Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN GED

“Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah dokumentasi keperawatan”

Dosen pengampu : Yuliastati, M.Kep

Disusun oleh :

Siti Nur Azizah

P17320319089

Tingkat 2B

POLTEKKES KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

2020/2021

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Dokumetasi Keperawatan ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Dokumentasi Keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing pada mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang asuhan keperawatan Ganstro Enteritis Dehidrasi ini. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI............................................................................................................................3
2.1 Definisi GED...............................................................................................................................3
2.2 Etiologi........................................................................................................................................3
2.3 Tanda dan Gejala Gastro Enteritis Dehidrasi..............................................................................4
2.4 Klasifikasi Gastro Enteritis Dehidrasi.........................................................................................5
2.5 Manifestasi Klinis.......................................................................................................................6
2.6 Patofisiologi................................................................................................................................6
2.7 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................................................7
2.8 Penatalaksanaan Gastro Enteritis Dehidrasi...............................................................................8
BAB III ..............................................................................................................................................10

TINJAUAN KASUS..........................................................................................................................10

BAB IV...............................................................................................................................................30
PENUTUP..........................................................................................................................................30
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................30
3.2 Saran..........................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................31

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastroentritis Dehidrasi adalah peradangan pada lambung,usus halus dan usus besar dengan
berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare dengan atau
disertai muntah,serta ketidaknyamanan abdomen yang bisa juga mengakibatkan dehidrasi karena
banyaknya cairan yang keluar karena gangguan tesebut.
Gastroentritis/Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele,padahal di tingkat global
dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya.Menurut catatn WHO,diare membunuh dua juta
anak di dunia setiap tahun,sedangkan di Indonesia,menurut Surkesnas (2001) Diare merupakan
salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita.Gastroentritis/diare akut meskipun
dapat sembuh sendiri,dapat juga mengancam kehidupan bila tidak segera ditangani dengan tepat.
Oleh karena itu perawat perlu mengetahui tanda dan gejala adanya diare serta derajat
dehidrasi pada klien,peawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan
sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien,perawat
harus mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya
proses keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan pendidikan
kesehatan pada keluarga tentang penyakit,penyebab diare,pencegahan dan penanganan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Gastro Enteritis Dehidrasi?
2. Apa etiologi dari Gastro Enteritis Dehidrasi?
3. Apa tanda dan gejala dari Gastro Enteritis Dehidrasi?
4. Bagaimana klasifikasi dari Gastro Enteritis Dehidrasi?
5. Bagaiaman patofisiologi dari Gastro Enteritis Dehidrasi?
6. Apa saja manifestasi klinis dari Gastro Enteritis Dehidrasi?
7. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat pada penderita Gastro Enteritis Dehidrasi?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastro Enteritis Dehidrasi?
1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami konsep teori dari Gastro Enteritis Dehidrasi
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan
Gastro Enteritis Dehidrasi.

1.4 Manfaat

Mahasiswa mendapat informasi tentang konsep dasar Gastro Enteritis Dehidrasi dan Asuhan
Keperawatan GED.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi GED

Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme yang
merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan output melebihi
intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh,
tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi dapat terjadi karena kekuarangan
air ( watter deflection ), kekurangan natrium ( sodium deflection ), serta kekurangan air dan
natrium secara bersama-sama ( prescilla 2009 ),
Jadi, Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan usus besar
dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare dengan
atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang bisa juga mengakibatkan dehidrasi
karena banyaknya cairan yang keluar karena gangguan tersebut.

2.2 Etiologi

Faktor penyebab gastroenteritis adalah:


1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal : Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
gastroenteritis pada anak,meliputi infeksi internal sebagai berikut :
1) Infeksi bakteri : vibrio,salmonella shigella,capylabactor,versinia aoramonas dan
sebagainya
2) Infeksi virus : entero virus (v.echo,coxsacria,poliomyelitis)
3) Infeksi parasit : cacing (ascaeacis,tricuris,oxyuris,srongyloidosis,protozoa,jamur)

3
b. Infeksi parenteral : infeksi di luar alat pencernaan,seperti
OMA,tonsillitis,bronkopneumonia,dan lainnya.

