Anda di halaman 1dari 15

Tugas Hari : Minggu

MK. PSG Tanggal:29 Agustus 2021

MAKALAH
Disusun oleh :

Tsa’adah Ramayani
(P032013411035)
DIII Gizi TK. 2A

Dosen Pengajar

Fitri, SP, MKM

Irma Susan Paramita, S.Gz, M.Gz

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU


JURUSAN GIZI
2021

i
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan
karumianya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Makalah
ini dibuat untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah penilaian status gizi.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, maka dari itu saya meminta saran dan kritik dari
pembaca agar makalah ini dapat sempurna. Dan semoga maklah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi saya sendiri dan bagi para pembacanya.

Petapahan Jaya, 29 Agustus 2021

Tsa’adah Ramayani

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................1
BAB 2..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Masalah gizi..........................................................................................................................3
2.2 Masalah gizi yang ada di Indonesia....................................................................................3
2.3 Teori timbulnya masalah gizi..............................................................................................4
2.4 Dampak asupan gizi.............................................................................................................5
2.5 jelaskan patogenesis penyakit gizi......................................................................................5
2.6 perbedaan pertumbuhan dengan perkembangan.............................................................5
2.7 faktor pertumbuhan manusia.............................................................................................6
2.8 Jenis – jenis pertumbuhan..................................................................................................6
2.9 jenis ukuran antropometri gizi...........................................................................................6
2.10 Perkembangan motoric kasar dan halus pada bayi dan balita.....................................8
BAB 3..............................................................................................................................................9
PENUTUP......................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................9
3.2 Saran.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal
tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa
bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu.

Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kompleks yang mempengaruhi perkembangan


dengan jalan keturunan, faktor pranatal, penyakit dan lingkungan. Sedangkan pertumbuhan yang
baik dapat dipengaruhi oleh nutrisi, latihan jasmani dan kehidupan umum yang menyehatkan
sebaliknya faktor prenatal dapat mengahalangi pertumbuhan kondisi maternal misalnya oleh
malnutrisi, kehamilan yang tidak sempurna, bb yang bertentangan, diabetes, dan lain-lain.

Pola makan akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan,
kualitas sumber daya manusia, taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia berkaitan erat dengan pangan dan gizi.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu Masalah gizi ?
2. Apa saja Masalah gizi yang ada di Indonesia !
3. Jelaskan Teori timbulnya masalah gizi !
4. Sebutkan dan jelaskan dampak asupan gizi!
5. jelaskan patogenesis penyakit gizi!
6. Jelaskan perbedaan pertumbuhan dengan perkembangan !
7. Pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh dua faktor utama. Jelaskan !
8. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pertumbuhan!
9. Gambarkanlah jenis ukuran antropometri gizi !
10. Apa saja perkembangan motoric kasar dan halus pada bayi dan balita ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu masalah gizi
2. Mengetahui masalah gizi diindonesia
3. Mengetahui teori timbulnya penyakit
4. Mengetahui dampak asupan gizi

1
5. Mengetahui patogenesisi penyakit gizi
6. Mengetahui perbedaan pertmbuhan dan perkembangan
7. Mengetahui faktor utama pertumbuhan manusia
8. Mengetahui jenis-jenis pertumbuhan manusia
9. Mengetahui gambaran jenis ukuran antropometri gizi
10. Mengetahui perkembangan motorik halus dan kasar pada bayi dan balita

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Masalah gizi

Masalah gizi merupakan gangguan kesehatan yang terjadi akibat ketidak


seimbangan antara asupan dengan kebutuhan tubuh. Masalah gizi yang terjadi pada masa
tertentu akan menimbulkan masalah pembangunan di masa selanjutnya, seperti masalah
gizi yang terjadi pada masa anak-anak yang dapat mengakibatkan tubuh mudah terserang
penyakit. Oleh karena itu anak-anak memerlukan perhatian lebih dalam hal jaminan
ketersediaan zat-zat gizi. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama akan menyebabkan perubahan
metabolisme dalam otak sehingga struktur dan fungsi otak terganggu, gangguan
pertahanan tubuh serta dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak
terganggu.

Menurut Depkes RI 2009, UU No. 17 tahun 2007 tentang Perencanaan


Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025, salah satu upaya pemerintah
dalam menangani masalah gizi yaitu dengan meningkatkan sumber daya manusia yang
dilakukan dengan peningkatan pembangunan kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat
melalui peningkatan status gizi keluarga, yaitu dengan cara peningkatan pelayanan gizi
melalui program Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). (Isnaeni, Ana Pertiwi, And Iriantom,
2012)
2.2 Masalah gizi yang ada di Indonesia
Meskipun pertumbuhan ekonomi terjadi secara dramatis di Indonesia, kekurangan
gizi tetap menjadi masalah yang signifikan dan terlihat sedikit mengalami penurunan.
Indonesia menderita kekurangan gizi yang cukup tinggi (defisiensi gizi makro dan mikro)
yang diiringi dengan meningkatnya prevalensi obesitas - yang disebut sebagai ‘Beban
Ganda Masalah Gizi’ (Double Burden of Malnutrition).
Beban Ganda Masalah Gizi di Indonesia dikaitkan dengan meningkatnya usia
harapan hidup yang telah dipengaruhi oleh: pergeseran beban penyakit dari penyakit
menular ke penyakit tidak menular (PTM); peningkatan kesejahteraan secara nasional
disertai dengan peningkatan ketersediaan pangan, yang telah menyebabkan peningkatan
konsumsi lemak dan makanan olahan per kapita; serta pertumbuhan urbanisasi dengan
lebih banyak orang yang tinggal di perkotaan dimana kota-kota tersebut tidak ramah
pejalan kaki dan kurangnya fasilitas yang mendorong aktivitas fisik. Masalah gizi di
indonesia yaitu: (Kementerian PPN/Bappenas, 2019)

3
1. Stunting
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang cukup umum di Indonesia.
Kondisi ini disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup
lama, umumnya karena pemberian makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat
saat anak berusia dua tahun. Stunting juga meningkatkan risiko
pengembangan penyakit tidak menular pada usia lanjut. Masalah gizi ini
bahkan dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas,
dan kematian akibat infeksi.
2. Gizi kurang
Tubuh kurus akibat gizi kurang kerap dinilai lebih baik daripada tubuh gemuk
akibat gizi lebih. Padahal, obesitas dan gizi kurang sama-sama berdampak
buruk bagi kesehatan. Sebagai awalan, Anda bisa mengukur kategori status
gizi melalui kalkulator BMI.
Permasalahan gizi kurang sudah bisa terjadi sejak bayi lahir. Ciri utamanya
yakni bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi dikatakan
mengalami BBLR bila berat badannya ketika lahir kurang dari 2.500 gram
(2,5 kilogram).
Bayi yang lahir dengan BBLR umumnya memiliki kondisi kesehatan yang
kurang baik. Pasalnya, kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi membuat mereka
lebih rentan terhadap penyakit infeksi. Hal ini dimulai sejak awal kehidupan
dan bisa berlanjut hingga dewasa.

2.3 Teori timbulnya masalah gizi


Menurut pandangan epidemiologi masalah gizi terjadi akibat interaksi antara
orang/anak (sebagai host), makanan yang dimakan (sebagai agent), dan lingkungan disekitar
tempat tinggal (sebagai environment).
Penelitian epidemiologi melibatkan beberapa pertanyaan tentang faktor- faktor apa
yang terlibat dari ketiga komponen tersebut, dan bagaimana variabel- variabel tersebut
berinteraksi hingga terjadinya masalah gizi. Masalah kurang gizi mempunyai riwayat
alamiah, yaitu melalui proses berkesinambungan yang dimulai dari keadaan sehat, terjadi
perubahan klinis dan akibat klinis dapat berakibat terjadinya kematian. Proses tersebut dapat
diputus dengan adanya intervensi faktor penyebab pada setiap tingkat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di India dan Philipines, yang berusaha mencari
jawaban pertanyaan tersebut dengan menggunakan analisa multiple regresi, diperoleh
gambaran tentang interaksi kompleks yang dapat memengaruhi kerangka faktor-faktor
biologis, sosial budaya, dan faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi terjadinya masalah
gizi (KEP).(Suantara and Suriaoka, 2018)

4
2.4 Dampak asupan gizi
Tubuh memerlukan suplai semua zat gizi yang memadai untuk dapat tumbuh
dengan baik. Oleh karena itu, remaja membutuhkan makanan yang baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Semakin bervariasi atau beraneka ragam makanan yang dikonsumsi,
maka semakin terpenuhi pula kecukupan zat gizinya yang selanjutnya dapat berdampak
pada status gizi dan kesehatannya (Azrimaidaliza dan Purnakarya, 2011). Asupan zat gizi
merupakan kebutuhan yang berperan dalam proses pertumbuhan terutama
dalam perkembangan otak. Kemampuan seseorang untuk dapat mengembangkan
saraf motoriknya adalah melalui pemberian asupan gizi yang seimbang (Aramico,dkk.,
2017). Asupan gizi merupakan salah satu faktor lain yang menentukan kebugaran
jasmani. Asupan gizi digunakan untuk sumber energi dalam melakukan aktifitas atau
pekerjaan. Tingkat Kebugaran Jasmani berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa. Siswa yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik akan
memiliki daya tahan, daya konsentrasi, dan ketersediaan tenaga untuk melakukan
aktivitas belajar. (Azis, Pagarra and Asriani, 2018)

2.5 jelaskan patogenesis penyakit gizi

1. Membatasi Cacat (Disability Limitation)

a. Perawatan khusus KEP berat (Kwarsiorkor/Marasmus)

b. Tempat-tempat penampungan penderita kelaparan dan HO

2. Pemulihan Kesehatan (Rehabilitation)

a. Penyuluhan Gizi

b. Mental feeding (Usaha memperbaiki perkembangan mental anak)

c. Memperbaiki lingkungan hidup (biologis, fisik, dan sosial) dan cara hidup

d. Persediaan pangan bergizi yang cukup

e. Melembagakan kebiasaan pemberian makanan dan kesehatan yang baik


2.6 perbedaan pertumbuhan dengan perkembangan
Pertumbuhan memiliki kata asal “tumbuh”. Dalam KBBI sendiri, tumbuh
memiliki arti timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna. Sehingga secara
istilah, pertumbuhan memiliki pengertian perubahan secara kuantitatif pada fisik
manusia karena beberapa faktor (faktor internal dan eksternal). Perubahan kuantitaif
sendiri dapat di ukur atau dinyatakan dalam satuan serta dapat diamati secara jelas.
Misalnya berupa pertambahan, pembesaran, perubahan ukuran dan bentuk, hal yang

5
tidak ada menjadi ada, kecil menjadi besar, sedikit menjadi banyak, pendek menjadi
tinggi, serta kurus menjadi gemuk.
Perkembangan tentu memiliki perbedaan dengan peertumbuhan. Ketika
pertumbuhan identik dengan perubahan secara kuantitatif, maka perkembangan sendiri
identik dengan perubahan secara kualitatif. Berdasarkan KBBI, perkembangan memiliki
arti perihal berkembang. Kemudian arti bekembang sendiri berdasarkan KBBI ialah
pertambah, memekar atau membentang. Dengan demikian dalam ilmu psikologi,
perkembangan memiliki arti perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani dan rohani
manusia yang saling berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik atau ke arah
yang sempurna.(Azizah and Richval, 2018)

No Perbedaan Pertumbuhan Perkembangan


1 Sifat Kuantitatif Kualitatif
2 Objek Fisik Fungsional fisik dan
Psikologis
3 Waktu Sampai usia tertentu, Sampai akhir hayat
biasanya 20-22 tahun
4 Kenampakan Konkret Abstrak
5 Perubahan Bersifat Irreversible (tidak Bersifat Reversible (dapat
dapat kembali ke bentuk kembali ke bentuk awal)
awal)
6 Indikator Perubahan pada fisik (dapat Terlihat dari sifat dan
dinyatakan dalam bentuk kemmapuan(melalui
satuan dan di ukur secara pengamatan, tanpa adanya
kurat menggunakan alat alat ukur yang akurat dan
ukur) tidak dapat dinyatakn dalam
satuan)

2.7 faktor pertumbuhan manusia


faktor pertumbuhan ada dua yakni faktor internal meliputi gen, sel, atom,
kromosom atau gizi. Kemudia yang kedua adalah faktor ekseternal meliputi lingkungan
sekitar baik pola hidup maupun olahraga. Kedua faktir tersebut sama-sama berpengaruh
dalam proses pertumbuhan seseorang. Ketika yang optimal hanya salah satu faktor,
maka hasil pertumbuhan akan kurang maksimal. Sedangkan ketika kedua faktor tersebut
dapat berjalan beriringan dan maksimal, maka pertumbuhan seseorang juga akan
berjalan maksimal.

2.8 Jenis – jenis pertumbuhan


Pertumbuhan primer pada manusia terjadi didalam, sedangkan pertumbuhan
sekunder pada manusia terjadi diluar sebagai contoh pertumbuhan primer pada

6
perempuan ialah terjadinya suatu menstruasi pada usia tertentu, sedangkan pertumbuhan
sekundernya ialah dengan adanya tanda – tanda pinggul melebar, payudara membesar,
serta tumbuh rambut- rambut halus disekitar daerah tertentu.

2.9 jenis ukuran antropometri gizi


1. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan (BB) merupakan salah satu antropometri yang memberikan


gambaran tentang masa tubuh (tulang, otot dan lemak).(Gitleman, 2014) Dalam
keadaan normal, BB berkembang mengikuti perkembangan umur. Sedangkan saat
dalam keadaan tidak normal, BB berkembang lebih cepat atau lambat.
Berdasarkan sifat tersebut, maka indikator BB/U hanya dapat menggambarkan
status gizi saat ini. Prosedur penimbangan BB yaitu: (Setiyawan, 2017)

a. dilakukan sebaiknya pagi hari setelah buang air atau keadaan perut
kosong supaya hasil akurat

b. meletakkan timbangan di tempat yang datar

c. sebelum dilakukan penimbangan sebaiknya timbangan dikalibrasi


terlebih dahulu

d. klien diminta melepas alas kaki, aksesoris yang digunakan dan


menggunakan pakaian seminimal mungkin

e. klien naik ke timbangaan dengan posisi menghadap kedepan,


pandangan lurus, tangan disamping kanan kiri dan posisi rileks serta
tidak banyak gerakan

f. catat hasil pengukuran (Aritonang, 2013).


2. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan


pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang
sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat
gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan
karakteristrik tersebut diatas, maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu.
Beaton dan Bengoa (1973) menyatakan bahwa indeks TB/U di samping memberikan
gambaran status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status sosial-
ekonomi.

7
Pengaruh kekurangan gizi terhadap TB akan tampak pada kekurangan yang
sangat lama. Berdasarkan hal tersebut indeks TB/U dapat menggambarkan keadaan masa
lalu (Aritonang, 2013). Prosedur pengukuran TB yaitu:

a. memasang mikrotoa pada dinding yang rata dan tegak lurus pada lantai
b. mikrotoa digeser keatas hingga melebihi tinggi anak yang akan diukur
c. klien berdiri tegak lurus rapat ke dinding,
d. posisi kepala, bahu belakang, pantat dan tumit rapat ke dinding,
pandangan lurus ke depan
e. membaca angka pada mikrotoa dengan pandangan mata sejajar dengan
angka yang ditunjuk pada garis mikrotoa (Aritonang, 2013).

3. Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)


Pengukuran antropometri yang baik adalah menggunakan indikator BB/TB,
ukuran ini dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif. Artinya
mereka yang BB/TB kurang dikategorikan sebagai “kurus” atau “Wasted”.

4. Indeks Lingkat Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)


Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas berkorelasi dengan indeks BB/U maupun
BB/TB. Lingkar lengan atas merupakan parameter antropometri yang sangat sederhana
dan mudah dilakukan oleh tenaga yang bukan profesional.

2.10 Perkembangan motoric kasar dan halus pada bayi dan balita
Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan bayi dalam menggunakan otot-
otot intinya, seperti otot perut, punggung, lengan, hingga kaki. Sedangkan
perkembangan motorik halus adalah kemampuan bayi untuk menggunakan otot kecilnya,
seperti jari-jemari hingga pergelangan tangan.
Motorik kasar adaalah kemapuan balita untuk menggerakan tubuh yang menggunakan otot-
otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh usia, berat badan
dan perkembangan si Kecil secara fisik. Contoh kemampuannya adalah duduk, menendang, berlari,
atau naik turun tangga.
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan
dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan secara rutin. Rangsangan tadi bisa dengan mengajak si
Kecil bermain bongkar pasang, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah gizi merupakan gangguan kesehatan yang terjadi akibat ketida kseimbangan
antara asupan dengan kebutuhan tubuh. Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan
menimbulkan masalah pembangunan di masa selanjutnya. Masalah gizi juga dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Dan masih ada beberapa permasalaan gizi
diindonesia yang belum teratasi. Dan dengan antropometri kita dapat mengetahui sejauh apa
masalah gizi yang dialami seseorang.

3.2 Saran
Pengetahuan tentang masalah gizi harus labih diperdalam khususnya oleh ahli gizi agar
dapat menyelesaikan permasalahan gizi. Dan kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam
menyelesaikan permasalahan gizi baik berupa mulai menyadari pentingnya gizi dan mengubah
pola hidup yang lebih sehat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Azis, A. A., Pagarra, H. and Asriani (2018) ‘Hubungan Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan
Hasil Belajar IPA Siswa Pesantren MTs di Kabupaten Buru’, Jurnal IPA Terpadu, 1(2), pp. 50–
56.
Azizah, N. N. and Richval, A. A. (2018) ‘Pertumbuhan dan Perkembangan Dalam Psikologi
Perkembangan’, Jurnal Psikologi Perkembangan, pp. 1–13.
Gitleman, L. (2014) ‘Status Gizi’, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents.
Isnaeni, Ana Pertiwi, And Iriantom, A. and A. (2012) ‘Poltekkes Kemenkes Yogyakarta | 9’,
Jurnal Kesehatan, 6(6), pp. 9–33. Available at: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1134/4/4.
Chapter 2.pdf.
Kementerian PPN/Bappenas (2019) Pembangunan Gizi di Indonesia, Kementerian
PPN/Bappenas. Available at:
https://www.bappenas.go.id/files/1515/9339/2047/FA_Preview_HSR_Book04.pdf.
Setiyawan (2017) ‘Pengukuran Antropometri’, Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), pp. 1689–1699.
Suantara, I. M. R. and Suriaoka, I. P. (2018) Epidemiologi Gizi. Available at:
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1429/1/Epidemiologi Gizi.pdf.

10

Anda mungkin juga menyukai