Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

INFEKSI SALURAN KEMIH Oleh: TRINYANASUNTARI MUNUSAMY LOGAPRAGASH KANDASAMY SUJITHA MUNAIDY I!KNESH !HANDRASHEKARAN SAI #ANU SEL ARAJAH 070100235 070100245 070100270 07010027" 07010027$

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM RSU HAJI ADAM MALIK UNI ERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

'

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya sehinggga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Infeksi Saluran Kemih. Tugas makalah ini diberikan sebagai syarat kepanitraan klinik senior Ilmu Penyakit epartemen

alam. Makalah ini juga dibuat dengan tujuan agar para dokter muda yang

memba!a makalah ini dapat menambah pengetahuannya tentang infeksi saluran kemih melalui informasi dan makalah yang disajikan" sehingga lebih mudah untuk mengetahui bagaimana mendiagnosa serta member penatalaksanaan yang tepat kepada pasien. Kami menyadari bah#a makalah ini masih jauh dari sempurna. Sesungguhnya $ tak ada gading yang tak pernah retak $. %leh karena itu kami dengan senang hati akan menerima segala bentuk kritikan yang bersifat membangun dan saran&saran yang akhirnya dapat meningkatkan manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi petunjuk dan bimbinganNya kepada kita semua.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................' aftar Isi...........................................................................................................( #A# I PENDAHULUAN%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%4 ).). *atar +elakang.........................................................................................., ).'. -umusan Masalah...................................................................................... ).(. Tujuan Penulisan........................................................................................ ).,. Manfaat Penulisan...................................................................................... #A# II T&'()*)' P*+,)-)%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% " '.). efinisi .................................................................................................... / '.' Epidemiologi ............................................................................................. / '.( Etiologi ...................................................................................................... / '., Klasifikasi ...................................................................................................0 '.. Patogenesis..................................................................................................0 './ Patofisiologi................................................................................................)1 '.2 3ejala klinis ...............................................................................................)) '.0 Pemeriksaan Penunjang dan iagnosis......................................................)' '.4 Penatalaksanaan..........................................................................................). '.)1 Komplikasi................................................................................................'1 '.)) Prognosis 55555555555555555555555.......') #A# III LAPORAN KASUS.........................................................................'' #A# I KESIMPULAN DAN SARAN........................................................(( ,.). Kesimpulan................................................................................................(( ,.'. Saran..........................................................................................................(( DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. (,

#A# I PENDAHULUAN 1%1 L),). #el)-)'/ Penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia. Infeksi saluran kemih 6ISK7 merupakan infeksi tersering kedua setelah infeksi saluran nafas atas yang terjadi pada populasi dengan rata&rata 4.(8 pada #anita di atas /. tahun dan '..&))8 pada pria di atas /. tahun. Infeksi saluran kemih merupakan infeksi nosokomial tersering yang men!apai kira&kira ,1&/18. Sampai saat ini belum adanya klasifikasi dan standarisasi penatalaksanaan infeksi saluran kemih dan genitalia pria di Indonesia. Penatalaksanaan infeksi berkaitan dengan pemberian antibiotika. Penggunaan antibiotika yang rasional dibutuhkan untuk mengatasi masalah resistensi kuman. %leh karena itu Ikatan 9hli :rologi Indonesia membuat suatu Panduan Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dan 3enitalia Pria. Panduan ini merujuk panduan yang sudah dibuat oleh E9: 6European Association of Urology7 dan I S9 6Infectious Disease Society of America7. Infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi infeksi di dalam saluran kemih. 9kan tetapi karena adanya hubungan satu lokasi dengan lokasi lain sering didapatkan bakteri di dua lokasi yang berbeda. Klasifikasi diagnosis Infeksi Saluran Kemih dan 3enitalia Pria yang dimodifikasikan dari panduan E9: 6European Association of Urology7 dan I S9 6Infectious Disease Society of America7

1%2 R*0*+)' M)+)l)h 9dapun yang menjadi rumusan masalah dalam laporan kasus ini adalah ;+agaimana gambaran klinis dan penatalaksanaan serta perjalanan penyakit pasien yang mengalami Infeksi Saluran Kemih dan bakteri<; mengapa hasil kultur urin tidak menemukan pertumbuhan

).( T*(*)' Pe'*l&+)' ). :ntuk memahami tinjauan ilmu teoritis mengenai Infeksi Saluran Kemih. '. :ntuk mengintegrasikan ilmu kedokteran terhadap kasus penyakit Infeksi saluran Kemih pada pasien se!ara langsung. (. :ntuk memahami perjalanan penyakit Infeksi Saluran Kemih.

1%4%

M)'1)), Pe'*l&+)' +eberapa manfaat yang diharapkan dari penulisan laporan kasus ini diantaranya = ). Memperkokoh landasan teoritis ilmu kedokteran di bidang ilmu penyakit dalam" khususnya mengenai penyakit Infeksi Saluran Kemih. '. Sebagai bahan informasi bagi pemba!a yang ingin mendalami lebih lanjut topik&topik yang berkaitan dengan Infeksi Saluran Kemih.

#A# II TINJAUAN PUSTAKA 2%1 De1&'&+& ISK adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme 6M%7 dalam urin. +akteriuria bermakna 6significant bakteriuria7= +akteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme 6M%7 murni lebih dari )1. colony forming units 6!fu>ml7 pada biakan urin. +akteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik 6covert bakteriuria7. Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis ISK dinamakn bakteriuria simptomatik. Pada beberapa keadaan pasien dengan presentasi klinis ISK tanpa bakteriuri bermakna. +anyak faktor yang menyebabkan negatif palsu pada pasien dengan presentasi klinis ISK 6Enday Sukandar" '1127. a. Pasien telah mendapat terapi antimikroba b. Terapi diuretika !. Minum banyak d. ?aktu pengambilan sampel tidak tepat e. Peranan bakteriofag 2%2 E2&3e0&4l4/& Infeksi saluran kemih 6ISK7 merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum" #alaupun pelbagai antibiotika sudah tersedia luas di pasaran. pernah mengalami ISK seumur hidupnya 6Sukandar E" '1127. 2%3 E,&4l4/& Penyebab terbanyak adalah bakteri gram&negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. ari gram negatif tersebut" ata penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir '.&(.8 semua perempuan de#asa