2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,maltose dan
sukrosa),mosiosakarida (intoleransi glukosa,fruktosa dan galatosa)
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi,beracun dan alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

2.3 Tanda dan Gejala Gastro Enteritis Dehidrasi

Tanda dan gejala secara umum


1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair/encer
2. Turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun)
3. Mata cekung
4. Membran mukosa kering
5. Demam
6. Nafsu makan berkurang
7. Mual dan muntah
8. Lemah
9. Pucat
10.Nyeri abdomen
11.Perih di ulu hati
12.Perubahan di TTV,nadi dan napas cepat
13.Menurun atau tidaknya pengeluaran urine
14.Penururnan berat badan
15.Peristaltik meningkat
16.Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam

4
2.4 Klasifikasi Gastro Enteritis Dehidrasi

Dari komplikasi gastroenteritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kering
elastis,suara serak,penderita belum jatuh pada keadaan syok,ubun-ubun dan mata
cekung,minum normal,kencing normal.
b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan denga gambaran klinik turgor kulit jelek,suara
serak,penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.Gelisah,sangat haus,pernafasan agak
cepat,ubu-ubun dan mata cekung,kencing normal
c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 – 10% dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun,apatis sampai koma,otot-otot
kaku sampai sianosis,denyut jantung cepat,nadi lemah,tekanan darah turun,warna uri
pucat,pernafasan cepat dan dalam,turgor sangat jelek,ubu-ubun dan mata cekung
sekali,dan tidak mau minum.

5
Tabel Metode Sistem Skor Dehidrasi Dari Maurice king (1974)

Skor 0 1 2
Keadaan Sehat Gelisah,cengeng,mengantuk,apatis Delirium,koma,gejala
umum syok
Elastisitas normal Sedikit kering Sangat kurang
kulit
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun Normal Sedikit cekung Sangat cekung
besar
Mulut Normal Kering Kering dan sianosis
Denyut Normal Sedang (120-140) Lemah >140
nadi
Skor
0-2 : Dehidrasi sedang
3-6 : Dehidrasi sedang
7-12 : Dehidrasi sedang
(welch,T,2004)

2.5 Manifestasi Klinis

1. Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering


2. Muntah (umumnya tidak lama)
3. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
4. Kram abdomen, tenesmus
5. Membrane mukosa kering
6. Fontanel cekung (bayi)
7. Berat badan menurun
8. Malaise
(Cecyly, Betz.2002)

6
2.6 Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus ( Rotravirus, Adenovirus


enteris, Virus Norwalk ), Bakteri atau toksin ( Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli,
Yersinia, dan lainnya ), parasit ( Biardia Lambia, Cryptosporidium ) .Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin
atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis
akut.
Penularan Gastroenteritis biasa melalui fekal - oral dari satu penderita ke yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman
yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus
berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin
di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit ( Dehidrasi ) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia ), gangguan gizi ( intake kurang,
output berlebih), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.
Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus karena gerakan-gerakan
peristaltik dan segmentasi usus. Namun akibat terjadi infeksi oleh bakteri, maka pada saluran
pencernaan akan timbul mur-mur usus yang berlebihan dan kadang menimbulkan rasa penuh
pada perut sehingga penderita selalu ingin BAB dan berak penderita encer.
Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang dikeluarkan
oleh tubuh melebihi cairan yang masuk, cairan yang keluar disertai elektrolit.
Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio Disentri dan Entero Virus
masuk ke dalam usus, disana berkembang biak toxin, kemudian terjadi peningkatan
peristaltik usus, usus kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi dehidrasi.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

7
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1) Pemeriksaan Tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas bila diduga terdapat intoleransi gula
c. Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai
antibiotika (pada diare persisten)
2) Pemeriksaan Darah
a. Darah perifer lengkap
b. Analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang
disertai kejang.
3) Kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4) Doudenal Intubation
Untuk mengatahui kuman penyebab secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan
pada diare kronik.

2.8 Penatalaksanaan Gastro Enteritis Dehidrasi

1. Penatalaksaan Medis
1) Pemberian cairan
a. Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa
cairan yang berisikan oralit, NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut
diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l
dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi
gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum
dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

b. Cairan parenteral

8
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan
atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur
dan berat badannya.
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setempat. Pada umumnya
cairan RL (Ringer Laktat) diberikan tergantung berat/ringan dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
a) Dehidrasi ringan
1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/ oral kemudian 125 ml/ kg / hari
b) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB / hari
c) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1 ml : 20
tetes), 16 jam berikutnya 105 ml/ kg BB oralit per oral.

2) Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
a. Memberikan asi (untuk bayi)
b. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral
dan makanan yang bersih.

3) Obat-obatan
a. Obat anti sekresi
b. Obat anti spasmolitik
c. Obat antibiotik

2. Penatalaksanaan Keperawatan

9
Penyakit diare walaupun semua tidak menular (misal diare karena faktor malabsorbsi),
tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk
mecegah infeksi (selalu tersedia disinfektan dan air bersih) serta tempat pakaian kotor
sendiri. Masalah pasien diare yang perlu dipertahankan adalah resiko terjadi gangguan
sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan
nyaman. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
1) Bila dehidrasi masih ringan
Berikan minum sebanyak-banyaknya, kira-kira 1 gelas setiap kali setelah pasien
defekasi. Cairan harus mengandung elektrolit; seperti oralit. Bila tidak ada oralit
dapat diberikan larutan gula garam denan 1 gelas air matang yang agak dingin
dilarutkan dalam 1 sendok teh gula pasir dan 1 ju,put garam dapur. Pengganti air
matang dapat teh atau air tajin. Cara melarutkan oralit lihat petujuk kemasanya
karena ada yang 1 liter atau 1 gelas.untuk bayi dibawah umur 6 bulan,oralit
dilarutkan 2 kali lebih encer ( untuk 1 gelas menjadi 2 gelas). Jika anak terus
muntah/ tidak mau minum sama sekali perlu diberikan sonde. Bila pemberian
cairan per oral tidak dapat dilakukan, dipasang infus dengan cairan Ringer Laktat
(RL) atau cairan lain yang tersedia setempat jika tidak ada RL (atas persetujuan
dokter).yang penting diperhatikan adalah apakah tetesan berjalan lancar terutama
pada jam-jam pertama karena diperlukan untuk segera mengatasi dehidrasi.

2) Pada dehidrasi berat


Selama 4 jam pertama tetesan lebuh cepat, selanjutnya secara rumat (lihat
kecepatan pemberian infus). Untuk mengetahui kebutuhan sesuai dengan yang
diperhitungkan, jumlah cairan yang masuk tubuh dapat dihitung dengan cara:
a. Jumlah tetesan per menit dikalikan 60, dibagi 15/20 (sesuai dengan set infus
yang dipakai). Contoh: tetesan per menit 12 tetes: banyaknya cairan yang
habis (masuk ke dalam tubuh) dalam 1 jam ialah 12x60/15=48cc (bila pada
set infus yang setiap cc-nya berisi 15 tetes). Jika kontrol cairan dilakukan
setiap 2 jam berarti 48x2 = 96cc. Berikan tanda batas cairan pada waktu
memantau tersebut pada botol infusnya

10
b. Perhatikan tanda vital : denyut; nadi, pernapasan, suhu dan tekanan darah.
Bila masih terdapat hipotensi beritahu dokter apakah kecepatan tetesan perlu
ditambah (keadaan ini dapat terjadi pada pasien kolera)
c. Perhatikan frekuensi buang air besar anak apakah masih sering, encer atau
sudah berubah konsistensinya.
d. Berikan minum teh/ oralit 1-2 sendok setiap jam untuk mencegah bibir dan
selaput lendir mulut kering
e. Jika rehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberi makan lunak atau
secara realimentasi.

BAB III
TINJAUAN KASUS

11
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn D
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Management
Tanggal masuk : 6 Februari 2015
No. Register : A150220279
dx. masuk : Gastroenteritis
Alamat : Desa Cikahalang blok II Kecamatan Dukupuntang-
Cirebon
b. Indentias penanggung jawab
Nama : Ny.Y
Umur : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Akuntansi
Pekerjaan : Pegawai Bank BRI
Hubungan dengan klien: Adik Ipar
1. Keluhan utama :
Nyeri pada bagaian perut (mules)
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien satang ke IGD pada hari Jumat 6 Februari 2015 pada pukul 14.50 WIB
dengan keluhan nyeri pada bagian perut (mules) dan anus akibat diare.Nyeri
dirasakan seperti diperas pada daerah perut dan anus terasa perih dan panas
terutama setelah buang air besar (BAB).Mules dirasakan hingga timbul,biasanya
mules dan nyeri pada anys akan berkurang sekitar 5 menit setelah BAB,dan nyeri
dirasakan kembali bertambah sekitar 20 menit setelah BAB sudah lebih dari 10x
pada hari dilakukan pengkajian (6 Februari 2015)dengan konsistensi cair dan

12
bau khas yang tajam.Klien menceritakan bahwa diare (BAB terus menerus)
dirasakan sejak kemarin malam (5 Februari 2015) pada pukul 22.00 WIB.Setelah
makan baso dan gorengan.Klien mengeluh demam (suhu : 38℃) disertai mual
muntah dengan skala nyeri 6 yaitu sedang (Skala nyeri menurut hayward).
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit yang sama,tetapi tidak sampaai
dirawat di Rumah Sakit.Klien hanya mengkonsumsi obat warung dan sembuh
beberapa jam setelah minum obat.Klien dirawat di Rumah Sakit.
4. Keadaan Kesehatan Keluarga
Menurut keterangan klien,sekitar 6 bulan yang lalu anaaknya yang
kedua,mengalami penyakit yang sama dan dirawat di Rumah Sakit Mitra
Plumbon selama 4 hari.

Genogram

13
5. Data Psikososial
Hubungan klien dengan keluarga baik,selama klien dirawat istrinya selalu
menemani klien,begitupun anak dan adik ipar yang menemani setelah pulang
bekerja ataupun sekolah.Hubungan dengan masyarakat juga baik,terlihat
beberapa tetangga klien yang daatang menengok klien dirumah sakit pada jam-
jam besuk.
6. Data Spritual
Klien beragama Islam,klien percaya bahwa Allah SWT.tidak pernah tidur dan
akan segera memberi kesembuhan kepada klien.Klien yakin bahwa setiap
penyakit pasti ada obatnya dan Allah akaan segera memberikan kesembuhan
asalkan ada mau berusaha dan berdoa.

7. Aktivitas kehidupan sehari-hari

Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit


1) Makan
 Frekuensi  3 x/hari  3x/hari
 Jumlah  1 porsi habis  ½ porsi tidak habis
 Jenis  Nasi,sayur,lauk  Bubur,sayur,buah
pauk
2) Minum
 Frekuensi  Jika haus  Jika haus
 Jumlah  8-9 gelas/hari  2-3 gelas/hari
 Jenis  Air putih,kopi  Air putih,susu
3) Personal Hygine
 Mandi  2x/hari  Belum pernah
 Gosok gigi  2x/hari  Belum pernah
 Mencuci Rambut  3x/minggu  Belum pernah
 Menggunting kuku  1x/minggu  Belum pernah
4) Istirahat-tidur
 Kebiasaan sebelum  Menonton TV  Menonton TV
tidur

14
 Waktu  21.00 - 04.00  Tidak teratur
 Lama  7 Jam  Tidak teratur
5) Eliminasi
 BAK  4x/hari  3x/hari
 BAB  1x/hari  10x/hari

6) Rekreasi
 Rekreasi  3x/tahun  Tidak pernah
 Olahraga  2x/minggu  Tidak pernah
7) Kebiasaan/ketergantungan
 Alkohol  Tidak pernah  Tidak pernah
 Obat-obatan  Diapet  Mengkonsumsi
 Rokok  1 bungkus/hari  Tidak pernah
 Kopi  2 gelas/hari  Tidak pernah

8. Data Pemeriksaan Umum


1) Pemeriksaan Fisik
Penampilan : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 68 kg
Tinggi Badan : 178 cm
Tekanan Darah : 120/80mmHg
Respirasi : 28x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu Tubuh : 38℃
2) Kepala
Bentuk : Bulat
Kelainan : Tidak ada kelainan
Keadaan rambut : Pendek,sedikit beruban,bersih,tidak bau
Kulit kepala : Bersih,tidak ada luka
3) Mata
Sclera : Ikterik

15
Konjungtiva : Anemis
Kornea : Normal
Lensa : Normal
Pupil : Isokor
Refleks Cahaya : Refleks baik
Kelainan : Tidak ada kelainan
4) Telinga
Fungsi Pendengaran : Normal
Bentuk : Simetris
Serumen : Ada sedikit
Kelainan : Tidak ada kelainan
5) Hidung
Fungsi Penciuman: Normal
Bentuk : Simetris
Serumen : Ada sedikit
Kelainan : Tidak ada kelainan
6) Mulut
Fungsi Pengecapan: Normal,dapat membedakan rasa
Kebersihan gigi : kurang baik
Mukosa bibir : Kering
Kelainan : Tidak ada kelainan
7) Leher
Kelenjar Getah Bening: Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembengkakan
Pergerakan Leher : Normal
8) Dada
Bentuk : Simetris
Suara napas : Vasikuler
Frekuensi napas : 28x/menit
Nyeri : Tidak ada nyeri
Kelianan : Napas cemas

16
9) Abdomen
Bising Usus : 14x/menit
Kelainan : Hiperperistaltik
10) Kulit
Warna Kulit : Sawo matang
Tekstur Kulit : Kering,turgor kulit menurun

11) Pemeriksaan Diagnostik


a. Laboratorium

No Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


6
F Darah (Haematologi)
E
1. Haemoglobin 17,0 g/dL 13-16 g/dL
B
2. Hematokrit 51% 40-48%
3. R Leukosit 8,9 rb/mm3 3,5-
U 10rb/mm3
4. A Trombosit 211rb/mm3 150-

R 400rb/mm3

I
Kimia Klinik(Elektrolit)

5. 2 Natrium (Na) 140,0mEq?L 135-155


0 mEq/L
6. 1 Kalium (K) 3,4 mEq?L 3,5-5,5

5 mEq/L

Feses (Makroskopis)

7. Darah Negatif Negatif


8. Warna Coklat -
9. Lendir Negatif Negatif
10. Konsistensi Encer Lembek

Feses (Mikroskopis)

17
11. Eritrrosit 0-1/LPB 0-1/LPB
12. Leukosit 3-6/LPB 0-5/LPB
13. Kista Negatif Negatif
14. Jamur Negatif Negatif
15. Cacing Negatif Negatif
16. Telur cacing Negatif Negatif
17. Serabut Negatif Negatif
18. Amoeba Negatif Negatif

12) Penatalaksanaan
 Terapi obat-obatan

No. Nama Obat Dosis Cara pemberian Sediaan


1. Vomizol 1x1 ampul Intra Vena Ampul
2. Vomceran 3x1 ampul Intra Vena Ampul
3. Antrain 3x1 ampul Intra Vena Ampul
4. Lodia 2x1 tablet Peroral Tablet
5. Fladex 3x500 mg Peroral Tablet
6. Infus futrolit 20 TPM Intra Vena Flabot

 Terapi Diet
Bubur Biasa

II. Analisa Data

No. Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS: Klien mengeluh badannya Makanan pedas Peningkatan suhu
panas.Saat kening diraba dan berminyak tubuh
panasnya sangat terasa.
DO : Gangguan
 Badan klien terasa panas motilitas usus
saat di palpasi
 Bibir klien kering dan Hiperperistaltik
pecah-pecah
 TTV Gangguan
T : 120/80 mmHg penyerapan

18
P : 90x/ menit makanan
R : 28x/Menit
S : 38℃
Pengeluaran feses
cair berlebihan

Dehidrasi

Peningkatan suhu
tubuh
2. DS : Klien mengeluh perutnya Gangguan Gangguan rasa
mules,mules terasa ingin motilitas usus nyamam : nyeri
BAB,dan hilang sekitar 5 menit
setelah BAB,anus juga terasa Hiperperistaltik
sering perih setelah BAB.
Nyeri pada
DO : Klien terlihat memegangi abdomen (mules)
perutnya saat terasa mules
- Wajah terlihat pucat Pengeluaran feses
- Klien terlihat encer sering
memposisikan pada
posisi nyaman Kerusakan
integritas kulit
pada daerah anus
3. DS : Klien mengatakan buang air Makanan pedas Resiko
besar cair sudah lebih dari 10x dan berminyak kekurangan
pada hari dilakukan pengkajian volume cairan dan
disertai mual dan muntah. Gangguan elektroloit
motilitas usus
DO :
 Klien terlihat lemah Hiperperistaltik
 Klien terlihat sering ke kamar

19
mandi untuk BAB Gangguan
 Turgor kulit menurun penyerapan
 Mukosa bibir kering makanan

 Mata cekung
 Berat badan sebelum sakit : 72 Pengeluaran feses

kg,setelah sakit 68 kg cair encer sering

 Minum 2-3 gelas/hari dan intake cairan


kurang
 Hasil laboratorium
- Darah : Negatif
Kekurangan
- Warna : Coklat
volume cairan dan
- Lendir : Negatif
elektrolit
- Konsistensi : Cair

III. Diagnosa Keperawatan


1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi,ditandai dengan
DS : Klien mengeluh badannya panas.Saat kening diraba panasnya sangat
terasa
DO :
 Badan klien terasa panas saat dipalpasi
 Bibir kering dan pecah-pecah
 TTV
TD : 120/80 mmHg
P : 90x/ menit
R : 28x /Menit
S : 38℃

20
2) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mules dan kerusakan
integritas kulit pada daerah anus,ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh perutnya mules.Mules terasa saat ingin BAB dan hilang
saat 5 menit setelah BAB anus juga sering terasa perih setelah BAB.
DO :
- Klien terlihat meringis dan memegangi perutnya saat terasa mules
- Wajah terlihat pucat
- Klien terlihat memposisikan dirinya pada posisi yang nyaman.

3) Risisko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan


pengeluaran feses yang sering dan intake cairan yang kurang,ditandai dengan
DS : Klien mengatakan BAB sudah lebih dari 10x pada dilakukan pengkajian
disertai mual dan muntah.
DO :
 Klien terlihat lemah
 Klien terlihat sering ke kamar mandi untuk BAB
 Turgor kulit menurun
 Mukosa bibir kering
 Mata cekung
 Berat badan sebelum sakit : 72 kg,setelah sakit 68 kg
 Minum 2-3 gelas/hari
 Hasil laboratorium
- Darah : Negatif
- Warna : Coklat
- Lendir : Negatif
- Konsistensi : Cair

IV. Rencana Asuhan Keperawatan


Nama : Tn. D
Umur : 48 Tahun
Diagnosa medis : Gastroenteritis

21
No.Medrek : A15020279

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1. Peningkatan suhu tubuh Setelah dilakukan 1. Monitori suhu tubuh klien
berhubungan dengan tindakan keperawatan
dehidrasi,ditandai dengan diharapkan :
2. Berikan kompres air hangat
DS : Klien mengeluh - Suhu tubuh klien
badannya panas.Saat normal 36,5℃ - 37,2
diraba panasnya sangat ℃
3. Kolaborasikan dengan
terasa. - Membran mukosa
dokter pemberian obat
lembab
antipiretik
DO : - Turgor kulit
- Badan klien terasa baik/normal
panas saat dipalpasi 4. Anjurkan klien minum yang
- Bibir klien kering dan banyak
pecah-pecah
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/menit
R : 28x/menit
S : 38℃

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan


nyaman : nyeri tindakan keperawatan 1. Kaji skala nyeri
berhubungan dengan diharapkan :
mules dan kerusakan - Klien melaporkan
2. Catat intake dan output
integritas kulit pada nyeri dan mules
cairan
daerah anus,ditandai berkurang/hilang
dengan : - Klien tampak rileks
dan dapat istirahat
3. Ukur berat badan

22
DS : - Klien tidak gelisah setiap hari
Klien mengeluh ataupun menahan
perutnya mules.Mules sakit
terasa saat ingin BAB
4. Kolaborasikan dengan
dan hilang saat 5 menit
dokter pemberian
setelah BAB anus juga
cairan parental
sering terasa perih
setelah BAB.

5. Anjurkan klien banyak


DO :
minum dan
- Klien terlihat
mengkonsumsi buah-
meringis dan
buahan
memegangi
perutnya saat terasa
6. Obervasi TTV
mules
- Wajah terlihat pucat
- Klien terlihat
memposisikan
dirinya pada posisi
yang nyaman.
3. Risisko kekurangan Setelah dilakukan
volume cairan dan tindakan Kaji adanya dehidrasi
elektrolit berhubungan keperawatan,klien
dengan pengeluaran menunjukan tanda-
Catat intake dan output cairan
feses yang sering dan tanda pemenuhan
intake cairan yang cairan dan elektrolit
kurang,ditandai dengan yang adekuat.
Ukur berat badan setiap hari
DS : - Mukosa bibir
Klien mengatakan BAB lembab
sudah lebih dari 10x - Turgor kulit

23
pada dilakukan normna Kolaborasikan dengan dokter
pengkajian disertai - Mata tidak cekung pemberian cairan parental
mual dan muntah. - Konjungtiva
DO : ananemis
 Klien terlihat lemah - BAB tidak lebih
 Klien terlihat sering dari 1x dalam
Anjurkan klien banyak minum
ke kamar mandi sehari
dan mengkonsumsi buah-
untuk BAB TTV normal
buahan
 Turgor kulit
menurun
 Mukosa bibir kering
 Mata cekung Observasi TTV
 Berat badan
sebelum sakit : 72
kg,setelah sakit 68
kg
 Minum 2-3
gelas/hari
 Hasil laboratorium
- Darah : Negatif
- Warna : Coklat
- Lendir : Negatif
- Konsistensi : Cair

V. Implementasi Keperawatan
Nama : Tn. D
Umur : 48 Tahun
Diagnosa medis: Gastroenteritis
No.Medrek : A15020279

24
No. Tanggal No. DX Implementasi Nama
Keperawatan Dan
paraf
1. 7 Februari Jam 11.30 WIB memonitori suhu
2015 tubuh klien
Hasil : 39,2℃
Jam 11.35 WIB
Memberikan kompres air hangat
Jam : 13.00 WIB Mengkolaborasikan
dengan dokter pemberian obat
antipiretik
DX. 1
- Antrain 3x 1 ampul
Jam 13.00 WIB Menganjurkan klien
minum yang banyak
2. 7 Februari Jam : 08.00 WIB Mengkaji skala nyeri
2015 klien
- Skala nyeri : 5 yaitu nyeri sedang
DX. 2 (Skala nyeri menurut Hayward)
Jam 08.15 WIB
Memposisikan klien dengan posisi
yang nyaman
Jam 08.20 WIB
Menginformasikan kepada klien
pentingnya masukan nutrisi dan cairan
yang adekuat
Jam 10.00 WIB
Mengkolaborasikan dengan dokter
pemberian obat anti nyeri
 Vomizol : 1x 1 ampul
 Vomceran : 3x 1 ampul
 Faldex : 3x 500 mg
 Lodia : 2x 1 tablet
Jam 11.30 WIB
Mengobservasi TTV

25
TD : 110/80 mmHg
N : 98x /menit
R : 26x/menit
S : 39,2℃

3. 7 Februari Jam 13.10 WIB


2015 Mengkaji adanya dehidrasi
 Klien kehilangan 5% berat
DX. 3 badannya (dehidrasi
ringan).Menurut keterangan
klien,sekitar 1 minggu sebelum
sakit klien menimbang berat
badanny,hasilnya adalah 72
kg,dan berat badannya
sekarang adaah 68 kg.
Jam 13.30 WIB
Catat intake dan output cairan
Intake :
Minum : 3 gelas
Makan : Habis ¼ posri dari ½ porsi

Output :
BAB : 8x
BAK : 2X
Jam 13.35 WIB
Mengukur berat badan setiap hari
Hasil pengukuran : 68 kg
Jam 10.00 WIB
Mengkolaborasikan dengan dokter
pemberian cairan parental
Infus : Futrolit 20 TPM

26
Jam 13.00 WIB
Menganjurkan klien banyak minum
dan mengkonsumsi buah-buahan
Jam : 11.30 WIB
Mengobservasi TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 98x /menit
R : 26x/menit
S : 39,2℃

VI. Evaluasi Keperawatan

No DX. Tanggal,waktu Evaluasi


Keperawatan (SOAP)
7 Februari 2015 S : Klien mengeluh badannya panas
DX. 1
Jam 14.00 WIB O : Badan klien terasa panas saat di
palpasi,bibir klien kering dan pecah-
pecah,suhu tubuh 39,2℃

27
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Monitori suhu tubuh klien
 Berikan kompres air hangat
 Kolaborasikan dengan dokter
pemberian obat antipiretik
 Anjurkan klien minum yang banyak
DX. 2 7 Februari 2015 S : Klien mengatakan nyaman dengan
posisi setengah telungkup (Sim),mules
Jam 14.00 WIB dan nyeri masih sering terasa
O : Klien terlihat nyaman dengan
posisi sim,klien terlihat meringis dan
memegangi perut saat mules
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan :
 Kaji skala nyeri klien
 Posisikan klien pada posisi
yang nyaman
 Informasikan kepada klien
pentingnya masukan nutrisi
dan cairan yang adekuat
 Kolaborasikan dengan dokter
pemberian obat anti nyeri
 Observasi TTV
DX. 3 7 Februari 2015 S : Klien mengatakan BAB sudah
sedikit berkurang,hari ini klien BAB
Jam 14.00 WIB 6x terhitung sejak pagi sampai jam
14.30, tidak muntah,dan minum hanya
3 gelas.
O : Klien terlihat lemah,mukosa bibir

28
kering,mata cekung,berat badan 68
kg,turgor kulit menurun,TTV :
TD : 110/80 mmHg
R : 26/menit
N : 98x/menit
S : 39,2℃
A : Masalah belum tertatasi
P : intervensi dilanjutkan
 Kaji adanya dehidrasi
 Catat intake dan output cairan
 Ukur berat badan setiap hari
 Kolaborasikan dengan dokter
pemberian cairan parental
 Anjurkan klien banyak minum
dan mengkonsumsi buah-
buahan.
 Observasi TTV

VII. Catatan Perkembangan

No. Dx Tanggal Implementasi Evaluasi Nama


Keperawatan dan
Paraf
1 8 Februari Jam : 11.30 WIB S : Klien mengeluh badannya
2015 Memonitori suhu panas
Jam 09.00 tubuh klien
WIB Hasil 39,2℃ O : Badan klien terasa panas

29
saat di palpasi,bibir klien
Jam : 13.35 WIB kering dan pecah-pecah,suhu
Memberikan kompres tubuh 39,2℃
air hangat
A : Masalah belum teratasi
Jam : 13.00 WIB P : Intervensi dilanjutkan
Mengkolaborasikan  Monitori suhu tubuh klien
dengan dokter  Berikan kompres air hangat
pemberian obat anti  Kolaborasikan dengan
piretik dokter pemberian obat
Antrain 3x 1 ampul antipiretik
Anjurkan klien minum yang
Jam : 13.00 WIB banyak
menganjurkan klien
minum yang banyak
2 8 Februari Jam : 08.00 WIB S : Klien mengatakan nyaman
2015 Mengkaji skala nyeri dengan posisi setengah
Jam 09.00 klien. telungkup (Sim),mules dan
WIB Skala nyeri : 5 nyeri nyeri masih sering terasa
sedang (Skala nyeri O : Klien terlihat nyaman
menurut Hayward) dengan posisi sim,klien
Jam : 08.15 WIB terlihat meringis dan
Memposisikan klien memegangi perut saat mules
pada posisi yang A : Masalah belum teratasi
nyaman P : Intervensi dilanjutkan :
Jam : 10.00 WIB  Kaji skala nyeri klien
Mengkolaborasikan  Posisikan klien pada
dengan dokter posisi yang nyaman
pemberian obat anti  Informasikan kepada
nyeri klien pentingnya
 Vomizol : 1x 1 masukan nutrisi

30
ampul dan cairan yang
 Vomceran : 3x 1 adekuat
ampul  Kolaborasikan dengan
 Faldex : 3x 500 mg dokter pemberian
 Lodia : 2x 1 tablet obat anti nyeri
Observasi TTV
Jam : 11.30 WIB
Mengobservasi TTV:
TD : 110/80 mmHg
R : 26z/menit
N : 98x/menit
S : 39,2℃

3 9 Februari Jam : 13.10 WIB S : Klien mengatakan


2015 Mengkaji adanya BAB sudah sedikit
Jam 09.00 dehidrasi.Klien berkurang,hari ini klien BAB
WIB kehilangan 5% berat 6x terhitung sejak pagi sampai
badannya (dehidrasi jam 14.30, tidak muntah,dan
ringan).Menurut minum hanya 3 gelas.
keterangan klien, O : Klien terlihat
sekitar 1 minggu lemah,mukosa bibir
sebelum sakit klien kering,mata cekung,berat
menimbang berat badan 68 kg,turgor kulit
badanny,hasilnya menurun,TTV :
adalah 72 kg,dan berat TD : 110/80 mmHg
badannya sekarang R : 26/menit
adaah 68 kg. N : 98x/menit
Jam 13.30 WIB S : 39,2℃
Catat intake dan output A : Masalah belum tertatasi
cairan P : intervensi dilanjutkan
Intake :  Kaji adanya dehidrasi

31
Minum : 3 gelas  Catat intake dan output
Makan : Habis ¼ posri cairan
dari ½ porsi  Ukur berat badan
setiap hari
Output :  Kolaborasikan dengan
BAB : 8x dokter pemberian
BAK : 2X cairan parental
Jam 13.35 WIB  Anjurkan klien banyak
Mengukur berat badan minum dan
setiap hari mengkonsumsi buah-
Hasil pengukuran : 68 buahan.
kg Observasi TTV
Jam 10.00 WIB
Mengkolaborasikan
dengan dokter
pemberian cairan
parental
Infus : Futrolit 20 TPM
Jam 13.00 WIB
Menganjurkan klien
banyak minum dan
mengkonsumsi buah-
buahan
Jam : 11.30 WIB
Mengobservasi TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 98x /menit
R : 26x/menit
S : 39,2℃

32
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gastro Enteritis Dehidrasi atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana
frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram

Etiologi terdiri dari 3 faktor infeksi

1. Infeksi internal

33
2. Bakteri penyebab gastoenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan besar,ialah
bakteri non invasive dan bakteri invasive
3. Infeksi parental
Gejala klinik pasien dengan diare akibat infeksi sering mengalami nausea,muntah,nyeri
perut sampai kejang perut,turgor kulit menurun,demam dan diare terjadi renjatan
hipovolemik.Tes diagnostik sangat diperlukan untuk pengkajian penyakit diare

Dasar pengobatan diare adalah :


1) Pemberiancairan : jenis cairan,cara memberikan dan jumlah cairan
2) Diatetik
3) Obat-obatan

3.2 Saran

Dalam melakukan perawatan Gastro Enteritis Dehidrasi hendaknya dengan hati-


hati,cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat,maka akan mempercepat proses
penyembuhan.Perawat perlu mengetahui tanda gejala adanya diare serta derajat dehidrasi pada
klien,perwawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan sehingga
intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien,perawat harus
mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya
proses keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan pemberian
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit penyebab,pencegahan,dan penanganan

DAFTAR PUSTAKA

Fragnaria Anindytha (Jumat,29 Mei 2015) Asuhan Keperawatan Gastroenteritis Diambil dari
http://fragranianindytha.blogspot.com/2015/05/asuhan-keperawatan-gastroenteritis.html?m=1

Diakses (28 November 2020) 23.32

Lista file (Jumat,11 Agustus 2017) Makalah Kegawatdaruratan Gastroenteritis Dehidrasi Diambil
dari http://makalahlistavanny.blogspot.com/2017/08/makalah-kegawatdaruratan.html?m=1

Diakses (28 November 2020) 23:36

34
Yudi Haryadi (02 Mei 2013) Makalah Gastroenteritis Diambil dari
https://id.scribd.com/doc/139069507/makalah-gastroenteritis Diakses 29 nov 23.28

Diakses 28 November 2020 23:38

35

Anda mungkin juga menyukai