare
Marasmus:
1. Tampak kurus, seperti tulang yang tinggal terbungkus kulit
2. Wajah seperti orang tua
3. Kerusakan integritas kulit yaitu keriput
4. Perut cekung
5. Disertai penyakit infeksi seperti diare kronik atau konstipasi
6
2.4 Klasifikasi
2.5 Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein,
atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh
selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam
sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa
jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hear dan
ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton
bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi
kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan dir
jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
(Arisman, 2020).
7
2.6 Pathway
2.7 Komplikasi
Pertumbuhan yang lambat Infeksi berulang Diare Campak Infeksi saluran pernapasan
Bradikardia Hipotensi Hipotermia.
2.8 Penatalaksanaan
8
a. 50 ml bolus glukosa 10% atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam 5 adm air)
secara oral atau sonde/ pipa nasogastrik
b. Selanjutnya berikan lanjutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali
berikan bagian dari jatah untuk 2 jam)
c. Berikan antibiotik
d. Secepatnya berikan makanan setiap 2 jam, siang dan malam
2. Atasi atau cegah hipotermi
Bila suhu rektal <35.5 derajat celcius:
a. Segera berikan makanan cair/ formula khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu)
b. Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala, letakkan
dekat lampu atau pemanas atau peluk anak di dada ibu, selimuti.
c. Berikan antibiotik
d. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat celcius.
3. Atasi atau cegah dehidrasi
Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan syok/rentan.
Lakukan pemberian infus dengan hati-hati, tetesan pelan-pelan untuk menghindari
beban sirkulasi dan jantung. Anak KKP berat dengan diare encer mengalami
dehidrasi sehingga harus diberikan :
a. Cairal Resomal/pengantinya sebanyak 5ml/kgBB setiap 30 menit selama 2 jam
secara oral atau lewat pipa nasogastrik
b. Selanjutnya beri 5-10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam berikutnya; jumlah yang
tepat harus diberikan tergantung berapa banyak anak menginginkannya dan
banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan muntah.
c. Ganti Resomal/penganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formulas khusus
sejumlah yang sama, bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.
d. Selanjutnya mulai beri formula khusus.
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KKP berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar Na plasma
rendah Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg) sering terjadi dan paling sedikit
perlu 2 minggu untuk pemulihan. Berikan:
a. Tambahkan K2-4 mEq/kgBB/hari (=150-300mg KCL/kgBB/hari)
b. Tambahkan Mg 0,3-0,6 mEq/kgBB/hari (-7,5-15mgKCL/kgBB/hari)
c. Siapkan makanan tanpa beri garam
9
d. Tambahkan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan tambahkan
langsung pada makanan. Penambahan 20 ml larutan pada 1 liter formula. Selain
itu atasi penyakit penyerta, yaitu:
1) Defisiensi vitamin A, seperti korelasi defisiensi mikro Dermatosis Umum defisiensi
Zn terdapat pada keadaan ini dan dermatosis membaik dengan pemberian
suplementasi Zn, selain itu:
a. Kompres bagian kulit yang terkena dengan KmnO (K permanganat) 1% selama
10 menit.
b. Beri salep (Zn dengan minyak kastor)
c. Jaga daerah perineum agar tetap kering
2) Parasit/cacing, beri mebendazol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari.
3) Diare melanjut
Diare biasa menyertai dan berkurang dengan sendirinya pada pemberian makanan
secara berhati-hati. Bila ada intoleransi laktosa (jarang) obati hanya bila diare
berlanjutnya diare. Bila mungkin lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik, berikan
metronidazol 7,5 mg/kg BB setiap 8 jam selama 7 hari.
1. Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, albumin, globulin, protein total, elektrolit serum)
2. Pemeriksaan urine
3. Uji faal hati
4. EKG
5. Photo thorax
6. Antropometri anak (TB/U, BB/U, LK/U)
10
Suku : Dayak
Pendidikan
Alamat : Jl. G.Obos No. 12
Diagnosa medis :
2. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Jaenab
TTL : Kapuas, 12 April 1995
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan Alamat : Ibu Rumah Tangga : Jl. G.Obos No. 12
Hubungan keluarga : Ibu
3. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan klien tidak ingin menyusu ASI
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu Klien mengatakan Klien masuk Rumah Sakit dr. Sylvanus pada
tanggal 20 April 2021 pukul 16.00 WIB melalui IGD dengan keluhan dan
tidak mau minum ASI selama 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit.
b. Riwayat kesehatan lalu
Ibu klien mengatakan klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit,
sebelumnya tidak ada riwayat operasi, kecelakaan dan tidak ada alergi
terhadap makanan / obat obatan.
