Anda di halaman 1dari 37

Anggota Kelompok :

1. Arinni Millati ( P133742051606)


2. Erlen Tri Yuliana (P1337420516024)
3. Eli Zastiya Utami ( P1337420516025)
4. Charolina Novitasari ( P1337420516042)
Gangguan Marasmus
Pengertian
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang
terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis
terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland,
1998:649)
Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada
di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene
kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola
penyakit klinis yang menekankan satu atau lebih tanda
defisiensi protein dan kalori. (Nelson).
Gejala Marasmus
Gejala klinis marasmus terdiri dari :
1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik terganggu, bahkan sampai berat
badan dibawah waktu lahir (berat badan < 60%).
2. Tampak sangat kurus (gambaran seperti kulit pembalut tulang).
3. Muka seperti orang tua (old man face).
4. Pucat, cengeng, lethargi, malaise dan apatis.
5. Rambut kusam, kadang-kadang pirang, kering, tipis dan mudah
dicabut.
6. Kulit keriput, dingin, kering, mengendur, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit sampai tidak ada, sehingga kulit kehilangan turgornya.
7. Jaringan otot hipotrofi dan hipotoni.
8. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.
9. Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.
10.Sering disertai penyakit infeksi, diare kronis atau konstipasi.
11.pantat kosong, paha kosong.
12.Mata besar dan dalam, sinar mata sayu.
13.Feces lunak atau diare.
14.Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya.
15.Frekuensi nafas berkurang.
16.Kadar Hb berkurang.
17.Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin.
• Perubahan biokimia yang ditemukan pada marasmus adalah :
• Anemia ringan sampai berat.
• Kadar albumin dan globulin serum rendah.
• Kadar kolesterol serum yang rendah.
• Kadar gula darah yang rendah.
Penyebab Marasmus
Menurut Behrman (1999: 122) etiologi marasmus antara lain:
1. Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan dalam
susunan makanan.
2. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada
hubungan orang tua-anak yang terganggu atau sebagai akibat kelainan
metabolisme atau malformasi bawaan.
3. Gangguan setiap sistem tubuh yang parah dapat mengakibatkan terjadinya
malnutrisi.
4. Disebabkan oleh pengaruh negatif faktor-faktor sosioekonomi dan budaya
yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan
nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik malabsorpsi
protein, hilangnya protein air kemih ( sindrom neprofit ), infeksi menahun,
luka bakar dan penyakit hati.
Pencegahan Marasmus
Tindakan pencegahan terhadap marasmus dapat dilaksanakan dengan baik
bila penyebab diketahui. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan
prasarana kesehatan yang baik untuk pelayanan kesehatan dan
penyuluhan gizi, antara lain :
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur
6 tahun ke atas.
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan
dan kebersihan perorangan.
4. Pemberian imunisasi.
5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat
merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang
endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan
Penatalaksanan Marasmus
Menurut Mansjoer (2000 : 514 – 517) penatalaksanan marasmus adalah :
1. Atasi / cegah hipoglikemia
Periksa gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila <>oC, suhu rektal 35,5oC).
Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk mencegah kondisi tersebut.
2. Atasi/cegah hipotermia
Bila suhu rektal <>oC
a. Segera beri makanan cair/fomula khusus.
b. Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala.
3. Atasi/cegah dehidrasi
Lakukan pemberian cairan infus dengan hati-hati dengan tetesan pelan-pelan untuk
mengurangi beban sirkulasi dan jantung.
4. Koreksi gangguan keseimbang elektrolit
Pada marasmus berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar natrium
plasma rendah. Tambahkan Kalium dan Magnesium dapat disiapkan dalam bentuk
cairan dan ditambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20 ml larutan pada 1
liter formula.
5. Obati / cegah infeksi dengan pemberian antibiotik
6. Koreksi defisiensi nitrien mikro, yaitu dengan :
Berikan setiap hari :
a. Tambahkan multivitamin.
b. Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama).
c. Seng (Zn) 2 mg/KgBB/hari.
d. Bila berat badan mulai naik berikan Fe (zat besi) 3 mg/KgBB/hari.
e. Vitamin A oral pada hari 1, 2, dan 14.
Umur > 1 tahun : 200 ribu SI (satuan Internasional).
Umur 6-12 bulan : 100 ribu SI (satuan Internasional).
Umur 0-5 bulan : 50 ribu SI (satuan Internasional).
f. Mulai pemberian makan
Pemberian nutrisi harus dimulai segera setelah anak dirawat dan
harus dirancang sedemikian rupa sehingga cukup energi dan protein
untuk memenuhi metabolisme basal.
Penyakit Komplikasi Marasmus
1.Defisiensi Vit A
Karena Vitamin A larut dalam lemak, masukan lemak yang kurang dapat
menimbulkan gangguan absorbsi
2.Investasi Cacing
Gizi kurang mempunyai kecenderungan untuk mudahnya terjadi infeksi
khususnya gastroenteritis. Pada anak dengan gizi buruk/kurang gizi
investasi parasit seperti cacing yang jumlahnya meningkat pada anak
dengan gizi kurang.
3.Tuberkolosis
Gambaran yang utama adalah pembesaran kelenjar limfe pada pangkal
paru (kelenjar hilus), yang terletak dekat bronkus utama dan pembuluh
darah. Jika pembesaran menghebat, penekanan pada bronkus mungkin
dapat menyebabkanya tersumbat, sehingga tidak ada udara yang dapat
memasuki bagian paru, yang selanjutnya yang terinfeksi
Kasus
Klien bernama An.B dibawa oleh keluarganya ke
Puskesmas Grabag,kemudian dari Puskesmas
ia dirujuk ke RSUD Tidar Kota Magelang
dengan keadaan yang buruk. Anak dengan usia
4 tahun ini di diagnosa mengalami gangguan
marasmus. Keluarga Klien mengatakan bahwa
An.B tidak nafsu makan sehingga berat badan
semakin lama semakin menurun sering rewel
dan mudah menangis .
TINJAUAN KASUS

• Tanggal Masuk : 16 Agustus 2017


• Jam Masuk : 10.30 WIB
• No. RM : 15478
• Tanggal Pengkajian : 17 Agustus 2017
• Jam Pengkajian : 15.00 WIB
• Diagnosa Medis : Marasmus
PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien:
Nama : An.B
Umur : 4tahun
Jenis Kelamin :L
2. Identitas Penanggung Jawab:
Nama : Tn. K
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin :L
Pekerjaan : Buruh
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan An.B tidak nafsu makan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien datang di IGD RSUD Tidar Kota Magelang dengan kondisi buruk.
Keluarga klien mengatakan An.B tidak nafsu makan sehingga berat badan semakin
lama semakin menurun sering rewel dan mudah menangis .
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan An.B sering dibawa ke puskesmas karena sering sakit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan jumlah anggota dalam keluarganya terdiri dari 3 orang yaitu
Klien dan kedua orangtuanya. Mereka bertempat tinggal di daerah yang yang padat
penduduk dan lingkungan rumah yang kumuh.
5, Riwayat Sosial Keluarga
Ibu klien mengatakan mereka hanya lulusan SD, dan mereka hanya seorang buruh
yang kerjanya hanya kadang-kadang ketika sedang dibutuhkan.
PENGKAJIAN POLA GORDON

1. POLA MANAGEMEN DAN PERSEPSI KESEHATAN


Ibu klien mengatakan klien sering rewel mudah menangis karena susah
makan bahkan tidak nafsu untuk makan sehingga berat badan klien semakin
lama semakin menurun.
2. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
Ibu klien mengatakkan Klien sulit untuk makan, hanya makan 1 sendok
dalam sehari. Jenis makanan yang diberikan oleh keluarganya sangatlah
sederhana dan sedikit mengandung gizi.
3. POLA ELIMINASI
Ibu klien mengatakan klien susah bab,kadang 3 hari sekali.
4. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
Ibu klien mengatakan semua aktifitas klien sangat tergantung kepada
keluarga .
5. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Ibu klien mengatakan klien sulit tidur karena merasa perutnya tidak nyaman
akibat sulit BAB.
6. POLA KOGNITIF DAN PERSEPTUAL
Ibu klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakit yang di derita klien.
7. POLA KONSEP DIRI DAN PERSEPSI DIRI
Ibu klien mengatakan Klien enggan untuk berinteraksi dengan teman di
masyarakatnya karena fisik klien yang lemah,wajah seperti orang tua, serta kurus
kering.
8. POLA HUBUNGAN DAN PERAN
Klien lebih dekat dengan Ibunya, dan klien tidak kooperatif terhadap perawat.
9. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
Klien berjenis kelamin laki-laki dan klien sering minta gendong kepada ibunya saat
rewel karena merasa tidak enak badanya.
10. POLA TOLERANSI STRESS DAN KOPING
Ibu klien cemas dengan keadaan klien.
11. POLA NILAI DAN KEPERCAYAAN
Ibu klien sering beribadah untuk mendoakan kesembuhan klien.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah,rewel
TB : 103cm
BB : 15kg
IMT : 14,1
L.Kepala : 24 cm
L.Lengan : 15 cm
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Mulut : Mukosa bibir kering
4. Hidung : Simetris ,tidak ada lesi, lubang hidung terlihat kotor.
5. Mata : Konjungtifa anemis, sklera ikterik,dan bola mata terlihat besar dan dalam
6. Telinga : Simetris, tidak ada lesi
7. Leher : Tidak ada lesi dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
8. Dada : Iga terlihat Jelas
9. Kuku : Panjang dan kotor
10. Kulit : Keadaan turgor kulit menurun, kulit keriput, CRT:>3 detik
11. Rambut : Warna Kusam
12. Muka : Terlihat seperti orang tua
13. Abdomen:
• I: terlihat besar dan buncit
• A: bising usus 5x/menit
• P:hati teraba membesar
• P:hypertimpani
14.Genitalia: normal, tidak terpasang dc
15.Ekstermitas
Atas: terdapat pemasangan infus di tangan sebelah kiri dan
pemaangan NGT di hidung sebelah kanan.
Bawah: terdapat edema tungkai
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan ditandai dengan berat badan 20% atau l
ebih di bawah rentang berat badan ideal
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit ditandai dengan fisik
klien terlihat lemah,wajah seperti orang tua, serta kurus kering.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai
dengan kurang pengetahuan
4. Konstipasi berhubungan dengan asupan serat tidak cukup ditandai dengan
anoreksi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai