Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

‘‘TREND ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS TERKAIT MASALAH


KESEHATAN WANITA’’

MATA KULIAH: KONSEP DASAR KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING:

Ns. Hanim Mufarokhah, M.Kep.

Oleh kelompok: 8

NAMA NIM
Nurul Fitria : 221002
Indah Anggun Puspitasari : 221011
Reka Arfi Abdika : 221016
Ronggo Palupi Aji : 221028
Amelia Khurnia Maghfiro : 221048

FAKULTAS KESEHATAN

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI, SAINS, DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN

KESDAM V/BRW

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan dengan
judul “Trend Issue Keperawatan Maternis Terkait Masalah Kesehatan Wanita”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dan
pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini dapat menjadi makalah yang baik lagi.

Malang, 1 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Trend dan Issue...................................................................................................................2


2.2 Trend Issue Anemia pada Perempuan..............................................................................2
2.3 Trend Issue Anemia pada Ibu Hamil................................................................................7
2.4 Trend Issue Kekurangan Energi Kronik (KEK).............................................................9
2.5 Trend Issue Abortus.........................................................................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman saat ini banyak sekali masalah yang terjadi pada kesehatan wanita,
masalah-masalah tersebut muncul mulai dari pasangan usia subur, ibu hamil, ataupun ibu
pasca melahirkan. Masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan dari seseorang
terserbut tentang masalah yang di hadapinya.

Terjadinya masalah tersebut harus diketahui dan dipelajari agar tidak menambah
angka kenaikan terjadinya masalah-masalah tersebut. Sebagai tenaga medis kita wajib
tahu apa saja masalah yang sedang trend saat ini.
Untuk itu makalah ini dibuat agar menjadi tambahan pengetahuan kepada kami dan para
pembaca makalah kami.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Trend dan Issue?
2. Bagaimanakah Trend dan Issue Keperawatan maternitas terkait dengan Kesehatan
Wanita?
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar kami dan pembaca mengetahui dan memahami
tentang Tend dan issue Keperawatan maternitas terkait masalah Kesehatan Wanita.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Trend dan Issu


Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa,
tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi
pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Issu adalah
suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun
tentang krisis.
Trend dan Issu Keperawatan Maternitas terkait Masalah Kesehatan Wanita
Menurut Menkes RI di pidatonya pad acara Upacara Peringatan Hari Kartini pada
20 April 2018, berdasarkan data Riskesdas 2013, di Indonesia masih terdapat
masalah tingginya angka anemia pada perempuan sebesar 23, 9%, anemia ibu
hamil 37,1%, Kurang Energi Kronik (KEK) pada Wanita Usia Subur 20,8%, KEK
pada ibu hamil 24,2%, sedangkan menurut kelompok kami Abortus juga masih
menjadi trend dan issue saat ini.
2.2 Trend Issue Anemia pada Perempuan
Anemia adalah kondisi ketika tubuh mengalami penurunan atau jumlah sel
darah merah berada di bawah kisaran normal. Hal ini terjadi karena kurangnya
hemoglobin (protein kaya zat besi) sehingga memengaruhi produksi sel darah
merah. Maka dari itu, oksigen juga sulit untuk mencapai sel dan jaringan di
dalam tubuh. Masalah kesehatan atau penyakit pada remaja termasuk anemia
seringkali membuat orangtua khawatir. Apalagi, saat mengalami anemia, anak
terlihat lebih mudah lelah dan lesu. Namun, dikutip dari Healthy Children,
dikatakan bahwa pertumbuhan yang cepat merupakan penyebab utama anemia
pada remaja. Ini merupakan usia dimana anak sangat rentan mengalami anemia.
a. Penyebab Anemia
1. Kurang asupan zat besi
Penyebab paling umum dari anemia adalah ketika anak
kekurangan zat besi baik dari makanan atau asupan suplemen. Apalagi
ketika anemia lebih banyak terjadi pada remaja putri karena di masa

2
puber ia merasakan permulaan siklus menstruasi. Perlu diketahui
bahwa kebutuhan zat besi di masa remaja adalah sekitar 8 mg hingga
15 mg setiap harinya. Oleh karena itu, Anda juga perlu memperhatikan
ketika remaja mulai melakukan diet. Perhatikan asupan gizi serta
nutrisinya dengan baik karena hal ini juga bisa memicu anemia.
2. Anemia karena perdarahan
Hal ini bisa terjadi karena pendarahan yang diakibatkan oleh
cedera, menstruasi yang cukup berat, gangguan pencernaan, hingga
masalah kesehatan lainnya. Maka dari itu, anemia pada remaja lebih
sering dialami anak perempuan karena setiap bulannya ia mengalami
menstruasi.
3. Sel darah merah rusak
Ini merupakan kondisi yang juga bisa disebut sebagai anemia
hemolitik. Kondisi ini termasuk saat sistem kekebalan tubuh
menghancurkan sel darah merah dengan sendirinya. Perlu diketahui
bahwa ini juga merupakan jenis yang disebabkan adanya kelainan sel
darah merah karena faktor keturunan. Sebagai contoh, anemia sel sabit
juga thalasemia.
4. Produksi sel darah merah terlalu lambat
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab anemia pada remaja
yang satu ini, seperti:
 Anemia aplastik, saat tubuh berhenti membuat sel darah merah
karena infeksi atau penyakit.
 Kekurangan vitamin B12 dari makanan, suplemen, hingga
tubuh yang tidak bisa menyerap vitamin ini.
b. Gejala Anemia
1. Kulit yang terlihat pucat.
2. Mengalami perubahan suasana hati.
3. Terlihat sangat lelah.
4. Kepala terasa sangat pusing.
5. Detak jantung lebih cepat dari biasanya.
6. Mengalami jaundice (kulit dan mata menjadi kuning).

c. Jenis Anemia Berdasarkan Penyebabnya.

3
1. Anemia akibat kekurangan zat besi.
Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan
suplemen zat besi. Pada kasus yang parah, diperlukan transfusi
darah.
2. Anemia pada masa kehamilan
Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi,
asam folat, vitamin B12, yang dosisnya ditentukan oleh dokter.
3. Anemia akibat perdarahan
Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila
diperlukan, dokter juga akan memberikan suplemen zat besi atau
transfusi darah.
4. Anemia aplastik
Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, atau transplantasi (cangkok)
sumsum tulang bila sumsum tulang pasien tidak bisa lagi
menghasilkan sel darah merah yang sehat.
5. Anemia hemolitik
Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang
memicu anemia hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-
obatan imunosupresan, atau pengangkatan limpa.
6. Anemia akibat penyakit kronis
Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang
mendasarinya. Pada kondisi tertentu, diperlukan transfusi darah
dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel
darah merah.
7. Anemia sel sabit
Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat,
cangkok sumsum tulang, dan pemberian kemoterapi, seperti
hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan memberikan
obat pereda nyeri dan antibiotik.
8. Thalassemia
Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan
transfusi darah, pemberian suplemen asam folat, pengangkatan
limpa, dan cangkok sumsum tulang.

4
c. Pengobatan anemia
1. Mengonsumsi Makanan Tinggi Zat Besi
Penyebab umum seseorang menderita anemia karena
kekurangan zat besi. Rendahnya kadar zat besi dalam tubuh akan
memengaruhi produksi sel darah merah. Akibatnya, tubuh tidak
mampu memproduksi sel darah merah dengan normal. Itulah mengapa,
konsumsi zat besi bisa menjadi salah satu cara menyembuhkan
penyakit anemia.
Anda dapat meningkatkan zat besi dengan mengonsumsi
beberapa makanan seperti daging merah, kuning telur, seafood,
gandum, dan kacang-kacangan. Selain dari makanan, Anda juga bisa
mendapatkan tambahan zat besi dengan mengonsumsi suplemen zat
besi. Namun, sebelum Anda memutuskan mengonsumsi suplemen.
Pastikan Anda sudah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
2. Mengonsumsi Vitamin B12 dan Asam Folat
Selain kekurangan zat besi, anemia juga dapat disebabkan
karena kurangnya vitamin B12 dan asam folat dalam tubuh. Kondisi
ini umumnya dikenal dengan sebutan anemia defisiensi vitamin B12.
Vitamin B12 dan asam folat merupakan nutrisi yang diperlukan tubuh
untuk proses produksi sel darah merah. Untuk memenuhi asupan
vitamin B12, Anda dapat mengonsumsi makanan seperti daging, hati
ayam, ikan, tiram, kerang, susu, keju, dan telur.
Sedangkan, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi asam folat,
Anda dapat mengonsumsi susu dan sayuran hijau. Namun, pada
beberapa kondisi yang terjadi akibat sistem pencernaan kesulitan
menyerap vitamin B12 dari makanan. Dokter akan menyarankan Anda
untuk mendapatkan suntikan vitamin B12 atau suplemen.
3. Transfusi Darah
Cara menyembuhkan penyakit anemia juga dapat dilakukan
dengan transfusi darah. Transfusi darah dilakukan dengan
mendapatkan donor darah dari orang lain. Transfusi darah dilakukan
melalui jalur intravena di salah satu pembuluh darah Anda. Umumnya,
transfusi darah dilakukan untuk mengatasi anemia aplastik,
thalassemia, dan anemia hemolitik lainnya.

5
Transfusi darah akan membantu meningkatkan kadar sel darah
merah dalam tubuh penderitanya. Transfusi darah membutuhkan
pencocokan yang cermat antara darah yang disumbangkan dengan
darah penerima. Oleh karena itu, prosedur ini harus dilakukan oleh
dokter ahli.
4. Transplantasi Sumsum Tulang Belakang
Transplantasi sumsum tulang belakang dilakukan jika anemia
aplastik berada pada kondisi parah, yaitu saat sumsum tulang tidak
dapat membuat sel darah yang sehat. Transplantasi sumsung tulang
belakang umumnya hanya dilakukan pada penderita anemia yang
usianya masih muda. Selama prosedur ini, seorang ahli bedah
memasukkan sel induk dari donor ke dalam aliran darah. Setelah
berhasil dimasukkan, sel induk tersebut akan melakukan perjalanan ke
sumsung tulang dan mulai membuat sel darah baru.
Cara menyembuhkan penyakit anemia dengan transplantasi
sumsum tulang belakang efektif untuk mengobati penyakit anemia.
Hasilnya dapat membuat penderita anemia terbebas dari transfusi darah
dan ketergantungan mengonsumsi obat penambah darah seumur hidup.
Meski demikian, transplantasi sumsum tulang belakang tidak dapat
dilakukan sembarangan dan harus berdasarkan prosedur dari dokter
ahli.
5. Operasi
Operasi menjadi salah satu pilihan untuk menyembuhkan
penyakit anemia. Operasi dapat dilakukan jika anemia disebabkan oleh
perdarahan internal serius hingga mengancam jiwa. Misalnya, untuk
mengatasi pendarahan akibat penyakit tertentu seperti maag, polip usus
besar, kanker usus besar, pendarahan saluran kemih atau akibat cedera.
Selain itu, jika tubuh menghancurkan sel darah merah dengan
kecepatan tinggi, organ limpa Anda mungkin perlu diangkat. Limpa
yang membesar atau sakit dapat mengeluarkan lebih banyak sel darah
merah dari biasanya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan anemia dan
perlu dilakukan tindakan operasi.

