Anda di halaman 1dari 83

MAKALAH MATA KULIAH GIZI DAN DIET

PERMASALAHAN GIZI DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NUTRISI

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet

DOSEN PENGAMPU

Dr. Anna Sunita, M.Epid

DI SUSUN OLEH

1. Aulia Anugrah (P17320320050)


2. Muhamad Rifky Ahdian (P17320320065)
3. Muthiah Suci Halimah (P17320320066)
4. Qori Aqillah (P17320320072)
5. Siti Shofia Nurmila (P17320320085)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat ima
n dan islam kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tuga
s tepat waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhamm
ad SAW, keluarga, sahabat dan kami sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan kam
i sebagai penyusun, serta dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat SKS mata kuliah
Gizi dan Diet. Makalah ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kami dan pembaca yan
g memerlukan informasi yang terkandung di dalamnnya serta menjadi sumbangsih dalam bid
ang Gizi dan Diet, khususnya mengenai permasalahan yang kami bahas.

Makalah yang berjudul “Permasalahan Gizi dan Diagnosa Keperawatan Nutrisi”


 Proses penyusunan makalah ini dilakukan dengan kesungguhan sesuai dengan kaidah dan
pedoman yang berlaku. Walaupun demikian, kami yakin masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan yang tertuang didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya
koreksi dan perbaikan yang membangun dari para pembaca agar dalam penyusunan
selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa selalu memberikan petunjuk dan
keistiqomahan dalam menjalankan setiap urusan kita, serta memberikan kekuatan dan
kesabaran kepada kita semua dalam menghadapi segala tantangan.

2
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................3
A. Penjelasan Rinci Tentang Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), Obesitas......3
B. Dampak Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), Obesitas bagi Kesehatan..........6
C. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), Obesitas di Indonesia...8
D. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa Keperawatan NUTRISI.........12
E. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa Keperawatan NUTRISI.........41
BAB III...............................................................................................................................................72
PENUTUP......................................................................................................................................72
A. Kesimpulan.........................................................................................................................72
B. Saran...................................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi adalah zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau baha
n-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahanbahan tersebut untuk aktivita
s penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003).

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivita
s dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri sepert
i glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan d
an sumber lainnya yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh ma
nusia (Hidayat, 2006).

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada ti
ngkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai den
gan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makan
an yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan pen
urunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, 2
006).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan pemasukan makanan dan metabolisme tubuh se
rta faktor-faktor yang mempengaruhinya.status nutrisi seseoraang muncul dari gabungan
beberapa faktor yakni faktor lingkungan, genetik, dan juga perilaku individu.perilaku me
rupakan faktor terbesar kedua yang mempengaruhi status nutrisi seseorang. Untuk menga
tasi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diperlukan perubahan sosial berupa gaya hidup,
aktivitas fisik, perilaku makan, dan disertai dengan penyiapan lingkungan yang kondusif
(Notoadmojo, 2003).

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan secara rinci tentang Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA),
Obesitas
2. Apa dampak Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), Obesitas bagi
kesehatan?
3. Bagaimana penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA),
Obesitas di Indonesia?
4. Sebutkan Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, yaitu Diagnosa Keperawatan
NUTRISI masuk dalam DOMAIN 2 serta Diagnosa Keperawatan NANDA yang
berhubungan dengan Nutrisi dan Metabolik yang lama sebagai perbandingan
diagnosa keperawatannya. Sertakan selain Dx juga kode Dx
5. Sebutkan Klasifikasi Diagnosa Keperawatan SDKI, yaitu Diagnosa Keperawatan
NUTRISI. Sertakan selain Dx juga kode Dx

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui secara rinci tentang Kurang Energi Protein (KEP), Anemia
Defisiensi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin
A (KVA), Obesitas
2. Untuk mengetahui dampak Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA),
Obesitas bagi kesehatan?
3. Untuk mengetahui cara penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia
Defisiensi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin
A (KVA), Obesitas bagi kesehatan?
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa
Keperawatan NUTRISI
5. Untuk mengetahui Klasifikasi Diagnosa Keperawatan SDKI, Diagnosa Keperawatan
NUTRISI.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Penjelasan Rinci Tentang Kurang Energi Protein (KEP), Anemia


Defisiensi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
Kurang Vitamin A (KVA), Obesitas
1. KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
Malnutrisi atau kekurangan energi protein adalah kondisi di mana tubuh kekur
angan makronutrien yang merupakan sumber energi, termasuk protein. Jenis malnutri
si energi protein yang sering terjadi pada anak-anak adalah kwashiorkor dan marasmu
s.
Malnutrisi energi protein biasa disebut kurang energi protein (KEP). Gejala da
ri kondisi ini biasanya akan muncul secara perlahan. Malnutrisi energi protein perlu se
gera mendapatkan penanganan agar tidak terjadi komplikasi.

2. Anemia Defisiensi Besi


Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penye
diaan zat beside dalam tubuh, sehingga jumlah sel darah merah yang sehat berkurang
dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Sel darah merah atau disebut hemoglobin dibe
ntuk oleh zat besi. Hemoglobin di dalam sel darah merah dibutuhkan tubuh untuk men
gikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh. Hemoglobin juga
berperan dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru.

3. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)


Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodiu
m pada tumbuh kembang manusia sehingga menyebabkansintesis hormon tiroid terga
nggu.mengakibatkan terjadinya serangkaian kelainan fungsional dan perkembangan.

3
GAKY merupakan ancaman utama bagi kesehatan dan perkembangan populas
i di seluruh dunia, terutama pada anak-anak pra sekolah dan ibu hamil.
Masalah GAKY membutuhkan perhatian yang seriuskarena merupakan penyebab pali
ng sering kelainan mental dan kerusakan otak yang sebenarnya dapat dicegah, dimana
hal ini dapat berpengaruh pada rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Ada berbagai gangguan yang muncul akibat kekurangan iodium (yodium), antara lain
penyakit gondok dan hipotiroid.

4. Kurang Vitamin A (KVA)


Defisiensi atau kekurangan vitamin A merupakan penyebab utama kebutaan y
ang dapat dicegah pada anak-anak dan dapat meningkatkan risiko penyakit atau kemat
ian yang disebabkan oleh infeksi. Ibu hamil juga dapat berisiko tinggi mengalami gan
gguan penglihatan pada malam hari (rabun senja) dan risiko kematian maternal akibat
kekurangan vitamin ini. Menurut WHO, sekitar 250 juta anak prasekolah mengalami
defisiensi vitamin A. Orang-orang yang lebih berisiko mengalami defisiensi vitamin
A adalah ibu hamil atau menyusui, balita dan anak-anak. Selain itu, kondisi medis sep
erti cystic fibrosis dan diare kronis dapat meningkatkan risiko defisiensi vitamin A.

Vitamin A merupakan jenis vitamin yang larut dalam lemak dan berperan pent
ing dalam berbagai fungsi tubuh seperti penglihatan, sistem kekebalan tubuh, reprodu
ksi dan kesehatan kulit. Terdapat tiga jenis vitamin A yaitu retinol, beta karoten dan k
arotenoid. Retinol umumnya dapat ditemui pada produk hewani seperti daging-daging
an, ikan, telur dan produk olahan susu. Beta karoten dan karotenoid biasa ditemui pad
a sayur-sayuran berwarna merah, hijau, kuning dan oranye.

5. Obesitas
Obesitas adalah istilah untuk seseorang dengan berat badan berlebih, dan mem
punyai persentase body fat atau lemak tubuh yang tinggi.Penambahan berat badan aka
n terjadi ketika asupan kalori yang masuk lebih banyak daripada yang digunakan tubu
h. Kalori yang tidak digunakan tersebut kemudian tersimpan di dalam tubuh, yang seb
agian besar disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Tentunya, apabila hal ini terjadi dala
m waktu lama, maka penumpukan lemak akan terus menerus terjadi hingga menjadi s
angat berlebihan.

4
Namun, obesitas tidak hanya terjadi karena kebanyakan makan atau kurang ak
tif bergerak. Faktor yang memengaruhi obesitas bisa dari faktor genetik, lingkungan
maupun pengaruh obat-obatan dan hormon.

5
B. Dampak Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A
(KVA), Obesitas bagi Kesehatan

1. Kekurangan Energi Protein (KEP)


 menurunya mutu fisik dan itelektual
 menurunkan daya tahan tubuh yang berakibat meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian
 terganggunya pertumbuhan dan perkembangan
 gangguan perkembangan mental anak
 marasmus
 kwasiorkhor
 marasmus-kwasiorkhor.

2. Anemia Defisiensi Besi


 Tubuh tidak dapat memproduksi salah satu hal di dalam sel darah merah yang me
mungkinkannya untuk menghantarkan oksigen, yang disebut sebagai hemoglobin.
Sebagai akibatnya, anemia defisiensi besi dapat membuat seseorang merasa lelah
dan sesak napas.

3. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)


 kelenjar tiroid tidak mampu mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup, meng
akibatkan kerusakan perkembangan otak dan beberapa efek yang bersifat merusak
secara kumulatif.

4. Kurang Vitamin A (KVA


 Degenerasi makula
 Penurunan fungsi penglihatan
 Kelainan kornea yang disebut xerophthalmia.
 Kulit kering
 Mudah terserang infeksi
 Risiko kanker meningkat
 Gangguan pertumbuhan pada anak

6
 Masalah kesuburan
5. Obesitas

 Sulit Bernapas
 Munculnya Masalah Kulit
 Nyeri Persendian dan Otot Kaki
 Asam Lambung Naik
 Depresi
 Mendengkur
 Hipertensi
 Menstruasi

 Tidak Teratur Varises

7
C. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Defisiensi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A
(KVA), Obesitas di Indonesia
1. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP)
Fase rehabilitasi itu sendiri terdiri dari 10 langkah, yaitu:
 Memberikan cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi
 Memberikan asupan makanan untuk mencegah turunnya gula darah
 Mengatasi gangguan elektrolit
 Mencegah anak kedinginan
 Pemberian antibiotik
 Pemberian vitamin A
 Pemberian multivitamin dan mineral
 Pemberian makanan untuk mengejar pertumbuhan
 Merangsang perkembangan anak
 Rencana tindak lanjut untuk mencegah gizi buruk timbul lagi
Pencegahan
Untuk mencegah malnutrisi energi protein, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan, yaitu:
 Memastikan anak mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi s
ehat seimbang (mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral) sepa
njang masa pertumbuhannya.
 Memantau tumbuh kembang anak secara berkala.
 Bila ada infeksi yang dialami, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.

2. Penanggulangan Anemia Defisiensi Besi


 Meningkatkan asupan makanan yang kaya zat besi seperti hati ayam, daging me
rah, dan bayam.
 Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C untuk membantu p
enyerapan zat besi.
 Mengonsumsi suplemen zat besi dalam bentuk tablet secara rutin dua sampai tig
a kali dalam sehari.
 Transfusi sel darah merah (RBC) pada anemia defisiensi besi berat.
 Hindari makanan, minuman, dan obat-obatan yang berpotensi menghambat pen
yerapan zat besi. Menghindari makanan tinggi kalsium secara berlebih seperti su
su dan yoghurt, karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

8
 Mencegah tukak lambung akibat penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid dal
am jangka waktu yang panjang.
 Menghilangkan infeksi parasit dengan mengobati infeksi cacing tambang agar d
apat meningkatkan nutrisi dan mengobati anemia.
 Mengobati talasemia dengan mengontrol tingkat hemoglobin dalam darah untuk
menjaga anemia tidak bertambah berat.

Pencegahan Anemia Gizi Besi (AGB)

Pada bayi dan anak, pencegahan dilakukan dengan memberikan ASI atau su
su formula yang sudah difortifikasi zat besi selama satu tahun pertama. Setelah satu
tahun pertama, jangan memberikan susu lebih dari 700 mililiter per hari. Konsumsi
susu yang berlebihan akan menggantikan makanan lain yang kaya akan kandungan
zat besi. Pada bayi di bawah satu tahun, pemberian susu sapi murni tidak dianjurkan,
karena susu sapi murni bukan sumber zat besi yang baik untuk bayi. Pada wanita h
amil, konsumsi suplemen penambah zat besi secara rutin.

Pada orang dewasa, lakukan pencegahan dengan menghindari makanan dan


minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, serta dengan mengonsumsi
makanan dan minuman kaya vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.

3. Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)


Penanganan yang efektif dan efisien terhadap masalah (GAKY) adalah melal
ui peningkatan konsumsi garam beryodium keluarga sesuai Standar Nasional Indone
sia (SNI) 30-80 ppm dan pengendalian peredaran garam beryodium.
4. Penanggulangan Kurang Vitamin A

Asupan vitamin A dapat diperoleh dari makanan. Beberapa makanan yang m


erupakan sumber vitamin A adalah:

 Hati.
 Daging ayam dan sapi.
 Ikan salmon.
 Telur. Susu dan olahannya, yaitu keju dan yoghurt.
 Buah-buahan, seperti mangga, blewah, labu, aprikot, cabai, dan jeruk.
 Berbagai jenis sayuran, seperti wortel, brokoli, bayam, dan ubi.
Walaupun penting untuk kesehatan, vitamin A tidak boleh dikonsumsi dala
m jumlah berlebihan karena dapat menyebabkan overdosis atau keracunan vitamin
A. Rekomendasi asupan vitamin A per hari adalah 900 mikrogram bagi pria, 700 mi
krogram bagi wanita, dan 1300 mikrogram bagi ibu menyusui. Untuk mendapatkan

9
asupan vitamin A tambahan, Anda bisa mengonsumsi suplemen vitamin A yang dij
ual bebas. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter gizi men
genai jenis suplemen dan dosis yang aman untuk dikonsumsi.
5. Penanggulangan Gizi Lebih (Obesitas)

Dengan asupan protein, metabolisme bisa meningkat hingga 80-100 kalori pe


r hari. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang menjalani diet tinggi pro
tein akan makan lebih sedikit dari 400 kalori per hari. Selain itu, diet tinggi protein j
uga bisa membuat Anda merasa lebih kenyang sehingga nafsu makan bisa lebih diat
ur. Energi Anda pun akan lebih optimal untuk beraktivitas

a. Hindari Makanan Olahan

Ilustrasi Makanan Olahan

Makanan yang telah melewati berbagai macam metode pengolahan biasa


nya sering ditambahkan gula, lemak, dan tinggi kalori. Terlebih lagi, asupan ters
ebut juga direkayasa untuk membuat Anda makan lebih banyak.

Selain itu, karbohidrat olahan seperti tepung putih, roti putih, nasi putih,
soda, kue kering, pasta dan serealia dalam kemasan juga mengandung karbohidr
at sederhana yang lebih cepat menyebabkan lonjakan gula darah dan menjadi fa
ktor risiko obesitas.

b. Sediakan Makanan atau Camilan Sehat

Penelitian menunjukkan bahwa makanan yang disimpan di rumah atau d


i sekeliling Anda sangat memengaruhi berat badan dan perilaku makan sehari-h
ari.

10
Untuk itu, Anda dianjurkan untuk selalu menyediakan makanan sehat da
n tinggi serat seperti buah dan sayuran. Dengan demikian, Anda atau anggota ke
luarga lain akan terhindar dari asupan atau camilan lain yang tidak sehat.

c. Batasi Asupan Gula dan Kalori Cair

Makan dengan banyak gula tambahan rentan memicu munculnya penyak


it jantung, diabetes tipe 2, dan kanker. Karenanya, meminimalkan asupan gula t
ambahan adalah cara yang bagus untuk memperbaiki pola makan Anda.

Selain itu, hindari konsumsi kalori cair yang berasal dari minuman soda,
jus buah kemasan dan minuman berenergi, karena berdampak buruk bagi keseha
tan dan bisa meningkatkan risiko obesitas

d. Cukup Tidur dan Minum Air Putih

Selain tidur, asupan air putih juga sangat memengaruhi kenaikan berat b
adan. Pasalnya, minum 0,5 liter air putih dapat meningkatkan kalori yang dibaka
r hingga 24-30% selama satu jam sesudahnya. Minum air putih sebelum makan
juga dapat menyebabkan berkurangnya asupan kalori, terutama untuk orang yan
g berusia paruh baya dan lansia.

e. Lakukan Olahraga Kardio

Olahraga kardio seperti jogging, bersepeda, berenang atau jalan kaki ada
lah cara yang baik untuk membakar kalori serta meningkatkan kesehatan mental
dan fisik Anda.

11
Olahraga jantung atau kardio telah terbukti mampu menekan risiko peny
akit jantung dan mengurangi berat badan.

Jalankan Diet Rendah Karbohidrat


Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat san
gat efektif untuk menurunkan berat badan. Dan Membatasi karbohidrat, makan l
ebih

12
D. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa Keperawatan
NUTRISI

Kelas 1. Makan Diagnosis


Kode
00002 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
00163 Kesiapan meningkatkan nutrisi
00216 Ketidakcukupan produksi ASI
00104 Ketidakefektifan pemberian ASI
00105 Diskontiunitas pemberian ASI
00106 Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
00269 Ketidakefektifan dinamika makan remaja
00270 Ketidakefektifan dinamika makan anak
00271 Ketidakefektifan dinamika menyusu bayi
00107 Ketidakefektifan pola menyusu bayi
00232 Obesitas
00233 Berat badan berlebih
00234 Risiko berat badan berlebih
00103 Gangguan menelan
Domain 2.

