Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

DI SUSUN

OLEH

ALDI ILATO

18004

PRODI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang sudah melimpahkan
rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas makalah ini
dengan judul “keperawatan anak” tepat pada waktunya.

Dengan makalah ini penulis mengharapkan dapat memberikan pengetahuan


tambahan kepada pembacanya, selain itu semoga makalah ini ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, baik itu pada isi makalah, tata bahasa, pengerjaan dan penataan tanda
baca. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bisa menjadi acuan
kedepannya agar dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik. Ucapan terima kasih
juga kami ucapkan kepada semua pihak dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan atas terselesainya makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1. Konsep Medis Anemia ………………………………………………
2.2. Konsep Medis Diare………………………………………………….
2.3. Konsep Medis Kejang Demam……………………………………….
2.4. Konsep Medis Meningitis Pada Anak………………………………..
2.5. Konsep Medis Cacingan……………………………………………...
2.6. Konsep Medis Ispa……………………………………………………
2.7. Konsep Medis Pjp Dan Pjb Anak…………………………………….
2.8. Konsep Medis Tetralogi Of Fallot……………………………………
2.9. Konsep Medis Neonatus……………………………………………...
2.10. Konsep Medis Impetigo…………………………………………….
2.11. Konsep medis Neuroblastoma………………………………………
2.12.Konsep medis perlindungan anak……………………………………
2.13.konsep medis varisella………………………………………………
2.14.Konsep medis nefroblastoma ……………………………………….
BAB III PENUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Keperawatan anak saat ini telah mengalami perubahan karena anak
dipandang sebagai klien bukan lagi sebagai objek. Seorang anak yang menjadi
klien atau individu di dalam dunia keperawatan merupakan seseorang anak yang
berusia kurang dari 18 tahun (Supartini, 2012). Anak adalah seseorang yang
memiliki kebutuhan yang berbeda dengan orang dewasa dan sangat spesifik.
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang penting dalam perawatan
anak, karena membutuhkan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual (Soetjiningsih, 2014). Selama masa pertumbuhan, terkadang
anak mengalami sakit sehingga perlu dirawat di rumah sakit. Hal tersebut
disebabkan oleh daya tahan tubuh anak yang belum matur dan rasa ingin tahu
yang tinggi, sehingga anak mudah terkena penyakit dan rentan mengalami cidera
(Wong, 2009). Anak yang dirawat di rumah sakit akan mengalami suatu krisis
karena anak mesncoba beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Keadaan ini
dapat menjadi stresor bagi anak dan orang tua (Wong, 2009). Selain itu, tindakan
yang akan dilakukan kepada anak juga dapat menjadi stresor dan menyebabkan
perasaan cemas, gangguan tidur, rasa nyeri atau ketidaknyamanan fisik sehingga
anak akan memberikan reaksi selama dirawat di rumah sakit seperti menangis,
marah, dan tidak kooperatif dengan perawat.
1.2. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang diare, neonatus, impetigo, perlindungan anak, kejang
demam, meningitis, anemia, penyakit cacingan, askep PJB anak, ispa, TOF,
dan neuroblastoma, varisella dan nefroblastoma.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Anemia

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga
dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red
blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.

Penyabab Atau Etiologi Anemia yaitu perdarahan, kekurangan gizi seperti


: zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C. Long, 1996), penyakit
kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema. Kelainan darah
dan ketidak sanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif
Mansjoer, 2001)

Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain :
pucat, lemah, cepat lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi.
(Barbara C. Long, 1996). Takipnea (saat latihan fisik), perubahan kulit dan
mukosa (pada anemia defisiensi Fe). Anorexia, diare, ikterik sering dijumpai
pada pasien anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001)

Pemeriksaan Penunjang yaitu :

 Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )


 Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41% )
 Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
 Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
 Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada
anemia aplastik )
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu
menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan
makan yang sehat, variasi makanan, termasuk: Besi. Sumber terbaik zat besi
adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain yang kaya zat besi,
termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau
tua, buah kering, selai kacang dan kacang-kacangan. Folat. Gizi ini, dan bentuk
sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-buahan, pisang,
sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan dibentengi roti, sereal dan pasta.
Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.Vitamin C.
Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri, membantu
meningkatkan penyerapan zat besi.

