DISUSUN OLEH:
FAKULTAS KESEHATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang “Penilaian status gizi metode klinis “. Makalah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas, Penilaian status gizi.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam proses
kegiatan belajar dan sumber pengetahuan kepada pembaca dan mendapat ridho dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Saya selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman- teman, Pembimbing yang
sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang
di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan lagi.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi, di bedakan antara gizi kurang, baik, dan lebih berkaitan
juga dengan keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan
zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari
tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. Dalam penilaian status gizi terbagi
menjadi dua bagian yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status
gizi dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan
biofisik. Dalam penilaian status gizi salah satunya yaitu dengan metode
pemeriksaan secara klinis.
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Penilaian status gizi
perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi yang
meliputi tujuan, unit sampel yang diukur, jenis informasi yang dibutuhkan,
tingkat reliabilitas, dan akurasi yang dibutuhkan. Dalam penentuan status gizi
secara klinis terdapat pembagian pemeriksaan yaitu riwayat medis dan juga
pemeriksaan fisik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian status gizi
secara klinis?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi status
gizi?
3. Bagaimana tanda dan gejala akibat kekurangan gizi?
4. Apa saja kelemahan dan kelebihan dalam penilaian
gizi klinis?
5. Penilaian status gizi remaja
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian penilaian status gizi secara
klinis.
2. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi
3. Menjelaskan tanda dan gejala beberapa gangguan
akibat kekurangan gizi.
4. Mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dalam
penilaian gizi klinis.
5. Mengetahui penilaian setatus gizi remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
Penilaian status gizi secara klinis merupakan metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel ( supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa
oral atau pada organorgan yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya digunakan untuk survei klinis secara cepat
(rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan
untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda ( sign) dan gejala ( symptom) atau riwayat penyakit.
a. Faktor langsung
1. Konsumsi Pangan
Penyakit infeksi dan keadaan gizi anak merupakan 2 hal yang saling
mempengaruhi. Dengan adanya infeksi, nafsu makan anak mulai
menurun dan mengurangi konsumsi makanannya, sehingga berakibat
berkurangnya zat gizi ke dalam tubuh anak.
b. Faktor tidak langsung
1. Tingkat Pendapatan
2. Pengetahuan Gizi
Secara umum penilaian status gizi dapat dikelompokan menjadi 2(dua) yaitu penilaian
statuss gizi langsung dan status gizi tidak langsung.
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
Antropometri berasal dari kata anthopros (tubuh) dan metros (ukuran). Secara
umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh manusia. Dalam bidang gizi,
antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Dalam bidang
ilmu gizi, antropometri digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering
digunakan adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, tinggi duduk,
lingkar perut, lingkar pinggul, dan lapisan lemak bawah kulit. Parameter indeks
antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah
indikator berat badan menurut umur (BB/U). Tinggi badan menurut umur
(TB/U), Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) (Kemenkes, 2010).
Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) ialah menentukan atau melihat status
gizi seseorang dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan seseorang.
Ukuran fisik seseorang sangat erat hubungannya dengan status gizi. Atas dasar
itu,ukuran-ukuran yang baik dan dapat diandalkan bagi penentuan status gizi
dengan melakukan pengukuran antropometri (Kemenkes, 2010).
Pengukuran IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
Pada remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan umurnya, karena dengan
perubahan umur terjadi perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh, pada
remaja digunakan indikator IMT/U. Rumus Perhitungan IMT adalah sebagai
berikut: (Supariasa et al., 2016).
Nilai individu subyek (NIS) merupakan hasil dari IMT kemudian nilai median
baku rujukan (NMBR) dan Nilai Simpang Baku Rujukan Indeks IMT/U anak
umur 5-18 tahun:
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji
secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak
gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau pada organorganyang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Metode ini digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tandatanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu pula digunakan untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorangdengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu survei konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode ini akan
diuraikan sebagai berikut:
1) Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisa dari
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu dan data
2) Faktor ekologi
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Surve dapat
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
F. Penilaian status gizi secara antropometri menggunakan indeks massa tubuh
(IMT)
Antropometri telah menjadi alat praktis untuk mengevaluasi status gizi suatu populasi.
Antropometri banyak digunakan khususnya pada anak-anak di negara berkembang. Status
gizi merupakan indikator terbaik dari kesejahteraan global anak.
Pengukuran antropometri dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan, berat badan,
lingkar lengan atas, tebal lemak tubuh (triceps, biceps, subscapula dan suprailiac).
Pengukuran antropometri bertujuan untuk mengetahui status gizi berdasarkan satu ukuran
menurut ukuran lainnya, misalnya berat badan dan tinggi badan menurut umur, berat badan
menurut tinggi badan, lingkar lengan atas menurut umur, dan lingkar lengan atas menurut
tinggi badan, pengukuran status gizi secara antropometri merupakan cara yang paling sering
digunakan karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu : alat mudah diperoleh, pengukuran
mudah dilakukan, biaya murah, hasil pengukuran mudah disimpulkan, dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan dapat mendeteksi riwayat gizi masa lalu (Irianto,
2007).
Status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan,
terutama adanya penyakit infeksi, kedua faktor ini adalah penyebab langsung, sedangkan
penyebab tidak langsung kandungan zat gizi dalam bahan makanan,kebiasaan makan, ada
tidaknya program pemberian makanan tambahan, pemeliharaan kesehatan,serta lingkungan
fisik dan sosial. Status gizi yang dipengaruhi oleh faktor konsumsi, terutama konsumsi
protein dan berbagai jenis zat gizi lainnya, sementara faktor perilaku tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap status gizi (Agus, 2017).
Faktor yang berhubungan dengan status gizi, pertama penyebab langsung adalah asupan
gizi dan penyakit infeksi, kedua, penyebab tidak langsung yaitu keterdediaan pangan tingkat
rumah tangga, perilaku / asuhan ibu dan anak, pelayanan kesehatan dan lingkungan, ketiga
masalah utama yaitu kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan
kerja. Keempat, masalah dasar, yaitu krisis politik dan ekonomi.
Faktor yang mempengaruhi status gizi ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi adalah
ketersediaan pangan, tingkat pendapatan, pendidikan dan penggunaan pangan. Ketersediaan
pangan meliputi pemilihan tanaman yang ditanam. Pola penanaman, pola penguasaan lahan,
mutu luas lahan, cara pertanian, cara penyimpanan, faktor lingkungan, rangsangan
bereproduksi dan peranan sosial. Penggunaan pangan meliputi status sosial, kepercayaan
keagamaan, kepercayaan kebudayaan, keadaan kesehatan, pola makan, kehilangan tersebab
oleh proses memasak, distribusi makanan dalam keluarga, besar keluarga, dan pangan yang
tercecer (Supariasa et al., 2012).
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
https://baixardoc.com/documents/makalah-penilaian-status-gizi-klinis-5c535ad35ceba
https://www.herminahospitals.com/id/articles/6-tanda-dan-gejala-tubuh-kekurangan-
gizi