2 ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh Proteus sp." Klebsiella sp., Enterobacter sp., dan Pseu omonas sp.,+erma!am&ma!am mikro organisme dapat menyebabkan ISK" antara lain dapat dilihat pada tabel berikut= T)5el 1. Persentase biakan mikroorganisme penyebab ISK N4% M&-.44./)'&+0e Pe.+e',)+e 5&)-)' 678 ). '. (. ,. .. /. 2. 0. Escherichia coli Klebsiela sp. atau Enterobacter sp. Proteus sp. Pseu omonas aeroginosa Staphylococcus epi ermi is Enterococci sp. !an i a albicans Staphylococcus aureus .1&41 )1&,1 .&)1 '&)1 '&)1 '&)1 )&' )&'

@enis penyebab ISK non&bakterial adalah biasanya adenoAirus yang dapat menyebabkan sistitis hemoragik. +akteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui !ara hematogen adalah brusella" nocar ia" actinomises" dan "ycobacterium tuberculosa . !an i a sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien&pasien yang menggunakan kateter urin" pasien dengan penyakit imunnocompromise " dan pasien yang mendapat pengobatan antibiotik berspektrum luas. @enis Bandida yang paling sering ditemukan adalah !an i a albicans dan !an i a tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih se!ara hematogen . Caktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK" yaitu = ). +endungan aliran urin" terdiri atas = a. 9nomali kongenital b. +atu saluran kemih !. %klusi ureter 6sebagian atau total7 '. -efluks Aesikoureter (. :rin sisa dalam buli&buli karena =

0 a. #eurogenic bla b. Striktura uretra ..Dygienitas /. Instrumentasi a. Kateter b. ilatasi uretra !. Sitoskopi
6%m EainulFs +log" '1)17

er

2%4 Kl)+&1&-)+& Infeksi saluran kemih dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi" yaitu= a. Infeksi saluran kemih atas ). Pielonefritis akut 6PN97" adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri. '. Pielonefritis kronis 6PNK7" mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa ke!il. %bstruksi saluran kemih serta refluks Aesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.

b. Infeksi saluran kemih ba#ah ). Sistitis" adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna. '. Sindroma uretra akut 6S:97" adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme 6steril7 6Sukandar E" '1127.

2%5 P),4/e'e+&+ Patogenesis bakteriuria asimtomatik menjadi simtomatik dengan presentasi klinis ISK tergantung dari patogenitas bakteri dan status pasien sendiri6host7 6Sukandar E" '1127.

Pe.)')' P),4/e'&+&,)+ #)-,e.& Sejumlah flora saluran !erna termasuk Escherichia coli diduga berkait dengan etiologi ISK. Penelitian melaporkan lebih daripada )21 serotipe % 6antigen7 E.!oli yang patogen. Patogenisitas E.coli terkait dengan bagian permukaan sel polisakarida dari lipopolisakarin 6*PS7. Danya I3 serotipe dari )21 srotipe%>E.!oli yang terhasil diisolasi rutin dari pasien ISK klinis" diduga strain E.!oli ini mempunyai patogenisitas khusus. Penelitian intensif berhasil menentukan faktor Airulensi E.!oli dikenal sebagai Airulen!e determinalis. +akteri patogen dari urin dapat menyebabkan presentasi klinis ISK tergantung juga dari faktor lainnya seperti perlengketan mukosa oleh bakteri" faktor Airulensi" dan Aariasi fase faktor Airulensi 6Sukandar E" '1127. Pe.)')' 5)-,e.&)l ),,)9h0e', 41 0*-4+) Penelitian membuktikan bah#a fimbriae 6proteinaceous hair$like pro%ection from the bacterial surface7" merupakan salah satu pelengkap patogenesitas yang mempunyai kemampuan untuk melekat pada permukaan mukosa saluran kemih. Pada umumnya P.fimbriae terikat pada P bloo group antigen yang terdapat pada sel epitel saluran kemih atas dan ba#ah Cimbriae dari strain E.!oli ini dapat diisolasi hanya dari urin segar 6Sukandar E" '1127. Pe.)')' F)-,4. &.*le'+& L)&' Sifat patogenisitas lain dari E.!oli berhubungan dengan toksin. ikenal beberapa toksin seperti Ghaemolisin" cytoto&ic necroti'ing factor$( 6BNC&)7" dan iron uptake system 6aeroba!tin dan enteroba!tin7. Dampir 4.8 &haemolisin terikat pada kromosom dan berhubungan dengan pathogeni!ity islands 6P9IS7 dan hanya .8 terikat pada gen plasmio. F)-,4. &.*le'+& ).&)+& F)+e Hirulensi bakteri ditandai dengan kemampuan untuk mengalami perubahan bergantung pada dari respon faktor luar. Konsep Aariasi fase M% ini menunjukkan peranan beberapa penentu Airulensi berAariasi antara indiAidu dan lokasi saluran kemih. %leh karena itu" ketahanan hidup bakteri berbeda dalam kandungan kemih dan ginjal 6Sukandar E" '1127.

)1

Pe.)')' 1)-,4. T*)' R*0)h 6h4+,8 Penelitian epidemiologi klinik mendukung hipotesis peranan status saluran kemih merupakan faktor resiko atau pen!etus ISK. @adi faktor bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan penting untuk kolonisasi bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bakteri sering mengalami kambuh bila sudah terdapat kelainan struktural anatomi saluran kemih. ilatasi saluran kemih termasuk pelAis ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan gangguan proses clearance normal dan sangat peka terhadap infeksi. Eat makanan dari bakteri akan meningkat dari normal " diikuti refluks M% dari kandung kemih ke ginjal. Endotoksin dapat menghambat peristaltik ureter. -efleks Aesikoureter ini sifatnya sementara dan hilang sendiri bila dapat terapi antibiotika 6Sukandar E" '1127. S,),*+ I0*'4l4/& P)+&e' 6h4+, .e+24'+e8 Penelitian laboratorium mengungkapkan bah#a golongan darah dan status seketor mempunyai kontribusi untuk kepekaan terhadap ISK. PreAalensi ISK juga meningkat terkait dengan golongan darah 9+" + dan PI 6antigen terhadap tipe fimbriae bakteri7 dan dengan fenotipe golongan darah *e#is. Kepekaan terhadap ISK rekuren dari kelompok pasien dengan saluran kemih normal 6ISK tipe sederhana7 lebih besar pada kelompok antigen darah non&sekretorik dibandingkan kelompok sekretorik 6Sukandar E" '1127. 2%" P),41&+&4l4/& Pada indiAidu normal" urin selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi ken!ing. :retro distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenis fastidious gram&positif dan gram negatif. Dampir semua ISK disebabkan inAasi mikroorganisme asending dari uretra ke kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu inAasi mikroorganisme dapat men!apai ginjal. Proses ini dipermudah refleks Aesikoureter. Proses inAasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik" mungkin akibat lanjutan dari bakteriemia. 3injal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut septikemia atau endokarditis akibat stafilokokus aureus. Kelainan ginjal terkait dengan endokarditis dikenal dengan Nephritis *ohlein. +eberapa peneliti melaporkan pielonefritis akut 6PN97 sebagai akibat lanjut inAasi hematogen dari infeksi sistemik gram negatif 6Sukandar E" '1127.

))

2%7 Ge()l) Kl&'&+ Tanda dan gejala ISK pada bagian ba#ah adalah = ). Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih '. Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis (. Dematuria ,. Nyeri punggung dapat terjadi Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah = .. emam /. Menggigil 2. Nyeri panggul dan pinggang 0. Nyeri ketika berkemih 4. Malaise )1. Pusing )). Mual dan muntah 6Su#itra K" '1127 Presentasi klinis ISK ba#ah= a7 Sistitis & 9dalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna. Presentasi klinis sistitis adalah seperti sakit suprapubik" polakisuria" nokturia" disuria" dan stranguria. b7 S:9 & Sindroma uretra akut adalah presentasi klinis sisititis tanpa ditemukan mikroorganisme6steril7" sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini S:9 disebabkan M% anaerobik. Presentasi klinisnya adalah piuria" disuria" sering ken!ing" leukosituria. Presentasi klinis ISK atas= a7 PN9 & Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri. Presentasi klinisnya adalah seperti panas tinggi 6(4..&,1..7" disertai menggigil dan sakit pinggang. Sering didahului sistitis.

)' b7 PNK & Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjutan dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa ke!il. %bstruksi saluran kemih dan Aesikoureter refleks dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal 6Sukandar E" '1127 . 2%$ Pe0e.&-+))' Pe'*'()'/ 3)' D&)/'4+&+ 2%$%1% L)54.),4.&*0 Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih" antara lain = 2%$%1%1% U.&')l&+&+ :ntuk pengumpulan spesimen" dapat dipilih pengumpulan urin melalui urin porsi tengah" pungsi suprapubik" dan kateter uretra. Se!ara umum" untuk anak laki&laki dan perempuan yang sudah bisa berkemih sendiri" maka !ara pengumpulan spesimen yang dapat dipilih adalah dengan !ara urin porsi tengah.:rin yang dipergunakan adalah urin porsi tengah 6mi stream7. :ntuk bayi dan anak ke!il" spesimen didapat dengan memasang kantong steril pada genitalia eksterna. Bara terbaik dalam pengumpulan spesimen adalah dengan !ara pungsi suprapubik" #alaupun tingkat kesulitannya paling tinggi dibanding !ara yang lain karena harus dibantu dengan alat :S3 untuk memAisualisasikan adanya urine dalam vesica urinaria ) rdjebrutIs +log" '1147. Pada urinalisis" yang dinilai adalah sebagai berikut= a. Eritrosit itemukannya eritrosit dalam urin 6hematuria7 dapat merupakan penanda bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non&gromeruler" seperti batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih. b. Piuria Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan oleh Stamm" bila ditemukan paling sedikit 0111 leukosit per ml urin yang tidak disentrifus atau setara dengan '&. leukosit per lapangan pandang besar pada urin yang di sentrifus. Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak J )1 per mikroliter urin atau J )1.111 per ml urin .

)( Piuria yang steril dapat ditemukan pada keadaan = ). infeksi tuberkulosisK '. urin terkontaminasi dengan antiseptikK (. urin terkontaminasi dengan leukosit AaginaK ,. nefritis intersisial kronik 6nefropati analgetik7K .. nefrolitiasisK /. tumor uroepitelial !. Silinder Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal" antara lain= ). silinder eritrosit" sangat diagnostik untuk glomerulonefritis atau Aaskulitis ginjalK '. silinder leukosit bersama dengan hanya piuria" diagnostik untuk pielonefritisK (. silinder epitel" dapat ditemukan pada nekrosis tubuler akut atau pada gromerulonefritis akutK ,. silinder lemak" merupakan penanda untuk sindroma nefrotik bila ditemukan bersamaan dengan proteinuria nefrotik. d. Kristal Kristal dalam urin tidak diagnostik untuk penyakit ginjal. e. +akteri +akteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis tidak identik dengan infeksi saluran kemih" lebih sering hanya disebabkan oleh kontaminasi. 2%$%1%2% #)-,e.&4l4/&+ a. Mikroskopis" pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau pe#arnaan gram. +akteri dinyatakan positif bila dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. b. +iakan bakteri" pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna" yaitu=

), T)5el 3. Kriteria untuk diagnosis bakteriuria bermakna Pe'/)05&l)' +2e+&0e' 9spirasi supra pubik Kateter Urine bag atau urin porsi tengah J*0l)h -4l4'& 5)-,e.& 2e. 0l *.&' J )11 !fu>ml dari ) atau lebih organisme patogen J '1.111 !fu>ml dari ) organisme patogen J )11.111 !fu>ml

alam penelitian Eor! et al. menyatakan bah#a ISK pada anak&anak sudah dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri lebih besar dari )1.111 !fu per ml urin yang diambil melalui kateter. Namun" Doberman et al.menyatakan bah#a ditemukannya jumlah koloni bakteri antara )1.111 hingga ,4.111 !fu per ml urin masih diragukan" karena kemungkinan terjadi kontaminasi dari luar" sehingga masih diperlukan biakan ulang" terutama bila anak belum diobati atau tidak menunjukkan adanya gejala ISK. 2%$%1%3% Te+ K&0&):& +eberapa tes kimia#i dapat dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria" diantaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate. mikroba ke!uali enterococci mereduksi nitrat. 2%$%1%4% Te+ Pl), ; !el*2 6D&2<Sl&3e8 +eberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa lempengan plastik bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan padat khusus. *empengan tersebut di!elupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Setelah itu lempengan dimasukkan kembali kedalam tabung plastik tempat penyimpanan semula" lalu diletakkan pada suhu (2oB selama satu malam. Penentuan jumlah kuman>m* dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan kuman yang terjadi dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan pola kepadatan koloni antara )111 hingga )1.111.111 !fu per m* urin yang diperiksa. Bara ini mudah dilakukan" murah dan !ukup adekuat. Kekurangannya adalah jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui . 2%$%2% R)3&4l4/&+ 3)' 2e0e.&-+))' 2e'*'()'/ l)&''=) Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos abdomen" pielografi intraAena" demikian pula dengan pemeriksaan lainnya" misalnya ultrasonografi dan BT Scan ) rdjebrutIs +log" '1147. asarnya adalah sebagian besar

).

2%> Pe'),)l)-+)'))' Pada ISK yang tidak memberikan gejala klinis tidak perlu pemberian terapi" namun bila sudah terjadi keluhan harus segera dapat diberikan antibiotika. 9ntibiotika yang diberikan berdasarkan atas kultur kuman dan tes kepekaan antibiotika. +anyak obat&obat antimikroba sistemik diekskresikan dalam konsentrasi tinggi ke dalam urin. Karena itu dosis yang jauh diba#ah dosis yang diperlukan untuk mendapatkan efek sistemik dapat menjadi dosis terapi bagi infeksi saluran kemih. +erma!am !ara pengobatan yang dilakukan pada pasien ISK" antara lain= & pengobatan dosis tunggal & pengobatan jangka pendek 6)1&), hari7 & pengobatan jangka panjang 6,&/ minggu7 & pengobatan profilaksis dosis rendah & pengobatan supresif Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah = ). eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang sesuai" dan '. mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi Tujuan penatalaksanaan ISK adalah men!egah dan menghilangkan gejala" men!egah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria" men!egah dan mengurangi risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat&obatan yang sensitif" murah" aman dengan efek samping yang minimal. %leh karena itu" pola pengobatan ISK harus sesuai dengan bentuk ISK" keadaan anatomi saluran kemih" serta faktor&faktor penyerta lainnya 6 Naber
K3" '11)7.

Pemilihan antibiotik sangat dipengaruhi oleh bentuk resistensi lokal suatu daerah. 9moksisilin se!ara tradisional merupakan antibiotik lini pertama untuk ISK pada anak& anak. Namun" peningkatan angka resistensi E.coli terhadap antibiotik ini menjadikan angka kegagalan kesembuhan ISK yang diterapi dengan antibiotik ini menjadi tinggi (. :ji sensitiAitas antibiotik menjadi pilihan utama dalam penentuan antibiotik yang dipergunakan. 9ntibiotik yang sering dipergunakan untuk terapi ISK" yaitu=

)/ ). 9moLi!illin '1&,1 mg>kg>hari dalam ( dosis. Sekitar .18 bakteri penyebab ISK resisten terhadap amoLi!illin. Namun obat ini masih dapat diberikan pada ISK dengan bakteri yang sensitif terhadapnya. '. Kloramfenikol .1 mg>kg berat badan sehari dalam dosis terbagi ," sedangkan untuk bayi premature adalah '. mg>kg berat badan sehari dalam dosis terbagi ,. (. Bo&trimoLaMole atau trimethoprim /&)' mg trimethoprim>kg>hari dalam ' dosis. Sebagian besar ISK akan menunjukkan perbaikan dengan !otrimoLaMole. Penelitian menunjukkan angka kesembuhan yang lebih besar pada pengobatan dengan !otrimoLaMole dibandingkan amoLi!illin. ,. Bephalosporin seperti !efiLime atau !ephaleLin )&' gr dalam dosis tunggal atau dosis terbagi 6' kali sehari7 untuk infeksi saluran kemih bagian ba#ah 6sistitis7 sehari. BephaleLin kira&kira sama efektif dengan !otrimoLaMole" namun lebih mahal dan memiliki spe!trum luas sehingga dapat mengganggu bakteri normal usus atau menyebabkan berkembangnya jamur 6!an i a sp.7 pada anak perempuan. %bat&obatan seperti 9sam nalidiksat atau Nitrofurantoin tidak digunakan pada anak&anak yang dikha#atirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK. Selain itu nitrofurantoin juga lebih mahal dari BotrimoLaMole dan memiliki efek samping seperti mual dan muntah. CluoroNuinolon yang sering dipergunakan pada pasien de#asa tidak pernah dipergunakan pada anak&anak karena mengganggu perkembangan muskuloskeletal dan sendi . *ama pemberian antibiotik pada ISK umumnya masih menjadi kontroAersi. Pada pasien de#asa" pemberian antibiotik selama )&( hari telah menunjukkan perbaikan berarti" namun dari berbagai penelitian" lamanya antibiotik diberikan pada anak adalah sebaiknya 2&), hari. @ika tidak ada perbaikan dalam ' hari setelah pengobatan" !ontoh urin harus kembali diambil dan diperiksa ulang. Kultur ulang setelah ' hari pengobatan umumnya tidak diperlukan jika diperoleh perbaikan dan bakteri yang dikultur sebelumnya sensitif terhadap antibiotik yang diberikan. @ika sensitiAitas bakteri terhadap antibiotik yang diberikan atau tidak dilakukan tes sensitiAitas>resistensi sebelumnya" maka kultur ulang dilakukan setelah ' hari pengobatan. pada sistem

)2 9ntibiotik profilaksis tidak dianjurkan diberikan pada anak penderita ISK. penelitiannya" Bon#ay et alam

al.menyatakan bah#a pemberian antibiotik profilaksis

berkaitan erat dengan meningkatnya risiko terjadinya resistensi dan tidak adanya pengurangan dalam risiko terjadinya ISK berulang maupun renal scarring. Pada anak penderita refluks Aesiko&urinaria" antibiotik profilaksis tidak memberikan efek berarti dalam pengurangan risiko terjadinya ISK berulang" sehingga pemberian antibiotik profilaksis tidaklah diperlukan. 2%7%1% S*l14')0&3e Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif. Se!ara struktur analog dengan asam p&amino benMoat 6P9+97. +iasanya diberikan per oral" dapat dikombinasi dengan Trimethoprim" metabolisme terjadi di hati dan di ekskresi di ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan bisa terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi P9+9 berlebihan. Efek samping yang ditimbulkan hipersensitiAitas 6demam" rash" fotosensitiAitas7" gangguan paruhnya = & Short acting & Interme iate acting & +ong acting 2%7%2% T.&0e,h42.&0 Men!egah sintesis TDC9" dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat pen!ernaan 6nausea"vomiting" diare7" *ematoto&icity 6granulositopenia" 6thrombositopenia" aplastik anemia7 dan lain&lain. Mempunyai ( jenis berdasarkan #aktu

enMim ihy rofolate re uctase yang men!egah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif dari folic aci . iberikan per oral atau intraAena" di diabsorpsi dengan baik dari usus dan ekskresi dalam urine" aktif mela#an bakteri gram negatif ke!uali Pseudomonas spp. +iasanya untuk pengobatan utama infeksi saluran kemih. Trimethoprim dapat diberikan tunggal 6)11 mg setiap )' jam7 pada infeksi saluran kemih akut Efek samping = megaloblastik anemia" leukopenia" granulo!ytopenia. 2%7%3% T.&0e,h42.&0 ? S*l1)0e,h4@)A4le 6TMP<SMB8:

)0 @ika kedua obat ini dikombinasikan" maka akan menghambat sintesis folat" men!egah resistensi" dan bekerja se!ara sinergis. Sangat bagus untuk mengobati infeksi pada saluran kemih" pernafasan" telinga dan infeksi sinus yang disebabkan oleh *aemophilus influen'a dan "ora&ella catarrhalis. Karena Trimethoprim lebih bersifat larut dalam lipid daripada SulfamethoLaMole" maka Trimethoprim memiliki Aolume distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan SulfamethoLaMole. ua tablet ukuran biasa 6Trimethoprim 01 ua tablet per hari mungkin !ukup mg O SulfamethoLaMole ,11 mg7 yang diberikan setiap )' jam dapat efektif pada infeksi berulang pada saluran kemih bagian atas atau ba#ah. untuk menekan dalam #aktu lama infeksi saluran kemih yang kronik" dan separuh tablet biasa diberikan ( kali seminggu untuk berbulan&bulan sebagai pen!egahan infeksi saluran kemih yang berulang&ulang pada beberapa #anita. Efek samping = pada pasien 9I S yang diberi TMP&SMP dapat menyebabkan demam" kemerahan" leukopenia dan diare. 2%7%4% Fl*4.4C*&'4l4'e+ Mekanisme kerjanya adalah memblok sintesis relaksasi super!oiled N9 yang diperlukan N9 bakteri dengan menghambat dalam transkripsi batang dan gram replikasi negatif

topoisomerase II 6 N9 gyrase7 topoisomerase IH. Penghambatan N9 gyrase men!egah normal. 647 CluoroNuinolon menghambat bakteri

termasukenterobacteriaceae" Pseu omonas" #eisseria. Setelah pemberian per oral" CluoroNuinolon diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan se!ara luas dalam !airan tubuh dan jaringan" #alaupun dalam kadar yang berbeda&beda. CluoroNuinolon terutama diekskresikan di ginjal dengan sekresi tubulus dan dengan filtrasi glomerulus. Pada insufisiensi ginjal" dapat terjadi akumulasi obat. Efek samping yang paling menonjol adalah mual" muntah dan diare. CluoroNuinolon dapat merusak kartilago yang sedang tumbuh dan sebaiknya tidak diberikan pada pasien di ba#ah umur )0 tahun% 2%7%5% N4.1l4@)9&' Merupakan generasi pertama dari fluoroNuinolones dari nali i&ic aci " sangat baik untuk infeksi saluran kemih. 2%7%"% !&2.41l4@)9&'

)4 Merupakan generasi kedua dari fluoroNuinolones" mempunyai efek yang bagus dalam mela#an bakteri gram negatif dan juga mela#an gonococcus, mykobacteria, termasuk "ycoplasma pneumoniae. 2%7%7% LeD41l4@)9&' Merupakan generasi ketiga dari fluoroNuinolones. Dampir sama baiknya dengan generasi kedua tetapi lebih baik untuk bakteri gram positif. 2%7%$% N&,.41*.)',4&' +ersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan tetapi dengan !epat di metabolisasi dan diekskresikan dengan !epat sehingga tidak memungkinkan kerja antibakteri sistemik. %bat ini diekskresikan di dalam ginjal. osis harian rata&rata untuk infeksi saluran kemih pada orang de#asa adalah .1 sampai )11 mg" , kali sehari dalam 2 hari setelah makan. Efek samping = anoreksia" mual" muntah merupakan efek samping utama. Neuropati dan anemia hemolitik terjadi pada indiAidu dengan defisiensi glukosa$,$fosfat ehi rogenase. 2%7%>% O5), ,e2), 3&/*')-)' *',*- 2)+&e' ISK 3e'/)' -el)&')' 1*'/+& /&'()l 3injal merupakan organ yang sangat berperan dalam eliminasi berbagai obat sehingga gangguan yang terjadi pada fungsi ginjal akan menyebabkan gangguan eliminasi dan mempermudah terjadinya akumulasi dan intoksikasi obat. Caktor penting dalam pemberian obat dengan kelainan fungsi ginjal adalah menentukan dosis obat agar dosis terapeutik di!apai dan menghindari terjadinya efek toksik. Pada gagal ginjal" farmakokinetik dan farmakodinamik obat akan terganggu sehingga diperlukan penyesuaian dosis obat yang efektif dan aman bagi tubuh. +agi pasien gagal ginjal yang menjalani dialisis" beberapa obat dapat mudah terdialisis" sehingga diperlukan dosis obat yang lebih tinggi untuk men!apai dosis terapeutik. 3agal ginjal akan menurunkan absorpsi dan menganggu kerja obat yang diberikan se!ara oral oleh karena #aktu pengosongan lambung yang memanjang" perubahan pD lambung" berkurangnya absorpsi usus dan gangguan metabolisme di hati. :ntuk mengatasi hal ini dapat dilakukan berbagai upaya antara lain dengan mengganti !ara pemberian" memberikan obat yang merangsang motilitas lambung dan menghindari pemberian bersama dengan obat yang menggangu absorpsi dan motilitas.

'1 +eberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat pada kelainan fungsi ginjal adalah = & penyesuaian dosis obat agar tidak terjadi akumulasi dan intoksikasi obat
&

pemakaian obat yang bersifat nefrotoksik seperti aminoglikosida" 9mphoteri!ine +"

Siklosporin. Pada pasien ISK yang terinfeksi bakteri gram negatif Escherichia coli dengan kelainan fungsi ginjal adalah dengan men!ari antibiotik yang tidak dimetabolisme di ginjal. +eberapa jurnal dan te&t book dikatakan penggunaan T.&0e,h42.&0 ? S*l1)0e,h4@)A4le 6TMP<SMB8 mempunyai resiko yang paling ke!il dalam hal gangguan fungsi ginjal. Danya saja penggunaanya memerlukan dosis yang lebih ke!il dan #aktu yang lebih lama. Pada pasien dengan creatine clearance ). hingga (1 ml>menit" dosis yang diberikan adalah setengah dari dosis Trimethoprim 01 mg O SulfamethoLaMole ,11 mg yang diberikan tiap )' jam. Bara pemberiannya dapat dilakukan se!ara oral maupun intraAena. Penghitungan creatine clearance= TKK Q 6),1 G umur7 L berat badan 2' L kreatinin serum 6%m EainulFs +log" '1)17

2%10 K402l&-)+& ). ISK sederhana. & ISK akut tipe sederhana6sistitis7 yaitu non&obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan dan tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama. '. ISK tipe +erkomplikasi & ISK selama kehamilan. ISK selama kehamilan dari umur kehamilan. & ISK pada diabetes melitus. Penelitian epidemiologi klins melaporkan bakteriuria dan ISK lebih sering ditemukan pada 66Sukandar E" '1127. 2%11 P.4/'4+&+ M dibandingkan perempuan tanpa M

') Prognosa Infeksi Saluran Kemih 6ISK7 menjadi lebih baik dan member pelung yang lebih !erah kepada pasien bila faktor pen!etus dan penyebab yang menyumbang kepada terjadinya ISK dapat diatasi 6Sukandar E" '1127.

#A# III LAPORAN KASUS


KOLEGIUM PENYAKIT DALAM 6KPD8 !ATATAN MEDIK PASIEN

'' N4%Re/% RS : ,/.'2.,/ N)0) Le'/-)2 : 9ndra T)'//)l L)h&. : , Sept U0*. : )4 tahun )44) Al)0), : esa Nano -iam"Ke! Pan!urbatu"Kab Je'&+ Kel)0&' : *aki& laki eli N4% Tele24' : <

Serdang Pe-e.())' : Tamat S*TP Pe'3&3&-)' : Tamat S*TP

S,),*+ : #el*0 Kah#in S*-* : Protestan A/)0) : Kristen D4-,e. M*3) : D4-,e. : dr. Cranky T)'//)l M)+*- : )4 Cebruari '1))

ANAMNESIS

Automentesis Heternomentesis

RIEAYAT PENYAKIT SEKARANG Kel*h)' U,)0) De+-.&2+& : Nyeri +9K : Susah +9K 6O7 sejak ) minggu yang lalu" +9K #arna kuning pekat" nyeri +9K 6O7"Aolume +9K )111!!>',jam. & -i#ayat +9K berdarah 6O7 )L pada ( hari yang lalu & -i#ayat +9K berpasir> berbatu 6&7 & emam 6O7" sejak ( hari yang lalu" demam tiba&tiba" demam tinggi 6O7" mengigil6&7. & Mual 6O7.Muntah 6O7 sejak ( hari yang lalu" frek.muntah 'L>hari"Aolume muntah .1&)11!!" isi air J ampas & +atuk 6&7" sesak 6&7 & Sakit kepala 6O7. & Nyeri seluruh tubuh 6O7 & +9+ 6O7 & -PT = 6&7 & -P% = 6&7

'( RIEAYAT PENYAKIT TERDAHULU T)'//)l & RIEAYAT KELUARGA Pe'=)-&, & Te02), Pe.):),)' & Pe'/45),)' 3)' O2e.)+& &

RIEAYAT PRI#ADI R&:)=), Ale./& #)h)'FO5), & R&:)=), I0*'&+)+& T)h*' Je'&+ I0*'&+)+& & &

T)h*' &

Ge()l) &

H45& Ol)h R)/) Ke5&)+))' M)-)')' Me.4-4M&'*0 Al-4h4l H*5*'/)' Se-+

: Tidak ada yang khusus : Tidak ada yang khusus : Tidak ada yang khusus : 6&7 : 6&7 : 6&7

', ANAMNESIS UMUM 6Review of System) Berilah Tanda Bila Abnormal dan Berikan Deskripsi U0*0 : K4024+ Me',&+ K*l&, : alam batas normal Ke2)l) : Tidak ada keluhan A5340e' : alam batas normal G&'e-4l4/& : alam batas normal Al), -el)0&' : Susah +9KO

Lehe. : Tidak ada keluhan Nyeri +9KO M),) : KonjuntiAa pulpa Injeksi pu!at G&'()l 3)' +)l*.)' -e'9&'/ : +9K 6&7"S!lera I!terus 6&7 ->B = O Tel&'/) : Tidak ada keluhan H&3*'/ : Tidak ada keluhan #arna kekuningan He0),4l4/& : alam batas normal E'34-.&'FMe,)54l&- : alam batas

normal M*l*, 3)' Te'//4.4-)' : Tidak ada M*+9*l4+-ele,)l : Nyeri sendi keluhan Pe.')1)+)' : Tidak ada keluhan J)',*'/ : Tidak ada keluhan DESKRIPSI UMUM Ke+)' S)-&, : G&A& G ## : .' kg R&'/)' T# : )/. !m S&+e,e0 +).)1 = Tidak ada keluhan E04+& : terkontrol )+-*le. : Tidak ada keluhan

Se3)'/

#e.),

IMT H )4.) kg>m'" Ke+)' : Normal

TANDA ITAL Ke+)3).)' N)3& HR Te-)')' D).)h Bompos Mentis 0, L>I 0, L>i #e.5).&'/ : Le'/)' -)')' : )11>21 mmDg Te02e.),*. Pe.')1)+)' Le'/)' -&.& : )11>21 mmDg A-+&l) : (2".RB '1 L>i De+-.&2+& : komunikasi baik" rasa a#as terhadap lingkungan -eguler" ,FD = !ukup D*3*- : Le'/)' -)')' : )11>21 mmDg Le'/)' -&.& : )11>21 mmDg De+-.&2+& : torakoabdominal

KULIT : dalam batas normal

'.