6
6. Obat-Obatan
Anemia yang disebabkan oleh penyakit tertentu dapat diatasi
dengan menggunakan obat-obatan. Biasanya, penggunaan obat-obatan
akan diberikan pada mereka yang menderita penyakit autoimun. Obat
yang diberikan pada penderita autoimun berguna untuk mencegah
sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel darah merahnya sendiri.
Obat-obatan juga dapat diberikan pada mereka yang menderita anemia,
tetapi tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang. Selain itu,
beberapa obat yang diberikan juga memiliki fungsi untuk membantu
merangsang sumsum tulang belakang dalam menghasilkan sel darah
baru.
2.3Trend Issue Anemia pada Ibu Hamil
Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan
fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis tersebut berbeda pada setiap orang, dimana dapat
dipengaruhi oleh jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku merokok, dan tahap kehamilan.
Berdasarkan WHO, anemia pada kehamilan ditegakkan apabila kadar hemoglobin (Hb)
<11 g/Dl. Sedangkan center of disease control and prevention mendefinisikan anemia
sebagai kondisi dengan kadar Hb <11 g/Dl para trimester pertama dan ketiga, Hb <10,5
g/Dl pada trimester kedua, serta <10 g/Dl pada pasca persalinan.
Kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong
tinggi, yaitu sebanyak 48,9% (menurut Kemenkes RI tahun 2019). Kondisi ini
mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia dan menunjukkan angka mendekati
masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas
prevalensi anemia lebih dari 40% (Kemenkes RI, 2013). Anemia bukan hanya berdampak
pada ibu, melainkan juga pada bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan kemungkinan
besar mempunyai cadangan zat besi yang sedikit atau bahkan tidak mempunyai
persediaan sama sekali, sehingga akan mengakibatkan anemia pada bayi yang dilahirkan.
Dampak anemia pada ibu hamil dapat diamati dari besarnya angkat kesakitan dan
kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan
resiko terjadinya berat badan lahir rendah.
1) Faktor risiko anemia pada kehamilan ada yaitu
a. Asupan Nutrisi, asupan nutrisi sangat berpengaruh terhadap resiko anemia pada
ibu hamil. Selain kurangnya zat besi, kurangnya kadar asam folat dan vitamin B12

7
masi sering terjadi pada ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk
mengkonsumsi makanan yang memiliki komposisi nutrisi bervariasi.
b. Diabetes Gestasional, pada kondisi hiperglikemi, transfrin yang mengakomodasi
peningkatan kebutuhan besi janin mengalami hiperglikosilasi sehingga tidak bisa
berfungsi optimal.
c. Kehamilan Multipel, kebutuhan besi pada kehamilan multipel lebuh tinggi
dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
d. Kehamilan Remaja, anemia pada kehamilan remaja disebabkan oleh multifaktoral,
seperti akibat penyakit infeksi, genetik, atau belum tercukupinya status nutrisi
yang optimal.
e. Inflamasi dan Infeksi dalam kehamilan, kondisi infeksi dan inflamasi dapat
memicu keadaan defisiensi besi. Infeksi seperti cacing, tuberculosis, HIV, malaria,
maupun penyakit lain.
2.) Pengaruh anemia terhadap kehamilan :
a. Abortus
b. Persalinan prematuritas
c. Hambatan tumbuh kembang janin
d. Mudah infeksi
e. Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)
f. Heperemesis gravidarum
g. Perdarahan antepartum
h. Ketuban pecah dini
3.) Pencegahan Anemia Pada Ibu hamil
a) Makan makanan yang bernutrisi dan bergizi tinggi, khususnya yang kaya zat
besi dan asam folat setiap hari. Adapun contoh makanan yang mengandung
zat besi misalnya daging (sapi atau unggas) rendah lemak yang dimasak
matang, makanan laut seperti ikan, cumi, kerang dan udang yang dimasak
matang, sayuran hijau, misalnya bayam dan kangkung, kacang polong,
produk susu yang telah dipasteurisasi, kentang, gandum. Sementara untuk
makanan yang mengandung tinggi folat contohnya sayuran hijau (bayam,
brokoli, seledri, buncis, lobak hijau atau selada), keluarga jeruk, alpukat,
pepaya, pisang, kacang-kacangan (kacang polong, kacang merah, kacang
kedelai, kacang hijau), bii bunga matahari, gandum dan kuning telur.

8
b) Mengkonsumsi vitamin C lebih banyak, vitamin c membantu tubuh menyerap
zat besi dari makanan secara lebih efisien.
c) Minum suplemen, suplemen yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah
suplemen zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Suplemen bisa diminum di
pagi hari atau malam hari sebelum tidur untuk mengurangi mual setelahnya.
2.4Trend Issue Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun.
Pada tahun 2013 berdasarkan data riset kesehatan dasar prevalensi KEK di kabupaten
Gorontalo sebesar 12,5% pada wanita usia 15-49 tahun yang sedang hamil dan 15,1%
pada wanita usia 15-49 tahun yang tidak hamil. Untuk mencegah risiko KEK pada ibu
hamil sebelum kehamilan, wanita usia subur (WUS) sudah harus mempunyai gizi yang
baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Berdasarkan permasalahan diatas
penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan kejadian kurang energi kronik pada wanita
usia subur (15-49 tahun) di kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini
dilaksanakan di kelurahan Tilihuwa, dengan jumlah sampel sebanyak 162 WUS usia 15-
49 tahun yang dipilih secara Accidental sampling. Penelitian ini merupakan studi
deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
kejadian KEK terbanyak pada kelompok Wanita Usia 15-24 tahun yaitu 13 orang
(81,3%), tingkat pendidikan hanya tamatan SD yaitu 7 orang (43,8%), status pekerjaan
sebagai Ibu Rumah Tangga saja yaitu 10 orang (62,5%) dan seluruhnya yang menderita
KEK tidak sedang hamil yaitu 16 orang (100%). Untuk mengurangi risiko KEK pada
Wanita Usia Subur agar lebih memperhatikan kesehatan dan konsumsi makanan bergizi
terutama pada kelompok usia remaja.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronik
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK) Menurut
(Djamaliah, 2008) antara lain:
a. Jumlah asupan makanan
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan
wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau
optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan
dalam negeri yaitu: upaya pertanian dalam menghasilkan bahan makanan
pokok, lauk pauk, sayuran dan buah buahan. Pengukuran konsumsi makanan

9
sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh
masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan
faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.
b. Beban kerja/aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang
otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya
duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin
banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin
banyak.
c. Penyakit /infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga
infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi,
mekanismenya yaitu:
 Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya
absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
 Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual,
muntah dan perdarahan yang terus menerus.
 Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan
akibat sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.
d. Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen
hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli
makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh
karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh
sumber energi lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang
meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk
besarnya pengeluaran untuk pangan.
2. gejala KEK pada ibu hamil :
a. Ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
b. Terus-menerus merasa letih
c. Sering kesemutan
d. Wajah pucat

10
e. Penurunan berat badan dan lemak
f. Penurunan laju metabolisme
g. Penurunan kalori yang terbakar pada saat istirahat (resting metabolic
rate/RMR)
h. Penurunan kebiasaan aktivitas fisik
i. Penurunan kapasitas kerja fisik.
3. Dampak KEK pada ibu hamil :
a. Lahir mati
b. Kelahiran prematur
c. Gangguan pertumbuhan janin
d. Terhambatnya perkembangan otak janin
e. Berat bayi lahir rendah
f. Anemia pada bayi.
4. Cara pencegahan KEK pada ibu hamil :
a. Pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil
b. Ketersediaan pangan yang memadai di rumah tangga
c. Penyuluhan mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi kehamilan
d. Perubahan kebiasaan atau pola makan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh
e. Mengatasi gangguan kehamilan yang menyebabkan malnutrisi.

Adapun makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energi kronis yang bisa
rutin dikonsumsi adalah biskuit ibu hamil, makanan tinggi kalori, makanan tinggi
protein hingga makanan yang mengandung zat besi, seperti:

a. Telur
b. Ikan
c. Daging
d. Makarel
e. Kentang
f. Nasi
g. Beras merah
h. Umbi-umbian
i. Kacang-kacangan
j. Susu

11
2.5Trend Issue Abortus
Abortus merupakan salah satu kegawatdaruratan dalam kehamilan. Abortus adalah
kematian janin dalam kandungan saat kehamilan mencapai usia kehamilan 20 minggu.
Salah satu penyebab tersering abortus adalah kelainan kromosom janin sehingga janin
tidak dapat tumbuh secara optimal dan gugur dalam kandungan.
1. Macam – macam abortus
a. Abortus Imminens
Abortus imminens disebut juga abortus mengancam. Keluhan nyeri perut
biasanya tidak dirasakan pada ibu. Perdarahan bisa terjadi, tetapi sedikit. Pada
pemeriksaan oleh dokter, didapati ostium uteri masih tertutup, denyut jantung
janin masih ada, dan hasil konsepsi masih dalam rahim.
b. Abortus Insipien
Didapati keluhan nyeri perut ringan pada ibu. Perdarahan sedikit hingga
sedang. Pada pemeriksaan oleh dokter ostium uteri terbuka, didapati denyut
jantung janin, dan hasil konsepsi masih dalam rahim
c. Abortus inkomplit
Pada kondisi ini sebagian hasil konsepsi sudah keluar, tetapi masih ada yang
tertinggal dalam rahim. Nyeri perut dan perdarahan bisa terasa sedang hingga
berat. Denyut jantung janin sudah tidak didapat pada kondisi ini.
d. Abortus Komplit
Seluruh hasil konsepsi sudah keluar dari uterus. Nyeri perut ringan serta
perdarahan sedikit.
e. Missed Abortion
Janin telah mati tapi tidak ada hasil konsepsi janin keluar dari uterus. Denyut
jantung janin sudah tidak ada.
2. Penyebab Keguguran
Penyebab keguguran yang paling umum adalah kelainan kromosom yang
membuat bayi tidak berkembang secara normal, atau bahkan terjadi kehamilan
kosong (blighted ovum). Kelainan kromoson tersebut bisa terjadi tanpa diduga, atau
karena kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua. Masalah pada plasenta juga
bisa menyebabkan keguguran.
Selain itu, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
keguguran, antara lain:

12
a. Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, gonore, atau
sepsis
b. Penyakit autoimun, seperti lupus dan sindrom antifosfolipid
c. Penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal
d. Gangguan hormon, seperti penyakit tiroid atau PCOS
e. Kelainan pada bentuk rahim atau leher rahim
f. Penggunaan obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, methotrexate, dan
retinoid
g. Hamil di usia lebih dari 35 tahun
h. Riwayat keguguran lebih dari 2 kali
i. Pola hidup tidak sehat, seperti kecanduan alkohol, merokok, atau penyalahgunaan
NAPZA
j. Kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan (obesitas)
k. Paparan zat beracun dan radiasi tingkat tinggi
3. Cara mencegah terjadinya abortus
Keguguran yang disebabkan oleh kelainan genetik sulit untuk dicegah.
Namun, keguguran yang terjadi karena faktor lain dapat dicegah dengan melakukan
beberapa cara berikut:
a. Mengonsumsi minimal 400 mcg asam folat setiap hari, setidaknya 1–2 bulan
selama program kehamilan
b. Menjaga berat badan ideal
c. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
d. Mengelola stres dengan baik
e. Tidak merokok atau terpapar asap rokok, tidak mengonsumsi minuman
beralkohol, dan tidak menggunakan obat-obatan tanpa resep dokter
f. Menerima vaksin sebelum hamil sesuai anjuran dokter, untuk mencegah infeksi
g. Menghindari paparan sinar radiasi dan zat beracun, seperti arsenik, timbal, dan
formaldehida
h. Menjalani pengobatan untuk kondisi medis, terutama gangguan kesehatan yang
berisiko menyebabkan keguguran.
i.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terhadap macam-macam Trend Issue Keperawatan Maternitas Terkait dengan masalah
Kesehatan Wanita seperti ini :
• Anemia pada Wanita subur dan ibu hamil
• Kekurangan energi kronis pada Wanita subur dan ibu hamil
• Abortus
3.2 Saran
Sebagai tenaga Kesehatan kita bisa melakukan pencegahan masalah-masalah tersebut
dengan melakukan edukasi. Masalah-masalah tersebut harus diketahui dan di pahami agar
daoat menurunkan angka terjadinya masalah tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from bagaimana cara menyembuhkan penyakit anemia:


https://ciputrahospital.com

Abortus. (n.d.). Retrieved from covid 19: https://itjen.kemdikbud.go.id

Anemia dalam kehamilan. (n.d.). Retrieved from https://yankes.kemkes.go.id

Anemia pada remaja apa penyebab dan cara mengatasinya. (n.d.). Retrieved from detailpost:
hhtps://dinkes.pringsewukab.go.id

Keguguran. (2018, Januari). Retrieved from https://www.alodokter.com

Memahami keguguran pada ibu hamil dan cara mengatasinya. (2020, Mei). Retrieved from
hhtps://www.sehatq.com

15

Anda mungkin juga menyukai