Nutrisi

Kelas 2. Pencernaan
Kode Diagnosis
Kelas ini belum memiliki diagnosis

Kelas 3. Absorpsi
Kode Diagnosis
Kelas ini belum memiliki diagnosis

13
Kelas 4. Metabolisme
Kode Diagnosis
00179 Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
00194 Hiperbilirubinemia neonatal
00230 Risiko hiperbilirubinemia neonatal
00178 Risiko gangguan fungsi hati
00263 Risiko sindorm ketidakseimbangan metabolik

Kelas 5. Hidrasi
Kode Diagnosis
00195 Resiko ketidakseimbangan elektrolit
00025 Resiko ketidakseimbangan volume cairan
00027 Defisien volume cairan
00028 Risiko defisien volume cairan
00026 kelebihan volume cairan

14
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00002

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


Disetujui 1975. Direvisi 2000, 2017
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik

Batasan karakteristik
- Kram abdomen - Kurang minat pada makanan
- Nyeri abdomen - Tonus otot menurun
- Gangguan sensasi rasa - Kesalahan informasi
- Berat badan 20% atau lebih di bawah - Kesalahan persepsi
rentang berat badan ideal - Membran mukosa pucat
- Kerapuhan kapiler - Ketidakmampuan memakan makanan
- Diare - Cepat kenyang setelah makan
- Kehilangan rambut berlebihan - Sariawan rongga mulut
- Enggan makan - Kelemahan otot pengunyah
- Asupan makanan kurang dari - Kelemahan otot untuk menelan
recommended daily allowance (RDA) - Penurunan berat badan dengan
- Bising usus hiperaktif asupan makan adekuat
- Kurang informasi

Faktor yang berhubungan


- Asupan diet kurang

Populasi beresiko
- Faktor biologis - Kesulitan ekonomi

Kondisi terkait
- Ketidakmampuan mengabsorpsi - Ketidakmampuan makan
nutrien
- Ketidakmampuan mencera makanan - Gangguan psikososial

15
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00163

Kesiapan meningkatkan nutrisi


Disetujui 2002. Direvisi 2013
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik

Batasan Karakteristik
- Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan nutrisi

16
Domain 2 .Kelas 1. Kode Diagnosis 00216

Ketidakcukupan produksi ASI


Disetujul 2010. Direvisi 2017
Definisi
Ketidakadekuatan suplai air susu ibu untuk mendukung status nutrisi bayi atau
Anak.

Batasan karakteristik
- Tidak ada produksi ASI dengan - Bayi sering mencari puting susu
stimulasi puting - Bayi menolak mengisap puting
- ASI yang dikeluarkan kurang dari - Bayi berkemih sedikit dan pekat
volume yang dibutuhkan bayi - Penambahan berat badan <500 g
- Keterlambatan produksi ASI dalam sebulan
- Bayi konstipasi - Waktu menyusu yang lama
- Bayi sering menangis - Tampak tidak puas setelah menyusu

Faktor yang berhubungan


- Latching on breast tidak efektif - Ibu kekurangan volume cairan
- Refleks mengisap tidak efektif - Ibu malnutrisi
- Kesempatan untuk mengisap tidak - Ibu merokok
cukup - Ibu dalam program pengobatan
- Waktu mengisap pada payudara - Menolak payudara
kurang
- Ibu mengonsumsi alkohol

Kondisi terkait
- Kehamilan

17
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosa 00104

Ketidakefektifan pemberian ASI


Disetujui 1988. Direvisi 2010, 2013, 2017
Definisi
Kesulitan memberikan susu pada bayi atau anak secara langsung dari payudara, yang dapat me
mengaruhi status nutrisi bayi/anak.

Batas karakteristik
- Ketidakadekuatan defekasi bayi - Ketidakcukupan pengosongan setiap
- Bayi mendekat ke arah payudara payudara setelah menyusui
- Bayi menangis pada payudara - Kurang penambahan berat badan bayi
- Bayi mengangis dalam jam pertama setela - Tidak tampak tanda pelepasan oksitosin
h - Tampak ketidakadekuatan asupan susu
menyusu - Luka puting yang menetap setelah
- Bayi rewel dalam satu jam setelah minggu pertama menyusui
menyusu - Penurunan berat badan bayi terus-menerus
- Bayi tidak mampu latch-on pada - Tidak mengisap payudara terus-
payudara secara tepat
- Bayi menolak latching on
- Bayi tidak responsif terhadap
- Tindakan kenyamanan lain

Faktor yang berhubungan


- Keterlambatan laktogen II - Ambivalensi ibu
- Suplai ASI tidak cukup - Ansietas ibu
- Keluarga tidak mendukung - Anomali payudara ibu
- Tidak cukup waktu untuk menyusu - Keletihan ibu
ASI - Obesitas ibu
- Kurang pengetahuan orang - Nyeri ibu
tua tentang teknik menyusui - Penggunaan dot
- Kurang pengetahuan orang tua - Refleks isap bayi buruk
tentang pentingnya pemberian ASI - Penambahan makanan dengan puting
- Diskontinuitas pemberian ASI artifisial

Populasi berisiko
- Bayi prematur - Riwayat kegagalan menyusui sebelumnya
- Pembedahan payudara sebelumnya - Masa cuti melahirkan yang pendek

Kondisi terkait
- Defek orofaring

18
19
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00105
Diskontinuitas pemberian ASI
Disetujul 1992. Direvisi 2013, 2017
Definisi
Berhentinya kontinuitas pemberian ASI dari payudara pada bayi atau anak, yang
dapat mengganggu keberhasilan menyusui dan/atau status nutrisi bayi/anak.

Batasan karakteristik
- Pemberian ASi non-eksklusif
Faktor yang berhubungan
- Perpisahan ibu-bayi - Kebutuhan untuk segera menyapih
bayi
Populasi berisiko
- Hospitalisasi anak - Bayi prematur
- Ibu bekerja

Kondisi terkait
- Kontraindikasi untuk menyusui - Penyakit ibu
- Penyakit bayi

20
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00106

Kesiapan meningkatkan pemberian ASI


Disetujul 1990. Direvisi 2013, 2017
Definisi
Suatu pola pemberian susu pada bayi atau anak langsung dari payudara, yang dapat ditingkatka
n

Batasan karakteristik
- Ibu mengungkapkan keinginan untuk meni - Ibu mengungkapkan keinginan untuk men
ngkatkan kemampuan memberi ASI ekslus ingkatkan kemampuan untuk memberi AS
if I untuk kebutuhan nutrisi bayinya

21
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00269

Ketidakefektifan dinamika makan remaja


Disetujui 2016.
Definisi
Perubahan sikap dan perilaku makan yang mengakibatkan pola makan berlebihan atau kurang y
ang mengganggu kesehatan nutrisi.

Batasan karaksteristik
- Menghindari partisipasi dalam waktu - Sering makan dengan kualitas
makan bersama makanan yang buruk
- Mengeluh lapar di antara makan - Sering makan makanan yang diproses
- Menolak makan - Makan berlebihan
- Sering makan kudapan - Nafsu makan kurang
- Sering makan dari restoran cepat saji - Kurang makan

Faktor yang berhubungan


- Perubahan dinamika keluarga - Waktu makan tidak teratur
- Ansietas - Media memengaruhi perilaku makan
- Perubahan pada harga diri memasuki makanan tinggi kalori yang tidak sehat
masa puber - Media memengaruhi pengetahuan
- Depresi tentang makanan tinggi kalori yang tidak
- Gangguan makan sehat
- Makan menyendiri - Pengaruh negatif orang tua pada
- Kontrol waktu makan keluarga perilaku makan
berlebihan - Penyiksaan psikologis
- Stres berlebihan - Pengabaian psikologis
- Pilihan makanan tidak adekuat - Waktu makan penuh stres

Kondisi terkait
- Tantangan fisik pada makan - Masalah kesehatan fisik orang tua
- Tantangan fisik pada penyediaan - Masalah kesehatan psikologis orang tua
makan

22
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00270

Ketidakefektifan dinamika makan anak


Disetujui 2016.
Definisi
Perubahan sikap, perilaku dan pengaruh pada pola makan anak yang mengakibatkan gangguan
kesehatan nutrisi

Batasan karaksteristik
- Menghindari partisipasi dalam waktu - Sering makan dengan kualitas
makan bersama makanan yang buruk
- Mengeluh lapar di antara makan - Sering makan makanan yang diproses
- Menolak makan - Makan berlebihan
- Sering makan kudapan - Nafsu makan kurang
- Sering makan dari restoran cepat saji - Kurang makan

Faktor yang berhubungan


Kebiasaan Makan
- Menyogok anak untuk makan - Menyogok anak untuk makan
- Konsumsi besar volume makan dalam - Konsumsi besar volume makan dalam
waktu singkat waktu singkat
- Gangguan kebiasaan makan - Gangguan kebiasaan makan
- Makan menyendiri - Makan menyendiri
- Kontrol orang tua berlebihan - Kontrol orang tua berlebihan
terhadap pengalaman makan anak terhadap pengalaman makan anak
- Kontrol orang tua berlebihan pada - Kontrol orang tua berlebihan pada
waktu makan keluarga waktu makan keluarga

Proses Keluarga
- Hubungan dengan kekerasan - Hubungan orang tua-anak tidak aman
- Hubungan orang tua-anak mencemaskan - Gaya orang tua sangat mengatur
- Gaya orang tua tidak dipatuhi - Hubungan orang tua-anak tegang
- Hubungan orang tua-anak bermusuhan - Gaya orang tua-anak acuh

Parental
- Anoreksia - Strategi koping tidak efektif
- Depresi - Kurang percaya diri pada anak untuk
- Tidak mampu membagi tanggung jawab mengembangkan kebiasaan makan sehat
makan di antara orang tua dan anak - Kurang percaya diri pada anak untuk
- Tidak mampu membagi tanggung jawab bertumbuh sesuai tahapnya
menyediakan makan di antara orang tua da - Penyalahgunaan zat
n
anak
- Tidak mampu mendukung pola makan seh
23
at
Lingkungan
- Media memengaruhi perilaku makan - Media memengaruhi pengetahuan tentang
makanan tinggi kalori yang tidak sehat makanan tinggi kalori yang tidak sehat

Populasi berisiko
- Kesulitan ekonomi - Transisi kehidupan
- Tuna wisma - Orang tua obes
- Dalam sistem panti perawatan

Kondisi Terkait
- Tantangan fisik pada makan - Masalah kesehatan fisik orang tua
- Tantangan fisik pada penyediaan makan - Masalah kesehatan psikologis orang tua

24
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00271

Ketidakefektifan dinamika menyusu bayi


Disetujui 2016.
Definisi
Perubahan perilaku orang tua dalam memberi makan yang mengakibatkan pola makan berlebih
an atau kurang.

Batasan karaksteristik
- Menolak makan - Nafsu makan kurang
- Transisi ke makanan padat tidak tepat - Kurang makan
- Makan berlebihan

Faktor yang berhubungan


- Hubungan dengan kekerasan - Kurang pengetahuan orang tua tentang
- Masalah perlekatan tanggung jawab memberi makan bayi
- Gaya orang tua tidak dipatuhi - Media memengaruhi pemberian makan ba
- Kurang percaya diri anak untuk bertumbuh yi
sesuai tahapnya makanan tidak sehattinggi kalori
- Kurang pengetahuan tentang metode yang - Media memengaruhi pengetahuan tentang
tepat memberi makan bayi pada setiap taha makanan tidak sehat tinggi kalori
p - Pemberi asuhan banyak
perkembangan - Gaya orang tua sangat mengatur
- Kurang pengetahuan tentang tahap - Gaya orang tua-anak acuh
perkembangan bayi

Populasi berisiko
- Penolakan terhadap bayi - Transisi kehidupan
- Kesulitan ekonomi - Pengalaman perawatan intensif neonatal
- Riwayat pengalaman makan dan pemberia - Prematuritas
n - Hospitalisasi lama
makan tidak aman - Usia gestasi kecil
- Tuna wisma
- Dalam sistem panti perawatan

Kondisi Terkait
- Gangguan Kromosom - Tantangan fisik pada makan
- Bibir sumbing - Masalah kesehatan fisik orang tua
- Palatum sumbing - Pemberian makan enteral lama
- Prnyakit jantung kongenital - Masalah kesehatan psikologis orang tua
- Gangguan genetik - Disfungsi integrasi sensori
- Defek tuba neural

25
26
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00107

Ketidakefektifan pola menyusu bayi


Disetujui 1992. Direvisi 2006.
Definisi
Gangguan kemampuan bayi untuk mengisap atau mengoordinasi respons mengisap/menelan ya
ng mengakibatkan ketidakadekuatan nutrisi oral untuk kebutuhan metabolik.

Batasan karakteristik
-Ketidakmampuan mengoordinasi mengisa - Ketidakmampuan mempertahankan
p, mengisap yang efektif
menelan, dan bernapas
- Ketidakmampuan memulai mengisap

Faktor yang berhubungan


- Hipersensitivitas oral - Status puasa yang lama

Populasi beresiko
- Prematuritas

Kondisi terkait
- Keterlambatan neurologis - Gangguan neurologis
- Hipersensitivitas oral

27
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00232

Obesitas
Disetujui 2013. Direvisi 2017.
Definisi
Suatu kondisi ketika individu mengalami penumpukan lemak kelebihan lemak menurut usia da
n gender.

Batasan karakteristik
- DEWASA: Body mass index (BMI) >30 - ANAK 2-18 tahun: Body mass index
kg/m2 (BMI) > persentil ke- 85 atau 25 kg/m2
- ANAK <2 tahun: Berat badan terhadap tetapi < persentil ke-95 atau 30 kg/m² untu
tinggi badan > persentil ke-95. k
usia dan gender.

Faktor yang berhubungan


- Rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari - Kurang pengetahuan tentang faktor yang
yang dianjurkan menurut gender dan usia dapat diubah
- Konsumsi minuman bergula - Asupan kalsium diet pada anak rendah
- Gangguan perilaku makan - Ukuran porsi lebih besar dari yang
- Gangguan persepsi makan dianjurkan
- Penggunaan energi di bawah asupan energi - Perilaku kurang gerak yang terjadi Selama
berdasarkan pengkajian standar ≥2 jam/hari
- Konsumsi alkohol berlebihan - Waktu tidur memendek
- Takut kekurangan suplai makanan - Gangguan tidur
- Sering makan kudapan - Makanan padat sebagai sumber makanan
- Frekuensi makanan restauran atau gorenga utama pada usia <5 bulan
n
tinggi

Populasi berisiko
- DEWASA: Indeks masa tubuh (body mass - Kesulitan ekonomi
index, BMI) mendekati 25 kg/m2 - Bayi diberi formula atau campuran
- ANAK <2 tahun: Berat badan untuk - Faktor terkait keturunan
panjang badan mendekati persentil ke-95. - Skor larangan dan kebebasan makan tinggi
- ANAK 2-18 tahun: BMI mendekati - Diabetes melitus maternal
persentil ke- 85 atau 25 kg/m2 - Ibu merokok
- Anak yang melewati persentil BMI - Obesitas pada masa kanak-kanak
- Anak dengan persentil BMI tinggi - Obesitas parental
- Pubertas prematur - Penambahan berat badan masa bayi cepat,
- Penambahan berat badan masa kanak-kana termasuk minggu pertama, 4 bulan pertam
k a,
cepat dan tahun pertama

28
Kondisi terkait → Gangguan genetik

Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00234

Risiko berat badan berlebih


Disetujui 2013. Direvisi 2017
Definisi
Rentan kelebihan penumpukan lemak terkait usia dan gender, yang dapat mengganggu kesehata
n.

Faktor risiko
- Rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari - Kurang pengetahuan tentang faktor yang
yang dianjurkan menurut gender dan usia dapat diubah
- Konsumsi minuman bergula - Asupan kalsium diet pada anak rendah
- Gangguan perilaku makan - Ukuran porsi lebih besar dari yang
- Gangguan persepsi makan dianjurkan
- Penggunaan energi di bawah asupan energi - Perilaku kurang gerak yang terjadi Selama
berdasarkan pengkajian standar ≥2 jam/hari
- Konsumsi alkohol berlebihan - Waktu tidur memendek
- Takut kekurangan suplai makanan - Gangguan tidur
- Sering makan kudapan - Makanan padat sebagai sumber makanan
- Frekuensi makanan restauran atau gorenga utama pada usia <5 bulan
n
tinggi

Populasi berisiko
- DEWASA: Indeks masa tubuh (body mass - Kesulitan ekonomi
index, BMI) mendekati 25 kg/m2 - Bayi diberi formula atau campuran
- ANAK <2 tahun: Berat badan untuk - Faktor terkait keturunan
panjang badan mendekati persentil ke-95. - Skor larangan dan kebebasan makan tinggi
- ANAK 2-18 tahun: BMI mendekati - Diabetes melitus maternal
persentil ke- 85 atau 25 kg/m2 - Ibu merokok
- Anak yang melewati persentil BMI - Obesitas pada masa kanak-kanak
- Anak dengan persentil BMI tinggi - Obesitas parental
- Pubertas prematur - Penambahan berat badan masa bayi cepat,
- Penambahan berat badan masa kanak-kana termasuk minggu pertama, 4 bulan pertam
k a,
cepat dan tahun pertama

Kondisi terkait
- Gangguan genetik

29
30
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00103

Gangguan menelan
Disetujui 1986. Direvisi 1998, 2017.
Definisi
Fungsi abnormal mekanisme menelan yang dikaitkan dengan defisit struktur. atau fungsi oral, f
aring, dan esofagus.

Batasan karakteristik
Tahap Pertama: Oral
- Abnormalitas pada fase oral pada - Mengisap puting susu tidak efisien
pemeriksaan menelan - Mengunyah tidak efisien
- Tersedak sebelum menelan - Refluks nasal
- Batuk sebelum menelan - Piecemeal deglutition
- Ngiler - Makanan terkumpul di sulkus lateral
- Makanan jatuh dari mulut - Bolus masuk terlalu cepat
- Makanan terdorong keluar dari mulut - Pembentukan bolus terlalu lambat
- Muntah sebelum menelan - Waktu makan lama dengan konsumsinyan
- Ketidakmampuan membersihkan rongga g
mulut tidak adekuat
- Bibir tidak menutup rapat - Kerja lidah tidak efektif pada pembentuka
- Mengatup puting susu tidak efisien n
bolus

Tahap kedua : Faring


- Abnormalitas pada fase faring pada - Menolak makan
pemeriksaan menelan - Ingin muntah
- Gangguan posisi kepala - Suara seperti kumur
- Tersedak - Ketidakadekuatan elevasi laring
- Batuk - Refluks nasal
- Keterlambatan menelan - Infeksi paru berulang
- Demam dengan etiologi tidak jelas - Menelan berulang

Tahap ketiga : Esofagus


- Abnormalitas pada fase esofagus - Menolak makan
pada pemeriksaan menelan - Nyeri uluhati
- Pernapasan bau asam - Hematemesis
- Bruksisme - Hiperekstensi kepala
- Kesulitan menelan - Bangun malam hari
- Nyeri epigastrik - Batuk malam hari
- Odonofobia - Pembatasan volume
- Regurgitasi - Muntah
- Menelan berulang - Muntahan di bantal
- Keluhan "ada yang menyangkut"
- Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu

31
makan
Faktor yang berhubungan
- Masalah perilaku makan - Gangguan perilaku mencederai-diri

Populasi berisiko
- Gagal tumbuh - Keterlambatan perkembangan
- Riwayat makan melalui slang - Prematuritas

Kondisi terkait
- Akalasia - Defek nasal
- Defek anatomik didapat - Defek rongga nasofaring
- Cedera otak - Gangguan neurologis
- Paralisis serebral - Gangguan neuromuskular
- Gangguan hipotonia otot signifikan - Abnormalitas orofaring
- Gangguan saraf kranial - Malnutrisi energi-protein
- Penyakit refluks gastroesofagus - Gangguan pernapasan
- Abnormalitas laring - Defek trakea
- Defek laring - Trauma
- Obstruksi mekanis - Abnormalitas jalan napas atas

32
Domain 2. Kelas 2

Kelas ini belum memiliki diagnosis

33
Domain 2. Kelas 3

Kelas ini belum memiliki diagnosis

34
Domain 2. Kelas 4. Kode Diagnosis 00179

Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah


Disetujui 2006. Direvisi 2013, 2017.
Definisi
Rentan terhadap variasi kadar glukosa/gula darah dari rentang normal, yang dapat mengga
nggu kesehatan.