2.2. Diare

Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan


dalam kepadatandan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih
per hari (Ramaiah,2007:13).Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI
terhadap makanan. Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat
diklasifikasikan menjadienam golongan:
1.Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2.Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3.Alergi.
4.Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan
5.Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun
6.Penyebab lain
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi
secara langsung,seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
olehserangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2.Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering
memasukkantangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat
bertahan dipermukaanudara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
airyang benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.

Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )

1. Menggunakan air bersihTanda-tanda air bersih :


 Tidak berwarna
 Tidak berbau
 Tidak berasa

2. Memasak air sampai mendidih sebolum diminum untuk mematikan


sebagian besar kuman penyakit.

3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.Pencegahan muntaber


bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat.

1.3. Kejang Demam


Kejang demam merupakan penyebab kejang tersering pada anak. Kejang
demam secara umum didefinisikan sebagai bangkitan kejang yang terjadi pada
anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, serta berhubungan dengan kenaikan suhu
tubuh yaitu suhu yang melebihi 380C. Ada 2 golongan kejang demam menurut
Ridha 2017:
a. Kejang demam sederhana
1) Dikeluarga penderita tidak ada riwayat epilepsy
2) Sebelumnya tidak ada riwayat cedera otak oleh penyakit apapun
3) Serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan – 6
tahun
4) Lamanya kejang berlangsung < 20 menit
5) Kejang tidak bersifat tonik klonik
6) Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang
7) Sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurology atau
abnormalitas perkembangan
8) Kejang tidak berulang dalam waktu singkat
9) Tanpa gerakan fokal dan berulang dalam 24 jam.
b. Bila kejang tidak memenuhi kriteria tersebut diatas, maka golongan sebagai
kejang demam kompleks. (Ridha, 2017).
Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam. Saat kejang, anak
akan terlihat aneh untuk beberapa saat, hilang kesadaran, tangan dan kaki kaku,
tersentaksentak atau kelojotan, dan mata berputar-putar sehingga hanya putih
mata yang terlihat. Anak tidak responsive untuk beberapa waktu, napas akan
terganggu dan kulit akan tampak lebih gelap dari biasanya. Namun, tidak
seberapa lama kemudian, anak akan segera normal kembali (Sudarmoko,
2017). Demam Pada keadaan demam, kenaikan suhu sebanyak 1 ℃ akan
menyebabkan kenaikan kebutuhan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan
oksigen meningkat sebanyak 20%. Pada seorang anak yang berumur 3 tahun
sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang
dewasa yang hanya 15%. Pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat
menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan dari membran sel neuron.
Sebagian besar kejang demam merupakan kejang umum. Bentuk kejang
umum yang sering dijumpai adalah mata mendelik atau terkadang berkedip-
kedip, kedua tangan dan kaki kaku, terkadang diikuti kelojotan, dan saat kejang
anak tidak sadar tidak memberi respons apabila dipanggil atau diperintah.
Setelah kejang anak sadar kembali. Umumnya kejang demam akan berhenti
sendiri dalam waktu kurang dari 5 menit dan tidak berulang lebih dari satu kali
dalam 24 jam (Soebadi, 2015).
2.4. Meningitis

Meningitis adalah kondisi yang menyebabkan peradangan pada selaput


tipis yang menutupi otak (meninges) dan sumsum tulang belakang. Perlu Anda
ketahui bahwa bayi dan balita adalah kelompok yang paling rentan mengalami
meningitis. Pasalnya, lebih dari 50 persen kasus meningitis terjadi pada kelompok
ini. Gejala meningitis awalnya memang tidak terlihat mengkhawatirkan. Beberapa
anak mungkin hanya terlihat rewel, lelah, atau seperti mengalami FLU.

Penyebab umum terjadinya meningitis pada anak adalah adanya infeksi


dari bakteri, virus, jamur, atau parasit. Infeksi ini berpindah ke cairan tulang
belakang serebral (CSF). Sementara CSF merupakan cairan yang melindungi otak
dan sumsum tulang belakang. Pengobatan serta perawatan meningitis pada anak
dan bayi akan dokter lakukan sesuai dengan gejala, usia, serta kondisi kesehatan
sebelumnya.

2.5. Cacingan

Cacingan merupakan kondisi infeksi cacing dalam usus manusia. Ada beberapa jenis
cacing yang dapat menyebabkan kondisi cacingan. Mulai dari cacing pita, cacing
tambang, cacing kremi, hingga cacing gelang. Bukan hanya orang dewasa,
nyatanya anak-anak sangat berisiko terpapar penyakit cacingan.Penyakit ini sering
terjadi pada anak-anak berusia 5–10 tahun. Meski penyakit ini dapat diatasi dengan
pemberian obat cacing, kemungkinan berulangnya infeksi ini tetap rentan terjadi,
terlebih jika tidak dilakukan tindakan pencegahan.

1. Jenis Cacing Penyebab Cacingan


1. Cacing Kremi (Enterobius vermicularis)
2. Cacing Gelang (Ascariasis lumbricoides)
3. Cacing Pita (Taenia sp.)
4. Cacing Tambang (Necator americanus dan Acylostoma duodenale)
2. Gejala cacingan pada anak
 Penurunan berat badan secara drastis disertai perut membuncit
 Kehilangan nafsu makan
 Lemas dan sering mengantuk
 Demam
 Anemia dan kulit tampak pucat
 Mata sayu
 Penurunan kecerdasan
 Mual, muntah, dan nyeri perut
 Bagian sekitar anus terasa gatal
 Batuk terus-menerus dalam waktu yang lama
 Feses mengandung darah dan cacing
3. Cara mencegah cacingan
1. Menyajikan Makanan dan Minuman yang Matang Sempurna
2. Menjaga Kebersihan Seisi Rumah
3. Mengajarkan Anak untuk Merawat Diri
4. Menerapkan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun.
4. Pengobatan cacingan
Cacingan bisa diobati dengan cara meminum obat cacing. Pemberian obat
cacing untuk anak bisa dimulai sejak anak berusia 1,5–2 tahun.

2.6. Ispa
ISPA pada anak merupakan gangguan pernapasan yang umum terjadi.
Saat terserang ISPA, anak cenderung menjadi lesu, rewel, dan kurang mau
makan. Agar tidak bingung dalam menangani Si Kecil saat terkena ISPA, Anda
perlu mengetahui dulu hal-hal seputar ISPA pada anak dan cara mengobatinya.
ISPA adalah penyakit akibat infeksi pada saluran pernapasan bagian atas,
meliputi hidung, rongga hidung dan sinus, tenggorokan (faring), dan kotak pita
suara (laring). Kondisi ini umum dialami oleh anak-anak dan lansia. Pada orang
dewasa, ISPA lebih sering terjadi pada orang yang merokok atau terpapar asap
rokok dan polusi.
Penyebab utama ISPA adalah infeksi virus, yaitu virus rhinovirus,
adenovirus, coxsackie, parainfluenza, dan RSV (respitatory syncytial virus).
Namun, pada kasus tertentu, ISPA pada anak juga bisa disebabkan oleh infeksi
bakteri.

Virus dan bakteri penyebab ISPA dapat menyebar dan menular dengan
beberapa cara, misalnya saat anak menghirup percikan bersin dari seseorang
yang terinfeksi ISPA. Penyebaran juga dapat terjadi saat anak memegang benda
yang telah terkontaminasi virus atau kuman penyebab ISPA dan secara tidak
sadar menyentuh hidung atau mulutnya sendiri. Saat mengalami ISPA, anak-
anak dapat menunjukan gejala berupa:

 Hidung tersumbat atau pilek


 Bersin
 Batuk-batuk
 Sakit tenggorokan hingga suara serak
 Mata terasa sakit, berair, serta kemerahan
 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Demam
 Sakit ketika menelan

Infeksi saluran pernapasan akut akibat infeksi virus biasanya akan


menetap selama 1–2 minggu. Setelah itu, kondisi anak akan mereda dengan
sendirinya. ISPA pada anak perlu diwaspadai jika semakin lama semakin parah
atau disertai gejala berikut:

 Sesak napas
 Napas berbunyi
 Nyeri di bagian dada atau perut
 Kejang
 Penurunan kesadaran
 Bibir dan kuku tampak kebiruan
 Kulit menjadi pucat dan terasa dingin
 Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare

Pengobatan ispa pada anak

1. Berikan anak cukup makan dan minum

2. Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup

3. berkumur-kumur dengan air garam

4. Gunakan obat-obatan

2.7. PJB dan PJB anak

PJB yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik
jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD).
kemudian, diikuti oleh kelainan pada septum serambi jantung atau lebih
dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD). Kelainan jantung ini juga
sering dikenal dengan sebutan jantung bocor. Jenis kelainan struktur lainnya
dapat berupa patent ductus arteriosus, transposition of great arteries, dan
kelainan katup jantung. Sering kali PJB juga timbul dalam bentuk gabungan
beberapa kelainan, seperti yang terjadi pada tetralogi fallot, yang mencakup 4
kelainan pada jantung.

Penyakit jantung bawaan terjadi sebagai akibat dari masalah


perkembangan awal pada struktur jantung. Cacat biasanya mengganggu aliran
normal darah melalui jantung, yang dapat mempengaruhi pernapasan.
Penyebab terjadinya PJB belum diketahui dengan pasti. Kebanyakan ahli
menduga timbulnya PJB pada bayi-bayi baru lahir disebabkan oleh gabungan
beberapa faktor, diantaranya:
 Infeksi virus rubella (salah satu komponen agen penyebab kelainan
bawaan pada janin yang sering disebut dengan TORCH) pada saat
kehamilan.
 Bayi terlahir dengan down syndrome.
 Penyakit gula pada saat kehamilan
 Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol selama hamil
 Konsumsi obat tertentu seperti asam retinoat untuk pengobatan
jerawat
 Faktor genetik atau keturunan. Faktor keturunan dapat dilihat apabila
saudara kandung atau orang tua dari bayi yang menderita PJB juga
memiliki kelainan yang sama.
2.8. Tetralogi Of Fallot
Tetralogy of Fallot (ToF) adalah sebuah penyakit jantung bawaan pada
bayi. Gangguan ini disebabkan oleh empat kombinasi dari penyakit
jantung bawaan ketika bayi lahir. Tetralogy of Fallot adalah gangguan yang
dapat memengaruhi struktur jantung, sehingga menyebabkan darah yang
dipompa dari jantung ke seluruh tubuh kekurangan oksigen. Pada bayi
pengidap Tetralogy of Fallot, proses jantung saat memompa darah ke seluruh
tubuh tidak berjalan dengan normal. Hal tersebut disebabkan oleh kelainan
jantung bawaan tersebut. Yang paling sering terlihat ketika seseorang
mengidap ToF adalah bibir, telinga, pipi, kuku jari, dan kuku kaki yang
membiru. Tanda-tanda lainnya yaitu napas pendek, badan lemah, dan pingsan.
Selain itu, ToF dapat menyebabkan kehilangan berat badan serta menebal dan
membengkaknya jari.
1. Penyebab Tetralogy of Fallot
Gangguan Tetralogy of Fallot ini dapat terjadi ketika bayi masih di dalam
kandungan, ketika jantung terbentuk, dan belum diketahui kenapa hal
tersebut dapat terjadi. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan
risiko Tetralogy of Fallot pada bayi, yaitu sang ibu mengidap diabetes
ketika hamil, terkena infeksi virus saat kehamilan, dan kekurangan gizi saat
hamil. Penyebab lainnya adalah usia sang ibu di atas 40 tahun ketika hamil,
mengonsumsi alkohol saat hamil, dan kelainan bawaan.
2. Pengobatan Tetralogy of Fallot
Cara untuk mengobat Tetralogy of Fallot yang terbilang paling efektif
adalah dengan operasi. Terdapat dua pilihan operasi yang akan dilakukan
dokter, yaitu:
 Intracardiac repair. Operasi ini dilakukan pada tahun pertama setelah
bayi lahir. Tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki katup pulmonal yang
sempit dan menutup lubang akibat VSD. Kadar oksigen dalam darah bayi
tersebut akan naik setelah dilakukannya operasi ini.
 Operasi sementara. Sebelum dilakukannya intracardiac repair, operasi
sementara perlu dilakukan untuk mengatasi kondisi ini. Hal ini perlu
dilakukan untuk bayi dengan kelahiran prematur atau bayi yang arteri paru-
parunya tidak berkembang sempurna. Hal itu dilakukan untuk
mempertahankan aliran darah ke paru-paru. Pada operasi tersebut, dokter
akan membuat aliran darah baru untuk menyambungkan aorta dan arteri
paru-paru.
3. Pemeriksaan penunjang
yang utamanya dilakukan adalah pemeriksaan ekokardiografi untuk
melihat letak defek jantung. Peran pemeriksaan darah sangat kecil dalam
menegakkan diagnosis Tetralogy of Fallot. Pemeriksaan lebih bermanfaat
dalam menilai kondisi klinis pasien.
4. Dampak TOF pada Bayi
Bayi yang mengalami TOF atau kondisi lain yang berakibat cyanosis bisa
mengalami masalah kesehatan seperti:
 Risiko tinggi mengalami infeksi di lapisan jantung yang disebut
dengan endocarditis.
 Risiko tinggi mengalami ritme jantung tak beraturan, yang disebut
dengan aritmia.
 Pusing, lemah, kejang, karena rendahnya kadar oksigen dalam darah.
 Tumbuh kembangnya tertunda dan tidak optimal.

2.9. Neonatus

Neonatus merupakan individu yang utuh meliputi aspek fisiologis,


psikologis, sosial, spiritual dan bersifat unik yang dipengaruhi oleh karakteristik
neonatus itu sendiri dan lingkungannya. Neonatus dirawat oleh orang tua dan
atau anggota keluarga lain yang turut menentukan status kesehatan neonatus.
neonatus bertujuan untuk meningkatnkan mutu pelayanan kesehatan neonatus di
saranakesehatan dalam upaya penurunan angka kematian bayi.

Ruang lingkup pelayanan neonatus :

1. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat I

2. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat II

3. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat III

2.10. Impetigo

Impetigo adalah salah satu contoh pioderma, yang menyerang lapisan


epidermis kulit (Djuanda, 56:2005). Impetigo biasanya juga mengikuti trauma
superficial dengan robekan kulit dan paling sering merupakanpenyakit
penyerta (secondary infection) dari Pediculosis, Skabies, Infeksi jamur, dan
pada insect bites (Beheshti, 2:2007). Impetigo merupakan infeksi kulit yang
disebabkan oleh bakteri, yang dapat ditularkan melalui kontak langsung antara
kulit dengan kulit atau dengan barang-barang perantara, seperti handuk, baju,
atau peralatan makan yang telah terkontaminasi bakteri. Impetigo lebih sering
terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa, karena anak-anak lebih sering
melakukan interaksi fisik dengan teman-teman sebayanya di lingkungan
sekolah atau taman bermain.

Impetigo disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Group A Beta


Hemolitik Streptococcus (Streptococcus pyogenes). Staphylococcus
merupakan pathogen primer pada impetigo bulosa dan ecthyma (Beheshti,
2:2007). Pengobatan impetigo, Impetigo biasanya bisa sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan dalam jangka waktu sekitar 1-3 minggu. Jika
diperlukan, impetigo dapat diobati dengan menggunakan antibiotik, baik
antibiotik oles maupun antibiotik minum. Antibiotik oles digunakan jika
infeksi yang terjadi masih ringan, berada pada satu area, dan belum menyebar
luas. Sedangkan antibiotik minum digunakan jika gejala impetigo tidak dapat
ditangani dengan antibiotik oles, kondisinya semakin parah, dan menyebar ke
bagian lainnya. Jika antibiotik tidak mempan mengatasi impetigo, dokter akan
melakukan pemeriksaan sampel kulit yang terinfeksi di laboratorium untuk
melihat kemungkinan adanya infeksi lain selain impetigo.

2.11.Neuroblastoma

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang ditemukan


pada anak-anak. Tumor wilms mreupakan tumor ginjal yang tubuh dari sel
embrional primitive di ginjal. Makrokoskopis ginjal akan tampak membesar
dank eras sedangkan gambaran histo patologinya menunjukan gabungan dari
pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot polos otot serat lingkang,
tulang rawan dan tulang. Tumor dapat bermetastase terutama ke paru, ginjal dan
jarang sekali ke tulang.
Secara pasti belum diketahui perdisposisi genetic dapat dikaitkan dengan
congenital anomali yang sering adalah spradik aniridia, Genitourinary anomali,
hemyhypertrophy.microcephaly dan cryptorchidism. Wilms tumor terjadi pada
parenchyema renal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat dengan lokasi dapat
unilateral atau bilateral. Pertumbuha tumor tersebut akan meluas.

2.12. Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menimbulkan gejala


mengganggu, seperti ruam kemerahan serta kulit yang terasa gatal, kering, dan
bersisik. Ada beberapa macam dermatitis dengan penyebab dan ciri khas yang
berbeda pula.

Dermatitis atau eksim merupakan penyakit kulit yang umumnya


bersifat kronis (jangka panjang) tetapi tidak berbahaya. Gejala yang muncul pun
biasanya ringan, misalnya gatal pada kulit. Namun, rasa gatal ini kadang
membuat penderitanya sulit menahan diri untuk tidak menggaruk terus-menerus
hingga menimbulkan cedera pada kulit.

2.13.Varisela

Yang berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini


dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama
Chicken – pox. Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh
virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Varisela atau
cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus
Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang
kemudian mengandung cairan.

Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang


termasuk kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150 – 200 nm. Inti
virus disebut capsid yang berbentuk icosahedral, terdiri dari protein dan DNA
yang mempunyai rantai ganda yaitu rantai pendek (S) dan rantai panjang (L) dan
merupakan suatu garis dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162
capsomer.

Menyebar Hematogen. Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel


satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang.
Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak
terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian
tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi
teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1
– 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.

Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh.Pusing. Demam dan


kadang-kadang diiringi batuk. Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang
berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar). Terakhir
menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan. Sebelum munculnya erupsi pada
kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak
nafsu makan dan sakit kepala.

2.14. Nefroblastoma

Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah kanker ginjal langka yang


menyerang anak-anak. Kondisi ini paling banyak terjadi pada anak usia di bawah
10 tahun, tepatnya pada anak usia 3–4 tahun. Tumor Wilms juga lebih sering
terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Tumor Wilms umumnya
hanya menyerang satu ginjal saja, tetapi tidak tertutup kemungkinan tumor dapat
menyerang kedua ginjal. Tumor ini bisa menyebar dari ginjal ke bagian tubuh
lain, seperti kelenjar getah bening di perut dan paru-paru.

Penyebab tumor Wilms belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa
faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seorang anak terkena penyakit ini,
yaitu : Faktor genetik, anak yang memiliki keluarga dengan riwayat tumor Wilms
lebih berisiko menderita kondisi yang sama, kelainan bawaan (kongenital Tumor
Wilms lebih berisiko terjadi pada anak yang menderita kelainan bawaan, seperti :
niridia, yaitu kondisi ketika anak tidak memiliki sebagian atau seluruh iris mata
sejak lahir. Hemihypertrophy, yaitu kondisi ketika salah satu tangan atau kaki
lebih besar dibandingkan bagian tubuh lainnya. Kriptorkismus, yaitu kondisi
ketika testis tidak turun ke dalam skrotum saat lahir. Hipospadia, yaitu kondisi
ketika lubang saluran kemih di penis tidak berada pada posisi yang seharusnya.
Kondisi langka.

Gejala utama tumor Wilms adalah nyeri dan pembengkakan di perut. Keluhan
lain yang dapat menyertai adalah : sembelit, benjolan di dalam perut, hilang nafsu
makan, urine berdarah (hematuria), tubuh terasa sangat lelah dan lemas, mual dan
muntah, demam, sesak napas dan tekanan darah meningkat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan
hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak asasi anak
merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-
Undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-
Hak Anak.

Anda mungkin juga menyukai