Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENILAIAN SETATUS GIZI METODE KLINIK

DISUSUN OLEH:

DINA INAYAH NUZULA (2009060009)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDATU ULAMA NUSA TENGGARA BARAT

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang “Penilaian status gizi metode klinis “. Makalah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas, Penilaian status gizi.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam proses
kegiatan belajar dan sumber pengetahuan kepada pembaca dan mendapat ridho dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Saya selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman- teman, Pembimbing yang
sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.

Mataram, 11 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................

KATAR PENGANTAR .......................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................

A. Latar Belakang ...........................................................................


B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................

A. Pengertian Penilaian Status Gizi Secara Klinis ..........................


B. Pengertian status gizi ..................................................................
C.
D. Kelemahan dan kelebihan Penilaian Klini
E. Penilaian status gizi remaja ........................................................
F. status gizi secara antropometri menggunakan (IMT) .................
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi remaja.................

BAB III PENUTUP...............................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang
di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan lagi.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi, di bedakan antara gizi kurang, baik, dan lebih berkaitan
juga dengan keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan
zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari
tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. Dalam penilaian status gizi terbagi
menjadi dua bagian yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status
gizi dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan
biofisik. Dalam penilaian status gizi salah satunya yaitu dengan metode
pemeriksaan secara klinis.
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Penilaian status gizi
perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi yang
meliputi tujuan, unit sampel yang diukur, jenis informasi yang dibutuhkan,
tingkat reliabilitas, dan akurasi yang dibutuhkan. Dalam penentuan status gizi
secara klinis terdapat pembagian pemeriksaan yaitu riwayat medis dan juga
pemeriksaan fisik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian status gizi
secara klinis?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi status
gizi?
3. Bagaimana tanda dan gejala akibat kekurangan gizi?
4. Apa saja kelemahan dan kelebihan dalam penilaian
gizi klinis?
5. Penilaian status gizi remaja
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian penilaian status gizi secara
klinis.
2. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi
3. Menjelaskan tanda dan gejala beberapa gangguan
akibat kekurangan gizi.
4. Mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dalam
penilaian gizi klinis.
5. Mengetahui penilaian setatus gizi remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Status Gizi Secara Klinis

Penilaian status gizi secara klinis merupakan metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel ( supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa
oral atau pada organorgan yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya digunakan untuk survei klinis secara cepat
(rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan
untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda ( sign) dan gejala ( symptom) atau riwayat penyakit.

B. Faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi

a. Faktor langsung

1. Konsumsi Pangan

Penilaiann konsumsi pangan rumah tangga atau secara perorangan


merupakan cara pengamatan langsung yang dapat menggambarkan pola
konsumsi penduduk menurut daerah, golongan social ekonomi dan social
budaya. Konsumsi pangan lebih sering digunakan sebagai salah satu
teknik untuk memajukan tingkat keadaan gizi .
2. Infeksi

Penyakit infeksi dan keadaan gizi anak merupakan 2 hal yang saling
mempengaruhi. Dengan adanya infeksi, nafsu makan anak mulai
menurun dan mengurangi konsumsi makanannya, sehingga berakibat
berkurangnya zat gizi ke dalam tubuh anak.
b. Faktor tidak langsung

1. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan sangat menentukan bahan makanan yang akan dibeli,

pendapatan merupakan factor yang penting untuk menentukan kualitas dan

kuantitas makanan, maka erat hubungannya dengan gizi

2. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan yang


merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam mengolah bahan
makanan. Status gizi

C. Tanda dan gejala jika tubuh kekurangan gizi yang dibutuhkan:


Tanda dan gejala beberapa gangguan akibat kekurangan gizi
1.      Kekurangan energi protein (KEP)
Tanda dan gejalanya yang dibedakan antara kwashiorkor dan marasmus. Tanda dan
gejala kwahasiorkor adalah pembengkakan kaki dan tangan, wajah sembab, otot
kendur rambut kemerahan dan mudah putus, muka seperti bulan, tanda dan gejala
marasmus adalah berat badan kurang menurut umurnya, muka seperti orang dewasa,
kulit keriput, rambut berwarna kemerahan dan agak jarang, kelihatan sangat kurus dan
tinggal tulng, diikuti dehidrasi.
2.      Kekurangan vitamin A (KVA)
Tanda dan gejala buta senja (pada senja hari kemampuan melihat berkurang),
Xerophtalmia (kelainan pada mata)
3.      Kurang besi (anemia)
Tanda dan gejala seperti cepat lelah, napas pendek, denyut jantung kencang, susah
buang air besar, nafsu makan kurang, kepala pusing, mata berkunang-kunang, serta
pucat pada wajah, bibir, telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan lipatan pelupuk mata
sebelah dalam.
4.      Kurang iodium
Tanda dan gejala seperti pembesaran kelenjar gondok, ganggun pertumbuhan fisik,
hambatan mental, bisu-tuli/ kurang vitamin C, gusi membengkak, kemerahan, mudah
berdarah bila ditekan.
D. Kelemahan dan kelebihan Penilaian Klinis
  Kelebihan dalam penilaian status gizi secara klinis yaitu:
a) Pemeriksaan klinis relative murah tidak memerlukan biaya terlalu besar.
b) Dalam pelaksanaannya, pemeriksaan tidak memerlukan tenaga khusus tetapi,
tenaga paramedic bisa dilatih
c) Sederhanam cepat, dan mudah diinterpretasikan
d) Tidak memerlukan peralatan yang rumit
  Kelemahan dari penilaian status gizi secara klinis yaitu:
a.       Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi, sehingga perlu orang-orang yang
ahli dalam menentukan gejela klinik tersebut. Namun demikian,para tenaga medis
dapat dilatih untukmelakukan pemeriksaan klinis
b.      Gejala klinis tidak bersifat spesifik, terutama pada penderita KEP ringan dan
sedang. Hal ini dikarenakan ada gejala klinik penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan gizi lebih dari satu zat gizi. Gejala klinis yang sama adakalanya
disebabkan bukan hanya disebabkan oleh suatu  macam zat gizi saja, contoh:
         Glossitis (luka pada lidah) bisa disebabkan oleh karena kekurangan riboflavin,
niasin, asam folat, atau karena kekurangan vitamin B12
         Nasolabial seboroik dapat disebabkan karena defisiensi Vitamin B6,B2 atau
niasin. Beberapa gejala klinis adakalanya disebabkan bukan karena factor gizi, seperti
bercak bitot yang dapat pula di sebabkan karena udara, atau heriditer
c.       Adanya gejala klinis yang bersifat multipel. Penyakit kulit akibat defisiensi satu
macam vitamin biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian defisiensi
vitamin dan mineral serta zat gizi lainnya .
d.      Gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan dapat
juga terjadi pada saat akan sembuh. Hepatomegaly (pembesaran hati),sebagai contoh
dapatt terjad pada keadaan malnutrisi awal dan terjadi juga pada masa
penyembuhannya
e.       Adanyya variasi dalam gejala klinis yang timbul. Hal ni karena satu gejala klinis
bisa dipengaruhi beberapa factor seperti genetic, lingkungan, kebiasaan, dll.
E. Penilaian status gizi remaja

Secara umum penilaian status gizi dapat dikelompokan menjadi 2(dua) yaitu penilaian
statuss gizi langsung dan status gizi tidak langsung.

a.Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.

1) Penilaian status gizi secara antropometri

Antropometri berasal dari kata anthopros (tubuh) dan metros (ukuran). Secara
umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh manusia. Dalam bidang gizi,
antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Dalam bidang
ilmu gizi, antropometri digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering
digunakan adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, tinggi duduk,
lingkar perut, lingkar pinggul, dan lapisan lemak bawah kulit. Parameter indeks
antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah
indikator berat badan menurut umur (BB/U). Tinggi badan menurut umur
(TB/U), Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) (Kemenkes, 2010).

Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) ialah menentukan atau melihat status
gizi seseorang dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan seseorang.
Ukuran fisik seseorang sangat erat hubungannya dengan status gizi. Atas dasar
itu,ukuran-ukuran yang baik dan dapat diandalkan bagi penentuan status gizi
dengan melakukan pengukuran antropometri (Kemenkes, 2010).

Pengukuran IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
Pada remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan umurnya, karena dengan
perubahan umur terjadi perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh, pada
remaja digunakan indikator IMT/U. Rumus Perhitungan IMT adalah sebagai
berikut: (Supariasa et al., 2016).
Nilai individu subyek (NIS) merupakan hasil dari IMT kemudian nilai median
baku rujukan (NMBR) dan Nilai Simpang Baku Rujukan Indeks IMT/U anak
umur 5-18 tahun:

Obesitas : > 2SD

Gemuk : > 1SD sampai dengan 2 SD

Normal : -2SD sampai dengan 1 SD

Kurus : -3SD sampai dengan < -2SD

Sangat kurus : < -3SD (Kemenkes, 2010)


2) Penilaian status gizi secara biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji
secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak
gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

3) Penilaian status gizi secara klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau pada organorganyang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Metode ini digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tandatanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu pula digunakan untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorangdengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

4) Penilaian status gizi secara biofisik


Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan)dan melihat perubahan
strukturdari jaringan. Metode ini digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja epidemik (epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah
tes adaptasi gelap.

b. Penilaian status gizi secara tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu survei konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode ini akan
diuraikan sebagai berikut:

1) Statistik vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisa dari
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu dan data

lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai


bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi secara tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat.

2) Faktor ekologi

Penggunaan fakor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab


malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk program intervensi gizi
(Supariasa et al., 2016).

3) Survei konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Surve dapat
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
F. Penilaian status gizi secara antropometri menggunakan indeks massa tubuh
(IMT)
Antropometri telah menjadi alat praktis untuk mengevaluasi status gizi suatu populasi.
Antropometri banyak digunakan khususnya pada anak-anak di negara berkembang. Status
gizi merupakan indikator terbaik dari kesejahteraan global anak.

Pengukuran antropometri dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan, berat badan,
lingkar lengan atas, tebal lemak tubuh (triceps, biceps, subscapula dan suprailiac).
Pengukuran antropometri bertujuan untuk mengetahui status gizi berdasarkan satu ukuran
menurut ukuran lainnya, misalnya berat badan dan tinggi badan menurut umur, berat badan
menurut tinggi badan, lingkar lengan atas menurut umur, dan lingkar lengan atas menurut
tinggi badan, pengukuran status gizi secara antropometri merupakan cara yang paling sering
digunakan karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu : alat mudah diperoleh, pengukuran
mudah dilakukan, biaya murah, hasil pengukuran mudah disimpulkan, dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan dapat mendeteksi riwayat gizi masa lalu (Irianto,
2007).

Tujuan yang hendak didapatkan dalam pemeriksaan antropometris adalah besaran


komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi. Tujuan ini dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu untuk penapisan status gizi, survei status gizi dan
pemantauan status gizi. Penapisan diarahkan pada per orang untuk keperluan khusus. Survei
ditujukan untuk memperoleh gambaran status gizi pada masyarakat pada saat tertentu, serta
faktor-faktor yang berkaitan dengan status gizi masyarakat. Pemantauan bermanfaat sebagai
pemberi gambaran perubahan status gizi dari waktu ke waktu (Arisman, 2010).

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi remaja

Status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan,
terutama adanya penyakit infeksi, kedua faktor ini adalah penyebab langsung, sedangkan
penyebab tidak langsung kandungan zat gizi dalam bahan makanan,kebiasaan makan, ada
tidaknya program pemberian makanan tambahan, pemeliharaan kesehatan,serta lingkungan
fisik dan sosial. Status gizi yang dipengaruhi oleh faktor konsumsi, terutama konsumsi
protein dan berbagai jenis zat gizi lainnya, sementara faktor perilaku tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap status gizi (Agus, 2017).
Faktor yang berhubungan dengan status gizi, pertama penyebab langsung adalah asupan
gizi dan penyakit infeksi, kedua, penyebab tidak langsung yaitu keterdediaan pangan tingkat
rumah tangga, perilaku / asuhan ibu dan anak, pelayanan kesehatan dan lingkungan, ketiga
masalah utama yaitu kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan
kerja. Keempat, masalah dasar, yaitu krisis politik dan ekonomi.

Faktor yang mempengaruhi status gizi ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi adalah
ketersediaan pangan, tingkat pendapatan, pendidikan dan penggunaan pangan. Ketersediaan
pangan meliputi pemilihan tanaman yang ditanam. Pola penanaman, pola penguasaan lahan,
mutu luas lahan, cara pertanian, cara penyimpanan, faktor lingkungan, rangsangan
bereproduksi dan peranan sosial. Penggunaan pangan meliputi status sosial, kepercayaan
keagamaan, kepercayaan kebudayaan, keadaan kesehatan, pola makan, kehilangan tersebab
oleh proses memasak, distribusi makanan dalam keluarga, besar keluarga, dan pangan yang
tercecer (Supariasa et al., 2012).
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

https://baixardoc.com/documents/makalah-penilaian-status-gizi-klinis-5c535ad35ceba

https://www.herminahospitals.com/id/articles/6-tanda-dan-gejala-tubuh-kekurangan-
gizi

Anda mungkin juga menyukai