MAKALAH
Disusun oleh :
Tsa’adah Ramayani
(P032013411035)
DIII Gizi TK. 2A
Dosen Pengajar
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan
karumianya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Makalah
ini dibuat untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah penilaian status gizi.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, maka dari itu saya meminta saran dan kritik dari
pembaca agar makalah ini dapat sempurna. Dan semoga maklah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi saya sendiri dan bagi para pembacanya.
Tsa’adah Ramayani
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................1
BAB 2..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Masalah gizi..........................................................................................................................3
2.2 Masalah gizi yang ada di Indonesia....................................................................................3
2.3 Teori timbulnya masalah gizi..............................................................................................4
2.4 Dampak asupan gizi.............................................................................................................5
2.5 jelaskan patogenesis penyakit gizi......................................................................................5
2.6 perbedaan pertumbuhan dengan perkembangan.............................................................5
2.7 faktor pertumbuhan manusia.............................................................................................6
2.8 Jenis – jenis pertumbuhan..................................................................................................6
2.9 jenis ukuran antropometri gizi...........................................................................................6
2.10 Perkembangan motoric kasar dan halus pada bayi dan balita.....................................8
BAB 3..............................................................................................................................................9
PENUTUP......................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................9
3.2 Saran.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pola makan akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan,
kualitas sumber daya manusia, taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia berkaitan erat dengan pangan dan gizi.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu masalah gizi
2. Mengetahui masalah gizi diindonesia
3. Mengetahui teori timbulnya penyakit
4. Mengetahui dampak asupan gizi
1
5. Mengetahui patogenesisi penyakit gizi
6. Mengetahui perbedaan pertmbuhan dan perkembangan
7. Mengetahui faktor utama pertumbuhan manusia
8. Mengetahui jenis-jenis pertumbuhan manusia
9. Mengetahui gambaran jenis ukuran antropometri gizi
10. Mengetahui perkembangan motorik halus dan kasar pada bayi dan balita
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
1. Stunting
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang cukup umum di Indonesia.
Kondisi ini disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup
lama, umumnya karena pemberian makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat
saat anak berusia dua tahun. Stunting juga meningkatkan risiko
pengembangan penyakit tidak menular pada usia lanjut. Masalah gizi ini
bahkan dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas,
dan kematian akibat infeksi.
2. Gizi kurang
Tubuh kurus akibat gizi kurang kerap dinilai lebih baik daripada tubuh gemuk
akibat gizi lebih. Padahal, obesitas dan gizi kurang sama-sama berdampak
buruk bagi kesehatan. Sebagai awalan, Anda bisa mengukur kategori status
gizi melalui kalkulator BMI.
Permasalahan gizi kurang sudah bisa terjadi sejak bayi lahir. Ciri utamanya
yakni bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi dikatakan
mengalami BBLR bila berat badannya ketika lahir kurang dari 2.500 gram
(2,5 kilogram).
Bayi yang lahir dengan BBLR umumnya memiliki kondisi kesehatan yang
kurang baik. Pasalnya, kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi membuat mereka
lebih rentan terhadap penyakit infeksi. Hal ini dimulai sejak awal kehidupan
dan bisa berlanjut hingga dewasa.
4
2.4 Dampak asupan gizi
Tubuh memerlukan suplai semua zat gizi yang memadai untuk dapat tumbuh
dengan baik. Oleh karena itu, remaja membutuhkan makanan yang baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Semakin bervariasi atau beraneka ragam makanan yang dikonsumsi,
maka semakin terpenuhi pula kecukupan zat gizinya yang selanjutnya dapat berdampak
pada status gizi dan kesehatannya (Azrimaidaliza dan Purnakarya, 2011). Asupan zat gizi
merupakan kebutuhan yang berperan dalam proses pertumbuhan terutama
dalam perkembangan otak. Kemampuan seseorang untuk dapat mengembangkan
saraf motoriknya adalah melalui pemberian asupan gizi yang seimbang (Aramico,dkk.,
2017). Asupan gizi merupakan salah satu faktor lain yang menentukan kebugaran
jasmani. Asupan gizi digunakan untuk sumber energi dalam melakukan aktifitas atau
pekerjaan. Tingkat Kebugaran Jasmani berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa. Siswa yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik akan
memiliki daya tahan, daya konsentrasi, dan ketersediaan tenaga untuk melakukan
aktivitas belajar. (Azis, Pagarra and Asriani, 2018)
a. Penyuluhan Gizi
c. Memperbaiki lingkungan hidup (biologis, fisik, dan sosial) dan cara hidup
5
tidak ada menjadi ada, kecil menjadi besar, sedikit menjadi banyak, pendek menjadi
tinggi, serta kurus menjadi gemuk.
Perkembangan tentu memiliki perbedaan dengan peertumbuhan. Ketika
pertumbuhan identik dengan perubahan secara kuantitatif, maka perkembangan sendiri
identik dengan perubahan secara kualitatif. Berdasarkan KBBI, perkembangan memiliki
arti perihal berkembang. Kemudian arti bekembang sendiri berdasarkan KBBI ialah
pertambah, memekar atau membentang. Dengan demikian dalam ilmu psikologi,
perkembangan memiliki arti perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani dan rohani
manusia yang saling berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik atau ke arah
yang sempurna.(Azizah and Richval, 2018)
6
perempuan ialah terjadinya suatu menstruasi pada usia tertentu, sedangkan pertumbuhan
sekundernya ialah dengan adanya tanda – tanda pinggul melebar, payudara membesar,
serta tumbuh rambut- rambut halus disekitar daerah tertentu.
a. dilakukan sebaiknya pagi hari setelah buang air atau keadaan perut
kosong supaya hasil akurat
7
Pengaruh kekurangan gizi terhadap TB akan tampak pada kekurangan yang
sangat lama. Berdasarkan hal tersebut indeks TB/U dapat menggambarkan keadaan masa
lalu (Aritonang, 2013). Prosedur pengukuran TB yaitu:
a. memasang mikrotoa pada dinding yang rata dan tegak lurus pada lantai
b. mikrotoa digeser keatas hingga melebihi tinggi anak yang akan diukur
c. klien berdiri tegak lurus rapat ke dinding,
d. posisi kepala, bahu belakang, pantat dan tumit rapat ke dinding,
pandangan lurus ke depan
e. membaca angka pada mikrotoa dengan pandangan mata sejajar dengan
angka yang ditunjuk pada garis mikrotoa (Aritonang, 2013).
2.10 Perkembangan motoric kasar dan halus pada bayi dan balita
Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan bayi dalam menggunakan otot-
otot intinya, seperti otot perut, punggung, lengan, hingga kaki. Sedangkan
perkembangan motorik halus adalah kemampuan bayi untuk menggunakan otot kecilnya,
seperti jari-jemari hingga pergelangan tangan.
Motorik kasar adaalah kemapuan balita untuk menggerakan tubuh yang menggunakan otot-
otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh usia, berat badan
dan perkembangan si Kecil secara fisik. Contoh kemampuannya adalah duduk, menendang, berlari,
atau naik turun tangga.
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan
dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan secara rutin. Rangsangan tadi bisa dengan mengajak si
Kecil bermain bongkar pasang, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah gizi merupakan gangguan kesehatan yang terjadi akibat ketida kseimbangan
antara asupan dengan kebutuhan tubuh. Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan
menimbulkan masalah pembangunan di masa selanjutnya. Masalah gizi juga dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Dan masih ada beberapa permasalaan gizi
diindonesia yang belum teratasi. Dan dengan antropometri kita dapat mengetahui sejauh apa
masalah gizi yang dialami seseorang.
3.2 Saran
Pengetahuan tentang masalah gizi harus labih diperdalam khususnya oleh ahli gizi agar
dapat menyelesaikan permasalahan gizi. Dan kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam
menyelesaikan permasalahan gizi baik berupa mulai menyadari pentingnya gizi dan mengubah
pola hidup yang lebih sehat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Azis, A. A., Pagarra, H. and Asriani (2018) ‘Hubungan Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan
Hasil Belajar IPA Siswa Pesantren MTs di Kabupaten Buru’, Jurnal IPA Terpadu, 1(2), pp. 50–
56.
Azizah, N. N. and Richval, A. A. (2018) ‘Pertumbuhan dan Perkembangan Dalam Psikologi
Perkembangan’, Jurnal Psikologi Perkembangan, pp. 1–13.
Gitleman, L. (2014) ‘Status Gizi’, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents.
Isnaeni, Ana Pertiwi, And Iriantom, A. and A. (2012) ‘Poltekkes Kemenkes Yogyakarta | 9’,
Jurnal Kesehatan, 6(6), pp. 9–33. Available at: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1134/4/4.
Chapter 2.pdf.
Kementerian PPN/Bappenas (2019) Pembangunan Gizi di Indonesia, Kementerian
PPN/Bappenas. Available at:
https://www.bappenas.go.id/files/1515/9339/2047/FA_Preview_HSR_Book04.pdf.
Setiyawan (2017) ‘Pengukuran Antropometri’, Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), pp. 1689–1699.
Suantara, I. M. R. and Suriaoka, I. P. (2018) Epidemiologi Gizi. Available at:
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1429/1/Epidemiologi Gizi.pdf.
10