Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KEP PADA ANAK

Disusun Oleh :

Yuke Yunita Novianti

14.401.18.068

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PRODI D III KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada
kami. Sehingga makalah “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN PADA ANAK ’’

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Risky Yulia P S.Kep., Ns.,
M.Kes atas bimbingannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Adapun
makalah ini kami susun guna memenuhi tugas OSCE pada mahasiswa semester V.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna memperbaiki dan demi kesempurnaan pembuatan makalah di
masa mendatang.

Genteng, 3 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................2

C. TUJUAN.........................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................3

A. KONSEP PENYAKIT...................................................................................................................3

1. DEFINISI....................................................................................................................................3

2. ETIOLOGI..................................................................................................................................3

3. KLASIFIKASI.............................................................................................................................3

4. MANIFESTASI KLINIS.............................................................................................................5

5. PATOFISIOLOGI.......................................................................................................................6

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG.................................................................................................8

7. PENATALAKSANAAN.............................................................................................................8

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................9

1. PENGKAJIAN............................................................................................................................9

2. DIAGNOSA..............................................................................................................................11

3. INTERVENSI............................................................................................................................11

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................16

A. KESIMPULAN............................................................................................................................16

ii
B. SARAN.........................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
KEP ( Kekurangan Energi Protein) merupakan salah satu masalah gizi utama di
Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi macro nutrient (zat gizi makro). Meskipun
sekarang ini jarang terjadi pergeseran masalah gizi dari defisiensi macro nutrient kepada
defisiensi mickro nutrrient namun di beberapa daerah di Indonesia prevalensi KEP masih
tinggi, yaitu > 30% sehingga memerlukan penanganan intensiv dalam upaya penurunan
prevalensi KEP [ CITATION Dir13 \l 1033 ].
Anak yang kekurangan gizi akan mengalami perkembangan yang lebih lambat.
Pertumbuhan pada jaringan otak akan terpengaruh, yang akan berpengaruh pula dalam
semua fungsi mental anak. Hal ini akan tampak pada usia sekolah dasar, dimana anak
akan memiliki tingkat kecerdasan yang kurang, koordinasi sensori dan motoriknya sangat
buruk, dan kelak akan memiliki kesulitan berkonsentrasi di sekolah. Malnutrisi dapat
diakibatkan karena masukan makanan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan tubuh
atau dapat juga diakibatkan oleh gangguan dari penyerapan makanan yang tidak cukup,
serta kelainan metabolisme tertentu dapat pula menjadi penyebab malnutrisi; penyediaan
makanan dan factor-faktor emosi dapat juga membatasi masukkan makanan [ CITATION
Sup12 \l 1033 ].
Di Indonesia masalah kekurangan pangan dan kelaparan meru[akan salah satu
masalah pokok dan sering dijumpai. Oleh karena itu, pada makalah ini, kami akan
membahas masalah keperawatan anak dengan gangguan KEP (kekurangan energi
protein). Makalah ini menjadi sangat penting untuk dikaji lebih lanjut karena sampai saat
ini malnutrisi energi protein masih banyak terjadi di beberapa daerah di Indonesia,
bahkan beberapa negara berkembang, dimana sumber makanan dan faktor ekonomi yang
berpengaruh maka malnutrisi akan semakin meluas dikalangan penduduk tersebut
[ CITATION Dir13 \l 1033 ].

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari KEP ?
2. Apa etiologi dari KEP ?
3. Apa saja klasifikasi dari KEP ?
4. Bagaimana tanda dan gejala dari KEP ?
5. Bagaimana patofisiologi dari KEP ?
6. Apa pemeriksaan penunjang untuk KEP ?
7. Bagaimana penatalaksanaan untuk KEP ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan KEP pada anak ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari konsep penyakit dan konsep asuhan keperawatan KEP,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami KEP dengan baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami apa definisi dari KEP ?
b. Mahasiswa mampu memahami apa etiologi dari KEP ?
c. Mahasiswa mampu memahami apa saja klasifikasi dari KEP ?
d. Mahasiswa mampu memahami bagaimana tanda dan gejala dari KEP ?
e. Mahasiswa mampu memahami bagaimana patofisiologi dari KEP ?
f. Mahasiswa mampu memahami apa pemeriksaan penunjang untuk KEP ?
g. Mahasiswa mampu memahami bagaimana penatalaksanaan untuk KEP ?
h. Mahasiswa mampu memahami bagaimana asuhan keperawatan KEP pada anak ?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebakan rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makananan sehari sehingga tidak memenuhi angka
kecukupan gizi [ CITATION Hid12 \l 1033 ].
Definisi baru malnutrisi energi protein adalah seseorang yang kekurangan gizi yang
disebabkan oleh konsumsi protein dalam makanan sehari-hari atau gangguan penyakit
tertentu [ CITATION Sup12 \l 1033 ].
KEP adalah keadaan ketidakcukupan asupan protein dan kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh dikenal juga dengan marasmus,kwashiorkor, dan marasmus –
kwashiorkor[ CITATION Sod11 \l 1057 ]
Jadi dapat disimpulkan bahwa kekurangan energi protein adalah keadaan
kekurangan gizi yang dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu konsumsi energi dan
protein kurang dan gangguan kesehatan.

2. ETIOLOGI
Menurut [ CITATION Rus11 \l 1033 ] ada beberapa penyebab dari KEP diantaranya :
a. Sosial ekonomi yang rendah
b. Sukar atau mahalnya makanan yang baik
c. Kurangnya pengertian orang tua mengenai gizi
d. Tingginya faktor infeksi pada anak
e. Kepercayaan dan kebiasaan yang salah terhadap makanan (misal tidak makan
daging atau telur disaat luka)

3. KLASIFIKASI
Klasifikasi KEP menurut [ CITATION Dir13 \l 1033 ] dapat diklasifikasikan yaitu :

3
Kategori Status BB/U (% Baku WHO-NCHS, 1983)
KEP I (KEP Ringan) Gizi Sedang 70% - 79,9% Median BB/U
KEPII KEP Sedang) Gizi Kurang 60% - 69,9% Median BB/U
KEP III (KEP Berat) Gizi Buruk < 60% Median BB/U

KEP berat ini terdiri dari marasmus, kwarsiorkor dan gabungan keduanya
a. Marasmus
Pola penyakit klinis yang menekankan satu atau lebih tanda defisiensi protein dan
kalori, marasmus satu bentuk malgizi protein-energi akibat kelaparan, ketika smua
unsur diet kurang dapat terjadi pada semua usia, tetap lebih banak terjadi pada awal
masa bayi. Marasmus juga kegagalan pemberian ASI dan perkembangan saluran
cerna.
Gejalanya :
1) Odem pada kaki dan muka (moon face)
2) Rambut berwarna jagung dan tumbuh jarang
3) Perubahan kejiwaan seperti apatis, wajah memelas, cengeng, dan nafsu
makan kurang
4) Muncul kelainan kulit mulai dari bintik-bintik merah yang kemudian
berpadu menjadi bercak hitam
b. Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan bentuk bentuk parah malgizi protein – energy, yang ditandai
dengan defisiensi asam amino esensial dan asupan kalori yang adekuat, yang terutama
disebabkan oleh kekurangan zat protein kondisi ini digambarkan dengan gagal
tumbuh, edema, apatis, anoreksia, muntah dan diare dan perubahan pada kulit rambut
serta membrane mukosa.
Gejalanya:
1) Berat badan sangat rendah
2) Kemunduran pertumbuhan otot (atrophi)
3) Wajah anak seperti orang tua (old face)
4) Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh

4
5) Cengeng dan apatis (kesadaran menurun)
6) Mudah terkena penyakit infeksi
7) Kulit kering dan berlipat-lipat karena tidak ada jaringan lemak di bawah
kulit
8) Sering diare
9) Rambut tipis dan mudah rontok
c. Marasmus Kwasiokor
Penyakit ini timbul jika makanan sehari-hari anak tidak cukup mengandung energi dan
protein untuk pertumbuhan normal. Gambaran klinik merupakan campuran dari
beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U <60% baku median
WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.

4. MANIFESTASI KLINIS
a. Pada rambut terdapat tanda-tanda kurang bercahaya, rambut kusam dan kering,
rambut tipis dan jarang, kekurangan pigmen rambut.
b. Sementara tanda-tanda pada wajah diantaranya terjadi penurunan pigmentasi (defus
depigmentation) yang tersebar berlebih apabila disertai anemia.
c. Wajah seperti bulan (moon face). Wajah menonjol keluar, pengeringan selaput mata,
pengeringan kornea.
d. Tanda-tanda pada mata, antara lain pada selaput mata pucat, keratomalasia,
permukaan halus dari keseluruhan bagian kornea, angular palpebritis, sedangkan pada
bibir trjadi angular stomatitis.
e. Tanda-tanda pada lidah, edema pada lidah, lidah mentah atau skarlet, atrofi papilla.
f. Tanda-tanda pada gusi bunga karang keunguan atau merah yang membengkak pada
papilla gigi bagian dalam dan atau tepi gusi.
g. Tanda-tanda pada gigi karies gigi, pengikisan gigi.
h. Tanda pada kulit serosis, yaitu keadaan kulit yang mengalami kekeringan tanpa
mengandunga air, folicular hiperkeratosis petechiae.
i. Sedangkan tanda-tanda pada kuku koilonycia, yaitu kedaan kuku bagian bilateral
cacat berbentuk sendok atau karena sugestif anemia. [ CITATION Placeholder1 \l 1057 ].

5
5. PATOFISIOLOGI
KEP bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena kebutuhan ekonomi
yg rendah, pengetahuan orang tua yang rendah, personal hygiene kurang, kegagalan
menyusui ASI, dan kurangnya asupan nutrisi. Karena peneurunan jumlah protein tubuh
menyebabkan perubahan biokimia dalam tubuh sehingga terjadi kwashiorkor. Hal
tersebut berakibat pada adanya gangguan absorbsi dan transportasi zat gizi sehingga
pengambilan energi selain dari protein dan terjadi penyusutan otot. Karena adanya
penyusutan otot maka terjadi penurunan berat badan sehingga muncul masalah
keperawatan defisit nutrisi [ CITATION Pud08 \l 1033 ].
Kwashiorkor juga menyebabkan hipoalbuminea/ produksi albumin yang rendah
oleh hepar, sehingga tekanan osmotik plasma menurun dan terjadi perubahan cairan
intravaskuler ke interstitial (odem) maka akan muncul masalah keperawatan
hipervolemia dan juga resiko gangguan integritas kulit pada anak yang mengalami odem [
CITATION Pud08 \l 1033 ].
Ketika trjadi penurunan jumlah protein dalam tubuh maka energi dalam tubuh
juga akan menurun dan bisa menyebabkan kondisi marasmus. Kondisi tersebut
konsentrasi asam amino sangat rendah dan tidak berguna bagi sel. Akibatnya tubuh
mengalami kehilangan energi dan kelemahan tonus otot sehingga muncul masalah
keperawatan resiko gangguan tumbuh kembang [ CITATION Pud08 \l 1033 ].

6
PATHWAY [ CITATION Pud08 \l 1033 ]

Kebutuhan ekonomi Kegagalan menyusui ASI,


rendah, pendidikan rendah, kurang asupan nutrisi
hygiene kurang

KEP

Penurunan jumlah Energi Menurun


protein tubuh

Perubahan biokimia Marasmus


dlm tubuh

Konsentrasi asam
Kwashiorkor amino rendah

Asam amino tidak

Gangguan absorbsi dn berguna bagi sel


Hipoalbuminea
transportasi zat gizi

Tekanan osmotik Tubuh mengalami


Pengambilan Energi plasma menurun kehilangan energi
selain dari protein
(otot)
Odema (perubahan Otot-otot melemah dan
Penyusutan otot cairan intravaskuler menciut
ke intertitial

Penurunan bb MK : Gangguan
MK : tumbuh kembang
Hipervolemia
MK : Defisit nutrisi

MK : Gangguan
integritas kulit

7
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Kwashiorkor
1) Pemeriksaan darah : abumin, globulin, protein total, elektrolit serum,biakan
darah.
2) Pemeriksaan urine : urine lengkap dan kultur urine
3) Uji faal hati
4) ECG
5) X foto paru
6) Konsul THT : adanya otitis media
b. Maramus
1) Pemeriksaan fisik
2) Mengukur TB dan BB
3) Menghitung indeks massa tubuh yaitu BB (dalam kg ) dibagi TB (dalam cm )
4) Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang ( lipatan
trisep ) dtarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawa kulitnya dapat
diukur, biasanya dengan menggunakan data lengkung (caliper) lemak dibawah
kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh . lipatan lemak normal sekitar
1,25cm pada laki-laki dan sekitar 2,5cm pada wanita [ CITATION Hid12 \l 1033 ]

7. PENATALAKSANAAN
a. Pelaksanaan gizi buruk yaitu sebagai berikut
b. Pengobatan atau pencegahaan hipoklemia
c. Pengobatan dan pencegahaan hipotermia
d. Lakukan pemuluhan gangguan keseimbangan elektrolit
e. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi pada KEP berat
f. Pemberiaan makanan, balita KEP berat
g. Perhatikan masa tumbuh kembang balita
h. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro
i. Berikan stimulasi dan dukungan emosional
j. Persiapan untuk tidak lanjut dirumah [ CITATION Sod11 \l 1033 ].

8
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
1) Identitas klien
Berisikan identitas dari klien yang berisikan nama, tempat tanggal lahir, diagnosa
medis dll.
2) Identitas Orang Tua
Berisikan identitas dari ayah dan ibu dari klien
3) Identitas Saudara Kandung
Berisikan nama, usia, hubungan, status kesehatan adakah saudara kandung
memiliki riwayat kekurangan energi protein dan gangguan tumbuh kembang,
karena besar penyebab KEP disebabkan karena sosial ekonomi yang rendah
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Penyebab anak masuk rumah sakit karena berat badan yang rendah, anak cengeng,
dan rambut sering rontok
2) Riwayat Kesehatan Lalu
Kemungkinan ibu ketika mengandung anak asupan nutrisinya tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh
3) Riwayat Imunisasi
Faktor imunisasi bukan merupakan faktor resiko penyebab kekurangan gzi, faktor
yang lebih utama penyebab kekurangan gizi yaitu faktor asupan makanan dan juga
faktor infeksi.
4) Riwayat Tumbuh Kembang
Anak yang mengalami KEP pertumbuhan dan perkembangannya terganggu, berat
badan anak sangat rendah dan perkembangannya tidak sesuai dengan usianya
dikarenakan kurangnya energi agar anak tumbuh
5) Riwayat Nutrisi
Pemberian nutrisi yang cukup dapat menghindari anak mengalami KEP,namun
pada anak dengan kasus KEP pemberian nutrisinya tidak tercukupi dikarenakan
berbagai macam faktor.

9
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Pada klien KEP keadaan umumnya lemah, compos mentis, bersifat cengeng atau
rewel dan apatis, personal hygiene kurang, BB dan TB kurang dari normal anak
seusianya.
2) TTV
Suhu = Sub normal, nadi lambat, metabolisme basal menurun sehingga ujung
tangan dan kaki dingin, sianosis dan TD lebih rendah, BB dan TB lebih rendah
dari normal.
3) Kepala :
Lingkar kepala biasanya lebih kecil, warna rambut kusam.
4) Wajah:
Terdapat penurunan pigmentasi, wajah seperti bulan (moon face), wajah menonjol
keluar
5) Mata:
Pengeringan selaput mata, pengeringan kornea, mata pucat (anemis) , angular
palpebritis
6) Hidung
Terdapat sekret , biasanya terpasang sonde untuk memenuhi intake nutrisi.
7) Mulut:
Pada bibir terjadi angular stomatitis, pada lidah terjadi edema, skarlet, atrofi
papilla, gusi bunga karang keunguan atau merah yang membengkak pada tepi
gusi, gigi terdapat karies dan pengikisan.
8) Telinga:
Terdapat secret, tidak ada nyeri tekan
9) Leher :
Biasanya leher kaku kuduk
10) Abdomen :
Ada acites, suara hipertimpani, bising usus meningkat.
11) Kulit:

10
Kulit keriput, turgor kulit menurun, Serosis yaitu keadaan kulit yang mengalami
kekeringan tanpa mengandung air, folicular hiperkeratosis petechiae
12) Kuku:
Terdapat koilonycia, yaitu kedaan kuku bagian bilateral cacat berbentuk sendok
atau karena sugestif anemia.

2. DIAGNOSA
a. Defisit Nutrisi b.d penurunan berat badan.
b. Hipervolemia b.d perubahan cairan intravaskular.
c. Gangguan tumbuh kembang b.d kelemahan tonus otot [ CITATION DPP162 \l 1033 ].

3. INTERVENSI
Defisit Nutrisi
Tujuan atau karakteristik evaluasi
Kriteria Hasil :
1) Mempertahankan berat badan ___ Kg atau bertambah ___Kg pada _____
(sebutkan tanggalnya)
2) Menjelaskan komponen bergizi yang adekuat
3) Mengungkapkan tekad untuk diet
4) Mentoleransi diet yang dianjurkan [ CITATION Jud162 \l 1033 ].

Aktivitas keperawatan

1. Pengkajian
a) Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
b) Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit
c) Menejemen nutrisi
d) Ketahui makanan kesukaan pasien
e) Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
f) Timbang pasien pada interval yang tepat [ CITATION Jud162 \l 1033 ].
2. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
a) Ajarkan metode untuk perencanaan makan

11
b) Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
c) Menejemen nutrisi (NIC)
 Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memahaminya [ CITATION Jud162 \l 1033 ].
3. Aktivitas kolaboratif
a) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien
yang mengalami ketidak adekuatan asupan protein atau kehilangan protein
(misalnya, pasien anoreksia nrvosa atau pasien penyakit glomerular/dialysis
peritoneal)
b) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan
pelengkap, pemberian makanan melalui selang, atau nutrisi parenteral total
agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan
c) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
d) Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat, jika pasien tidakdapat
membeli atau menyiapakan makanan yang adekuat
e) Menejemen nutrisi (NIC)
 Tentukan dengan melakukan kolaborasi bersama ahli gizi, jika
diperlukan, jumlah kalori dan jenis zat yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi (khususnya untuk pasien dengan
kebutuhan energy tinggi, seperti pasien pasca bedah dan luka bakar,
trauma, demam dan luka [ CITATION Jud162 \l 1033 ].
4. Aktivitas lain
a) Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam jadwal makan,
kesukaan dan ketidak sukaan pasien, serta suhu makanan
b) Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien dari
rumah
c) Bantu pasien menulis tujuan mingguan yang realistis untuk latihan fisik dan
asupan makanan.
d) Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makan dan latihan fisik di
lokasi yang terlihat jelas dan kaji ulang setiap hari
e) Tawarkan makanan porsi besar di siang hari ketika nafsu makan tinggi

12
f) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan (misalnya,
pindahkan barang-barang dan cairan yang tidak sedap dipandang)
g) Hindari prosedur invasi sebelum makan
h) Suapi pasien, jika perlu
i) Menejemen nutrisi (NIC)
 Biarkan pasien minuman dan kudapan bergizi, tinggi protein, tinggi
kalori yang siap dikonsumsi, bila memungkinkan
 Ajarkan pasien tentang cara membuat catatan harian makanan
[ CITATION Jud162 \l 1033 ].

Hipervolemia
Tujuan/ karakteristik evaluasi
Kriteria hasil :
1) Menyatakan secara verbal pemahaman tentang pembatasan cairan dan diet
2) Menyatakan secara verbal pemahaman tentang obat yang di programkan
3) Mempertahankan tanda vital dalam batas normal [ CITATION Jud162 \l 1033 ].
Aktivitas keperawatan (NIC):
1. Pengkajian
a) Kaji komplikasi pulmonal / kardiovaskular yang di indikasikan dengan
peningkatan tanda gawat napas, peningkatan nadi, tekanan darah dan bunyi
jantung juga suara napas yang tidak normal.
b) Kaji ekstremitas/ bagian tubuh yang mengalami edema
c) Kaji efek pengobatan (mis: steroid, diuretik)
d) Pantau secara teratur lingkar abdomen dan ekstremitas [ CITATION Jud162 \l
1033 ].
2. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
a) Ajarkan pasien tentang penyebab dan cara mengatasi edema, pembatasan
diet dan penggunaan dosis, dan efek samping obat yang di programkan
[ CITATION Jud162 \l 1033 ].
3. Aktivitas kolaboratif
a) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk pemberian diet tinggi protein dan
pembatasan natrium
13
b) Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala hipervolemi
menetap/memburuk
c) Berikan diuretik, jika perlu [ CITATION Jud162 \l 1033 ].
4. Aktivitas lain
a) Tinggikan ekstremitas untuk meningkatkan aliran balik vena
b) Pertahankan dan alokasikan pembatasan cairan pasien [ CITATION Jud162 \l
1033 ].

Gangguan tumbuh kembang


Tujuan/karakteristik evaluasi
Kriteria Hasil :
1) Anak berfungsi optimal sesuai tingkatnya
2) Keluarga dan anak mampu menggunakan koping terhadap tantangan karena adanya
ketidakmampuan
3) Keluarga mampu mendapatkan sumber-sumber sarana komunitas
4) Kematangan fisik : wanita: perubahan fisik normal pada wanita yang terjadi dengan
transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa
5) Kematangan fisik : pria perubahan fisik normal pada pria yang terjadi dengan
transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa
6) Status nutrisi seimbang
7) Berat badan [ CITATION Jud162 \l 1033 ].
Aktivitas Keperawatan
1. Pengkajian
a) Kaji tingkat tumbuh kembang anak
b) Kaji berat badan dan tinggi badan dan kaji apakah normal sesuai usia anak
2. Penyuluhan untuk pasien/keluarga
a) Ajarkan untuk intervensi awal dengan terapi rekreasi dan aktivitas sekolah
berikan aktivitas yang sesuai, menarik, dan dapat dilakukan oleh anak
b) Berikan pendkes stimulasi tumbuh kembang anak pada keluarga [ CITATION
Jud162 \l 1033 ].
3. Aktivitas lain

14
a) Rencanakan bersama anak aktivitas dan sasaran yang memberikan
kesempatan untuk keberhasilan [ CITATION Jud162 \l 1033 ].

15
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebakan rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makananan sehari sehingga tidak memenuhi angka
kecukupan gizi [ CITATION Hid12 \l 1033 ].
Menurut [ CITATION Rus11 \l 1033 ] ada beberapa penyebab dari KEP diantaranya :
a. Sosial ekonomi yang rendah
b. Sukar atau mahalnya makanan yang baik
c. Kurangnya pengertian orang tua mengenai gizi
d. Tingginya faktor infeksi pada anak
e. Kepercayaan dan kebiasaan yang salah terhadap makanan (misal tidak makan
daging atau telur disaat luka).

B. SARAN
1. Saran bagi RS
Sebaiknya pasien penderita KEP diberikan perawatan dan pengobatan yang sesuai
indikasi dan penanganan yang tepat untuk menunjang kesembuhan pasien.
2. Saran bagi mahasiswa
Makalah ini dijadikan referensi / pedoman apabila sedang memberikan asuhan
keperawatan pada pasien KEP.
3. Bagi penderita
Sebaiknya penderita mampu memahami tanda dan gejala khas dari KEP agar mampu
memutuskan pengobatan dan perawatan sehingga proses penyembuhan semakin
cepat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Gizi, D. B. (2013). Rencana Kerja Bina Gizi Masyarakat Tahun 2013. Jakarta: Kementrian.
Kesehatan RI .
Hidayat, A. .. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI, D. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI .
Pudjiadi. (2010). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Sagung seto.
Rusli Damayanti, S. (2011). Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI.
Sodikin. (2011). Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan . Jakarta: EGC.
Supariasa, I. N. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosis Keperawatan. Jakartaa: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai