Oleh:
(...........................................) (...........................................)
A. Definisi
makanan.
B. Etiologi
1. Penyebab langsung
2. Pusing
1. Marasmus
c. Cengeng, rewel.
kronik.
menurun
2. Kwarsiorkor
f. Pembesaran hati.
3. Marasmus-Kwarsiorkor
D.Patofisiologi
Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan
keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
mengakibatkan kematian.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan antopometri
2. Pemeriksaan Laboratorium
komplikasiyang terjadi.
F. Komplikasi
dagu.
4. Defisiensi vit A
5. Anemia berat
G. Penatalaksanaan
makanan sering/cair 2–3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan
Pada keadaan ini anak harus dihangatkan dgn cara ibu atau orang
pengukuran suhu anak pada dubur setiap 30 menit sekali. Jika suhu
hipotermia.
Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat dengan
kehausan, mata cekung, nadi lemah, tangan dan kaki teraba dingin,
- Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat dapat
elektrolit diantaranya :
rendah.
pe+an 1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan 50 gr gula atau bila balita
hati, karena keadaan faali anak yang sangat lemah dan kapasitas
kkal dan protein 2.9 gr/100 ml) dalam jangka waktu 48 jam .
diberikan:
memandikan, bermain)
puskesmas/bidan di desa.
Pathway
Penyakit Tidak Langsung
Penyakit Langsung (ekonomi, perawatan ibu anak,
(kurangnya asupan, penyakit) pelayanan kesehatan,dll))
Malnutrisi
Kwarsiorkor Marasmus
Resiko infeksi
Gangguan
Nutrisi kurang dari
integritas kulit
kebutuhan
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan
seseotang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya
sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya.
Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20–
30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam
kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai
bertambahnya umur.
oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi
c. Autoimun
Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
d. Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan.
dipakai.
2. Teori Sosial
a. Teori aktifitas
Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial
b. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara
kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontrol sosial
3) Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan
lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat
merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam
proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa
lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan
2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi
3. Teori Psikologi
a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow).
Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika
kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha
menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling
tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
a. Minat
Pada umumnya diakui bahwa minat seseorang berubah dalam
kuantitas maupun kualitas pada masa lanjut usia. Lazimnya minat
dalam aktifitas fisik cendrung menurun dengan bertambahnya usia.
Kendati perubahan minat pada usia lanjut jelas berhubungan dengan
menurunnya kemampuan fisik, tidak dapat diragukan bahwa hal hal
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.
c. Peranan Iman
Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan
orang yang sudah tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir dalam
memandang akhir kehidupan dibanding orang yang lebih muda.
Namun demikian, hampir tidak dapat disangkal lagi bahwa iman yang
teguh adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan rasa takut
terhadap kematian. Usia lanjut memang merupakan masa dimana
kesadaran religius dibangkitkan dan diperkuat. Keyakinan iman
bahwa kematian bukanlah akhir tetapi merupakan permulaan yang
baru memungkinkan individu menyongsong akhir kehidupan dengan
tenang dan tentram.
4. Perubahan Spritual.
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
(Maslow,1970)
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan
Zentner,2009).
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (2010),
Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai
keadilan.
E. Masalah Nutrisi
1. Pengertian
Gizi kurang adalah kekurangan zat gizi baik mikro maupun makro
2. Penyebab
a. Penurunan ataau kehilangan sensitifitas indra pengecap &penciuman
b. Penyakit periodental ( terjadi pada 80% lansia) atau kehilangan gigi
c. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan
d. Penurunan mobilitas saluran pencernaan makanan
e. Penggunaan obat-obatan jangka panjang
f. Gangguan kemampuan motorik
g. Kurang bersosialisasi, kesepian
h. Pendapatan yang menurun (pensiun)
i. Penyakit infeksi kronis
j. Penyakit keganasan
22
3. Patofisiologi
Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Resiko tinggi infeksi
Kerusakan mobilitas fisik
Nyeri
Resiko cedera
BAB III
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a. Identitas
23
no.register.
b. Keluhan Utama
Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan
f. Riwayat Imunisasi
antara lain: BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
24
g. Riwayat Nutrisi
badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit). Tanda
mudah dicabut).
palpebra.
f. Edema tungkai
fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha).
3. Pemeriksaan penunjang
C intervensi
digunakan sebagai
terapi farmakologis
dalam manajemen
mual dengan
menghambat sekresi
1. Timbang BB pasien
pemulihan.
28
Daftar Pustaka
Achmad. (2002). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat
Depkes RI. (2000). Program Perbaikan Gizi Mikro. Jakarta: Depkes RI.
Semarang.
www.alodokter.com/kwarsiorkor-dan-marasmus-malnutrisi-yang-mengancam-