DOSEN PENGAMPU
DI SUSUN OLEH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat ima
n dan islam kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tuga
s tepat waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhamm
ad SAW, keluarga, sahabat dan kami sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan kam
i sebagai penyusun, serta dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat SKS mata kuliah
Gizi dan Diet. Makalah ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kami dan pembaca yan
g memerlukan informasi yang terkandung di dalamnnya serta menjadi sumbangsih dalam bid
ang Gizi dan Diet, khususnya mengenai permasalahan yang kami bahas.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa selalu memberikan petunjuk dan
keistiqomahan dalam menjalankan setiap urusan kita, serta memberikan kekuatan dan
kesabaran kepada kita semua dalam menghadapi segala tantangan.
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................3
A. Penjelasan Rinci Tentang Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), Obesitas......3
B. Dampak Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), Obesitas bagi Kesehatan..........6
C. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), Obesitas di Indonesia...8
D. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa Keperawatan NUTRISI.........12
E. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa Keperawatan NUTRISI.........41
BAB III...............................................................................................................................................72
PENUTUP......................................................................................................................................72
A. Kesimpulan.........................................................................................................................72
B. Saran...................................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi adalah zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau baha
n-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahanbahan tersebut untuk aktivita
s penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003).
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivita
s dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri sepert
i glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan d
an sumber lainnya yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh ma
nusia (Hidayat, 2006).
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada ti
ngkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai den
gan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makan
an yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan pen
urunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, 2
006).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan pemasukan makanan dan metabolisme tubuh se
rta faktor-faktor yang mempengaruhinya.status nutrisi seseoraang muncul dari gabungan
beberapa faktor yakni faktor lingkungan, genetik, dan juga perilaku individu.perilaku me
rupakan faktor terbesar kedua yang mempengaruhi status nutrisi seseorang. Untuk menga
tasi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diperlukan perubahan sosial berupa gaya hidup,
aktivitas fisik, perilaku makan, dan disertai dengan penyiapan lingkungan yang kondusif
(Notoadmojo, 2003).
1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan secara rinci tentang Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA),
Obesitas
2. Apa dampak Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), Obesitas bagi
kesehatan?
3. Bagaimana penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA),
Obesitas di Indonesia?
4. Sebutkan Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, yaitu Diagnosa Keperawatan
NUTRISI masuk dalam DOMAIN 2 serta Diagnosa Keperawatan NANDA yang
berhubungan dengan Nutrisi dan Metabolik yang lama sebagai perbandingan
diagnosa keperawatannya. Sertakan selain Dx juga kode Dx
5. Sebutkan Klasifikasi Diagnosa Keperawatan SDKI, yaitu Diagnosa Keperawatan
NUTRISI. Sertakan selain Dx juga kode Dx
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui secara rinci tentang Kurang Energi Protein (KEP), Anemia
Defisiensi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin
A (KVA), Obesitas
2. Untuk mengetahui dampak Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA),
Obesitas bagi kesehatan?
3. Untuk mengetahui cara penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia
Defisiensi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin
A (KVA), Obesitas bagi kesehatan?
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa
Keperawatan NUTRISI
5. Untuk mengetahui Klasifikasi Diagnosa Keperawatan SDKI, Diagnosa Keperawatan
NUTRISI.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
GAKY merupakan ancaman utama bagi kesehatan dan perkembangan populas
i di seluruh dunia, terutama pada anak-anak pra sekolah dan ibu hamil.
Masalah GAKY membutuhkan perhatian yang seriuskarena merupakan penyebab pali
ng sering kelainan mental dan kerusakan otak yang sebenarnya dapat dicegah, dimana
hal ini dapat berpengaruh pada rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Ada berbagai gangguan yang muncul akibat kekurangan iodium (yodium), antara lain
penyakit gondok dan hipotiroid.
Vitamin A merupakan jenis vitamin yang larut dalam lemak dan berperan pent
ing dalam berbagai fungsi tubuh seperti penglihatan, sistem kekebalan tubuh, reprodu
ksi dan kesehatan kulit. Terdapat tiga jenis vitamin A yaitu retinol, beta karoten dan k
arotenoid. Retinol umumnya dapat ditemui pada produk hewani seperti daging-daging
an, ikan, telur dan produk olahan susu. Beta karoten dan karotenoid biasa ditemui pad
a sayur-sayuran berwarna merah, hijau, kuning dan oranye.
5. Obesitas
Obesitas adalah istilah untuk seseorang dengan berat badan berlebih, dan mem
punyai persentase body fat atau lemak tubuh yang tinggi.Penambahan berat badan aka
n terjadi ketika asupan kalori yang masuk lebih banyak daripada yang digunakan tubu
h. Kalori yang tidak digunakan tersebut kemudian tersimpan di dalam tubuh, yang seb
agian besar disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Tentunya, apabila hal ini terjadi dala
m waktu lama, maka penumpukan lemak akan terus menerus terjadi hingga menjadi s
angat berlebihan.
4
Namun, obesitas tidak hanya terjadi karena kebanyakan makan atau kurang ak
tif bergerak. Faktor yang memengaruhi obesitas bisa dari faktor genetik, lingkungan
maupun pengaruh obat-obatan dan hormon.