KEPALA : Kepala simetris R)05*, = hitamI dan tidak rontok LEHER : TH@ -<' !mD'1" T.)-e) medial" Pe05e+).)' KG# 6&7" +,.*0) tidak membesar TELINGA dan HIDUNG : alam +atas Normal RONGGA MULUT DAN TENGGOROKAN : alam +atas Normal MATA : BonjuntiAa palpebra inferior pu!at 6&7" s!lera ikterik 6O7 -B 6O7>6O7" Pupil isokor" ki Q ka" S 'mm THORAB I'+2e-+& P)l2)+& Pe.-*+& A*+-*l,)+& De2)' #el)-)'/ Simetris Cusiformis Simetris Cusiformis SF Ka Q Ki" pada semua lap. SF Ka Q Ki" kesan normal pada Paru Sonor kesan normal SP : Aesikular ST : & JANTUNG #),)+ J)',*'/ Rel),&1 : A,)+ K&.& : IB- III sinistra : ) !m medial *MBS" IB- H K)')' : *S J)',*'/ : HR : 0, L>i" regular" M1 J M2I A2 J A1I P2 J P1I A2 J P2I desah 6&7 A#DOMEN Inspeksi Palpasi = Soepel" D>*>- tidak teraba" nyeri tekan 6&7 epigastrium. Inguinal = pembesaran K3+ 6&7 Perkusi = Timpani" pekak hati 6O7" pekak beralih 6&7 9uskultasi = Peristaltik 6O7 N" double sound 6&7 = Simetris semua lap. Paru Sonor pada kedua lapangan paru SP : Aesikular ST : &

'/ PUNGGUNG ballotemen 6&7" tapping pain 6&7 EKSTREMITAS S*2e.&4. I'1e.&4. : oedem & : oedem &

ALAT KELAMIN : tidak ditemukan kelainan REKTUM Tidak ditemukan kelainan NEUROLOGI : -efleks Cisiologis 6O7" normal -efleks Patologis 6&7 #I!ARA Komunikasi baik

PEMERIKSAAN LA# 621F02F20118 D).)h .*,&' : Db )(")1 gr>dlK *eukosit )2").>mm(" Dt = (48K Trombosit '('.111>mm (" MBH 41")1 flK MBD (1"( pgK MBDB (0", gr>dl RFT : :reum )0"/1 mg>dl K Breatinin 1".( mg>dl LFT : SGOT )1 I:>*" SGPT )1 I:>* & & & & +ilirubin total = 1.'/ mg>dl +ilirubin direk = 1.)1 mg>dl Cosfatase alkali = 4, u>* T G 3T = (/( u>*

KGD )3.)'340 &


Ele-,.4l&,: Natrium= )()mEN>*K Kalium= ,") mEN>*K Klorida= )1, mEN>*

U.&')l&+) R*)'/)' : E).') kuning pekat" P.4,e&' O" Re3*-+& <I #&ll&.*5&' 6&7" U.45&l&'4/e' 6?8%

'2 PEMERIKSAAN USG A#DOMEN DARI LUAR 622F02F20118 Dasil = & Kedua ginjal = renal paren!hymal disease & =). Pyleonephrits '. 3lomerulonefritis & Kandung Kemih = Sistitis Kronis

RESUME DATA DASAR 6D&&+& 3e'/)' Te0*)' P4+&,&18 %leh dokter = dr. Cranky @ones No. -M =,/.'2.,/

Nama Pasien = 9ndra

). KELUHAN UTAMA : Nyeri +9K 2% ANAMNESIS : 6R&:)=), Pe'=)-&, Se-).)'/I R&:)=), Pe'=)-&, D)h*l*I R&:)=), Pe'=)-&, Kel*)./)I DLL8 Dal ini dialami sejak ) minggu.+9K tersendat 6&7.+9K keluar batu 6&7.?arna +9K kuning pekat 6O7.+9K berdarah 6O7.%S juga mengalami demam sejak ( hari ini.%S mengalami sakit kepala 6O7"sakit sendi 6O7"mual 6O7 dan muntah 6O7" Aolume muntah .1&)11!!. Pemeriksaan laboratorium = dijumpai leukositosis "peningkatan dalam neutrofil" monosit" neutrofil absolute"dan monosit absolute.Pada pemeriksaan :S3 3injal dan Saluran Kemih dijumpai renal paren!hymal disease pada ginjal dan sistitis kronis pada kandung kandung kemih.

'0

REN!ANA AEAL N)0) Pe'3e.&,)= 9ndra N4% RM

-en!ana yang akan dilakukan masing&masing 6meliputi ren!ana untuk diagnosis" penatalaksanaan dan edukasi7 No. Masalah -en!ana iagnosis -en!ana Terapi -en!ana Monitoring -en!ana Edukasi

'4 ) Nyeri & >:>C +9K"muntah rutin )L :3P &kultur urine )'11 !! &-CT &?idal Test &:S3 3injal dan Saluran Kemih &Konsul ke Nefrologi & 9ktiAitas ringan & iet M+ &?C NaBl 1"4 8 '1gr>* &BiprofloLa!in ' L .11 mg &Clurosemid )L,1mg &PBT (L) Klinis *aboratorium Menerangkan dan menjelaskan keadaan" penatalaksanaan dan komplikasi penyakit pada keluarga

Tanggal '1>'>'1))

% H)+&l U.&')l&+) : *eukosit = J)11 Eritrosit = J.1 Silinder =6 O7 +akteri = 6O7 Epitel = U'1 Bristal = 6O7" 9morfosfat

9 Terapi

P iagnostik

')>'>'1))

Nyeri +9K" muntah )L :3P )'11 !!

&,)l S&/': Sens= BM T = 41>21 mmDg Pols= 21L>I K regular K t>A !ukup --= ',>i Temp= (/"01B Pe0e.&-+))' 1&+&-: Mata= s!lera ikterik 6&7 KonjuntiAa pulp inj pu!at 6&7 *eher= TH@ -&' !mD'%" pembesaran K3+ 6&7 Thorak= SP = Aesikuler" ST= 6&7 9bdomen = Inspeksi= simetris normal Palpasi= " Nyeri tekan epigastrium6&7 Perkusi= Tympani

ISK

- Tirah +aring - iet M+ - IHC NaBl 1"48 '1 gtt>i makro - BiprofloLa! in 'L.11mg - Curosemid )L,1mg - PBT (L)

&kultur urin &:S+ ginjal &Test hati & Imunoserolog i &konsul ke nefrologi

(1 9uskultasi= peristaltik 6O7 normal. H)+&l 2e0e.&-+))' l)5: Db= )(")1 gr>d*K *eukosit= )2.). gr>dl Dt= (4 8 Trombosit='('"111 mmV MBH= 41")1f* MBDB= (1"(1pg Neutrofil= 0("( *imfosit=/"4 Monosit=4"' Eosinofil=1". +asofil=1")11 Neutrofil absolut=),"'0 *imfosit absolut=)")4 Monosit absolut=)".0 Eosinofil absolut=1"10 +asofil absolute=1"1' +ilirubin total= 1"'/ mg>dl +ilirubin direk= 1")1 mg >dl 9ST>S3%T= )1 u>* 9*T>S3PT= )1 u>* Imunoserologi Thyphoid CeAer Typhi % 6)>,17 Typhi 9% 6)>,17 Typhi +% 6)>,17 Typhi B% 6)>,17 Typhi D 6)>,17 Typhi 9D 6)>,17 Typhi +D 6)>,17 Typhi BD 6)>,17 J):)5)' -4'+*l Ne1.4l4/& : = Infeksi Saluran Kemih"+atu Saluran Kemih

() 9njuran = & :rinalisa & -CT & :S3 Saluran Kemih dan 3injal H)+&l L)5 M&-.45&4l4/& :Kultur :rine&tidak dijumpai pertumbuhan bakteri ''>1'>'1)) H)+&l USG G&'()l 3)' S)l*.)' Ke0&h : kedua ginjal mengalami renal paren!hymal disease dan sistisitis kronis &,)l S&/': Sens = BM K T = )11>01 mmDg Pols 01 L>I" regular" t>A !ukup -- = '1 L>I K Temp = (/&(21B &,)l S&/': Sens = BM K T = )11>01 mmDg Pols // L>I" regular" t>A !ukup -- = ', L>I K Temp = (."21B Pemeriksaan Cisik = Sama seperti sebelumnya Bystitis kronis &9ktiAitas ringan & iet M+ &IHC NaB* 1"48 '1 tetes>i>makro & BiprofloLa!in 'L.11mg &Curosemid )L,11mg

'(>1'>'1))

Bystitis kronis

9ktiAitas ringan & iet M+ &IHC NaB* 1"48 '1 tetes>i>makro & BiprofloLa!in 'L.11mg &Curosemid )L,11mg

DAFTAR MASALAH N)0) Pe'3e.&,) : 9ndra N4% RM M)+)l)h N4% 1% T)'//)l D&,e0*-)' )4 Cebruari MASALAH Infeksi Saluran Sele+)&FT)'//)l Te.-4',.4lFT)'//)l Te,)2

(' '1))

Kemih

Ke+&02*l)' 3)' P.4/'4+&+ Kesimpulan = 9ndra mengalami infeksi saluran kemih < A3 &,)0 < A3 F*'9,&4')0 < A3 S)')9,&4')0 : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

ERIFIKASI T)'3) ,)'/)'

D4-,e. R*)'/)'

!h&e1 41 E).3

S&e% Pe'3&3&-)'

#A# 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4%1 Ke+&02*l)' Infeksi saluran kemih adalah istilah umum yang menunjukan kebereadaan mikrorganisme dalam urin. ISK tergantung banyak fa!tor seperti usia" gender" preAalensi" bakteriuria dan

(( faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal.Sehingga kini penyakit ini tidak men!apai tahap yang kronik karena ISK masih dapat diobati dengan pengobatan yang tepat.

4%2 S).)' isarankan pasien dengan ISK agar sentiasa menjaga personal hygiene agar terhindar dari penyakit infeksi. @uga disarankan agar lebih berhati&hati dalam menggunakan kamar mandi umum karena resiko terinfeksi dari !edok dan tempat tampungan air yang mungkin sudah terkontaminasi. :tamakan kamar mandi yang mempunyai jenis s-uating dari yang jenis duduk kerana resiko bersentuhan dengan permukaan terkontaminasi lebih rendah.

DAFTAR PUSTAKA ). rdjebrutIs +log" '114. Pengambilan bahan urin an urinalisa secara umum 9Aailable from= http=>>drdjebrut.#ordpress.!om>tag>urinalisis> W9!!esed on '. Cebruary '1))X '. Enday Sukandar" '112. Infeksi Saluran Kemih Pasien e#asa. In= 9ru ?.Sudoyo"

+ambang Setiyohadi" Idrus 9l#i" Mar!ellus Simadibrata K" Siti Setiati" ed. .uku A%ar

(, Ilmu Penyakit Dalam. E isi I/. @akarta" Indonesia= Pusat Penerbitan Penyakit alam Cakultas Kedokteran :I" ..(&..2. (. Kayser et al" '11.. "e ical "Icrobiology, (0th e " Thieme" Nor#alk" Bonne!ti!ut>San Mateo Balifornia" 2&'1.
,. Naber K3" +ergman +" +ishop MB" @ohansen TE+" +otto D" *obel + 6ed7. European 9sso!iation of :rology = 3uidelines on :rinary and Male 3enital Tra!t Infe!tions. '11)" ))&'4

epartemen Ilmu

.. %mEainulFs

+log"

'1)1

Infeksi

saluran

kemih.

9Aailable

from

http=>>omMainul.#ordpress.!om>'1)1>1(>'4>isk&infeksi&saluran&kemih&dari&berbagai&sumber& moga&berguna> W9!!essed on '0 Cebruary '1))X

/. Su#itra K, 1223, Prevalensi, Karakteristik an 4aktor$4aktor yang 5erkait engan Infeksi Saluran Kemih pa a Pen erita Diabetes "elitus yang 6a7at Inap, @ Peny alam" Holume 0" ' Mei '112.

Anda mungkin juga menyukai