Faktor risiko

- Rata-rata aktivitas harian kurang dari yang - Manajemen medikasi tidak efektif
dianjurkan menurut gender dan usia - Manajemen diabetes tidak tepat
- Tidak menerima diagnosis - Asupan diet kurang
- Stres berlebihan - Kurang pengetahuan tentang
- Penambahan berat badan berlebihan manajemen penyakit
- Penurunan berat badan berlebihan - Kurang pengetahuan tentang faktor yang
- Pemantauan glukosa darah tidak adekuat dapat diubah
- Kurang kepatuhan pada rencana manajeme
n
diabetes

Populasi berisiko

- Gangguan status mental - Keterlambatan perkembangan kognitif


- Gangguan status kesehatan fisik - Periode pertumbuhan cepat

Kondisi terkait
- Kehamilan

35
Domain 2. Kelas 4. Kode Diagnosis 00194

Hiperbilirubinemia neonatal
Disetujui 2008. Direvisi 2010, 2017.
Definisi
Akumulasi bilirubin tak terkonjugasi didalam sirkulasi (kurang dari 15 ml/dl) yang dapat t
erjadi setelah 24 jam kelahiran

Batasan karakteristik
- Profil darah abnormal - Sklera kuning
- Memar kulit - Kulit kuning sampai oranye
- Membran mukosa kuning

Faktor yang berhubungan

- Defisien pola makan -Nutrisi bayi tidak adekuat


- Keterlambatan pengeluaran mekonium

Populasi berisiko

- Inkompatibilitas golongan darah ABO - Diabetes melitus maternal


- Usia ≤ 7 hari - Populasi yang hidup di ketinggian
- Etnis Amerika asli - Bayi prematur
- Bayi menyusui ASI - Ikterik pada kaka sebelumnya
- Bayi berat badan lahir rendah - Inkompatibilitas Rhesus (Rh)
- Memar selama kehamilan yang sangat jela
s

Kondisi terkait
- Infeksi bakteri - Infeksi prenatal
- Bayi dengan malfungsi hati - Sepsis
- Bayi dengan defisien enzim - Inveksi virus
- Pendarahan internal

36
Domain 2. Kelas 4 . Kode Diagnosis 00230

Risiko hiperbilirubinemia neonatal


Disetujui 2010 - Direvisi 2013, 2017.
Definisi
Rentan terhadap akumulasi bilirubin tak-terkonjugasi dalam sirkulasi (kurang dari
15 ml/dl) yang terjadi 24 jam setelah kelahiran yang dapat mengganggu kesehatan.

Faktor risiko

- Defisien pola makan - Nutrisi bayi tidak adekuat


- Keterlambatan pengeluaran mekonium

Populasi berisiko

- Inkompatibilitas golongan darah ABO - Diabetes melitus maternal


- Usia ≤ 7 hari - Populasi yang hidup di ketinggian
- Etnis Amerika Asli - Bayi prematur
- Inkompatibilitas tipe darah - Ikterik pada kakak sebelumnya
- Etnis Asia Timur - Inkompatibilitas Rhesus (Rh)
- Bayi menyusu ASI - Memar selama kelahiran yang sangat jelas
- Bayi berat badan lahir rendah

Kondisi terkait

- Infeksi bakteri - Infeksi prenatal


- Bayi dengan malfungsi hati - Sepsis
- Bayi dengan defisien enzim - Infeksi virus
- Perdarahan internal

37
Domain 2. Kelas 4 . Kode Diagnosis 00178

Risiko gangguan fungsi hati


Disetujui 2006. Direvisi 2008, 2013, 2017.
Definisi
Rentan mengalami penurunan fungsi hati, yang dapat mengganggu kesehatan.

Faktor risiko
- Penyalahgunaan agens
Kondisi terkait
- Ko-infeksi human immunodeficiency viru - Penyalahgunaan zat
s - Infeksi virus
(HIV)

38
Domain 2. Kelas 4 . Kode Diagnosis 00263

Risiko sindrom ketidakseimbangan metabolik


Disetujui 2016.
Definisi
Rentan mengalami sekelompok toksik biokemis dan faktor fisiologis yang dikaitkan deng
an terjadinya penyakit kardiovaskular yang muncul karena obesitas dan diabetes tipe 2, ya
ng mengganggu kesehatan.

Faktor risiko

- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan - Perilaku kesehatan cenderung berisiko


(00099) (00188)
- Obesitas (00232) - Gaya hidup kurang gerak (00168)
- Berat badan berlebih (00233) - Stres berlebihan (00177)
- Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
(00179)

Populasi berisiko

- Usia > 30 tahun - Riwayat keluarga hipertensi


- Riwayat keluarga diabetes melitus - Riwayat keluarga obesitas
- Riwayat keluarga dislipidemia

Kondisi terkait

- Kelebihan glukokortikoid endogen atau - Sindrom ovarium polikistik


eksogen >25 g/di - Tekanan darah tidak stabil
- Mikroalbuminemia >30 mg/dl - Asam urat >7 mg/dl

39
Domain 2. Kelas 5 . Kode Diagnosis 00195

Risiko ketidakseimbangan elektrolit


Disetujui 2008. Direvisi 2013, 2017
Definisi
Rentan mengalami perubahan kadar elektrolit serum, yang mengganggu kesehatan.

Faktor risiko

- Diare - Kurang pengetahuan tentang faktor diubah


- Kelebihan volume cairan - Muntah
- Kekurangan volume cairan

Kondisi yang berkaitan

- Gangguan mekanisme pengaturan - Disfungsi ginjal


- Disfungsi pengaturan endokrin - Program pengobatan

40
Domain 2. Kelas 5. Kode Diagnosis 0002

Risiko ketidakseimbangan volume cairan


Disetujui 1998. Direvisi 2008, 2013, 2017
Definisi
Rentan terhadap penurunan, peningkatan, atau pergeseran cepat cairan kesehatan. Ini men
gacu pada kehilangan, peningkatan cairan tubuh, atau intravaskular, interstisial, dan/atau i
ntraselular lain, yang dapat mengganggu keduanya.

Faktor risiko
- Akan dikembangkan

Kondisi terkait

- Berkeringat - Pankreatitis
- Asites - Sepsis
- Luka bakar - Trauma
- Obstruksi intestinal - Program pengobatan

41
Domain 2. Kelas 5 . Kode Diagnosis 00027

Defisien volume cairan


Disetujui 1978. Direvisi 1996, 2017.
Definisi
Penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada dehidr
asi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.

Batasan karakteristik

- Perubahan status mental - Kulit kering


- Penurunan turgor kulit - Peningkatan suhu tubuh
- Penurunan tekanan darah - Peningkatan frekuensi nadi
- Penurunan tekanan nadi - Peningkatan hematokrit
- Penurunan volume nadi - Peningkatan konsentrasi urine
- Penurunan turgor lidah - Penurunan berat badan tiba-tiba
- Penurunan haluaran urine - Haus
- Penurunan pengisian vena - Kelemahan
- Membran mukosa kering

Faktor yang berhubungan

- Hambatan mengakses cairan - Kurang pengetahuan tentang kebutuhan


- Asupan cairan kurang cairan

Populasi berisiko

- Usia ekstrem - Faktor yang memengaruhi kebutuhan caira


- Berat badan ekstrem n

Kondisi terkait

- Kehilangan cairan aktif - Kehilangan cairan hebat melalui rute


- Gangguan mekanisme pengaturan normal
- Gangguan yang memengaruhi absorpsi - Kehilangan cairan melalui rute abnormal
cairan - Agen farmaseutika
- Gangguan yang mempengaruhi asupan
cairan

42
Domain 2. Kelas 5 . Kode Diagnosis 00028

Resiko defisien volume cairan


Disetujui 1978. Direvisi 2010,2013, 2017.
Definisi
Peningkatan asupan dan/atau retensi cairan

Faktor yang berhubungan

- Hambatan mengakses cairan - Kurang pengetahuan tentang kebutuhan


- Asupan cairan kurang cairan

Populasi berisiko

- Usia ekstrem - Faktor yang memengaruhi kebutuhan caira


- Berat badan ekstrem n

Kondisi terkait

- Kehilangan cairan aktif - Kehilangan cairan hebat melalui rute


- Gangguan mekanisme pengaturan normal
- Gangguan yang memengaruhi absorpsi - Kehilangan cairan melalui rute abnormal
cairan - Agen farmaseutika
- Gangguan yang mempengaruhi asupan
cairan

43
Domain 2. kelas 5 Kode Diagnosis 00026

Kelebihan volume cairan


Disetujul 1982. Direvisi 1996, 2013, 2017.
Definisi
Peningkatan asupan dan/atau retensi cairan

Batasan karakteristik

- Bunyi napas tambahan - Hepatomegali


- Gangguan tekanan darah - Peningkatan tekanan vena sentral
- Perubahan status mental - Asupan melebihi haluaran
- Perubahan tekanan arteri pulmonal - Distensi vena jugularis
- Gangguan pola napas - Oliguria
- Perubahan berat jenis urine - Ortopnea
- Anasarka - Dispnea nokturnal paroksismal
- Ansietas - Efusi pleura
- Azotemia - Refleks hepatojugular positif
- Penurunan hematokrit - Ada bunyi jantung 53
- Penurunan hemoglobin - Kongesti pulmonal
- Dispnea - Gelisah
- Edema - Penambahan berat badan dalam waktu
- Ketidakseimbangan elektrolit sangat singkat

Faktor yang berhubungan


- Kelebihan cairan - Kelebihan asupan nutrium

Kondisi terkait
- Gangguan mekanisme regulasi

44
E. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA, Diagnosa Keperawatan
NUTRISI

Berat Badan Lebih D.0018


Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin.

Penyebab
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi aktivitas lipase lip
oprotein, sintesis lipid, lipolisis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi)
11. Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk ming
gu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan.

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat
dan panjang badan lebih dari presentil 95
(pada anak <2 tahun) atau IMT pada pres
entil ke 85- 95 (pada anak 2-18 tahun)

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

45
Kondisi Klinis Terkait
1. Gangguan genetik
2. Faktor keturunan
3. Hipotiroid
4. Diabetes melitus maternal

46
Defisit Nutrisi D.0019
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism

Penyebab
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencena makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan)

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Berat badan menurun minimal 10% di ba
wah rentang ideal

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare

47
Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amvontropic lateral sclerosis

Referensi
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn's
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik

48
Diare D.0020
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk.

Penyebab
Fisiologis
1. Infamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorpsi

Psikologis
1. Kecemasan
2. Tingkat stres tinggi

Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalahgunaan laksatif
4. Penyalahgunaan zat
5. Program pengobatan (Agen tiroid, analgesik, pelunak feses, ferosulfat, antasida, cimetidi
ne dan antibiotik)
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 ja
m
2. Feses lembek atau cair

49
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Urgency 1. Frekuensi peristaltik meningkat
2. Nyeri/kram abdomen 2. Bising usus hiperaktif

Kondisi Klinis Terkait


1. Kanker kolon
2. Diveticulitis
3. Iritasi usus
4. Crohn's disease
5. Ulkus peptikum
6. Gastritis
7. Spasme kolon
8. Kolitis ulseratif
9. Hipetiroidisme
10. Demam typoid
11. Malaria
12. Sigelosis
13. Kolera
14. Disentri
15. Hepatitis

50
Disfungsi Motilitas Gastrointestinal D.0021
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Peningkatan, penurunan, tidak efektif atau kurangnya aktivitas peristaltik gastrointestinal.

Penyebab
1. Asupan enteral
2. Intoleransi makanan
3. Imobilisasi
4. Makanan kontaminan
5. Malnutrisi
6. Pembedahan
7. Efek agen farmakologis (mis. narkotik/opiat, antibiotik, laksatif anastesia)
8. Proses penuaan
9. Kecemasan

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Mengungkapkan flatus tidak ada 1. Suara peristaltik berubah (tidak ada, hipo
2. Nyeri/kram abdomen aktif, atau hiperaktif)

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
1. Merasa mual 1. Residu lambung meningkat/menurun
2. Muntah
3. Regurgitasi
4. Pengosongan lambung cepat
5. Distensi abdomen
6. Diare
7. Feses kering dan sulit eluar
8. Feses keras

51
Kondisi Klinis Terkait
1. Pembedahan abdomen atau usus
2. Malnutrisi
3. Kecemasan
4. Kanker empedu
5. Kolesistektomi
6. Infeksi pencernaan
7. Gastroesophageal reflux disease (GERD)
8. Dialisis peritoneal
9. Terapi radiasi
10. Multiple organ dysfunction

52
Hipotermia D.0022
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.

Penyebab
1. Gangguan mekanisme regulasi
2. Kelebihan asupan cairan
3. Kelebihan asupan natrium
4. Gangguan aliran balik vena
5. Efek agen farmakologis (mis. kortikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide, vincristine, tr
yptilinescarbamazepine)

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Ortopnea 1. Edema anasarka dan/atau edema perifer
2. Dispnea 2. Berat badan meningkat dalam waktu sing
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) kat
3. Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau
Cental Venous Pressure (CVP) meningk
at
4. Refleks hepatojugular positif

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Distensi vena jugularis
2. Terdengar suara napas tambahan
3. Hepatomegali
4. Kadar Hb/Ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari Output (balans c
airan positif)
7. Kongesti paru

53
Kondisi Klinis Terkait
1. Penyakit ginjal: gagal ginjal akut/kronis, sindrom nefrotik
2. Hipoalbuminemia
3. Gagal jantung kongestif
4. Kelainan hormon
5. Penyakit hati (mis. sirosis, asites, kanker hati)
6. Penyakit vena perifer (mis. varises vena, trombus vena, phlebitis)
7. Imobilitas

54
Hipovolemia D.0023
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular

Penyebab
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Frekuensi nadi meningkat
2. Nadi teraba lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun
6. Membran mukosa kering
7. Volume urin menurun
8. Hematokrit meningkat

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
Merasa lemah 1. Pengisian vena menurun
Mengeluh haus 2. Status.mental berubah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba-tiba

55
Kondisi Klinis Terkait
1. Penyakit Addison
2. Trauma/ perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit Crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Kolitis ulseratif
9. Hipoalbuminemia

56
Ikterik Neonatus D.0024
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Kulit dan membran mukosa neonatus menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tid
ak terkonjugasi masuk ke dalam sirkulasi.

Penyebab
1. Penurunan berat badan abnormal (7-8% pada bayi bana lahir yang menyusu ASI, >15% p
ada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (mekonium)

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Profil darah abnormal (hemolisis, bilirub
in serum total >2mg/dL, bilinubin serum
total pada rentang risiko tinggi menurut u
sia pada normogram spesifik waktu)
2. Membran mukosa kuning
3. Kulit kuning
4. Sklera kuning

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) (tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait


1. Neonatus
2. Bayi premature

57
Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan D.0025
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Pola ekuilibrium antara volume cairan dan komposisi kimia cairan tubuh yang cukup untuk m
emenuhi kebutuhan fisik dan dapat ditingkatkan.

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Mengekspresikan keinginan untuk menin 1. Membran mukosa lembab
gkatkan kebutuhan keseimbangan cairan 2. Asupan makanan dan cairan adekuat unt
uk kebutuhan harian
3. Turgor jaringan baik
4. Tidak ada tanda edema atau dehidrasi

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Urin berwarna kuning bening dengan ber
at jenis dalam rentang normal
2. Haluaran urin sesuai dengan asupan
3. Berat badan stabil

Kondisi Klinis Terkait


1. Gagal jantung
2. Sindrom iritasi usus
3. Penyakit Addison
4. Makanan enteral atau parenteral

58
Kesiapan Peningkatan Nutrisi D.0026
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuni Kebutunan metabolism dan dapat ditingkatk
an.

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Mengekspresikan keinginan untuk menin 1. Makan teratur dan adekuat
gkatkan nutrisi

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
1. Mengekspresikan pengetahuan tentang pi 1. Penyiapan dan penyimpanan makanan d
lihan makanan dan cairan yang sehat an minuman yang aman
2. Mengikuti standar asupan nutrisi yang te 2. Sikap terhadap makanan dan minuman s
pat (mis. Piramida makanan, pedoman A esuai dengan tujuan kesehatan
merican Diabetic Association atau pedo
man lainnya)

Kondisi Klinis Terkait


Perilaku upaya peningkatan kesehatan

59
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah D.0027
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang nomal.

