Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN ANAK DENGAN PENYAKIT

“ CAMPAK”

DI SUSUN OLEH

NAMA : NANDA AYU S. ( 1914471034)

SITI HERLIZA (1914471035)

TK 2 REGULER 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN KOTA BUMI

TANJUNG KARANG 2019/2020


BAB 1

PENDAHULUAN

A. KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjat kan kepada Allah SWT . Karena telah mencurahkan berat rahmat dan
karunia Nya sehingga saya dapat menyelsaikan makalah dengan judul “CAMPAK”

Makalah ini di susun dalam rangka menyelsaikan tugas mata kuliah Keperawatan Anak . Selain itu,
untuk mendeskripsikan masalah “Campak”. Makalah ini saya susun berdasarkan informasi dan
berbagai sumber .

Penulis menyadari bahwa menyusun makalh ini masih jauh dari kesempurnaan baik bntuk, isi, dan
penyususannya. Oleh karena itu baik, keterbatasan kemampuan maupun waktu serta keterbatasan
literature yang di peroleh penulis.

Penulis dengan senang hati menerima kritik dan sara yang bersifat membangun kesempurnaan
makalah ini dan di harapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

LAMPUNG, 07 AGUSTUS 2020


B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian penyakit campak

2.Untuk mengetahui tanda dan gelaja penyakit campak

3. untuk mengetahui patofisiologi penyakit campak

4. untuk mengetahui komplikasi pada penyakit campak

5. dan penatalaksanaan.
BAB 2

A. PENGERTIAN PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK

Campak adalah muncul nya ruam kemerahan di seluruh tubuh akibat infeksi virus , campak
merupakan penyakit menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius , terutama pada bayi
dan anak – anak.

Campak disebabkan oleh virus yang menular melalui percikan air liur yang di keluarkan
penderita saat batuk atau bersin . Penularan juga bisa terjadi bila seseorang menyentuh hidung
atau mulut, setelah memegang benda yang terpecik air liur penderita.

Seseorang lebih beresiko tertular campak bila belum mendapatkan imunisasi campak, bepergian ke
wilayah yang sedang mengalami wabab campak, atau kekurangan asupan vitamin A.

Kasus campak di Indonesia, Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat lebih
dari 1500 kasus campak di Indonesia, selama Januari hingga Juli 2017. Meski demikian, kasus
campak telah menurun sejak dilakukan imunisasi massal.
Hingga kini, imunisasi campak terus diperluas ke seluruh Indonesia, guna mencapai target
Indonesia Bebas Campak pada tahun 2020.

B. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT CAMPAK.

 Demam.
 Batuk kering.
 Hidung yang berair.
 Sakit tenggorokan.
 Mata meradang (konjungtivitis)
 Muncul bercak pada langit-langit mulut berupa titik-titik putih keabuan dengan bagian tengah
kemerahan yang kemudian dapat menyebar ke seluruh mukosa mulut dan bibir, yang disebut
sebagai bercak koplik.
=Gejala campak seringnya muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah seseorang terinfeksi
virus. Dikutip dari Mayo Clinic, gejala campak yang paling awal muncul adalah demam tinggi
hingga 40 celcius, diikuti dengan mata merah dan berair, pilek, bersin-bersin, batuk kering, sensitif
terhadap cahaya, lelah, serta nafsu makan yang menurun.

Dua atau tiga hari setelah gejala awal campak muncul, menyusullah gejala selanjutnya, yaitu
muncul bintik-bintik putih keabuan di mulut dan tenggorokan.

Setelah itu, muncul ruam berwarna merah kecokelatan yang diawali dari sekitar telinga, kepala,
leher, dan menyebar ke seluruh tubuh.

Ruam ini muncul sekitar empat hari setelah gejala awal campak muncul dan dapat bertahan selama
5-6 hari. Sementara demam tinggi akibat penyakit ini biasanya akan mulai turun pada hari ketiga
setelah ruam muncul.

*GEJALA KLINIS

Penyakit campak terdiri dari 3 stadium

1. stadium katarl ( prodomal )

Biasa nya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala demam, malaise, batuk,fotofobia,
konjungtivatis, dan korza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul bercak
koplik .bercak koplik berwarna putih kelabu , sebesar ujung jarum timbul pertama kali pada mukosa
bukal yang menghadap gigi moral dan menejelang kira kira hari ke 3 atau 4 dari masa prodomal
dapat meluas sampai seluruh mukosa mulut secara klinis, gambaran penyakit mnyerupai influenza
dan sering di diagnose sebagai influenza.

2. STADIUM ERUPSI

Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari . gejala yang biasa nya timbul adalah koriza dan batuk
batuk bertambah . Timbul ekstema di platum durum dan platum mole . kadang terlihat pula bercak
koplik .terjadi ruam atau eritama yang berbebtuk mucula papula di sertai dengan naik nya suhu
badan . Mula mula eritema timbul di belakang telinga , di bagian atas tengkuk sepanjang rambut
dan bagian belakang bengka . Ruam kemudin akan menyebar ke dada dan abdomen dan akhir nya
mencapai anggota bagian bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadi
nya yang barakhir dalam 2-3 hari.

3. STADIUM KONVALENSI

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua ( hiperpigemntasi ) yang lama-
kelamaan akan menghilang sendiri . selain hiperpigmentasi pada anak sering di temukan pula kulit
yang bersisik selanjutnya suhu mneurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi . ( staf
pengajar ilmu kesehatan UI, 1985)

C. PATOFISIOLOGI

Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernapasan dan masuk ke
sytem retikulo endothelia , berkembang biak dan selanjut nya menyebar keseluruh tubuh. Hal
tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernapasan , saluran cerna, konjungtiva dan di susul
dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibody yang terbentuk berperan
dalam timbul nya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi juga
ikut berperan dalam eliminasi virus.

Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili, familiparamyxoviridae. Virus
ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar, pH asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan
kurang dari 2 jam di udara terbuka. Virus campak ditularkan lewat droplet, menempel dan
berkembang biak pada epitel nasofaring. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama
bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata.

Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe
regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial
dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses
peradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema,
bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan
kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam
yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke
10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam
makulopapuler warna kemerahan. Virus dapat berkembang biak juga pada susunan saraf pusat dan
menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi
mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan
hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan
infiltrasi limfosit.
D. KOMPLIKASI PENYAKIT CAMPAK

Adapun komplikasi yang terjadi di sebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh secara umum
sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal ini yang tidak di inginkan , adalah terjadi nya
komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian pada balita, keadaan inilah yang menyebabkan
mudahnya terjadi komplikasi skunder seperti : Otitits media akut, Ensefalitis, Bronchopneumonia,
dan Enterniti.

1 . BRONCHOPNEUMONIA

Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus campak menyerang epitel saluran pernapasan
sehingga terjadi peradangan disebut radang paru - paru atau Pneumonia . Bronchopneumonia dapat
di sebabkan virus Campak sendiri atau oleh Pneumococcus, Streptococcus, dan Staphylococus yang
menyerang epitel pada saluran pernapasan maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan
kematian bayi yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.

2.OTITIS MEDIA AKUT

Otitis media akut dapat di sebabkan invasi virus campak ke dalam telinga tengah. Gendang telinga
biasa nya hyperemia pada fase prodomal dan stadium erupsi . jika terjadi invasi bakteri pada lapisan
sel mukosa yang rusak karena invasi virus terjadi otitis media purulenta.

3.ENSEFALITIS

Ensefalitis adalah komplikasi neurologic yang paling jarang terjadi , biasanya terjadi pada hari
ke 4-7 setelah terjadi nya ruam. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus Campak, denga
CFR berkisar antara 30-40 %. Terjadi nya Ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik maupun
melalui invasi langsung virus Campak ke dalam
4. ENTERITIS

Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita campak , penderita mengalami muntah
mencret pada fase prodomal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.

E. PENATALAKSANAAN

Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam tinggi. Istirahat
ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin diperlukan humidikasi ruangan bagi
penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang
hangat.
Penatalaksanaan Teraupetik :
a.         Pemberian vitamin A.
b.         Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik.
c.         Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi.
d.        Pemberian obat batuk dan sedativum.
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN CAMPAK

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. PENAMPILAN UMUM

- cemas

-gelisah

-turgor kulit menurun

2. PENGKAJIAN RESPIRASI

- dispnoe

-Tidak mampu batuk / Batuk tidak efektif

- Gelisah

3..PENGKAJIAN SIRKULASI

- kelelahan

4.PENGKAJIAN NUTRISI DAN CAIRAN

- diare

-Gangguan menelan

-Nafsu makan menurun


-mengeluh haus

4. PENGKAJIAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

-Tampak lesu

-Lelah

- lesu

-fisik lemah

5.PENGKAJIAN ELIMINASI

-tidak mampu menunda bab

6. PENGKAJIAN NEUROSENSORI

- Mengeluh sulit menelan

7.PENGKAJIA KEAMANAN DAN PROTEKSI

-kulit kemerahan

*ANALISIS DATA

TANGGAL DATA(DS/DO) MASALAH


KEPERAWATAN

11 MARET 2020 DO: Anak Mengeluh Tidak Gangguan Rasa Nyaman


Nyaman

DS: Anak Tampak Gelisah


11 MARET 2020 DS: - Hiprtermia
DO:
-Suhu tubuh di atas normal
-kulit kemerahan

11 MARET 2020 DS:- Gangguan integritas


DO:-kemerahan pada kulit kulit/jaringan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan Rasa nyaman b.d gejala penyakit d.d gelisah

2. Hipertermia b.d dehidrasi d.d suhu tubuh di atas normal

3. Gangguan integritas kulit b.d adanya rash


C. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


KEPERAWATAN (SLKI) (SIKI)
(SDKI)

Gangguan rasa nyaman Luaran Utama: Status Intervensi Utama : Terapi


kenyamanan Relaksasi
= Setelah di berikan asuhan -Identifikasi teknik relaksasi
keperawatan 3x24 jam rasa yang pernah efektif di
tidak nyaman mulai gunakan
berkurang / hilang dengan -Monitor respons terhadap
kriteria hasil rasa tidak terapi relaksasi
nyaman mulai berkuran -Ciptakan lingkungan tenang
dengan kriteria hasil. dan tanpa gangguan dengan
-keluhan tidak nyaman mulai pencahayaaan dan suhu
berkurang ruang nyaman, jika
- tampak tidak gelisah memungkinkan
-Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama.
-Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan , dan jenis relaksasi
yang tersedia ( mis. Musik,
meditasi ,
-Anjurkan posisis nyaman .
-Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi r
elaksasi
-Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi ( mis. Napas
dalam ,peregangan, atau
imajisasi terbimbing.

Hipertemia Luaran utama : termoregulasi Intervensi utama :


Setelah di berikan asuhan manajemen hipertermia
keperawatan 3x24 jam suhu -Monitor suhu tubuh
tubuh mulsi berkurang / - identifikasi penyebab
hilang dengan kriteria hasil hipertermia ( mis, dehidrasi,
-suhu tubuh mulai berkurang terpapar lingkungan panas,
Kulit merah tampak penggunaan inkubulator)
berkurang - longgarkan atau lepaskan
pakaian .
- berikan cairan oral
- anjurkan tiruh baring
-kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena jika
perlu.
Gangguan integritas kulit Luaran utama : Integritas Intervensi utama : perawatan
kulit dan jaringan integritas kulit
-Setelah di berikan asuhan -mengidentifikasi dan
keperawatan 3x24 jam rasa merawat kulit untuk menjaga
nyeri dan kemerahan dikulit keutuhan, kelembaban dan
berkurang mencegah perkembangan
-suhu kulit tampak membaik mikroorganisme
-identifikasi penyebab
gangguan integritas kulit
(mis.perubahan
sirkulasi,perubahan status
nutrisi, penurunan
kelembaban, suhu
lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas)
-ubah posisi 2 jam jika tirah
baring
-gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik
pada kulit sensitif
-hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering
-anjurkan minum air yang
cukup
-anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
-anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstream
BAB 4

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Campak merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak sangat
infeksius ,dapat menular sejak masa prodomal ( 4 hari sebelum muncul ruam ) sampai lebih kurang
4 hari setelah muncul nya ruam .1,2 campak timbul karena terpapar dropelet yang mengandung
virus Campak. Sejak program imunisasi campak dicanangkan, jumlah kasus menurun. Namun akhir
akhir ini kembali meningkat 4.6 Di Amerika Serikat, timbul KLB (Kejadian Luar Biasa) .dengan
147 kasus sejak awal januari hingga awal febuari 2015.

Virus morbili yang berasal dari secret saluran pernapasan , darah, dan urine dari orang Yang
terinfeksi. Penyebaran dari infeksi melalui saluran dengan droplet dari orang yang terinfeksi . Masa
inkubasi selama 10-20 hari , dimana priode yang sangat menular adalah hari pertama sampainhari
ke 4 timbul nya rash ( pada umum nya pada stadium kataral ), (suriati & lia,2010)

Pada penyakit morbili terdapat resintesi umum yang menurun sehingga data terjadi energy ( uji
berkulin yang semula positif menjado negative). Keaadaan ini menyebabkan mudah nya terjadi
komplikasi sekunder seperti ototitis media akut ensefalitis, bronkopneumonia.

Pada kasus bayi 5 bulan terkena campak , kemungkinan penyebab nya adalah bila si ibu belum
pernah menderita morbili dan dapat menderita penyakit ini setelah ia di lahirkan.

B. SARAN

Bagi mahasiswa di harapkan dapat dapat mengetahui penyakit morbili serta masalah yang di
timbulkan nya . semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membaca nya sebelum nya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi oerbaikan di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Halim Ricky Gustian 2016 . jurnal campak pada anak vol 43 no 3 RS Hosnana medica lippo
cikarang

Kemenkes RI Direktorat Bina Gizi masyarakat 2010 panduan manajemen suplementasi vitamin A

Nurarif ,Amin Huda . 2015 Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan nanda
Nic. Noc. Jogyakarta : medicatation

Anda mungkin juga menyukai