1) Riwayat prenatal
a) ANC : ya (2x selama hamil)
b) Imunisasi : -
c) Kejadian khusus selama kehamilan tidak ada
d) Nutrisi saat hamil klien selalu makan nasi, sayur, lauk pauk, buah,
dank lien pernah minum susu
2) Riwayat natal
a) Penolong : Bidan
b) Tempat : Dirumah
11
c) Usia Kehamilan : 9 bulan
d) Jenis persalinan : Normal
e) Kondisi saat lahir : sehat
f) Berat badan dan panjang badan saat lahir : 3500 kg/ 51 cm
3) Riwayat post natal
a) Perawatn tali pusat: Ibu klien mengatakan mampu merawat tali
pusat
b) Memandikan bayi : Ibu klien mampu memandikan bayinya dengan
air hangat setiap pagi dan sore
c) Menyusui : setelah lahir klien minum Asi ibunya, setelah 2 bulan
kemudian klien tidak mau minum Asi dan nafsu menyusui
menurun dengan BB sebelum sakit 3,5 kg dan saat ini 2,5 kg
d) Perawatan payudara: ibu klien mengatakan mampu dan pernah
belajar perawatan payudara e) Riwayat imunisasi (jika anak/klien
kurang dari 2 tahun)
4) Penyakit sebelumnya : -
5) Imunisasi
12
d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi
13
Warna : hitam
Keadaan : rontok ( ) Ya ( x ) Tidak
Mudah dicabut ( ) Ya ( x ) Tidak
Kusam ( ) Ya ( x ) Tidak
Lain-lain :......................................................................................
c. Kepala
Keadaan kulit kepala : baik
Peradangan/benjolan : ( ) Ada, sebutkan....................................
( x ) Tidak
Lain-lain :......................................................................................
d. Mata
Bentuk : ( x ) Simetris ( ) Tidak
Conjungtiva : anemis
Sklera : antrerik
Reflek pupil : isokor
Oedem palpebra : ( x ) Ya ( ) Tidak
Ketajaman penglihatan :...........................................................
Lain-lain :......................................................................................
e. Telinga
Bentuk : ( x ) Ya ( ) Tidak
Serumen/ secret :( ) Ya ( x ) Tidak
Peradangan :..........................................................
Lain-lain :.....................................................................................
f. Hidung
Bentuk : ( x ) Ya ( ) Tidak
Serumen/secret :( ) Ya ( x ) Tidak
Pasase udara :( ) Terpasang O2......liter ( x ) Tidak
Fungsi penciuman :........................................................
Lain-lain :......................................................................................
g. Mulut
Bibir : intak ( ) Ya ( x ) Tidak
Stanosis ( ) Ya ( x ) Tidak
14
Palatum : ( ) Keras ( ) Lunak
h. Gigi
Caries : ( ) ya, sebutkan................... ( x ) Tidak
Jumlah gigi :............................................................................
Lain-lain :.............................................................................
3. Leher dan tenggorokan
Bentuk :
Reflek menelan :.............................................................
Pembesaran tonsil :.............................................................
Pembesaran vena jugularis :.............................................................
Benjolan :.............................................................
Peradangan :.............................................................
Lain-lain :.............................................................
4. Dada
Bentuk : ( x ) Simetris ( ) Tidak
Retraksi dada bunyi nafas :( ) ada ( x ) Tidak
Tipe pernafasan :.............................................................
Bunyi jantung :.............................................................
Nyeri dada :.............................................................
Iktus cordis :.............................................................
Bunyi tambahan :.............................................................
Nyeri dada :.............................................................
Keadaan payudara :.............................................................
Lain-lain :.............................................................
5. Punggung
Bentuk : ( x ) simetris ( ) tidak
Peradangan :( ) ada, sebutkan.............................
Benjolan :( ) ada, sebutkan.............................
Lain-lain :.............................................................
6. Abdomen
Bentuk : ( x ) simetris ( ) tidak
Bising usus :.............................................................
Asitas :( ) ada ( x ) tidak
15
Massa :( ) ada, sebutkan.............................
Hepatomegali :( ) ada ( x ) tidak
Spenomegali :( ) ada ( x ) tidak
Nyeri :( ) ada , sebutkan............................
Lain-lain :............................................................
7. Ekstremitas
Pergerakan/ tonus otot
Oedem :( ) ada, sebutkan........................... ( x ) tidak
Sianosis :( ) ada, sebutkan........................... ( x ) tidak
Clubbing finger :( ) ada ( x ) tidak
Keadaan kulit/turgor : keriput/ tidak elastis
Lain-lain :............................................................................
8. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan :...........................................................................
Keadaan testis : ( x ) lengkap ( ) tidak
Hipospadias : ( ) ada ( x ) tidak
Epispadia : ( ) ada ( x ) tidak
Lain-lain :...........................................................................
b. Perempuan
Kebersihan :...........................................................................
Keadaan labia : ( ) lengkap ( ) tidak
Peradangan/benjolan :..........................................................................
Menhorhage : Usia...............................................
Siklus.............................................
Lain-lain :...........................................................................
16
5. Kognitif dan Bahasa : Belum bisa berbicara
3. Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 8-9 jam 8=9 jam
b. Malam/ jam 2-3 jam Sering terbangun karena
berisik
4. Personal hygiene
a. Mandi 2x / hari Tidak pernah
b. Oral hygiene Dimandikan hanya di lap
dengan kain basah
17
V. Data Penunjang
a. Hasil Laboratorium
Tanggal pemeriksaan
b. Terapi
18
3. Stesolid 1,5 mg jika perlu
Do :
- Klien terlihat Penyusutan otot
lemah
Penurunan berat badan
- Klien hanya
minum susu
Nutrisi kurang dari kebutuhan
bubuk
- Frekuensi 3x
sehari
- Nafsu makan
berkurang
2. Ds : Kegagalan menyusu ASI Gangguan
- Ibu klien integritas kulit
mengatakan Kekurangan Energi Protein (D.0129
tidak ada (KEP) Gangguan
makanan Integritas
tambahan, hanya Produksi albumin oleh hepar Kulit/Jaringan,
ASI rendah ( hipo albuminemia) SDKI hal 282)
Do :
- Turgor kulit Cairan dari intravaskuler ke
- Ubun ubun
19
cekung Oedema
- Kulit klien
terlihat keriput Gangguan integritas kulit
1. Defisit nutrisi b.d kegagalan menyusu ASI d.d nafsu minum ASI menurun
(D.0019 Defisit nutrisi SDKI hal 56)
2. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d kekurangan energy protein d.d klien tampak
lemah (D.0129 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan, SDKI hal 282)
3. Risiko gangguan perkembangan b.d kegagalan menyusui ASI d.d klien tidak minum
ASI 3 hari yang lalu
(D.0107 Risiko Gangguan Perkembangan, SDKI hal 234)
20
VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN
Manajemen nutrisi
I.03119 ( SIKI,
halaman 200)
2. Gangguan integritas kulit b.d Setelah dilakukan Obsevasi :
kegagalan menyusu ASI d.d klien tindakan 1. Identifikasi
tampak lemah keperawatan selama penyebab
( D. 0129 Gangguan Integritas kulit/ 3 x 24 jam gangguan
jaringan, SDKI hal 282) diharapkan integritas kulit
intoleransi aktivitas ( mis. Perubahan
21
teratasi dengan status nutrisi)
kriteria hasil : Teraupetik :
1. Elastisitas kulit 1. Gunakan produk
normal berbahan
2. Perusi jaringan petroleum atau
normal minyak pada kulit
3. Kulit membaik kering.
4. Tekstur kulit Edukasi :
normal 1. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
Perawatan integritas
kulit I.11353 ( SIKI,
halaman 316)
3. Resiko gangguan perkembangan b.d Setelah dilakukan Observasi :
kegagalan menyusu ASI d.d klien tindakan 1. Identifikasi
tidak menyusui 3 hari yang lalu keperawatan selama isyarat perilaku
( D.0107 Resiko Gangguan 3 x 24 jam dan fisiologis
Perkembangan, SDKI hal 234 ) diharapkan harga diri yang ditunjukkan
rendah dapat teratasi bayi ( mis. Lapar,
dengan kriteria tidak nyaman)
hasil : Edukasi :
1. Keterampilan dan 1. Berikan sentuhan
perilaku sesuai yang bersifat
usia meningkat gentle dan tidak
2. Pemantauan ragu-ragu.
perubahan status 2. Minimalkan
nutisi meningkat kebisingan
ruangan
Teraupetik :
1. Jelaskan orang
tua dan/atau
pengasuh tentang
22
milestone
perkembangan
anak dan perilaku
anak
2. Anjurkan orang
tua menyentuh
dan menggendong
bayinya
Perawatan
perkembangan
I.10339 (SIKI,
halaman 338)
23
BAB III
3.1 Kesimpulan
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi pada anak yang kurang
mendapatkan asupan makanan yang cukup bergizi atau asupan kalori dan protein
kurang dalam waktu yang cukup lama. Kurang kalori protein (KKP) adalah penyakit
gangguan gizi yang disebabkan adanya defisiensi kalori protein dengan tekanan yang
bervariasi pada defisiensi protein maupun energi.
Kurang kalori protein akan terjadi bila kebutuhan akan kalori, protein, atau
keduanya tidak tercukupi. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu
berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, ptotein, dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahakan kehidupan, karbohidrat
dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar.
3.2 Saran
Menjaga asupan gizi yang diperlukan bagi anak untuk proses tumbuh
kembangnya supaya tidak terjadi penyakit yang timbul akibat kekurangan kalori
protein.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 180- 195.
Nelson. 2000. Ilmu kesehatan Anak,volume 2 Edisi 15. EGC. Jakarta.
24
Soal
25
5. Berikut ini yang merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien anak penderita
penyakit KKP yaitu?
a. Hipotermia atau penurunan suhu tubuh
b. Asmatikus (serangan asma berat)
c. Nekrosis
d. Hematoma
e. Spinal cord injury
26