Anda di halaman 1dari 13

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS

HIV/AIDS DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Fasilitator :
Edy Siswantoro, M.Kep.

Nama Kelompok :

1) Dewi Fatimatus S. (0118010)


2) Rizcha Arfaresy (0118034)
3) Rosa Sulistia N. (0118035)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana, yang berjudul “Konsep Asuhan
Keperawatan Pada Kasus Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada ODHA” Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 12 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................2

Daftar Isi ........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................4

A. Latar Belakang .....................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................4
C. Tujuan ...................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................5

A. Konsep Medis .......................................................................................................5


a) Definisi ..........................................................................................................5
b) Etiologi ..........................................................................................................5
c) Manifestasi Klinis .........................................................................................6
d) Patofisiologi ...................................................................................................6
e) Pathway ..........................................................................................................6
f) Pemeriksaan Diagnostik ................................................................................7
g) Penatalaksanaan ..............................................................................................8
B. Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................................8
a) Pengkajian .....................................................................................................8
b) Diagnosa .......................................................................................................9
c) Intervensi .......................................................................................................9
d) Implementasi ...................................................................................................11
e) Evaluasi ..........................................................................................................11

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................12

A. Kesimpulan ............................................................................................................12
B. Saran ......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi yang sehat dan seimbang di perlukan pasien HIV/AIDS untuk mempertahankan
kekuatan, meningkatkan fungsi system imun, meningkatkan kemampuan tubuh untuk
memerangi infeksi, dan menjaga orang yang hidup dengan HIV/AIDS tetap aktif dan
produktif. Kerusakan progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA (orang
dengan HIV /AIDS) amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit.
Infeksi HIV ini antara lain mengakibatkan ketidakmampuan mengabsorbsi zat gizi dari
makanan, perubahan metabolisme, serta berkurangnya asupan makanan akibat ge1ala-gejala
yang terkait HIV, sehingga menyebabkan penurunan berat badan dan infeksi oportunistik.
Infeksi oportunistik merupakan infeksi yang. terjadi pada ODHA ketika kekebalan tubuhnya
sudah sangat rendah. sehingga berbagai penyakit yang tadinya dapat diatasi dengan mudah
oleh sistem imun tubuh malah menjadi sangat berbahaya.
ODHA mempunyai kebutuhan nutrisi tersendiri dibandingkan orang sehat. Kebutuhan
energi pada ODHA dihitung berdasarkan ada atau tidak adanya gejala seperti demam,
penurunan berat badan dan wasting. Wasting adalah terjadinya penurunan massa otot tubuh.
Dengan kondisi tersebut harus memadai seperti karbohidrat, protein, dan lemak pada ODHA.
Selain itu, diperlukan mikronutrian lain yaitu vitamin dan mineral.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Medis Pada Kasus HIV/AIDS Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi ?
2. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kasus HIV/AIDS Dengan Pemenuhan
Kebutuhan ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Medis Pada Kasus HIV/AIDS Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi.
2. Untuk Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kasus HIV/AIDS Dengan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Medis
a) Definisi
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV (Human ImmunodeficiencyVirus) yang ditandai dengan
gejala menurumya sistem kekebalan tubuh.
Nutrisi yang baik pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) memang dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup ODHA. Pada saat orang terinfeksi HIV/AIDS.
maka sistem kekebalan dalam tubuh akan menurun. Pada saat itu, bila terjadi malnutrisi,
maka sistem imun akan turun dan kemungkinan timbulnya penyakit semakin besar.
Asupan makanan yang baik, berat badan terjaga, dan jaringan otot juga status
mikronutriea dalam tubuh tetap dalam kondisi baik. Hasilnya, dapat menguatkan sistem
imun sehingga mampu melawan HIV dan infeksi laimya.

b) Etiologi
Pasien yang menderita HIV/AIDS sering kali tidak mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang cukup karena beberapa sebab :
 Penyakit HIV dan obat-obatan yang di konsumsi membuat pasien mengurangi
nafsu makan, karena keduanya mengubah rasa makanan dan menggangu
penyerapan bahan makanan.
 Adanya lesi pada mulut, rasa mual, dan muntah membuat pasien sulit makan.
 Kelelahan, isolasi, dan depresi membuat ODHA menurun nafsu makannya, tidak
ada keinginan untuk berusaha mempersiapkan makanan serta keinginan untuk
makan secara teratur.
 Tidak cukup uang untuk membeli makanan karena beberapa pasien kehilangan
sumber penghasilan akibat kelemahan tubuh atau pemutusan hubungan kerja,
Faktor psikososial seperti kemiskinan dan keterbatasan akses layanan kesehatan

c) Manifestasi Klinis
Berat badan menurun
Nafsu makan menurun
Mual dan Muntah
Diare
5
Demam
Sesak nafas

d) Patofisiologi
Infeksi HIV mempunyai implikasi bermakna terhadap status nutrisi ODHA.
Masalah nutrisi pada ODHA tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan
yang akan diubah menjadi energi, serta kebutuhan energi untuk metabolisme
tubuh. Mereka akan mengalami penurunan berat badan dan hal ini berkaitan erat dengan
kurang gizi. Penyebab kurang gizi bersifat multifaktoral antara lain karena hilangnya
nafsu makan, gangguan penyerapan sari makanan pada alat pencernaan, dan gangguan
metabolisme. Kehilangan berat badan tidak dapat dihindarkan karena merupakan
konsekuensi dari infeksi HIV. Jika seseorang dengan infeksi HIV mempunyai status gizi
yang baik maka daya tahan tubuh akan lebih baik sehingga memperlambat memasuki
tahap AIDS.
Konsumsi nutrien yang tidak adekuat adalah salah satu faktor yang dapat
menyebabkan kondisi gizi yang buruk. Beberapa faktor dapat menyebabkan asupan
makanan yang abnormal. Misalnya, inflamasi dan ulkus pada saluran pencernaan bagian
atas (dari mulut hingga esofagus) dapat menyebabkan anoreksia akibat timbulnya rasa
nyeri saat menelan atau nyeri perut saat makan. Malnutrisi mengakibatkan penurunan
kadar hemoglobin, sehingga kapasitas oksigen di dalam darah berkurang.

e) Pathway

Imun tubuh menurun

Tubuh rentan terinfeksi

Infeksi sistem
pencernaan

Peradangan mulut Diare

Sulit menelan Output cairan


meningkat

Intake kurang
BB menurun 6
Pemenuhan nutrisi
kurang

Pasien lemah dan Malnutisi


cepat lesu

Kadar hemoglobin
Intoleransi menurun
aktivitas

Kadar O2 dalam
darah berkurang

Gangguan pertukaran
gas

f) Pemeriksaan Diagnostik
1. Pengukuran antropometri
Dilakukan penukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui Indeks
Massa Tubuh (IMT) serta pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) untuk mengetahui
seberapa jauh terjadi kekurangan zat gizi makro seperti Kurang Energi Protein.
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan Hb, albumin
dan prealbumin, kholesterol, trigliserida, fungsi hati, dan kadar zat gizi mikro
dalam darah misalnya: zat besi, magnesium, asam folat, vit B12, vit A, dll.
b. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan Hb, albumin
dan prealbumin, kholesterol, trigliserida, fungsi hati, dan kadar zat gizi mikro
dalam darah misalnya: zat besi, magnesium, asam folat, vit B12, vit A, dll.

g) Penatalaksanaan
 Terapi Diet 1 :
1. Kebutuhan zat gizi dihitung sesuai dengan kebutuhan individu
2. Mengonsumsi protein yang berkualitas dari sumber hewani dan nabati seperti
daging, telur, ayam, ikan dan kacang-kacangan
3. Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi.

7
5. Bila ODHA mendapatkan obat antiretroviral, pemberian makanan disesuaikan
dengan minum jadwal minum obat dimana ada obat yang diberikan saat lambung
kosong, pada saat lambung harus penuh atau diberikan bersama-sama dengan
makanan
6. Menghindari kafein, alkohol dan rokok.
 Terapi Diet 2 :
1. Kebutuhan zat gizi ditambah 10-25% dari kebutuhan minimum dianjurkan.
2. Diberikan dalam porsi kecil tetapi sering
3. Disesuaikan dengan syarat diet dengan penyakit infeksi yang menyertainya
4. Mengonsumsi protein yang berkualitas tinggi dan mudah dicerna.
5. Minum susu setiap hari, susu yang rendah lemak dan sudah di pasteurisasi jika tidak
menerima susu sapi dapat diganti dengan susu kedelai.
6. Makanan bersih bebas dari pestisida dan zat-zat kimia.
7. Menghindari makanan yang meragsang alat penciuman (untuk mencegah mual)
8. Rendah laktosa dan rendah lemak jika diare.
 Terapi gizi medis
Terapi gizi medis merupakan terapi dasar selain terapi dengan obat-obatan. Terapi
gizi medis perlu dilakukan segera setelah status HIV diketahui. Pada prinsipnya terapi
diet harus mengandung kalori yang memadai, protein yang sesuai dan berkualitas
tinggi, bahan makanan yang mempunyai efek antioksidan yang tinggi serta
mengandung vitamin dan mineral yang cukup

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
 Anamnesa
Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
Keluhan Utama
Pasien mengeluh lemas karena kebutuhan nutrisinya terganggu.
Riwayat Kesehatan
 Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan
utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
8
 Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini dan bagaimana cara
menanganinya.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini.
 Riwayat Psikososial
HApakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan atau sedang mengalami
stress yang berkepanjangan.
 Pemeriksaan Fisik
 Aktivitas atau istirahat : Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, dan malaise.
 Sirkulasi : Takikardia, perubahan TD postural, pucat dan sianosis.
 Integritas ego : Alopesia, lesi cacat, menurunnya berat badan, putus asa, depresi,
marah, menangis.
 Elimiinasi : Feses encer, diare pekat yang sering, nyeri tekanan abdominal, dan abses
rektal.
 Makanan atau cairan: Disfagia, bising usus, lesi pada rongga mulut, kesehatan gigi
atau gusi yang buruk, dan edema.
 Neurosensori: Pusing, kesemutan pada ekstremitas, konsentrasi buruk, apatis, dan
respon melambat.
 Nyeri atau kenyamanan: Sakit kepala, nyeri pada pleuritis, pembengkakan pada sendi,
penurunan rentang gerak, dan gerak otot melindungi pada bagian yang sakit.
 Pernafasan: Batuk, Produktif atau non produktif, dan takipnea.
 Pemeriksaan Penunjang

2. Diagnosa
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kadar oksigen dalam darah
berkurang.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.
3. Berat badan menurun berhubungan dengan output yang meningkat.

3. Intervensi

Tujuan dan
No. Diagnosa Intervensi Rasional
Kriteria hasil
1. Gangguan Tujuan : a) Kaji TTV 1. Untuk
9
pertukaran Pertukaran gas b) Monitor pola nafas. mengetahui
gas menjadi efektif. c) Monitor saturasi kondisi umum
berhubungan Kriteria hasil : oksigen. pasien.
dengan kadar  Pola nafas d) Lakukan terapi 2. Untuk
oksigen normal oksigen. memastikan
dalam darah  Kadar oksigen pertukaran gas
berkurang. dalam darah efektif.
stabil 3. Untuk
mengetahui
saturasi oksigen
dalam arteri.
4. Untuk mencegah
kekurangan
oksigen.
2. Intoleransi Tujuan : Dapat a) Kaji TTV 1. Untuk
aktivitas beraktivitas seperti b) Monitor respon mengetahui
berhubungan biasanya. fisiologis terhadap kondisi umum
dengan Kriteria hasil : aktivitas. pasien.
kelemahan  Berpartisipasi c) Identifikasi yang 2. Respon
dan dalam aktifitas mengakibatkan bervariasi dari
kelelahan. fisik. pasien kelelahan. hari ke hari.
 Dapat d) Bantu pasien untuk 3. Untuk
beraktivitas mengidentifikasi mengetahui
sehari-hari aktifitas yang penyebab
secara mandiri mampu dilakukan. kelelahan psien.
4. Menghindari
aktivitas yang
mampu
meningkatkan
kelelahan klien.
3. Berat badan Tujuan : Berat a) Kaji TTV. 1. Untuk
menurun badan kembali b) Monitor berat mengetahui
berhubungan stabil. badan pasien. kondisi umum
dengan Kriteria hasil : c) Identifikasi pasien.
output yang  Berat badan kebutuhan 2. Untuk

10
meningkat. pasien sesuai kalori dan jenis mengetahui
IMT (Indeks nutrisi. peningkatan
Massa Tubuh) d) Kolaborasi berat badan
 Pasien tidak dengan ahli pasien.
menunjukan gizi. 3. Memberikan
penurunan nutrisi yang
nafsu makan sesuai dengan
 Mual dan kebutuhan
muntah pasien pasien.
berkurang 4. Memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien.

d) Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari status masalah kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang di harapkan (Gordon, 1994, dalam
potter dan perry,1997).

e) Evaluasi
Merupakan tindakan penilaian akhir dalam setiap tindakan yang dilakukan dengan
melihat respon pasien dan dilakukan pendokumentasian yang jelas.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrisi sangat penting bagi orang yang sakit apalagi orang yang terkena HIV/AIDS,
karena hal tersebut memainkan peran yang penting dalam kesehatan kekebalan tubuh dan
kemampuan untuk melawan infeksi, orang yang terinfeksi HIV/AIDS membutuhkan asupan
makanan yang sehat dan seimbang. Diet untuk penderita HIV baik dilakukan sebagai upaya
untuk mempertahankan status gizi dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

B. Saran
Hendaknya pembaca selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu
keperawatan lainnya yang menunjang bidang keperawatan serta dapat memanfaatkan buku-
buku yang ada di perpustakaan untuk menambah ilmu dan wawasan akan dunia keperawatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada tanggal 26 Februari 2020. Website :


https://www.scribd.com/doc/296705679/Asuhan-Nutrisi-Pada-Pasien-HIV-Aids
Diakses pada tanggal 12 maret 2020. Website :
https://www.scribd.com/document/411471684/Askep-Nutrisi-p-edy
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
jakarta: dewan pengurus pusat persatuan perawat indonesia
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Edisi 1.
Cetakan II.jakarta: dewan pengurus pusat persatuan perawat indonesia
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai