Disusun Oleh:
Rahmayu Sari
1909001
PADA ANAK
DISUSUN OLEH :
Rahmayu Sari
1909001
Pembimbing
Penguji I Penguji II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena atas
berbagai pihak baik materi maupun sumbangan pemikiran. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
Demikian makalah ini kami susun, semoga bermanfaaat bagi para pembaca.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I PENDAHULUAN
yang berkualitas tinggi agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
baik. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup, dan tingkat pendidikan. SDM yang
berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang
baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk
keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara
disease) pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja,
Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan
Risiko kurang gizi dapat timbul pada keadaan sakit, terutama pada pasien
menelan, penyakit saluran cerna disertai mual, muntah, dan diare, infeksi berat,
lansia dengan penurunan kesadaran dalam waktu lama, dan yang menjalani
kemoterapi. Asupan Energi yang tidak adekuat, lama hari rawat, penyakit non
1
infeksi, dan diet khusus merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya
malnutri tion (malnutrisi di RS) merupakan masalah yang kompleks dan dinamik.
Malnutrisi pada pasien di RS, khususnya pasien rawat inap, berdampak buruk
terhadap proses penyembuhan penyakit dan penyembuhan pasca bedah. Selain itu,
kekambuhan yang signifikan dalam waktu singkat. Semua keadaan ini dapat
mengatasi masalah tersebut, diperlukan pelayanan gizi yang efektif dan efisien.
(PMK RI NO 78)
yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk
perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk den
gan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu masalah gizi lebih dan
penyakit jantung koroner, hipertensi, dan penyakit kanker, memerlukan terapi gizi
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi
organ tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu
2
disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien harus
dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya
peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar
rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama
gambaran Pelayanan gizi rawat inap dan menu diet makanan untuk pasien rumah
sakit’
1.3 Tujuan
a. Umum
Mengetahui Gambaran pelayanan gizi raway inap dan menu diet makanan
b. Khusus
sakit
3
2.1 Rumah Sakit
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (UU RI no 44, 2009)
Rumah sakit menjadi salah satu sarana pelayanan umum yang mudah
hal ini bukan hanya dari aspek pelayan medisnya saja, tetapi dalam aspek non
(pasien).
Pelayanan gizi dan dietetik adalah proses pelayanan gizi yang dilakukan oleh
tenaga gizi, terdiri dari pelayanan asuhan gizi dan dietetik serta asuhan
Tahapan kegiatan dalam proses pelayanan gizi dan dietetik, sebagai berIkut
Pasien yang tidak berisiko gizi, tidak dilakukan proses asuhan gizi
hari kemudian. Bila kondisi baik / tercapai dan diijinkan pulang maka
4
2. Proses Asuhan Gizi Terstandar yang diberikan pada pasien (Pasien
Pada tahap ini nutrisionis dan dietisien akan melakukan pengkajian gizi,
asuhan. Bila kondisi baik / tercapai tujuan dan diijinkan pulang maka
penyediaan makanan pasien sesuai dengan order diet atau preskripsi diet.
paparannya kepada tenaga gizi maupun penyaji makanan maka perlu dilakukan
modifikasi sistem yang mengutamakan jaga jarak dan jaga sanitasi dan hygiene
dan sanitasi personal sebagai pencegahan dan pengendalian infeksi virus corona
19.
oleh nutrisionis dan dietisien yang mengacu pada International Dietetic and
Nutrition
5
Langkah Langkah Asuhan Gizi meliputi :
1. Pengkajian Gizi : Diambil dari data sekunder ( data yang tertera dalam
rekam medik)
2. Diagnosis giz
3. Intervensi Gizi
c. Fisik
6
Tanggal Terbit : Ditetapkan : NIP:
SPO
7
• Bila Score MST ≥ 2 atau pasien kondisi khusus
maka dilakukan pengkajian gizi lanjut Perangkat
Skrining pasien anak Strong KidsModifikasi
menilai :
1. Apakah pasien tampak kurus
2. Apakah terdapat penurunan berat badan 3.
Apakah ada salah satu kondisi berikut :
diare > 5 kali/hari dan atau
muntah > 3 kali per hari, dalam
seminggu terakhir
Asupan makan berkurang
selama 1 minggu terakhir
4. Apakah terdapat penyakit atau
Perangkat Skrining Ibu Hamil, menilai :
1. Apakah makanan berkurang karena tidak napsu
makan
2. Apakah ada gangguan metabolisme/penyakit (DM,
infeksi HIV, TB, Lupus, dll)
3. Kurang nya kenaikan berat badan atau berlebih
selama kehamilan
4. Nilai Hemoglobin (HB) < 10 g/dl atau
Hematocrit
(HTC) < 30%
9
Ruang Rawat Inap
UNIT
TERKAIT Unit Pelayanan Makanan
10
1. Dilakukan oleh Dietisien/ Ahli Gizi dengan
PROSEDUR tingkat pendidikan minimal DIII Gizi,
berkompeten dan memiliki STR.
2. Kunjungan awal pasien dilakukan saat pasien
masuk ruang rawat inap.
3. Dietisien/ Ahli Gizi melakukan pengkajian gizi
lanjut yang terdiri dari: a. Riwayat personal,
b. Antropometri,
c. Biokimia terkait gizi,
d. Fisik/ Klinis terkait gizi
e. Riwayat Makan.
4. Dietisien membandingkan hasil pengkajian
gizi dengan comparative standar
11
5. Dietisien menentukan diagnosis gizi pasien
6. Dietisien memberikan intervensi sesuai dengan
kebutuhan pasien:
a. Pemberian makan pasien
1) Menentukan jenis diet pasien
2) Menentukan kebutuhan pasien
➢ Kebutuhan energi. Diberikan
penambahan energi Trimester I
180 kkal/hari, Trimester II dan III
300 kkal/ hari.
➢ Kebutuhan protein: 10-15%
kebutuhan
➢ Kebutuhan lemak: 20-30%
kebutuhan
➢ Kebutuhan karbohidrat: 55-75%
kebutuhan
➢ Kebutuhan zat gizi mikro: Jika
asupan makanan tidak adekuat
diberikan suplementasi vitamin
A, vitamin Vitamin B1, vitamin
B6, vitamin B12, asam folat,
Vitamin C, Vitamin D, Vitamin
E, zat besi, zinc, selenium.
Cukup kalsium, kalium dan
yodium. Natrium diberikan
sesuai dengan AKG.
➢ Kebutuhan cairan: 35-40 mL/ Kg
BB pra- hamil atau sesuai
indikasi.
3) Menentukan rute pemberian makan
(Oral/ Naso Gastric Tube)
4) Menentukan bentuk makanan pasien
(Makanan biasa, makanan lunak,
makanan saring, makanan cair)
5) Menentukan frekuensi pemberian
makan pasien (3x makan utama dan 2-3x
selingan, dll)
b. Edukasi/ Konseling Gizi
c. Koordinasi dengan Tenaga Kesehatan Lainnya
terkait pelayanan gizi.
12
7. Melakukan monitoring dan evaluasi gizi sesuai
dengan hasil risiko malnutrisi
8. Mendokumentasikan terapi gizi menggunakan
format ADIME dalam status rekam medik pasien/
EHR.
13
Kondisi Energi Protein Lemak KH
14
Hipertensi 25 - 30 Kkal/ kg Sda Sda Sda
BB dengan
koreksi infeksi
20-30%
Pemberian
diawal hanya
10 – 15
kkal/kg/hari dan
ditingkatkan
pada hari 3
sampai 7 jika
kondisi pasien
telah stabil.
15
Usia Lanjut 30-35 kkal/ 1,2-2 gram/kg 20-25% Menyesuaik
KgBB BB bila tidak dari total an sisa dari
ada gangguan kebutuhan total
ginjal kebutuhan, bila
terdapat sesak
KH <50%
Apabila dengan penyakit penyulit lainnya, kebutuhan energi dan zat gizi
disesuaikan dengan syarat diet sesuai dengan penyakit penyulit tersebut
16
PROSEDUR Dokter melakukan Order diet awal (preskripsi diet)
dituliskan pada rekam medis pasien. Penulisan order diet
terdiri dari :
1. Bentuk makanan, contoh : cair, saring, lunak,
nasi biasa.
2. Jenis diet yang diminta contoh Tinggi Energi
Tinggi Protein (TETP), Rendah Garam (RG),
Diabetes Melitus (DM), dll.
3. Akses makanan via oral/enteral/parenteral
Nutrisionis/Dietisien melakukan pengkajian dan
menghitung kebutuhan zat gizi dan dapat
mengusulkan preskripsi diet lanjutan/definitif
berkolaborasi dengan
DPJP apabila ada yang harus disesuaikan. Preskripsi diet
definitif dituliskan oleh dokter dan dietisien dalam rekam
medis.
17
2.3 Konseling Gizi
Konseling adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi
untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik
Konseling gizi adalah sebuah proses interaktif antara klien dan konselor
tindakan untuk meningkatkan status gizi dan merupakan salah satu upaya untuk
Konseling gizi diberikan oleh ahli gizi atau dietisien yang sudah tersertifikasi
seseorang yang akan diatasi sendiri sesuai dengan keputusan yang telah
❖ Langkah 1
❖ Langkah 2
Mengumpulkan data dan fakta dari semua aspek dengan melakukan assessment
atau pengkajian gizi menggunakan data antropometri, biokimia, klinis dan fisik,
18
❖ Langkah 3
Melakukan identifikasi masalah, penyebab dan tanda atau gejala yang disimpulkan
dari uraian hasil pengkajian gizi dengan komponen problem (P), etiology (E), sign
❖ Langkah 4
Intervensi gizi
a. Memilih rencana
b. Memperoleh komitmen
❖ Langkah 5
❖ Langkah 6
19
No. Dokumen No. Revisi
Rumah Sakit
20
21
2.5 Alur Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
22
2.6.Penyakit Tidak Menular (PTM)
ditularkan atau dari suatu individu ke individu lainnya. Dengan kata lain,
penyakit paru obstruktif dan kanker tertentu, dari sudut pandang kesehatan
masyarakat juga tergolong dalam satu kelompok PTM utama dengan faktor
risiko sama.
antara lain perilaku merokok, pola makan yang tidak seimbang, konsumsi
makanan yang mengandung zat adiktif, kurang berolah raga serta kondisi
lingkungan yang buruk terhadap kesehatan. PTM beserta faktor risikonya, sangat
berkaitan dengan determinasi sosial ekonomi dan kualitas hidup, yang meliputi
tersebut. Oleh karena itu, suatu pendekatan yang terpadu dan multi sektoral yang
mengacu pada siklus kehidupan (whole life approach) bersifat krusial dan sangat
dibutuhkan.
jenis lipid yang tidak tersabunkan. Steroid adalah molekul kompleks yang larut
didalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling
banyak adalah sterol, yang merupakan steroid alkohol. Kolesterol adalah sterol
lemak yang berantai panjang adalah komponen penting dari plasma lipoprotein
23
Kolesterol dibutuhkan untuk pembentukan asam empedu dan hormon. Kebutuhan
kolesterol dalam sehari 1 gram. Secara prinsip kolesterol dapat disintesis oleh
berasal dari kolesterol yang terdapat dalam dietnya dan juga dari sintesis secara de
Berikut kandungan kolesterol dalam bahan pangan yang dapat dilihat pada Tabel
berikut :
Kandungan kolesterol makanan cepat saji dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Apo A, yang memiliki efek anti arterogenik, sehingga disebut kolesterol baik.
24
Fungsi utamanya adalah membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan
kolesterol terutama LDL dan trigliserida akan meningkatkan risiko orang untuk
terkena penyakit jantung koroner. Kadar kolesterol total pada orang yang normal
tidak lebih dari 200mg/dl. Berikut kadar lipoprotein dalam darah yang dapat
Kadar kolesterol dalam darah dapat dipengaruhi oleh 2 faktor risiko yaitu
faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah yaitu:
a. Usia
b. Jenis kelamin
25
c. Genetik
memiliki risiko untuk mengalami hal yang sama pula. Seseorang yang
genetik
a. Aktifitas Fisik
berkala.
• Karbohidrat
• Protein
27
dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah
kolesterol meningkat
• Lemak
• Serat
• Vitamin C
28
Vitamin C berperan dalam pemecahan kolesterol di dalam
c. Status Gizi
total plasma sebesar 7,7 mg/dl dan menurunkan HDL sebesar 0,8
29
d. Obat-obatan
yakni obat yang dapat memicu pembentukan kolesterol dan obat yang
dalam.
e. Merokok
darah dan melekat pada lapisan dalam pembuluh darah. Keadaan ini
hiperkolesterolemia.
30
BAB III HASIL PEMBAHASAN
Pasien datang tanggal 19 April 2021 dengan kasus badan lemas, tengkuk
belakang leher sakit, Perut tidak enak (Sakit) dan setelah penyecekan di
laboratorium yang dirujuk oleh dokter hasil Lipid (Kolesterol) 215 mg/dl,
Umur : 49 Tahun
BB : 54 kg
TB : 155 cm
➢ Pagi
• Makan nasi
• Sayur rebus
• Udang sambal
➢ Siang
• Makan nasi
• Daging rendang
➢ Malam
• Makan nasi
Jumlah total kalori yang dimakan Juliani adalah 685,7 Kkal, dengan protein 33,8
= 1.222,1 kkal
➢ Aktifitas Fisik
= 2.077,57 kkal
➢ Kebutuhan Karbohidrat
32
KH = 65% x 2.077,57kkal = 337,6 gr
➢ Kebutuhan Protein
➢ Kebutuhan Lemak
3. Tujuan Diet
dalam darah.
4. Syarat Diet
5. Menu
waktu Hari I Hari 2 Hari 3
33
Pagi Nasi Nasi Nasi
08.00 wib Ikan pepes Ayam sambal Ikan bumbu kuning
Tempe bacem Oseng tempe + kacang Tempe goreng
Sayur bening bayam panjang Pisang Cah sayur
Buah apel Semangka
Snack
Bubur kacang ijo tanpa santan Puding buah Roti panggang srikaya
10.00 wib
Siang Nasi Nasi
12.00 wib Nasi Ikan Kakap Goreng Ikan sambal
Daging ayam goreng Perkedel tahu Tahu goreng
Tumis kacang panjang Sayur bening (wortel + Bayam rebus
Lodeh tahu Labu siam) Pisang
Jeruk Jeruk
Snack
Agar-agar coklat Asinan buah sayur Agar-agar rasa jeruk
16.00 wib
Malam Nasi Nasi Nasi
19.00 wib Ikan sambal Ayam panggang Sop bakso ikan
Tempe orek Saop tahu + sayur Perkedel tempe
Sayur asam ( brokoli + wortel) Sayur asam
Buah semangka Pepaya Jeruk
6. Konselin gizi
34
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
penting bagi kita dan khususnya saya sendiri yang dapat saya simpulkan sebagai
berikut:
2. Menjadikan cara hidup sehat dan merubah pola hidup, pola aktivitas
35
gizi
1.2 Saran
oleh dokter dan konseling oleh gizi untuk mengetahui apakah ada
2. Dan diharapkan pasien patuh dengan aturan diet (diet Lemak rendah dan
kolesterol) yang sudah dianjurkan oleh petugas gizi rumah sakit atau
36
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES RI. 2020. Panduan Pelayanan Gizi dan Dietetik di Rumah Sakit
Darurat.
SOEHARTO.1. 2001. Kolesterol dan Lemak Jahat, Kolesterol dan Lemak Baik
serta Proses Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke.
Ratna D, (2013). Asupan Gizi dan Kadar Low Density Lipoprotein Kolesterol
Darah pada Kalangan Eksekutif Kesmas. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 8, No. 2
Bibi A, dkk (2016). Efek Diet Tinggi Kolesterol Terhadap Peningkatan Kolesterol
Darah, Gambaran Histopatologi Hati, dan Bobot Badan Kelinci New
Zealand White Jantan. Jurnal Sain Veteriner 34 (1)
I Made S. (2011). Efek Pemberian Diet Tinggi Lemak Terhadap Profil Lemak
Darah Tikus Putih (Rattus Norvegicus). Jurnal “Ilmiah Kedokteran”
Volume 3 Nomer 1