5
B. Dampak Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A
(KVA), Obesitas bagi Kesehatan
6
Masalah kesuburan
5. Obesitas
Sulit Bernapas
Munculnya Masalah Kulit
Nyeri Persendian dan Otot Kaki
Asam Lambung Naik
Depresi
Mendengkur
Hipertensi
Menstruasi
Tidak Teratur Varises
7
C. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A
(KVA), Obesitas di Indonesia
1. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP)
Fase rehabilitasi itu sendiri terdiri dari 10 langkah, yaitu:
Memberikan cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi
Memberikan asupan makanan untuk mencegah turunnya gula darah
Mengatasi gangguan elektrolit
Mencegah anak kedinginan
Pemberian antibiotik
Pemberian vitamin A
Pemberian multivitamin dan mineral
Pemberian makanan untuk mengejar pertumbuhan
Merangsang perkembangan anak
Rencana tindak lanjut untuk mencegah gizi buruk timbul lagi
Pencegahan
Untuk mencegah malnutrisi energi protein, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan, yaitu:
Memastikan anak mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi s
ehat seimbang (mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral) sepa
njang masa pertumbuhannya.
Memantau tumbuh kembang anak secara berkala.
Bila ada infeksi yang dialami, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.
8
Mencegah tukak lambung akibat penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid dal
am jangka waktu yang panjang.
Menghilangkan infeksi parasit dengan mengobati infeksi cacing tambang agar d
apat meningkatkan nutrisi dan mengobati anemia.
Mengobati talasemia dengan mengontrol tingkat hemoglobin dalam darah untuk
menjaga anemia tidak bertambah berat.
Pada bayi dan anak, pencegahan dilakukan dengan memberikan ASI atau su
su formula yang sudah difortifikasi zat besi selama satu tahun pertama. Setelah satu
tahun pertama, jangan memberikan susu lebih dari 700 mililiter per hari. Konsumsi
susu yang berlebihan akan menggantikan makanan lain yang kaya akan kandungan
zat besi. Pada bayi di bawah satu tahun, pemberian susu sapi murni tidak dianjurkan,
karena susu sapi murni bukan sumber zat besi yang baik untuk bayi. Pada wanita h
amil, konsumsi suplemen penambah zat besi secara rutin.
Hati.
Daging ayam dan sapi.
Ikan salmon.
Telur. Susu dan olahannya, yaitu keju dan yoghurt.
Buah-buahan, seperti mangga, blewah, labu, aprikot, cabai, dan jeruk.
Berbagai jenis sayuran, seperti wortel, brokoli, bayam, dan ubi.
Walaupun penting untuk kesehatan, vitamin A tidak boleh dikonsumsi dala
m jumlah berlebihan karena dapat menyebabkan overdosis atau keracunan vitamin
A. Rekomendasi asupan vitamin A per hari adalah 900 mikrogram bagi pria, 700 mi
krogram bagi wanita, dan 1300 mikrogram bagi ibu menyusui. Untuk mendapatkan
9
asupan vitamin A tambahan, Anda bisa mengonsumsi suplemen vitamin A yang dij
ual bebas. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter gizi men
genai jenis suplemen dan dosis yang aman untuk dikonsumsi.
5. Penanggulangan Gizi Lebih (Obesitas)
Selain itu, karbohidrat olahan seperti tepung putih, roti putih, nasi putih,
soda, kue kering, pasta dan serealia dalam kemasan juga mengandung karbohidr
at sederhana yang lebih cepat menyebabkan lonjakan gula darah dan menjadi fa
ktor risiko obesitas.
10
Untuk itu, Anda dianjurkan untuk selalu menyediakan makanan sehat da
n tinggi serat seperti buah dan sayuran. Dengan demikian, Anda atau anggota ke
luarga lain akan terhindar dari asupan atau camilan lain yang tidak sehat.
Selain itu, hindari konsumsi kalori cair yang berasal dari minuman soda,
jus buah kemasan dan minuman berenergi, karena berdampak buruk bagi keseha
tan dan bisa meningkatkan risiko obesitas
Selain tidur, asupan air putih juga sangat memengaruhi kenaikan berat b
adan. Pasalnya, minum 0,5 liter air putih dapat meningkatkan kalori yang dibaka
r hingga 24-30% selama satu jam sesudahnya. Minum air putih sebelum makan
juga dapat menyebabkan berkurangnya asupan kalori, terutama untuk orang yan
g berusia paruh baya dan lansia.
Olahraga kardio seperti jogging, bersepeda, berenang atau jalan kaki ada
lah cara yang baik untuk membakar kalori serta meningkatkan kesehatan mental
dan fisik Anda.
11
Olahraga jantung atau kardio telah terbukti mampu menekan risiko peny
akit jantung dan mengurangi berat badan.
12
D. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa Keperawatan
NUTRISI
Nutrisi
Kelas 2. Pencernaan
Kode Diagnosis
Kelas ini belum memiliki diagnosis
Kelas 3. Absorpsi
Kode Diagnosis
Kelas ini belum memiliki diagnosis
13
Kelas 4. Metabolisme
Kode Diagnosis
00179 Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
00194 Hiperbilirubinemia neonatal
00230 Risiko hiperbilirubinemia neonatal
00178 Risiko gangguan fungsi hati
00263 Risiko sindorm ketidakseimbangan metabolik
Kelas 5. Hidrasi
Kode Diagnosis
00195 Resiko ketidakseimbangan elektrolit
00025 Resiko ketidakseimbangan volume cairan
00027 Defisien volume cairan
00028 Risiko defisien volume cairan
00026 kelebihan volume cairan
14
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00002
Batasan karakteristik
- Kram abdomen - Kurang minat pada makanan
- Nyeri abdomen - Tonus otot menurun
- Gangguan sensasi rasa - Kesalahan informasi
- Berat badan 20% atau lebih di bawah - Kesalahan persepsi
rentang berat badan ideal - Membran mukosa pucat
- Kerapuhan kapiler - Ketidakmampuan memakan makanan
- Diare - Cepat kenyang setelah makan
- Kehilangan rambut berlebihan - Sariawan rongga mulut
- Enggan makan - Kelemahan otot pengunyah
- Asupan makanan kurang dari - Kelemahan otot untuk menelan
recommended daily allowance (RDA) - Penurunan berat badan dengan
- Bising usus hiperaktif asupan makan adekuat
- Kurang informasi
Populasi beresiko
- Faktor biologis - Kesulitan ekonomi
Kondisi terkait
- Ketidakmampuan mengabsorpsi - Ketidakmampuan makan
nutrien
- Ketidakmampuan mencera makanan - Gangguan psikososial
15
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00163
Batasan Karakteristik
- Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
16
Domain 2 .Kelas 1. Kode Diagnosis 00216
Batasan karakteristik
- Tidak ada produksi ASI dengan - Bayi sering mencari puting susu
stimulasi puting - Bayi menolak mengisap puting
- ASI yang dikeluarkan kurang dari - Bayi berkemih sedikit dan pekat
volume yang dibutuhkan bayi - Penambahan berat badan <500 g
- Keterlambatan produksi ASI dalam sebulan
- Bayi konstipasi - Waktu menyusu yang lama
- Bayi sering menangis - Tampak tidak puas setelah menyusu
Kondisi terkait
- Kehamilan
17
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosa 00104
Batas karakteristik
- Ketidakadekuatan defekasi bayi - Ketidakcukupan pengosongan setiap
- Bayi mendekat ke arah payudara payudara setelah menyusui
- Bayi menangis pada payudara - Kurang penambahan berat badan bayi
- Bayi mengangis dalam jam pertama setela - Tidak tampak tanda pelepasan oksitosin
h - Tampak ketidakadekuatan asupan susu
menyusu - Luka puting yang menetap setelah
- Bayi rewel dalam satu jam setelah minggu pertama menyusui
menyusu - Penurunan berat badan bayi terus-menerus
- Bayi tidak mampu latch-on pada - Tidak mengisap payudara terus-
payudara secara tepat
- Bayi menolak latching on
- Bayi tidak responsif terhadap
- Tindakan kenyamanan lain
Populasi berisiko
- Bayi prematur - Riwayat kegagalan menyusui sebelumnya
- Pembedahan payudara sebelumnya - Masa cuti melahirkan yang pendek
Kondisi terkait
- Defek orofaring
18
19
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00105
Diskontinuitas pemberian ASI
Disetujul 1992. Direvisi 2013, 2017
Definisi
Berhentinya kontinuitas pemberian ASI dari payudara pada bayi atau anak, yang
dapat mengganggu keberhasilan menyusui dan/atau status nutrisi bayi/anak.
Batasan karakteristik
- Pemberian ASi non-eksklusif
Faktor yang berhubungan
- Perpisahan ibu-bayi - Kebutuhan untuk segera menyapih
bayi
Populasi berisiko
- Hospitalisasi anak - Bayi prematur
- Ibu bekerja
Kondisi terkait
- Kontraindikasi untuk menyusui - Penyakit ibu
- Penyakit bayi
20
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00106
Batasan karakteristik
- Ibu mengungkapkan keinginan untuk meni - Ibu mengungkapkan keinginan untuk men
ngkatkan kemampuan memberi ASI ekslus ingkatkan kemampuan untuk memberi AS
if I untuk kebutuhan nutrisi bayinya
21
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00269
Batasan karaksteristik
- Menghindari partisipasi dalam waktu - Sering makan dengan kualitas
makan bersama makanan yang buruk
- Mengeluh lapar di antara makan - Sering makan makanan yang diproses
- Menolak makan - Makan berlebihan
- Sering makan kudapan - Nafsu makan kurang
- Sering makan dari restoran cepat saji - Kurang makan
Kondisi terkait
- Tantangan fisik pada makan - Masalah kesehatan fisik orang tua
- Tantangan fisik pada penyediaan - Masalah kesehatan psikologis orang tua
makan
22
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00270
Batasan karaksteristik
- Menghindari partisipasi dalam waktu - Sering makan dengan kualitas
makan bersama makanan yang buruk
- Mengeluh lapar di antara makan - Sering makan makanan yang diproses
- Menolak makan - Makan berlebihan
- Sering makan kudapan - Nafsu makan kurang
- Sering makan dari restoran cepat saji - Kurang makan
Proses Keluarga
- Hubungan dengan kekerasan - Hubungan orang tua-anak tidak aman
- Hubungan orang tua-anak mencemaskan - Gaya orang tua sangat mengatur
- Gaya orang tua tidak dipatuhi - Hubungan orang tua-anak tegang
- Hubungan orang tua-anak bermusuhan - Gaya orang tua-anak acuh
Parental
- Anoreksia - Strategi koping tidak efektif
- Depresi - Kurang percaya diri pada anak untuk
- Tidak mampu membagi tanggung jawab mengembangkan kebiasaan makan sehat
makan di antara orang tua dan anak - Kurang percaya diri pada anak untuk
- Tidak mampu membagi tanggung jawab bertumbuh sesuai tahapnya
menyediakan makan di antara orang tua da - Penyalahgunaan zat
n
anak
- Tidak mampu mendukung pola makan seh
23
at
Lingkungan
- Media memengaruhi perilaku makan - Media memengaruhi pengetahuan tentang
makanan tinggi kalori yang tidak sehat makanan tinggi kalori yang tidak sehat
Populasi berisiko
- Kesulitan ekonomi - Transisi kehidupan
- Tuna wisma - Orang tua obes
- Dalam sistem panti perawatan
Kondisi Terkait
- Tantangan fisik pada makan - Masalah kesehatan fisik orang tua
- Tantangan fisik pada penyediaan makan - Masalah kesehatan psikologis orang tua
24
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00271
Batasan karaksteristik
- Menolak makan - Nafsu makan kurang
- Transisi ke makanan padat tidak tepat - Kurang makan
- Makan berlebihan
Populasi berisiko
- Penolakan terhadap bayi - Transisi kehidupan
- Kesulitan ekonomi - Pengalaman perawatan intensif neonatal
- Riwayat pengalaman makan dan pemberia - Prematuritas
n - Hospitalisasi lama
makan tidak aman - Usia gestasi kecil
- Tuna wisma
- Dalam sistem panti perawatan
Kondisi Terkait
- Gangguan Kromosom - Tantangan fisik pada makan
- Bibir sumbing - Masalah kesehatan fisik orang tua
- Palatum sumbing - Pemberian makan enteral lama
- Prnyakit jantung kongenital - Masalah kesehatan psikologis orang tua
- Gangguan genetik - Disfungsi integrasi sensori
- Defek tuba neural
25
26
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00107
Batasan karakteristik
-Ketidakmampuan mengoordinasi mengisa - Ketidakmampuan mempertahankan
p, mengisap yang efektif
menelan, dan bernapas
- Ketidakmampuan memulai mengisap
Populasi beresiko
- Prematuritas
Kondisi terkait
- Keterlambatan neurologis - Gangguan neurologis
- Hipersensitivitas oral
27
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00232
Obesitas
Disetujui 2013. Direvisi 2017.
Definisi
Suatu kondisi ketika individu mengalami penumpukan lemak kelebihan lemak menurut usia da
n gender.
Batasan karakteristik
- DEWASA: Body mass index (BMI) >30 - ANAK 2-18 tahun: Body mass index
kg/m2 (BMI) > persentil ke- 85 atau 25 kg/m2
- ANAK <2 tahun: Berat badan terhadap tetapi < persentil ke-95 atau 30 kg/m² untu
tinggi badan > persentil ke-95. k
usia dan gender.
Populasi berisiko
- DEWASA: Indeks masa tubuh (body mass - Kesulitan ekonomi
index, BMI) mendekati 25 kg/m2 - Bayi diberi formula atau campuran
- ANAK <2 tahun: Berat badan untuk - Faktor terkait keturunan
panjang badan mendekati persentil ke-95. - Skor larangan dan kebebasan makan tinggi
- ANAK 2-18 tahun: BMI mendekati - Diabetes melitus maternal
persentil ke- 85 atau 25 kg/m2 - Ibu merokok
- Anak yang melewati persentil BMI - Obesitas pada masa kanak-kanak
- Anak dengan persentil BMI tinggi - Obesitas parental
- Pubertas prematur - Penambahan berat badan masa bayi cepat,
- Penambahan berat badan masa kanak-kana termasuk minggu pertama, 4 bulan pertam
k a,
cepat dan tahun pertama
28
Kondisi terkait → Gangguan genetik
Faktor risiko
- Rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari - Kurang pengetahuan tentang faktor yang
yang dianjurkan menurut gender dan usia dapat diubah
- Konsumsi minuman bergula - Asupan kalsium diet pada anak rendah
- Gangguan perilaku makan - Ukuran porsi lebih besar dari yang
- Gangguan persepsi makan dianjurkan
- Penggunaan energi di bawah asupan energi - Perilaku kurang gerak yang terjadi Selama
berdasarkan pengkajian standar ≥2 jam/hari
- Konsumsi alkohol berlebihan - Waktu tidur memendek
- Takut kekurangan suplai makanan - Gangguan tidur
- Sering makan kudapan - Makanan padat sebagai sumber makanan
- Frekuensi makanan restauran atau gorenga utama pada usia <5 bulan
n
tinggi
Populasi berisiko
- DEWASA: Indeks masa tubuh (body mass - Kesulitan ekonomi
index, BMI) mendekati 25 kg/m2 - Bayi diberi formula atau campuran
- ANAK <2 tahun: Berat badan untuk - Faktor terkait keturunan
panjang badan mendekati persentil ke-95. - Skor larangan dan kebebasan makan tinggi
- ANAK 2-18 tahun: BMI mendekati - Diabetes melitus maternal
persentil ke- 85 atau 25 kg/m2 - Ibu merokok
- Anak yang melewati persentil BMI - Obesitas pada masa kanak-kanak
- Anak dengan persentil BMI tinggi - Obesitas parental
- Pubertas prematur - Penambahan berat badan masa bayi cepat,
- Penambahan berat badan masa kanak-kana termasuk minggu pertama, 4 bulan pertam
k a,
cepat dan tahun pertama
Kondisi terkait
- Gangguan genetik
29
30
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00103
Gangguan menelan
Disetujui 1986. Direvisi 1998, 2017.
Definisi
Fungsi abnormal mekanisme menelan yang dikaitkan dengan defisit struktur. atau fungsi oral, f
aring, dan esofagus.
Batasan karakteristik
Tahap Pertama: Oral
- Abnormalitas pada fase oral pada - Mengisap puting susu tidak efisien
pemeriksaan menelan - Mengunyah tidak efisien
- Tersedak sebelum menelan - Refluks nasal
- Batuk sebelum menelan - Piecemeal deglutition
- Ngiler - Makanan terkumpul di sulkus lateral
- Makanan jatuh dari mulut - Bolus masuk terlalu cepat
- Makanan terdorong keluar dari mulut - Pembentukan bolus terlalu lambat
- Muntah sebelum menelan - Waktu makan lama dengan konsumsinyan
- Ketidakmampuan membersihkan rongga g
mulut tidak adekuat
- Bibir tidak menutup rapat - Kerja lidah tidak efektif pada pembentuka
- Mengatup puting susu tidak efisien n
bolus
31
makan
Faktor yang berhubungan
- Masalah perilaku makan - Gangguan perilaku mencederai-diri
Populasi berisiko
- Gagal tumbuh - Keterlambatan perkembangan
- Riwayat makan melalui slang - Prematuritas
Kondisi terkait
- Akalasia - Defek nasal
- Defek anatomik didapat - Defek rongga nasofaring
- Cedera otak - Gangguan neurologis
- Paralisis serebral - Gangguan neuromuskular
- Gangguan hipotonia otot signifikan - Abnormalitas orofaring
- Gangguan saraf kranial - Malnutrisi energi-protein
- Penyakit refluks gastroesofagus - Gangguan pernapasan
- Abnormalitas laring - Defek trakea
- Defek laring - Trauma
- Obstruksi mekanis - Abnormalitas jalan napas atas
32
Domain 2. Kelas 2
33
Domain 2. Kelas 3
34
Domain 2. Kelas 4. Kode Diagnosis 00179
Faktor risiko
- Rata-rata aktivitas harian kurang dari yang - Manajemen medikasi tidak efektif
dianjurkan menurut gender dan usia - Manajemen diabetes tidak tepat
- Tidak menerima diagnosis - Asupan diet kurang
- Stres berlebihan - Kurang pengetahuan tentang
- Penambahan berat badan berlebihan manajemen penyakit
- Penurunan berat badan berlebihan - Kurang pengetahuan tentang faktor yang
- Pemantauan glukosa darah tidak adekuat dapat diubah
- Kurang kepatuhan pada rencana manajeme
n
diabetes
Populasi berisiko
Kondisi terkait
- Kehamilan
35
Domain 2. Kelas 4. Kode Diagnosis 00194
Hiperbilirubinemia neonatal
Disetujui 2008. Direvisi 2010, 2017.
Definisi
Akumulasi bilirubin tak terkonjugasi didalam sirkulasi (kurang dari 15 ml/dl) yang dapat t
erjadi setelah 24 jam kelahiran
Batasan karakteristik
- Profil darah abnormal - Sklera kuning
- Memar kulit - Kulit kuning sampai oranye
- Membran mukosa kuning
Populasi berisiko
Kondisi terkait
- Infeksi bakteri - Infeksi prenatal
- Bayi dengan malfungsi hati - Sepsis
- Bayi dengan defisien enzim - Inveksi virus
- Pendarahan internal
36
Domain 2. Kelas 4 . Kode Diagnosis 00230
Faktor risiko
Populasi berisiko
Kondisi terkait
37
Domain 2. Kelas 4 . Kode Diagnosis 00178
Faktor risiko
- Penyalahgunaan agens
Kondisi terkait
- Ko-infeksi human immunodeficiency viru - Penyalahgunaan zat
s - Infeksi virus
(HIV)
38
Domain 2. Kelas 4 . Kode Diagnosis 00263
Faktor risiko
Populasi berisiko
Kondisi terkait
39
Domain 2. Kelas 5 . Kode Diagnosis 00195
Faktor risiko
40
Domain 2. Kelas 5. Kode Diagnosis 0002
Faktor risiko
- Akan dikembangkan
Kondisi terkait
- Berkeringat - Pankreatitis
- Asites - Sepsis
- Luka bakar - Trauma
- Obstruksi intestinal - Program pengobatan
41
Domain 2. Kelas 5 . Kode Diagnosis 00027
Batasan karakteristik
Populasi berisiko
Kondisi terkait
42
Domain 2. Kelas 5 . Kode Diagnosis 00028
Populasi berisiko
Kondisi terkait
43
Domain 2. kelas 5 Kode Diagnosis 00026
Batasan karakteristik
Kondisi terkait
- Gangguan mekanisme regulasi
44
E. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa Keperawatan
NUTRISI
Definisi
Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Penyebab
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi aktivitas lipase lip
oprotein, sintesis lipid, lipolisis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi)
11. Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk ming
gu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan.
45
Kondisi Klinis Terkait
1. Gangguan genetik
2. Faktor keturunan
3. Hipotiroid
4. Diabetes melitus maternal
46
Defisit Nutrisi D.0019
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism
Penyebab
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencena makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan)
47
Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amvontropic lateral sclerosis
Referensi
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn's
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik
48
Diare D.0020
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk.
Penyebab
Fisiologis
1. Infamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorpsi
Psikologis
1. Kecemasan
2. Tingkat stres tinggi
Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalahgunaan laksatif
4. Penyalahgunaan zat
5. Program pengobatan (Agen tiroid, analgesik, pelunak feses, ferosulfat, antasida, cimetidi
ne dan antibiotik)
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air
49
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Urgency 1. Frekuensi peristaltik meningkat
2. Nyeri/kram abdomen 2. Bising usus hiperaktif
50
Disfungsi Motilitas Gastrointestinal D.0021
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Peningkatan, penurunan, tidak efektif atau kurangnya aktivitas peristaltik gastrointestinal.
Penyebab
1. Asupan enteral
2. Intoleransi makanan
3. Imobilisasi
4. Makanan kontaminan
5. Malnutrisi
6. Pembedahan
7. Efek agen farmakologis (mis. narkotik/opiat, antibiotik, laksatif anastesia)
8. Proses penuaan
9. Kecemasan
51
Kondisi Klinis Terkait
1. Pembedahan abdomen atau usus
2. Malnutrisi
3. Kecemasan
4. Kanker empedu
5. Kolesistektomi
6. Infeksi pencernaan
7. Gastroesophageal reflux disease (GERD)
8. Dialisis peritoneal
9. Terapi radiasi
10. Multiple organ dysfunction
52
Hipotermia D.0022
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
Penyebab
1. Gangguan mekanisme regulasi
2. Kelebihan asupan cairan
3. Kelebihan asupan natrium
4. Gangguan aliran balik vena
5. Efek agen farmakologis (mis. kortikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide, vincristine, tr
yptilinescarbamazepine)
53
Kondisi Klinis Terkait
1. Penyakit ginjal: gagal ginjal akut/kronis, sindrom nefrotik
2. Hipoalbuminemia
3. Gagal jantung kongestif
4. Kelainan hormon
5. Penyakit hati (mis. sirosis, asites, kanker hati)
6. Penyakit vena perifer (mis. varises vena, trombus vena, phlebitis)
7. Imobilitas
54
Hipovolemia D.0023
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular
Penyebab
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi
55
Kondisi Klinis Terkait
1. Penyakit Addison
2. Trauma/ perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit Crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Kolitis ulseratif
9. Hipoalbuminemia
56
Ikterik Neonatus D.0024
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Kulit dan membran mukosa neonatus menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tid
ak terkonjugasi masuk ke dalam sirkulasi.
Penyebab
1. Penurunan berat badan abnormal (7-8% pada bayi bana lahir yang menyusu ASI, >15% p
ada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (mekonium)
57
Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan D.0025
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Pola ekuilibrium antara volume cairan dan komposisi kimia cairan tubuh yang cukup untuk m
emenuhi kebutuhan fisik dan dapat ditingkatkan.
58
Kesiapan Peningkatan Nutrisi D.0026
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuni Kebutunan metabolism dan dapat ditingkatk
an.
59
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah D.0027
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang nomal.
Penyebab
Hiperglikemia
1. Disfungsi pankreas
2. Resistensi insulin
3. Gangguan toleransi glukosa darah
4. Gangguan glukosa darah puasa
Hipoglikemia
1. Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2. Hiperinsulinemia (mis. insulinoma)
3. Endokrinopati (mis. kerusakan adrenal atau pituitari)
4. Disfungsi hati
5. Disfungsi ginjal kronis
6. Efek agen farmakologis
7. Tindakan pembedahan Neoplasma
8. Gangguan metabolik bawaan (mis. gangguan penyimpanan lisosomal, galaktosemia, gan
gguan penyimpanan glikogen)
Hiperglikemia Hiperglikemia
1. Lelah atau lesu 1. Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi
60
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
Hipoglikemia Hipoglikemia
1. Palpitasi 1. Gemetar
2. Mengeluh lapar 2. Kesadaran menurun
3. Perilaku aneh
4. Sulit bicara
5. Berkeringat
Hiperglikemia Hiperglikemia
1. Mulut kering 1. Jumlah urin meningkat
2. Haus meningkat
61
Menyusui Efektif D.0028
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Pemberian ASI secara langsung dari payudara kepada bayi dan anak yang dapat memenuhi k
ebutuhan nutrisi.
Penyebab
Fisiologis
1. Hormon oksitosin dan prolaktin adekuat
2. Payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI
3. Tidak ada kelainan pada stuktur payudara
4. Puting menonjol
5. Bayi aterm
6. Tidak ada kelainan bentuk pada mulut bayi
Situasional
1. Rawat gabung
2. Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan adekuat
3. Faktor budaya
62
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Bayi tidur setelah meyusui
2. Payudara ibu kosong setelah menyusui
3. Bayi tidak rewel dan menangis setelah m
enyusui
63
Menyusui Tidak Efektif D.0029
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui.
Definisi
Fisiologis
1. Ketidakadekuatan suplai ASI
2. Hambatan pada neonatus (mis. prematuritas, sumbing)
3. Anomali payudara ibu (mis. puting yang masuk ke dalam)
4. Ketidakadekuatan refleks oksitosin
5. Ketidakadekuatan refeks menghisap bayi
6. Payudara bengkak
7. Riwayat operasi payudara
8. Kelahiran kembar
Situasional
1. Tidak rawat gabung
2. Kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui
3. Kurangnya dukungan keluarga
4. Faktor budaya
64
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Intake bayi tidak adekuat
2. Bayi menghisap tidak terus menerus
3. Bayi menangis saat disusui
4. Bayi rewel dan menangis terus dalam ja
m-jam pertama setelah menyusui
5. Menolak untuk menghisap
Keterangan
*) Carpal tunnel syndrome merupakan salah satu masalah dalam menyusui dimana tangan ibu
terasa nyeri dan tidak nyaman. Ibu mengalami kesulitan dalam memposisikan bayinya untuk
menyusui
65
Obesitas D.0030
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Akumulasi lemak berlebih atau abnomal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin, sert
a melampaui kondisi berat badan lebih (overweight).
Penyebab
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi aktivitas lipase lip
oprotein, sintesis lipid, lipolisis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi
11. Asupan kaisium rendah pada anak-anak
12. Berat badan bertambah cepat (seiama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk ming
gu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan.
66
Risiko Berat Badan Lebih D.0031
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Berisiko mengalami akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia d
an jenis kelamin.
Faktor Risiko
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan keblasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi, aktivitas lipase li
poprotein, sintesis lipid, lipolisis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi
11. Asupan kalsium rendah pada anak-anak
12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk ming
gu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan.
67
Risiko Defisit Nutrisi D.0032
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Berisiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Faktor Risiko
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikoiogis (mis. stres, keengganan untuk makan)
68
Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal D.0033
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Risiko peningkatan, penurunan atau tidak efektifnya aktivitas peristaltik pada sistem gastroint
estinal.
Faktor Risiko
1. Pembedahan abdomen
2. Penurunan sirkulasi gastrointestinal
3. Intoleransi makanan
4. Refluks gastrointestinal
5. Hiperglikemia
6. Imobilitas
7. Proses penuaan
8. Infeksi gastrointestinal
9. Efek agen farmokologis (mis. antibiotik, laksatif, narkotika/opiat)
10. Prematuritas
11. Kecemasan
12. Stres
13. Kurangnya sanitasi pada persiapan makanan
69
Risiko Hipovolemia D.0034
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Berisiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular
Faktor Risiko
1. Kehilangan cairan secara aktif
2. Gangguan absorbsi cairan
3. Usia lanjut
4. Kelebihan berat badan
5. Status hipermetabolik
6. Kegagalan mekanisme regulasi
7. Evaporasi
8. Kekurangan intake cairan
9. Efek agen farmakologis
70
Risiko lkterik Neonatus D.0035
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Berisiko mengalami kulit dan membran mukosa neonatus menguning setelah 24 jam kelahira
n akibat bilirubin tak terkonjugasi masuk ke dalam sirkulasi.
Faktor Risiko
1. Penurunan berat badan abnormal>7-8% pada bayi baru lahir yang menyusu ASI, >15% p
ada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (mekonium)
6. Prematuritas (<37 minggu)
71
Risiko Ketidakseimbangan Cairan D.0036
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Berisiko mengalami penuruan, peningkatan atau percepatan perpindahan cairan dari intravask
uler, interstisial atau intraselular.
Faktor Risiko
1. Prosedur pembedahan mayor
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. Aferesis
5. Asites
6. Obstruksi intestinal
7. Peradangan pankreas
8. Penyakit ginjal dan kelenjar
9. Disfungsi intestinal
72
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit D.0037
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Berisiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit.
Faktor Risiko
1. Ketidakseimbangan cairan (mis. dehidrasi dan intoksikasi air)
2. Kelebihan volume cairan
3. Gangguan mekanisme regulasi (mis. diabetes)
4. Efek samping prosedur (mis. pembedahan)
5. Diare
6. Muntah
7. Disfungsi ginjal
8. Disfungsi regulasi endokrin
73
Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah D.0038
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Risiko terhadap variasi kadar glukosa darah dari rentang normal.
Faktor Risiko
1. Kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes
2. Ketidaktepatan pemantauan glukosa darah
3. Kurang patuh pada rencana manajemen diabetes
4. Manajemen medikasi tidak terkontrol
5. Kehamilan
6. Periode pertumbuhan cepat
7. Stres berlebihan
8. Penambahan berat badan
9. Kurang dapat menerima diagnosis
74
Risiko Syok D.0039
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Berisiko menagalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibat
kan disfungsi seluler yang mengancam jiwa.
Faktor Risiko
1. Hipoksemia
2. Hipoksia
3. Hipotensi
4. Kekurangan volume cairan
5. Sepsis
6. Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflamatory response syndrome [SIRS])
Faktor Risiko
1. Perdarahan
2. Trauma multipel
3. Pneumothoraks
4. Infark miokard
5. Kardiomiopati
6. Cedera medula spinalis
7. Anafilaksis
8. Sepsis
9. Koagulasi intravaskuler diseminata
10. Sindrom respons inftamasi sistemik (systemic intiamatory response syndrome [SIRS])
Keterangan
Diagnosis ini ditegakkan pada kondisi gawat darurat yang dapat mengancam jiwa dan interve
nsi diarahkan untuk penyelamatan jiwa.
75
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Malnutrisi adalah kondisi gizi yang tidak seimbang. Ini berarti, malnutrisi tidak ha
nya mengacu pada kondisi kekurangan asupan makan (undernutrition).Istilah mal
nutrisi juga bisa digunakan untuk menggambarkan orang yang makan dengan cuk
up, tapi nutrisinya tidak seimbang (unbalanced diet), serta individu dengan kelebi
han berat badan (overweight).
b. Masalah gizi merupakan hal yang umum terjadi, terutama di Indonesia. Masalah g
izi timbul karena terjadi suatu ketidak seimbangan atau gangguan antara asupan y
ang diterima dengan kebutuhan tubuh. Ketidak seimbangan tersebut bisa berarti k
elebihan maupun kekurangan gizi.
c. Masalah gizi yang timbul di Indonesia antara lain :
Kurang Energi Protein (KEP)
KEP merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsu
msi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi k
ecukupan yang dianjurkan (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Ada tiga tipe KEP,
yaitu kwashiorkor, marasmus, dan marasmus-kwashiorkhor.
Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah satu jenis anemia yang disebabkan kekurangan
zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. Zat be
si diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dike
nal sebagai hemoglobin. Saat tubuh mengalami anemia defisiensi besi, maka s
el darah merah juga akan mengalami kekurangan pasokan hemoglobin yang be
rfungsi mengangkut oksigen dalam sel darah merah untuk disebarkan ke selur
uh jaringan tubuh.
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
GAKY adalah semua akibat dari kekurangan yodium pada pertumbuhan dan p
erkembangan manusia yang dapat dicegah dengan pemberian unsur yodium. Y
76
odium adalah elemen esensial bagi manusia dan hewan karena merupakan uns
ur penting sintesis hormon tiroid, thyroxine (T4), triiodothyronine (T3).
Kurang Vitamin A (KVA)
KVA merupakan suatu kondisi dimana mulai timbulnya gejala kekurangan ko
nsumsi vitamin A. Defisiensi vitamin A dapat merupakan kekurangan primer a
kibat kurang konsumsi. KVA dapat pula disebut kekurangan sekunder apabila
disebabkan oleh gangguan penyerapan dan penggunaan vitamin A dalam tubu
h, kebutuhan yang meningkat, atau karena gangguan pada konversi karoten me
njadi vitamin A.
Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sanga
t tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivita
s membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak
Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah b
erat badan hingga mengalami obesitas.
B. Saran
a. Jika ingin terhindar dari malnutrisi sebaiknya ikutilah cara berikut :
Pahami penyebab malnutrisi
Malnutrisi terjadi karena kekurangan nutrisi dari makanan atau minuman yan
g dikonsumsi. Kekurangan ini mencakup pada kekurangan karbohidrat, lemak
vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Kekurangan nutrisi ini bisa disebabkan
pada diet yang kurang seimbang, terlalu sedikit makan, dan kurangnya penyer
apan nutrisi pada makanan oleh organ-organ tubuh.
Pelajari faktor yang menyebabkan malnutrisi
Faktor pertama adalah umur. Usia dewasa, seperti remaja, lansia, ataupun ibu
hamil, memerlukan banyak nutrisi dari makanan daripada anak-anak. Untuk i
nilah, orang-orang ini lebih rentan mengidap malnutrisi tersebut. Faktor lainn
ya yang harus diperhatikan adalah operasi, trauma, dan penyakit kronis yang j
uga bisa menyebabkan malnutrisi. Orang-orang yang menjalankan pengobata
n juga beresiko tinggi mengalami malnutrisi.
Identifikasi semua gejala (symptoms) dari malnutrisi
Dalam mencegah malnutrisi, pemahaman mengenai gejala dari malnutrisi bisa
sangat membantu. Beberapa gejala malnutrisi yang bisa Anda kenali antara lai
77
n mudah lelah, kurangnya nafsu makan, kesulitan untuk berkonsentrasi, turun
nya berat badan secara drastis, depresi, tubuh lebih kurus, dan lebih gampang
sakit.
Cukupi nutrisi dalam setiap makanan
Makanan yang Anda konsumsi haruslah penuh dengan nutrisi yang bisa mem
bantu membentuk dan memaksimalkan kerja organ-organ tubuh. Dengan nutri
si ini, Anda akan lebih bersemangat untuk beraktivitas dan meningkatkan kes
ehatan dan daya tahan tubuh Anda.
b. Tetapi jika malnutrisi sudah terlanjur diderita, maka coba ikutilah cara berikut :
Ganti nutrisi dengan makanan yang tepat
Ketika malnutrisi terjadi pada diri kita atau buah hati kita, pahami bahwa mal
nutrisi bisa dihilangkan dengan memberikan asupan makanan yang tepat. Mak
anan yang mengandung karbohidrat, protein, buah dan sayuran, dan lemak bis
a menjadi makanan yang tepat ketika malnutrisi. Perlu menjadi catatan bahwa
semua makanan ini haruslah dengan proses pemasakan yang tepat sehingga n
utrisinya tidak banyak terbuang.
Pelajari kebiasaan makan yang baik beserta nutrisi yang diperlukan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mempelajari kebiasaan makan ya
ng baik dan nutrisi apa yang harus dimakan bisa mempercepat penyembuhan
malnutrisi. Selain itu, cobalah untuk melakukan diet seimbang sehingga maln
utrisi tidak terjadi lagi di masa depan. Jam makan juga harus diperhatikan sehi
ngga penyerapan nutrisi bisa maksimal dilakukan.
Kunjungi dokter atau konsultan diet
Jika malnutrisi berlangsung secara berkepanjangan, segera rujukkan ke dokter
atau konsultan diet untuk mendapatkan asupan nutrisi yang pas untuk tubuh d
an buah hati. Dengan penanganan yang baik, bahaya malnutrisi juga bisa ditur
unkan dengan cara yang tepat.
78
DAFTAR PUSTAKA
Halodoc (2019, 26 November). Anemia Defisiensi Besi. Dikutip 1 Maret 2021 dari Halodoc:
https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia-defisiensi-besi
Tan, Lenny (2019, 22 April). Defisiensi Vitamin A. Dikutip 1 Maret 2021 dari SehatQ: https:/
/www.sehatq.com/penyakit/defisiensi-vitamin-a
Rafiqua, Nurul (2020, 21 September). Obesitas. Dikutip 1 Maret 2021 dari SehatQ: https://w
ww.sehatq.com/penyakit/obesitas
http://griyahusada.id/journal/index.php/midwifery/article/download/82/44 - :~:text=Banyak%
20dampak%20merugikan%20yang%20diakibatkan,%2C%20kwasiorkhor%2C%20marasmu
s-kwasiorkhor.
https://www.klikdokter.com/penyakit/anemia-defisiensi-besi - :~:text=Tanpa%20zat%20besi
%20dalam%20jumlah,merasa%20lelah%20dan%20sesak%20napas.
KESMAS (2015, 5 Agustus). Pengertian dan Dampak GKAY. Dikutip 1 Maret 2021 dari
Indonesian Public Health: http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-dan-dampak-
gaky-2/
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019, 25 Juni). Seperti Ini Dampak Kekurangan
Vitamin A dan Cara Mencegahnya. Dikutip 1 Maret 2021 dari Alodokter: https://www.alodo
kter.com/seperti-ini-dampak-kekurangan-vitamin-a-dan-cara-mencegahnya
Halodoc (2020, 28 Januari). Jangan Anggap Remeh, Ini Dampak dari Obesitas. Dikutip 1
Maret 2021 dari Halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/10-dampak-negatif-obesitas-yan
g-harus-kamu-ketahui
Ramadhan, Muhammad Iqbal (2019, 15 Januari). Cara Mudah yang Efektif untuk
Menghindari Obesitas. Dikutip 1 Maret 2021 dari Klik Dokter: https://www.google.co.id/am
p/s/m.klikdokter.com/amp/3621479/cara-mudah-yang-efektif-untuk-menghindari-obesitas
https://m.klikdokter.com/penyakit/malnutrisi-energi-protein
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI