Anda di halaman 1dari 26

PRAKTEK KLINIK

DIETETIK ALERGI DAN TRAUMA

DI susun oleh :

Nani Rizka Kamilia (17S10238)

PROGRAM STUDI S1 GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO BANJARBARU
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK KLINIK

DIETETIK DEFISIENSI GIZI DAN INFEKSI

Telah mendapat persetujuan dari:

Pembimbing Praktek Klinik

Nur Fitriliani, S.Gz., M.Si


NIDN:
KATA PENGANTAR

Puji serta kita haturkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan hidayah dan
rahmat-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan, sehingga bisa menyelesaikan
Tugas Praktek Kerja Lapangan dalam mata kuliah Dietetik Alergi dan Trauma di wilayah
Muara Halayung. Tujuan dari penyusunan laporan ini untuk memenuhi salah satu mata
kuliah kami di Jurusan S1 Gizi STIKes Husada Borneo.

Dalam proses penyusunan laporan ini tak lupa kami menghaturkan sujud kepada
orang tua kami yang telah banyak memberikan dorongan semangat dari awal hingga
selesainya tugas akhir ini. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Norwahidah, S.Si.T, M.Kes selaku pembina Yayasan Husada Borneo
2. Bapak Dr. Suharto, SE., MM selaku Ketua Yayasan Husada Borneo.
3. Ibu Faizah Wardhina, S.Si.T., M.Kes selaku Ketua Stikes Husada Borneo yang
memberikan izinnya melakukan penelitian
4. Ibu Nurfitriliani S,Gz M.Si selaku dosen pembimbing laporan

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini bisa bermanfaat dan
berguna. Penulis menyampaikan bahwa laporan ini belum lah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan laporan ini.

Muara Halayung, 20 Juli 2020


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER.................................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iv

DAFTAR TABEL......................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Tujuan Kegiatan..................................................................................................
1.3 Manfaat Kegiatan................................................................................................
BAB 2. ISI
2.1 Gambaran Penyakit Diare....................................................................................
Skrining pasien Diare.................................................................................................
Kasus Diare................................................................................................................
Tabel recall diare........................................................................................................
Formulir Asuhan Gizi diare.......................................................................................
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 gejala dan penyebab Diare....................................................................


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Recall pasien kasus Diare

Lampiran 2 Leaflet Diet Rendah Sisa

Lampiran 3 Daftar Hadir

Lampiran 4 Kegiatan Harian

Lampiran 5 Dokumentasi
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan modul praktikum klinik dietetik defisiensi gizi dan infeksi.
Panduan ini adalah sebagai upaya untuk membantu proses belajar mengajar khususnya
mata kuliah dietetik penyakit defisiensi gizi dan infeksi. Praktek klinik pada program studi gizi
STIkes Husada Borneo diarahkan untuk mencapai kompetensi mahasiswa terutama
berkaitan dengan kegitan belajar praktikum untuk keterampilan klinik dalam asuhan gizi
untuk mendukung kompetensi utama ahli gizi. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 8
tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Permenristekdikti
No. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) yang menitik
beratkan pada capaian pembelajaran yang harus didapatkan sesuai dengan profil lulusan
dalam hal ini seorang sarjana gizi yang tidak hanya harus menguasai pengetahuan yang
berkaitan dengan kompetensi sarjana gizi, tetapi juga harus bersikap dan menguasai
keterampilan sesuai kompetensi gizi.
Mata kuliah dietetik penyakit defisiensi gizi dan infeksi merupakan mata kuliah wajib
bagi mahasiswa Program Studi S1 Gizi yang kompetensinya harus dikuasai oleh
mahasiswa gizi. Mata kuliah dietetik penyakit defisiensi gizi dan infeksi membahas tentang
penerapan asuhan gizi terstandar pada pencegahan dan penunjang pengobatan penyakit
defisiensi gizi dan infeksi secara tepat. Supaya mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dari
pembelajaran teori yang di dapat, perlu ada praktek nyata dilapangan yang tentunya
disesuaikan dengan kompetensi sesuai capaian pembelajaran dan memperhatikan etika
keilmuan seorang mahasiswa gizi. Sehingga bukan hanya capaian pembelajaran berupa
pengetahuan yang mahasiswa dapatkan, tetapi juga bagaimana bersikap dan bertindak
sesuai kompetensi seorang calon sarjana gizi yang berkompeten terutama dalam asuhan
gizi dietetik penyakit alergi trauma dan defesiensi gizi dan infeksi.
1.2 Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan proses asuhan gizi klinik pada penyakit defisiensi
gizi dan infeksi sesuai keadaan pasien.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengimplementasikan konsep dan prinsip nutrition care process
(NCP) kepada klien di lapangan.
2. Mahasiswa mampu melakukan skrining gizi pasien pada kasus penyakit defisiensi gizi
dan infeksi.
3. Mahasiswa mampu melakukan assesment gizi pasien pada kasus penyakit defisiensi
gizi dan infeksi.
4. Mahasiswa mampu membuat diagnosis gizi pasien pada kasus penyakit penyakit
defisiensi gizi dan infeksi.
5. Mahasiswa mampu merencanakan terapi diet kasus penyakit defisiensi gizi dan
infeksi.
6. Mahasiswa mampu melakukan konseling diet sesuai permesalahan gizi klien pada
kasus penyakit defisiensi gizi dan infeksi.
1.3 Manfaat Kegiatan
1. Dapat mengimplementasikan Nutrition Care Process (NCP) kepada pasien.
2. Dapat mengetahui skrining gizi pasien pada kasus penyakit defisiensi gizi dan infeksi.
3. Dapat melakukan asesmen gizi pasien pada kasus penyakit defisiensi gizi dan infeksi.
4. Dapat membuat diagnosis gizi pasien pada kasus penyakit defisiensi gizi dan infeksi.
5. Dapat merencakan terapi diet pasien pada kasus penyakit defisiensi gizi dan infeksi.
6. Dapat memberikan konseling diet pasien pada kasus penyakit defisiensi gizi dan
infeksi.
BAB 2
ISI
2.1 Gambaran Penyakit Diare
.1.1 Definisi Diare
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga
kali atau lebih) dalam satu hari. Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6
golongan besar yaitu infeksi disebabkan oleh bakteri, virus atau invasi parasit, malabsorbsi,
alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya (DEPKES RI, 2011).
.1.2 Klasifikasi Diare
Penyakit diare secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
 Diare akut
Diare akut adalah diare yang terjadinya mendadak dan berlangsung kurang dari 2
minggu. Gejalanya antara lain: tinja cair, biasanya mendadak, disertai lemah dan kadang-
kadang demam atau muntah. Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai
beberapa hari. Diare akut dapat terjadi akibat infeksi virus, infeksi bakteri, akibat makanan.
 Diare kronis
Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal diare.
Berdasarkan ada tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi 2 yaitu diare spesifik dan diare non
spesifik. Diare spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit.
Diare non spesifik adalah diare yang disebabkan oleh makanan (Wijaya, 2010). Diare kronik
atau diare berulang adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran tinja
yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus menerus atau
berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat suatu penyakit berat. Tanda-tanda
diare kronik seperti: demam, berat badan menurun, malnutrisi, anemia, dan meningginya
laju endap darah. Demam disertai defense otot perut menunjukan adanya proses radang
pada perut. Diare kronik seperti yang dialami seseorang yang menderita penyakit crohn
yang mula-mula dapat berjalan seperti serangan akut dan sembuh sendiri. Sebaliknya suatu
serangan akut seperti diare karena infeksi dapat menjadi berkepanjangan. Keluhan
penderita sendiri dapat diarahkan untuk memebedakan antara diare akut dengan diare
kronik.
.1.3 Etiologi dan Gejala Diare
Diare terjadi karena adanya Infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan parasit) alergi,
malabsorpsi, keracunan, obat dan defisiensi imun adalah kategori besar penyebab diare.
Pada balita, penyebab diare terbanyak adalah infeksi virus terutama Rotavirus (Permatasari,
2012). Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang dapat
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan
gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan
keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada
sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan
keadaan malabsorpsi. Dan bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada
akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Secara klinis penyebab diare dapat
dikelompokan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi (disebakan oleh bakteri, virus atau
infestasi parasit), malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya
(DEPKES RI, 2011).

Tabel 2.1 Gejala dan penyebab Diare akut dan kronis (Stein, 2001).
No. Gejala Penyebab
Diare akut
1 Diare tidak berdarah, gejala penyakit Infeksi (enteropatigenic dan
sistemik enterotoksigenic E.coli, cryptosporidium,
giardia, virus).
2 Diare berdarah, gejala penyakit Infeksi (shigella, campylobacter,
sitemik enteroinvasif dan enterohemoragik, E.coli,
salmonella, yersinia, E.histolistica),
penyakit radang usus besar, colitis iskemik,
colitis dan pseudomembranosa.
3 Diare berdarah, tanpa gejala Infeksi prokitis ulseratif, prokitis radiasi, dan
sistemik. karsinoma rektosigmamoid.
4 Diare tidak berdarah, tanda gejala Infeksi atau keracunan makanan (seperti
sistemik disebutkan sebelumnya), sindrom usus
besar yang mudah teriritasi, impaksi fektal,
obatobatan (antasida, antibiotika, NSAID,
kolsisin, kuinidin, digitalis, metildopa,
hidratazin, laktosa).
Diare kronis
1 Diare tidak berdarah Sindrom iritasi usus besar, intoleransi
laktosa, obat-obatan (antasida, antibiotika,
NSAID, kolsisin, kuinidin, digitalis,
metildopa, Hidratazin, laktosa), giardiasis,
penyalahgunaan laktasif, impaksi fekal.
2 Diarea inflamatorik atau berdarah Kolitis ulseratif, penyakit crohn, penyakit
diverticular, kolera, pankreatik, sindrom
zollinger-alison, karsinoma medulla
karsinoid, alkohol, penyalahgunaan laktasif,
idiopatik.
3 Diare osmotic Intoleransi laktosa, magnesium sulfat,
fosfat, manitol, sorbitol, defisien
sidisakaridase, malabsorbsi glukosa-
galaktosa herediter atau malabsorbsi
fruktosa herediter
4 Diare yang berhubungan dengan Diabetes, tirotoksinosis, penyakit addison,
penyakit sistemik AIDS, defisiensi niasin dan seng, leukemia,
pseudo obstruktif.

Diare dengan gejala nonspesifik yang merupakan manifestasi umum gangguan GI,
termaksut penyakit inflamasi perut, sindrom iritasi perut, keganasan saluran cerna, sindrom
berbagai macam malabsorbsi, dan infeksi intestinal akut atau subakut dan gangguan-
gangguanya. Diare dapat juga merupakan efek samping yang tidak dikehendaki pada
banyak obat. Obat yang menyebabkan diare : Akarbosa dan metformin, Alkohol, Antibiotik
seperti: (klindamisin, eritromin, rifampisin, dan seforoksim), kolkisin, senyawa-senyawa
sitotoksik, Antasida yang mengandung magnesium,OAINS (Wiffen et al, 2014).
.1.4 Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat
toksin didinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian menjadi diare.
Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi (intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah (Zein dkk, 2004).
Mekanisme terjadinya diare dan termaksut juga peningkatan sekresi atau penurunan
absorbsi cairan dan elektrolit dari sel mukosa intestinal dan eksudat yang berasal dari
inflamasi mukosa intestinal (Wiffen et al, 2014). Infeksi diare akut diklasifikasikan secara
klinis dan patofisiologis menjadi diare noninflamasi dan diare inflamasi. Diare inflamasi
disebabkan invasi bakteri dan sitoksin di kolon dengan manifestasi sindrom disentri dengan
diare disertai lendir dan darah. Gejala klinis berupa mulas sampai nyeri seperti kolik, mual,
muntah, tetenus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin
makroskopis ditemukan lendir dan atau darah, mikoroskopis didapati sek lukosit
polimakronuklear. Diare juga dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme, yaitu
peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan
inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebakan terjadinya diare. Pada dasarnya, 12
mekanisme diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel
dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau
sitoksin. Satu jenis bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk
mengatasi pertahanan mukosa usus (Amin, 2015).
2.1.5 Penatalaksanaan Diet Rendah Sisa
A. Gambaran Umum
Diet Sisa Rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan
hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud meninggalkan sisa adalah bagian-bagian
makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat di dalam susu dan produk susu serta
serat daging yang berserat kasar (liat). Disamping itu, makanan lain yang merangsang
saluran cerna harus dibatasi.(Almatsir, 2004).
B. Tujuan Diet
Untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkinmeninggalkan
sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.

C. Syarat atau Prinsip Diet


- Energi cukup yaitu 1357 kkal dari kebutuhan.
- Protein 15% dari kebutuhan yaitu 50,88 gr.
- Lemak 20% dari kebutuhan yaitu 30,15 gr.
- Karbohidrat sisa dari kebutuhan 65% yaitu 220,51 gr.
- Cairan cukup.
- Menghindari makanan berserat tinggi.
- Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar.
- Menghindari makanan yang terlalu berlemak.

D. Bahan Makanan Yang Dianjurkan Untuk Diet Rendah Sisa


1. Sumber karbohidrat : Bubur disaring, roti dibakar, kentang dipure, makaroni, mie,
bihun direbus, biscuit, krakers, tepung-tepungan dipuding atau
dibubur                                              
2. Sumber protein hewani : Daging empuk, hati ayam, ikan digiling halus, telur direbus,
ditim, diceplok air atau sebagai capuran dalam makanan dan minuman.
3. Sumber protein nabati: Tahu ditim dan direbus, susu kedelai.
4. Sayuran : sari sayuran                                               
5. Buah-buahan : sari buah                                         
6. Minuman : teh, sirup, kopi encer                                        
7. Bumbu : garam, vetsin, gula (Almatsier, 2004)
E. Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan Untuk Diet Rendah Sisa
1. Sumber karbohidrat : beras tumbuk, beras ketan, roti whole wheat, jagung, ubi,
singkong, talas, cake, tarcis, dodol, tepung-tepungan yang dibuat  kue
manis                                            
2. Sumber protein nabati : daging berserat kasar,ayam,  dan ikan yang diawet, digoreng
kering, telur diceplok, udang dan kerang, susu dan produk
susu                                   
3. Sumber protein nabati : kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang merah,
kacang tolo, kacang hijau, kacang kedele, tempe dan
oncom                                          
4. Sayuran : sayuran dalam keadaan utuh                                            
5. Buah-buahan : buah dalam keadaan utuh                                       
6. Minuman : teh dan kopi kental, minuman beralkohol, dan mengandung soda  
7. Bumbu : bawang, cabe, jahe, merica, ketumbar, cuka, dan bumbu lain yang tajam
(Almatsier,2004)

Skrinning Pasien Dewasa

Nama / No. RM : Ny. F

Tanggal Lahir :-
Tanggal Skrining : 20 Juli 2020

Ruang Perawatan :-
No. Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
a. Tidak ada penurunan BB 0
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
c. Jikaya, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2
 11 – 15 kg 3
 > 15 kg 4
 Tidak tahu berapa kg penurunannya. 2

2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena


penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan ?
a. Tidak 0
b. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (Diare) 2
Total Skor 2

Dirujuk ke Ahli Gizi Tidak (...) Ya (√)


 Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang
Kesimpulan
Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS diet rendah
sisa)

Kasus

An. F usia 25 tahun, TB 155 cm, BB 50 kg seorang mahasiswa Universitas A.Yani


Banjarmasin, pasien tinggal bersama orang tua dan 2 saudara. Pasien mengalami keluhan
badan panas,sering buang air besar sampai 6x sehari, keadaan umum pasien
composmentis, dengan diagnnosis medis diare hasil pemeriksaan klinis tensi : 120/70
mmHg, nadi : 100 x/menit, respirasi : 20 x/menit, suhu 36,5˚C. Pasien suka makan nasi
goreng.

Kebiasaan makan pasien 3x sehari dengan cara digoreng

Pola makan pasien :

Pagi : Nasi putih 100g, daging ayam 1 ptg

Selingan : Kue Bolu 2 ptg

Siang : Nasi putih 150g, ayam lalapan

Selingan : Wafer 1 bks

Malam : Nasi putih 100g, daging ayam 1 ptg

Dari hasil recall didapatkan :

Energi : 1302,4 kkal

Protein : 65,1 gram

Lemak : 52,4 gram

Karbohidrat : 140,4 gram

Nama Responden: An. F Tanggal Pelaksanaan: 20 Juli 2020


Waktu makan Menu Bahan Berat
Makanan URT Gram
Makan Pagi Nasi putih Beras giling 2 centong 100
Daging ayam Daging ayam 1 potong 50

Selingan Kue bolu Kue bolu 2 buah 40

Makan Siang Nasi putih Beras giling 3 centong 150


Ayam lalapan Daging ayam 1 potong 50
Terong ungu 10
Kacang panjang 5
Tahu goreng
Tempe goreng 1 buah 50
1 buah 50
Selingan Wafer Wafer 1 bungkus 20

Makan Malam Nasi putih Beras giling 2 centog 100


Daging ayam Daging ayam 1 potong 50

Pewawancara: Nani Rizka Kamilia

FORMULIR ASUHAN GIZI

Nama: An. F Jenis Kelamin: P Usia: 23 th


Diagnosa Medis: Diare
ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI
Antropometri IMT (kg/m2): 50/1,55 m2 = 50/2,4025 = 20,81kg/m2
Berat Badan (kg): 50 kg
Tinggi Badan (cm): 150 cm BBI (kg) : 49,5
Tinggi Lutut (cm):
LLA (cm): LLA (cm):
Rentang Lengan (cm): Tinggi Lutut (cm):
BBI = (TB – 100) (TB – 100) 10% Rentang Lengan (cm):
= (155 – 100) (155 – 100) 10% Kesimpulan :
= 55 – 5,5 Dilihat dari hasil perhitungan di peroleh
= 49,5 kg IMT (indeks massa tubuh) sebesar 20,81 kg/m²,
maka status gizi pasien tersebut adalah normal
Biokimia:
Tidak ada pemeriksaan biokimia

Klinik/Fisik:
Fisik Klinik
Keadaan pasien : badan panas sering BAB 6x TD : 120/70 mmHg (normal)
sehari (N : 120/80 mmHg)
Respirasi : 20 x/menit (normal)
(N : 20-24 x/menit)
Nadi : 100 x/menit (normal)
(N : 80-110 x/menit)
Suhu : 36,5˚C (normal)
(N : 36-37˚C)

Riwayat Gizi:
Pola Makan:
Pagi : Nasi putih 100 g, ayam goreng 1 ptg
Selingan : Kue bolu 2 potong
Siang : Nasi putih 150 g, ayam lalapan 1 ptg
Selingan : Wafer 1 bks
Malam : Nasi putih 100, ayam goreng 1 ptg

Hasil asupan makan pasien :


Energi : 1302,4 kkal
Protein : 65,1 gr
Lemak : 52,4 gr
Karbohidrat: 140,4 gr

Asupan Gizi:
Asupan Oral Kebutuhan Tingkat Asupan

Energi : 1302,4 kkal Energi : 1.276,692 kkal Energi : 102 % ( baik)


Protein : 65,1 gr Protein : 43,16 gr Protein : 150 % (lebih)
Lemak : 52,4 gr Lemak : 47,96 gr Lemak : 109 % (baik)
Karbohidrat: 140,4 gr Karbohidrat : 280,58 gr Karbohidrat : 50 % (defisit)

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi

Asupan Lebih Baik Cukup Kurang Defisit

Energi >110 % 100-110% 80-100% 70-80% <70%

Protein >110 % 100-110% 80-100% 70-80% <70%


Lemak >110 % 100-110% 80-100% 70-80% <70%

Karbohidrat >110 % 100-110% 80-100% 70-80% <70%

Sumber: KEMENKES 2013


Kesimpulan:
Zat gizi defisit : Karbohidrat
Zat gizi lebih : Protein
Riwayat Personal :
Keluhan utama : Badan panas sering BAB 6x sehari
Riwayat penyakit sekarang : Diare
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada riwayat penyakit keluarga

DIAGNOSIS / MASALAH GIZI


Intake:
NI-5.7.2 Kelebihan intake protein berkaitan dengan kepercayaan/sikap yang salah terhadap
makanan ditandai dengan asupan protein 150% dikategorikan lebih.
NI-5.8.1 Kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan kurangnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat ditandai dengan persen asupan karbohidrat 50% dikategorikan
defisit.
Clinic:
NC-2.1 Gangguan penggunaan zat gizi berkaitan dengan gangguan metabolik ditandai dengan diare

Behaviour:
NB-1.2 kepercayaan/sikap yang salah mengenai makanan atau zat gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan tidak untuk memenuhi kebutuhan zat gizi(pola makan asal kenyang)

INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi:
1. Memperbaiki asupan makanan pasien sesuai kebutuhan
2. Mempertahankan status gizi agar tetap normal
3. Memberikan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat
B. Jenis Intervensi:
a. Pemberian makanan dan zat gizi
 Preskripsi Diet
Jenis Diet : Diet Rendah Sisa
Bentuk Makanan : Biasa
Cara Pemberian : Oral

 Tujuan Diet
1. Memberikan makanan sesuai kebutuhan
2. Memberikan makanan yang tidak merangsang saluran cerna
b. Syarat atau Prinsip Diet
 Energi tinggi sesuai kebutuhan pasien yaitu 1.276,692 kkal
 Protein cukup 43,16 g ( 15% dari kebutuhan energi total)
 Lemak cukup 47,96 g ( 25% dari kebutuhan energi total)
 Karbohidrat tinggi 280,58 g ( 60% dari kebutuhan energi total)
 Menghindari makanan yang berserat tinggi
 Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu pedas, terlalu asam
dan berbumbu tajam
 Porsi kecil tapi sering

c. Perhitungan
BEE : 655,1 + (9,55 x BB) + (1,85 x TB) – (4,65 x U)
: 655,1 + (9,65 x 50) + (1,85 x 155) – (4,65 x 25)
: 655,1 + 482,5 + 286,75 – 116,25
:1.308,1 P : 10% x 1.726,692
KF : 20% x BEE 4
: 261,62 : 43,16 gr
L : 25% x 1.726,692
FIT : 10% x (BEE + KF) 9
: 156,972 : 47,96 gr
TEE : BEE + KF + FIT
: 1.726,692 KH : 65% x 1.726,692
4
: 280,58 gr

C. Konseling Gizi
Sasaran: Pasien
Waktu: 10 menit
Tempat: Rumah pasien
Tujuan: - Menjelaskan tentang penyakit diare
- Menjelaskan tentang makanan seimbang dan makan yang bersih serta sehat
Materi: 1. Penjelasan tentang penyakit diare
2. Gizi seimbang
Metode: Leaflet dan tanya jawab
Evaluasi: Menanyakan kembali kepada pasien apakah materi yang disampaikan dapat diterima
dengan baik.
Koordinasi dengan tim asuhan gizi

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Evaluasi/Target/Nilai
yang diukur Hasil Pengukuran normal

Badan panas, sering Keluhan yang px


Anamnesis/ Keluhan Utama
BAB 6x sehari rasakan sudah
Keluhan berkurang

BB BB = 50 kg Mempertahankan berat
badan agar tetap
TB TB =155 cm
normal
Antopometri IMT IMT = 20,81kg/m2
BBI BBI = 49,5

Biokimia - - -

TD TD = 120/70 mmHg TD normal


Klinik Respirasi Respirasi = 20 x/menit Respirasi normal
Nadi Nadi = 100 x/menit Nadi normal
Suhu Suhu = 36,5˚C Suhu normal

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktek klinik yang dilakukan dapat disimpulkan :

Pasien seorang perempuan berumur 23 tahun, datang ke Puskesmas melakukan


pemeriksaaan kesehatan. Pasien didiagnosis penyakit diare oleh dokter, karena pasien
BAB 6x dalam sehari. Status gizi pasien menurut IMT 20,81 kg/m2 (normal). Pada
pemeriksaaan klinis tekanan darah pasien normal yaitu sebesar 120/70 mHg. Berdasarkan
pola makan yang dibandingkan dengan standar kebutuhan diperoleh asupan energi 102%,
Lemak 109% termasuk kategori baik, Protein 150% termasuk kategori lebih dan
Karbohidrat 50% termasuk kategori defisit. Dan pasien diberikan diet sisa rendah. Tujuan
diet sisa rendah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin
meninggalakan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang
saluran cerna.

3.2 Saran

Diharapkan pasien dapat menerapkan pola makan yang baik, pola hidup sehat
dan mematuhi anjuran diet atau konseling yang telah disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA
Almarsier, Sunita 2004.Penuntun Diet. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hadi, S. (2013). Gastroenterologi. Bandung : PT Alumni.

Ritcie, J.A.S. (2007). Learning Better Nutrition. Rome: Food Agricultural Organization Of
United Nation.

Smeltzer, Suzanne C. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner and Suddarth,
Ed. 8. Jakarta: EGC

Suratun, L. (2010). Asuhan Keperawatan klien gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta :


Trans Info Media.

Yayuk, F Baliwati. (2009). Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Chang, Ju Young. 2008. Decreased Diversity of the Fecal Microbiome in Recurrent


Clostridium difficile-Associated Diarrhea. J Infect Dis., 197(3): 435-438

DKK Pemalang, 2013, Profil Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2012, Pemalang:
PemKab Pemalang Dinas Kesehatan Tahun 2013.

Dinkes Prop Jateng, 2013, Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2012, Semarang:
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.

Solares. 2011. Impact of Rotavirus Vaccination on Diarrhea-related Hospitalizations Among


Children <5 Years of Age in Mexico. Pediatric Infectious Disease Journal, 30(1): S11-S15

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Emilia. (2015). Asuhan pada ibu hamil, Yogyakarta: Pustaka Rihanga.

Proverawati, A. (2013). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Dinas Kesehatan Kota Semarang. Data Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2011.

Ghani, Lannywati. 2009. Seluk Beluk Menopause. Media Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Vol.XIX No.IV.

DAFTAR HADIR
KEGIATAN HARIAN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai