Anda di halaman 1dari 14

ANDA PUNYA BANYAK MASALAH ?

DON’T BE SAD !!!!!!!!!!!!


STRATEGI
PEMECAHAN
MASALAH
MATA KULIAH : PSIKOLOGI
KELOMPOK 10 : KARTIKA YUNIARTI (2009060019)
DIAN FITRIANI (2009060007)
Pengertian problem solving
• Problem solving atau penyelesaian masalah merupakan bagian dari proses berpikir
• Purwanto (1999:17), yakni suatu proses menghadapi situasi baru dengan menggunakan
strategi, cara, atau teknik tertentu. Tujuannya agar agar keadaan tersebut dapat dilalui
sesuai dengan keinginan yang ditetapkan.
• menurut Gulo (2002:111), problem solving adalah metode yang mengajarkan
penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu
masalah secara menalar.
Konsep pemecahan masalah

Mengidentifikasi Merencanakan Mengevaluasi


permasalahan; sebuah solusi; rencana;

Representasi Merealisasikan Mengevaluasi


masalah;   rencana; solusi.
ASPEK-ASPEK PEMECAHAN MASALAH

• Kreativitas, adalah suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan yang
baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yag pragmatis.
 Berdasarkan sejarah psikologi kognitif, Wallas (1926) menjelaskan bahwa ada 4 tahapan
dalam proses keratif: Persiapan; Inkubasi; Iluminasi; Verifikasi.
• Sternberg dan Lubart (1996) mengembangkan teori kreativitas berdasarkan pendekatan
multivariant, yang mempunyai 6 atribut : Proses intelegensi; Gaya intelektual;
pengetahuan; kepribadian; motivasi; konteks lingkungan.
NEXT

Hayes (1978) menyatakan bahwa kreativitas dapat ditingkatkan ddengan beberapa cara.
• Mengembangkan pengetahuan dasar;
• Menciptakan atmosfer yang tepat untuk kreativitas;
• Mencari analogi.
Sternberg mengemukakan teori tentang intelegensi yang disebut teori triarkhis yang meliputi 3
subteori, antara lain adalah:
• Perilaku intelegensi komponensial;
• Perilaku intelegensi ekspresial;
• Perilaku intelegensi konstektual.
Jenis Strategi Pemecahan Masalah
Problem-focused-coping atau dikenal juga dengan Approach coping. Memiliki sifat analitis logis,
mencari informasi serta berusaha untuk memecahkan masalah dengan penyesuaian yang positif
(Lazarus dan Folkman, 1987, dalam Elly, 1998). Terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
• Kehati-hatian. Individu berpikir dan mempertimbangkan beberapa alternatif pemecahan masalah
yang tersedia, meminta pendapat orang lain, berhati-hati dalam memutuskan masalah, serta
mengevaluasi strategi yang pernah dilakukan sebelumnya.
• Tindakan instrumental. Individu melakukan tindakan yang mengarah pada penyelesaian masalah
secara langsung, serta menyusun langkah-langkah yang akan dilakukannya.
• Negosiasi. Individu melakukan beberapa usaha yang ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau
justru merupakan penyebab masalah untuk ikut menyelesaikan permasalahannya
NEXT
Emotion-focused-coping atau dikenal juga dengan Avoidance coping. Bercirikan menekan, cenderung
menyalahkan pihak luar dirinya, dan mengingkari berbagai cara untuk meminimalkan ancaman (Hollahan dan
Moss, 1987, dalam Elly, 1998). Terbagi menjadi bagian-bagian berikut:
• Melarikan diri dari masalah. Biasanya dengan cara membayangkan berada dalam situasi lain yang
menyenangkan, atau melakukan aktivitas-aktivitas yang dianggap dapat melupakan masalahnya seperti makan,
tidur, merokok, minum minuman keras.
• Membuat masalah seringan mungkin. Menganggap bahwa masalah yang sedang dihadapi bukan suatu beban
yang sangat berat.
• Menyalahkan, menghukum diri sendiri, dan menyesali perbuatan.
• Mencari arti kegagalan yang dialaminya bagi dirinya sendiri dan melihat segi-segi yang menurutnya penting
dalam hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemecahan
masalah adalah:
• Faktor situasional, yaitu pada stimulus yang menimbulkan masalah, pada sifat-sifat
masalah, seperti sulit atau mudah, masalah baru atau lama, penting atau kurang penting,
melibatkan sedikit atau banyak masalah lain.
• Faktor biologis. Keadaan biologis seseorang dapat mempengaruhi proses-proses
psikologis seperti cara berpikir, berempati pada orang lain, dan sebagainya. Misalnya
manusia yang kurang tidur mengalami penurunan cara berpikir, sulit berkonsentrasi
NEXT
Faktor-faktor sosio psikologis, terdiri dari :
• Motivasi.
• Kepercayaan dan sikap yang salah.
• Kebiasaan.
• Emosi.
GOMAWO 
KESIMPULAN
• Masalah dalam matematika adalah pertanyaan yang tidak dapat dijawab langsung karena pada titik awal belum diketahui aturan
atau hukum yang dapat digunakan untuk mendapatkan jawabannya dan siswa merasa tertantang untuk
menyelesaikannya.Menurut Herman dan Akbar, menyelesaikan masalah merupakan proses menerimatantangan untuk menjawab
masalah. Lebih fokus lagi, Bell menyatakan bahwa pemecahanmasalah matematika ialah pemecahan situasi dalam matematika
yang dianggap masalah olehseseorang yang memecahkan masalah tersebut.Pemecahan masalah memiliki beberapa langkah,
yaitu:1.Memahami masalah 2. Membuat rencana penyelesaian 3.Penyelesaian masalah 4.Pemeriksaan kembali jawaban yang
ditemukanDalam dokumen National Research Council (1989), dinyatakan bahwa pengalamanpengalaman yang diperoleh
melalui proses pemecahan masalah matematis memungkinkan berkembangnya kekuatan matematis yang antara lain meliputi
kemampuan membaca danmenganalisis situasi secara kritis, mengidentifikasi kekurangan yang ada, mendeteksikemungkinan
terjadinya bias, menguji dampak dari langkah yang akan dipilih, sertamengajukan alternatif solusi kreatif atas permasalahan
yang dihadapi. Dengan demikian, pemecahan masalah matematis dapat membantu seseorang memahami informasi yang
tersebardi sekitarnya secara lebih baik.Menurut Polya, masalah dibagi atas dua macam, yaitu masalah rutin dan masalah
tidakrutin. Masalah di dalam matematika dapat diklasifikasi dalam dua jenis (Pusat Kurikulum,2002 a, b, dan c), yaitu:
Penemuan (Problem to find) dan Pembuktian (Problem to prove).

Anda mungkin juga menyukai