Penyebab
Hiperglikemia
1. Disfungsi pankreas
2. Resistensi insulin
3. Gangguan toleransi glukosa darah
4. Gangguan glukosa darah puasa

Hipoglikemia
1. Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2. Hiperinsulinemia (mis. insulinoma)
3. Endokrinopati (mis. kerusakan adrenal atau pituitari)
4. Disfungsi hati
5. Disfungsi ginjal kronis
6. Efek agen farmakologis
7. Tindakan pembedahan Neoplasma
8. Gangguan metabolik bawaan (mis. gangguan penyimpanan lisosomal, galaktosemia, gan
gguan penyimpanan glikogen)

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
Hipoglikemia Hipoglikemia
1. Mengantuk 1. Gangguan koordinasi
2. Pusing 2. Kadar glukosa dalam darah/urin rendah

Hiperglikemia Hiperglikemia
1. Lelah atau lesu 1. Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi

60
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
Hipoglikemia Hipoglikemia
1. Palpitasi 1. Gemetar
2. Mengeluh lapar 2. Kesadaran menurun
3. Perilaku aneh
4. Sulit bicara
5. Berkeringat

Hiperglikemia Hiperglikemia
1. Mulut kering 1. Jumlah urin meningkat
2. Haus meningkat

Kondisi Klinis Terkait


1. Diabetes melitus
2. Ketoasidosis diabetic
3. Hipoglikemia
4. Hiperglikemia
5. Diabetes gestasional
6. Penggunaan kortikosteroid
7. Nutrisi parenteral total (TPN)

61
Menyusui Efektif D.0028
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Pemberian ASI secara langsung dari payudara kepada bayi dan anak yang dapat memenuhi k
ebutuhan nutrisi.

Penyebab
Fisiologis
1. Hormon oksitosin dan prolaktin adekuat
2. Payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI
3. Tidak ada kelainan pada stuktur payudara
4. Puting menonjol
5. Bayi aterm
6. Tidak ada kelainan bentuk pada mulut bayi

Situasional
1. Rawat gabung
2. Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan adekuat
3. Faktor budaya

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Ibu merasa percaya diri selama proses m 1. Bayi melekat pada payudara ibu dengan
enyusui benar
2. Ibu mampu memposisikan bayi dengan b
enar
3. Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24 jam
4. Berat badan bayi meningkat
5. ASI menetes/memancar
6. Suplai ASI adekuat
7. Puting tidak lecet setelah minggu kedua

62
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Bayi tidur setelah meyusui
2. Payudara ibu kosong setelah menyusui
3. Bayi tidak rewel dan menangis setelah m
enyusui

Kondisi Klinis Terkait


1. Status kesehatan ibu baik
2. Status kesehatan bayi baik

63
Menyusui Tidak Efektif D.0029
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui.

Definisi
Fisiologis
1. Ketidakadekuatan suplai ASI
2. Hambatan pada neonatus (mis. prematuritas, sumbing)
3. Anomali payudara ibu (mis. puting yang masuk ke dalam)
4. Ketidakadekuatan refleks oksitosin
5. Ketidakadekuatan refeks menghisap bayi
6. Payudara bengkak
7. Riwayat operasi payudara
8. Kelahiran kembar

Situasional
1. Tidak rawat gabung
2. Kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui
3. Kurangnya dukungan keluarga
4. Faktor budaya

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Kelelahan maternal 1. Bayi tidak mampu melekat pada payudar
2. Kecemasan natenal a ibu
2. ASI tidak menetes/memancar
3. BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 ja
m
4. Nyeri dan/atau lecet terus menerus setela
h minggu kedua

64
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Intake bayi tidak adekuat
2. Bayi menghisap tidak terus menerus
3. Bayi menangis saat disusui
4. Bayi rewel dan menangis terus dalam ja
m-jam pertama setelah menyusui
5. Menolak untuk menghisap

Kondisi Klinis Terkait


1. Abses payudara
2. Mastitis
3. Carpal tunnel syndrome*

Keterangan
*) Carpal tunnel syndrome merupakan salah satu masalah dalam menyusui dimana tangan ibu
terasa nyeri dan tidak nyaman. Ibu mengalami kesulitan dalam memposisikan bayinya untuk
menyusui

65
Obesitas D.0030
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Akumulasi lemak berlebih atau abnomal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin, sert
a melampaui kondisi berat badan lebih (overweight).

Penyebab
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi aktivitas lipase lip
oprotein, sintesis lipid, lipolisis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi
11. Asupan kaisium rendah pada anak-anak
12. Berat badan bertambah cepat (seiama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk ming
gu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan.

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. IMT>27 kg/m2 (pada dewasa) atau le
bih dari presentil ke 95 untuk usia da
n jenis kelamin (pada anak)

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

Kondisi Kinis terkait


1. Gangguan genetik
2. Faktor keturunan
3. Hipotiroid
4. Diabetes melitus matemal

66
Risiko Berat Badan Lebih D.0031
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Berisiko mengalami akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia d
an jenis kelamin.

Faktor Risiko
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan keblasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi, aktivitas lipase li
poprotein, sintesis lipid, lipolisis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi
11. Asupan kalsium rendah pada anak-anak
12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk ming
gu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan.

Kondisi Klinis Terkait


1. Gangguan genetik
2. Hipotiroid
3. Diabetes melitus gestasional
4. Pola hidup kurang aktivitas

67
Risiko Defisit Nutrisi D.0032
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Berisiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Faktor Risiko
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikoiogis (mis. stres, keengganan untuk makan)

Kondisi Klinis Terkait


1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuskular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohnn's
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik

68
Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal D.0033
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Risiko peningkatan, penurunan atau tidak efektifnya aktivitas peristaltik pada sistem gastroint
estinal.

Faktor Risiko
1. Pembedahan abdomen
2. Penurunan sirkulasi gastrointestinal
3. Intoleransi makanan
4. Refluks gastrointestinal
5. Hiperglikemia
6. Imobilitas
7. Proses penuaan
8. Infeksi gastrointestinal
9. Efek agen farmokologis (mis. antibiotik, laksatif, narkotika/opiat)
10. Prematuritas
11. Kecemasan
12. Stres
13. Kurangnya sanitasi pada persiapan makanan

Kondisi Klinis Terkait


1. Pembedahan abdomen atau usus
2. Malnutrisi
3. Anemia
4. Kecemasan
5. Kanker empedu
6. Kolesistektomi
7. Infeksi pencernaan
8. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
9. Dialisis peritoneal
10. Terapi radlasi
11. Multiple organ dysfunction syndrome

69
Risiko Hipovolemia D.0034
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Berisiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular

Faktor Risiko
1. Kehilangan cairan secara aktif
2. Gangguan absorbsi cairan
3. Usia lanjut
4. Kelebihan berat badan
5. Status hipermetabolik
6. Kegagalan mekanisme regulasi
7. Evaporasi
8. Kekurangan intake cairan
9. Efek agen farmakologis

Kondisi Klinis Terkait


1. Penyakit Addison
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit Crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Kolitis ulseratif

70
Risiko lkterik Neonatus D.0035
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Berisiko mengalami kulit dan membran mukosa neonatus menguning setelah 24 jam kelahira
n akibat bilirubin tak terkonjugasi masuk ke dalam sirkulasi.

Faktor Risiko
1. Penurunan berat badan abnormal>7-8% pada bayi baru lahir yang menyusu ASI, >15% p
ada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (mekonium)
6. Prematuritas (<37 minggu)

Kondisi Klinis Terkait


1. Neonatus
2. Bayi premature

71
Risiko Ketidakseimbangan Cairan D.0036
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Berisiko mengalami penuruan, peningkatan atau percepatan perpindahan cairan dari intravask
uler, interstisial atau intraselular.

Faktor Risiko
1. Prosedur pembedahan mayor
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. Aferesis
5. Asites
6. Obstruksi intestinal
7. Peradangan pankreas
8. Penyakit ginjal dan kelenjar
9. Disfungsi intestinal

Kondisi Klinis Terkait


1. Prosedur pembedahan mayor
2. Penyakit ginjal dan kelenjar
3. Perdarahan
4. Luka bakar

72
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit D.0037
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Berisiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit.

Faktor Risiko
1. Ketidakseimbangan cairan (mis. dehidrasi dan intoksikasi air)
2. Kelebihan volume cairan
3. Gangguan mekanisme regulasi (mis. diabetes)
4. Efek samping prosedur (mis. pembedahan)
5. Diare
6. Muntah
7. Disfungsi ginjal
8. Disfungsi regulasi endokrin

Kondisi Klinis Terkait


1. Gagal ginjal
2. Anoreksia nervosa
3. Diabetes melitus
4. Penyakit Chron
5. Gastroenteritis
6. Pankreatitis
7. Cedera kepala
8. Kanker
9. Trauma multipel
10. Luka bakar
11. Anemia sel sabit

73
Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah D.0038
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Risiko terhadap variasi kadar glukosa darah dari rentang normal.

Faktor Risiko
1. Kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes
2. Ketidaktepatan pemantauan glukosa darah
3. Kurang patuh pada rencana manajemen diabetes
4. Manajemen medikasi tidak terkontrol
5. Kehamilan
6. Periode pertumbuhan cepat
7. Stres berlebihan
8. Penambahan berat badan
9. Kurang dapat menerima diagnosis

Kondisi Kinis Terkait


1. Diabetes melitus
2. Ketoasidosis diabetik
3. Hipoglikemia
4. Diabetes gestasional
5. Penggunaan kortikosteroid
6. Nutrisi parenteral total (TPN)

74
Risiko Syok D.0039
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Berisiko menagalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibat
kan disfungsi seluler yang mengancam jiwa.

Faktor Risiko
1. Hipoksemia
2. Hipoksia
3. Hipotensi
4. Kekurangan volume cairan
5. Sepsis
6. Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflamatory response syndrome [SIRS])

Faktor Risiko
1. Perdarahan
2. Trauma multipel
3. Pneumothoraks
4. Infark miokard
5. Kardiomiopati
6. Cedera medula spinalis
7. Anafilaksis
8. Sepsis
9. Koagulasi intravaskuler diseminata
10. Sindrom respons inftamasi sistemik (systemic intiamatory response syndrome [SIRS])

Keterangan
Diagnosis ini ditegakkan pada kondisi gawat darurat yang dapat mengancam jiwa dan interve
nsi diarahkan untuk penyelamatan jiwa.

75
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Malnutrisi adalah kondisi gizi yang tidak seimbang. Ini berarti, malnutrisi tidak ha
nya mengacu pada kondisi kekurangan asupan makan (undernutrition).Istilah mal
nutrisi juga bisa digunakan untuk menggambarkan orang yang makan dengan cuk
up, tapi nutrisinya tidak seimbang (unbalanced diet), serta individu dengan kelebi
han berat badan (overweight).
b. Masalah gizi merupakan hal yang umum terjadi, terutama di Indonesia. Masalah g
izi timbul karena terjadi suatu ketidak seimbangan atau gangguan antara asupan y
ang diterima dengan kebutuhan tubuh. Ketidak seimbangan tersebut bisa berarti k
elebihan maupun kekurangan gizi.
c. Masalah gizi yang timbul di Indonesia antara lain :
 Kurang Energi Protein (KEP)
KEP merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsu
msi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi k
ecukupan yang dianjurkan (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Ada tiga tipe KEP,
yaitu kwashiorkor, marasmus, dan marasmus-kwashiorkhor.
 Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah satu jenis anemia yang disebabkan kekurangan
zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. Zat be
si diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dike
nal sebagai hemoglobin. Saat tubuh mengalami anemia defisiensi besi, maka s
el darah merah juga akan mengalami kekurangan pasokan hemoglobin yang be
rfungsi mengangkut oksigen dalam sel darah merah untuk disebarkan ke selur
uh jaringan tubuh.
 Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
GAKY adalah semua akibat dari kekurangan yodium pada pertumbuhan dan p
erkembangan manusia yang dapat dicegah dengan pemberian unsur yodium. Y

76
odium adalah elemen esensial bagi manusia dan hewan karena merupakan uns
ur penting sintesis hormon tiroid, thyroxine (T4), triiodothyronine (T3).
 Kurang Vitamin A (KVA)
KVA merupakan suatu kondisi dimana mulai timbulnya gejala kekurangan ko
nsumsi vitamin A. Defisiensi vitamin A dapat merupakan kekurangan primer a
kibat kurang konsumsi. KVA dapat pula disebut kekurangan sekunder apabila
disebabkan oleh gangguan penyerapan dan penggunaan vitamin A dalam tubu
h, kebutuhan yang meningkat, atau karena gangguan pada konversi karoten me
njadi vitamin A. 
 Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sanga
t tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivita
s membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak
 Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah b
erat badan hingga mengalami obesitas.

B. Saran
a. Jika ingin terhindar dari malnutrisi sebaiknya ikutilah cara berikut :
 Pahami penyebab malnutrisi
Malnutrisi terjadi karena kekurangan nutrisi dari makanan atau minuman yan
g dikonsumsi. Kekurangan ini mencakup pada kekurangan karbohidrat, lemak
vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Kekurangan nutrisi ini bisa disebabkan
pada diet yang kurang seimbang, terlalu sedikit makan, dan kurangnya penyer
apan nutrisi pada makanan oleh organ-organ tubuh.
 Pelajari faktor yang menyebabkan malnutrisi
Faktor pertama adalah umur. Usia dewasa, seperti remaja, lansia, ataupun ibu
hamil, memerlukan banyak nutrisi dari makanan daripada anak-anak. Untuk i
nilah, orang-orang ini lebih rentan mengidap malnutrisi tersebut. Faktor lainn
ya yang harus diperhatikan adalah operasi, trauma, dan penyakit kronis yang j
uga bisa menyebabkan malnutrisi. Orang-orang yang menjalankan pengobata
n juga beresiko tinggi mengalami malnutrisi.
 Identifikasi semua gejala (symptoms) dari malnutrisi
Dalam mencegah malnutrisi, pemahaman mengenai gejala dari malnutrisi bisa
sangat membantu. Beberapa gejala malnutrisi yang bisa Anda kenali antara lai

77
n mudah lelah, kurangnya nafsu makan, kesulitan untuk berkonsentrasi, turun
nya berat badan secara drastis, depresi, tubuh lebih kurus, dan lebih gampang
sakit.
 Cukupi nutrisi dalam setiap makanan
Makanan yang Anda konsumsi haruslah penuh dengan nutrisi yang bisa mem
bantu membentuk dan memaksimalkan kerja organ-organ tubuh. Dengan nutri
si ini, Anda akan lebih bersemangat untuk beraktivitas dan meningkatkan kes
ehatan dan daya tahan tubuh Anda.  
b. Tetapi jika malnutrisi sudah terlanjur diderita, maka coba ikutilah cara berikut :
 Ganti nutrisi dengan makanan yang tepat 
Ketika malnutrisi terjadi pada diri kita atau buah hati kita, pahami bahwa mal
nutrisi bisa dihilangkan dengan memberikan asupan makanan yang tepat. Mak
anan yang mengandung karbohidrat, protein, buah dan sayuran, dan lemak bis
a menjadi makanan yang tepat ketika malnutrisi. Perlu menjadi catatan bahwa
semua makanan ini haruslah dengan proses pemasakan yang tepat sehingga n
utrisinya tidak banyak terbuang. 
 Pelajari kebiasaan makan yang baik beserta nutrisi yang diperlukan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mempelajari kebiasaan makan ya
ng baik dan nutrisi apa yang harus dimakan bisa mempercepat penyembuhan
malnutrisi. Selain itu, cobalah untuk melakukan diet seimbang sehingga maln
utrisi tidak terjadi lagi di masa depan. Jam makan juga harus diperhatikan sehi
ngga penyerapan nutrisi bisa maksimal dilakukan. 
 Kunjungi dokter atau konsultan diet
Jika malnutrisi berlangsung secara berkepanjangan, segera rujukkan ke dokter
atau konsultan diet untuk mendapatkan asupan nutrisi yang pas untuk tubuh d
an buah hati. Dengan penanganan yang baik, bahaya malnutrisi juga bisa ditur
unkan dengan cara yang tepat.

78
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2020, 4 Desember). Malnutrisi Energi Protein.


Dikutip 1 Maret 2021 dari Alodokter: https://www.alodokter.com/malnutrisi-energi-protein

Halodoc (2019, 26 November). Anemia Defisiensi Besi. Dikutip 1 Maret 2021 dari Halodoc:
https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia-defisiensi-besi

Tan, Lenny (2019, 22 April). Defisiensi Vitamin A. Dikutip 1 Maret 2021 dari SehatQ: https:/
/www.sehatq.com/penyakit/defisiensi-vitamin-a

Rafiqua, Nurul (2020, 21 September). Obesitas. Dikutip 1 Maret 2021 dari SehatQ: https://w
ww.sehatq.com/penyakit/obesitas

http://griyahusada.id/journal/index.php/midwifery/article/download/82/44 - :~:text=Banyak%
20dampak%20merugikan%20yang%20diakibatkan,%2C%20kwasiorkhor%2C%20marasmu
s-kwasiorkhor.

https://www.klikdokter.com/penyakit/anemia-defisiensi-besi - :~:text=Tanpa%20zat%20besi
%20dalam%20jumlah,merasa%20lelah%20dan%20sesak%20napas.

KESMAS (2015, 5 Agustus). Pengertian dan Dampak GKAY. Dikutip 1 Maret 2021 dari
Indonesian Public Health: http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-dan-dampak-
gaky-2/

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019, 25 Juni). Seperti Ini Dampak Kekurangan
Vitamin A dan Cara Mencegahnya. Dikutip 1 Maret 2021 dari Alodokter: https://www.alodo
kter.com/seperti-ini-dampak-kekurangan-vitamin-a-dan-cara-mencegahnya

Halodoc (2020, 28 Januari). Jangan Anggap Remeh, Ini Dampak dari Obesitas. Dikutip 1
Maret 2021 dari Halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/10-dampak-negatif-obesitas-yan
g-harus-kamu-ketahui

Ramadhan, Muhammad Iqbal (2019, 15 Januari). Cara Mudah yang Efektif untuk
Menghindari Obesitas. Dikutip 1 Maret 2021 dari Klik Dokter: https://www.google.co.id/am
p/s/m.klikdokter.com/amp/3621479/cara-mudah-yang-efektif-untuk-menghindari-obesitas
https://m.klikdokter.com/penyakit/malnutrisi-energi-protein

Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bogor


(2017, 10 Agustus). Pencegahan Gangguan Akibat Kekurangan Garam Beriodium (GAKI).
Dikutip 1 Maret 2021 dari BAPPEDALITBANG Bogor Kab: https://bappedalitbang.bogorka
b.go.id/topik/pencegahan-gangguan-akibat-kekurangan-garam-beriodium-gaki/

Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2018-2020, Edisi 11. Kota Jakarta, Indonesia

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai