Anda di halaman 1dari 20

KONSEP & ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN PENYAKIT


PNEUMONIA

O
L
E
H

ADEVISKA GOLONGGOMO
NIM. 751440118001
KELAS 2A KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul
“Konsep & Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Penyakit Pneumonia”.
Makalah ini dapat dijadikan bahan sumber bacaan yang membahas
mengenai cara menangani penyakit pneumonia dan merupakan sarana untuk
menambah syarat untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah Keperawatan Anak
yang telah ditugaskan.
Dalam makalah ini saya mendiskusikan sejumlah pokok bahasan yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan seperti Definisi, Etiologi, Manifestasi
Klinis, dana Penatalaksanan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membaca.

Gorontalo, 09 Februari 2020

ADEVISKA GOLONGGOMO

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................4
2.1 Definisi......................................................................................4
2.2 Etiologi......................................................................................5
2.3 Patofisiologi..............................................................................6
2.4 Manifestasi klinis dan komplikasi.............................................6
2.5 Pemeriksaan Diagnostik............................................................7
2.6 Penatalaksanaan........................................................................7
2.7 Asuhan Keperawatan................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan padanan istilah :
Acute Respiratory Infections (ARI). ISPA mengandung 3 unsur, yaitu :
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak, sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2.   Saluran pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli
beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan
pleura à ISPS à secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas,
saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ
adneksa saluran pernafasan.
3.   Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari (batas
14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun ISPA dapat
lebih 14 hari).

Pneumonia adalah radang parenkim paru. Kebanyakan kasus pneumonia


disebabkan oleh mikroorganisme tetapi ada sejumlah penyebab noninfeksi
yang kadang-kadang perlu dipertimbangkan. Penyebab noninfeks ini
meliputi, tetapi tidak tetbatas pada, aspirasi makanan dan/atau asam lambung,
benda asing, hidrokarbon, dan bahan lipoi; reaksi hipersensitivitas dan
pneumonitis akibat obat atau radiasi. Infeksi pada neonatus dan hospes
terganggu imun lain berbeda dari infeksi yang terjadi pada bayi dan anak
yang normal. Bab ini akan memfokuskan hanya pada penyebab mikrobiologi
pneumonia yang lazim pada anak normal, termasuk virus pernafasan,
Mycroplasma pneumoniae, dan bakeria tertentu. Penyebab pneumonia
infeksius yang kurang lazim, seperti virus norespiratori, bakteri enterik gram-
negatif, mikrobakteria, chlamydia spp, rickettsia spp, coxiella, pnumocystis
carinii, dan sejumlah jamur dibahas dimana-mana.

1
Pneumonia digolongkan atas dasar anatomi seperti proses lobuler,
alveoler, atau interstisial, tetapi klasifikasi pneumonia infeksius atas dasar
etiologi dugaan atau yang terbukti secara diagnostik atau terapeutik lebih
relavan. Virus pernapasan adalah penyebab pneumonia yang paling sering
selama usia beberapa pertama. Miycroplasma pneumoniae mendapat peran
dominan pada etiologi pneumonia pada anak usia sekolah dan anak yanh
lebih tua. Walaupun bakteri angka kurang penting sebagai penyebab
pneumonia, mereka cenderung menimbulkan infeksi yang lebih berat
daripada mereka yang disebabkan oleh agen nonbakteri. Penyebab bakteri
pneumonia yang paling lazim pada anak normal adalah strepticococus
pneumoniae, S. Pyogenes, dan Staphylococus aureus. Haemophilus
influenzae tipe b juga menyebabkan pnemonia bakteri pada anak muda pada
masa yang lalu, tetapi mungkin akan menjadi jauh berkurang dengan
penggunaan vaksin efektif rutin yang luas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi penyakit pneumonia pada anak ?
2. Apa etiologi penyakit pneumonia pada anak?
3. Bagaimana patofisiologi pneumonia pada anak?
4. Bagaimana manifestasi klinis dan komplikasi penyakit pneumonia pada
anak?
5. Apa pemeriksaan diagnostik yang digunakan penyakit pneumonia pada
anak?
6. Bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan penyakit pneumonia pada
anak?
7. Bagaimana asuhan keperawatan yang dilakukan pada penyakit pneumonia
yang terjadi pada anak?

2
1.3 Tujuan
1. Mampu memahami konsep medis tentang pneumonia
2. Mampu
3. menetapkan diagnosa keperawatan pada anak dengan pneumonia
4. Mampu merencanakan intervensi keperawatan pada anak dengan pneumonia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyima
paru yang terjadi pada anak. Pneumonia adalah suatu radang paru yang
disebabkan oleh bermacam-macam etilogi seperti bakteri, virus, jamur, dan
brnda asing. Tunuh mempunyai daya tahan tubuh yang berguna untuk
melindungi dari bahaya infeksi melalui mekanisme daya tahan traktus
respiratorius yang terdiri atas:
1. Susunan anatomi dari rongga hidung
2. Jaringan limfoid di naso-ofaring
3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan
sekret yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut
4. Refleks batuk
5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi
6. Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional
7. Fagositas, aksi enzimatik dan respons imunohumoral terutama dari IgaA

Anak dengan daya tahan terganggu akan mrnderita pneumonia berulang


atau tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Faktor lain yang
mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun
misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), Penyakit menahun, trauma
pada paru, anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak
sempurna.
Pada umumnya pembagian pneumonia menurut dasar anatomis dan
etiologi. Antara lain : pneumonia lobaris, pneumonia lobularis
(Bronkopneumonia), pneumonia intersitialis (bronkiolitis). Sedangkan virus,
Mycroplasma pneumoniae jamur, aspirasi makanan, kerosen, amnion,
pneumonia hipostatik, dan sindrom loefller. Pembagian etlogi ini penting
untuk menentukan pengobatannya.

4
2.2 Etiologi
a. Infeksi
1. Virus pernapasan yang paling sering dan lazim yaitu mycroplasma
pneumoniae yang terjadi pada usia beberapa tahun pertama dan anak
sekolah dan anak yang lebuh tua
2. Bakteri steptococus pneumoniae, S. Pyogenes, dan Sthapylococus
aureus yang lazim terjadi pada anaka normal
3. Haemophilus influenzae tipe b menyebabkan pneumonia bakteri pada
anak muda,dan kondisi akan jauh bekurang dengan penggunaan vaksin
efektif rutin.
4. Virus non-respirasik, bakteri enterik gram negatif, mikobakteria,
chlamydia spp, ricketsia spp, coxilella, pneumocytis, carinii, dan
sejumlah jamur
5. Virus penyebab pneumonia yang paling lazim adalah virus sinsitial
pernapasan (respiratory syncital virus/ RSV), parainfluenzae,
influenzae, dan adenovirus
b. Non infeksi
1. aspirasi makanan dan atau asam lambung
2. benda asing
3. hidrokarbon dan bahan lipoid
4. reaksi hipersensitifitas dan pneumonitis akibat obat atau radiasi
5. penyebab pneumonia karena bakteri cenderung menimbulkan infeksi
lebih berat daripada agen non bakteri.

Virus, Bakteri, Microplasma dan Aspirasi benda asing.Virus penyebab


Pneumonia yang paling lazim adlaha virus sinsitial pernapasan (respiratory
syncitial virus RSV), parainfluenzae, influenza dan adenovirus. Pada
umumnya,infeksi virus saluran pernapasan bawah jauh lebih sering selama
bulan bulan musim dingin dan RSV merupakan virus yang paling lazim yang
menyebabkan Pneumonia,terutama selama masa bayi< walaupun sifat
musimam agen virus ini sangat meramalkan,epidermi lokal dapat membelokan

5
gambaran insiden pada tahun tertentu. Jenis dan keparahan penyakit
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk umur ,jenis kelamin,musim dalam
tahun tersebut dan kepadatan penduduk Anak laki laki terkena sedikit lebih
sering daripada anak perempuan .Tidak seperti bronkiolitis, dimana angka
serangan puncak adalah dalam tahun pertama, angka serangan puncak dalam
tahun pertama , angka serangan puncak utnuk Pneumonia virus adalah antara
umur 2 dan 3 tahun dan sedikit demi sedikit menurun sesudahnya

2.3 Patofisiologi
 Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh
mikroorganisme patogen yaitu virus dan stapphylococcus aurens
H.influenze dan streptococcus Pneumonia bakteri
 Terdapat infilrat yang biasanya mengenai pada multipel lobus.Terjadinya
destruksi sel dengan menanggalkan debris cellular ke dalam lumen yang
mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas
 Pada anak kondisi ini dapat akut dan kronik misalnya:AIDS,Cytic
Fibrosis,aspirasi benda asing dan conginental yang dapat meningkatkan
risiko Pneumonia

2.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi Klinis dari Pneumonia
- Serangan akut danmembahayakan
- Demam tinggi (Pneumonia virus bagian bawah)
- Batuk
- Rales (ronki)
- Wheezing
- Sakit kepala, malaise, myalgia (Pada anak)
- Nyeri abdomen

6
Komplikasi dari Pneumonia
- Gangguan pertukaran gas
- Obstruksi jalan nafas
- Gagal pernafasan Pleural effusion (bacterial pneumonia)

2.5 Pemeriksaan Diagnostik


- Photo rontgen
- WBC (white blood cell) biasanya kurang dari 20.000 cells mm3-

2.6 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan terapeutic
- Pengobatan supportive bila virus pneumonia
- Bila kondisiberat harus dirawat
- Berikan oksigen ,fisioterapi dada, dan cairan intravena
- Antibiotik sesuai dengan program
- Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
b. Penatalaksanaan Perawatan Pengkajian
- Kaji status pernafasan
- Kaji tanda tana disstres pernafasan
- Kaji adanya demam, tachycardia,malaise,anorexia, kegelisahan dan
perubahan kondis

2.7 Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
1) Respirasi
 Peningkatan kecepatan respirasi
 Retrasi
 Nyeri dada
 Krekel
 Penurunan suara napas
 Pelebaran nasal

7
 Sianosis
 Batuk produktif
 Ronchi
2) Kardiovaskuler
 Takikardi
3) Neurologi
 Sakit kepala
 Iritabiltas
 kesulitan tidur
4) Gastro intestinal
 Penurunan napsu makan
 Nyeri abdomen
5) Muskuloskeletal
 Kegelisahan
 Fatigue
6) Intagumen
 Penurunan temperat tubuh
 Sianosis sirkumoral

2. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
b. Gangguan pertukaran gas
c. Hipertermi
d. Keletihan
e. Nyeri akut

8
3. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Bersihan Jalan Setelah dilakukan Menejemen jalan


Tidak Efektif intervensi 1x 24 jam napas
maka bersihan jalan
napas menurun Tindakan
dengan kriteria hasil : Observasi
- Produksi sputum - Monitor pola napas
(frekuensi,
menurun
kedalaman, usaha
- Mengi menurun napas)
- Monitor bunyi
- Wheezing menurun
napas tambahan
- Dispnea menurun (mis. gurgling,
mengi, wheezing,
- Ortopnea menurun
ronkhi kering)
Terapeutik
- Pertahankan
kepatenan jalan
napas dengan head-
tit dan chin-it (jaw-
thrust jika c trauma
servikal)
- Posisikan semi-
Fowler atau Fowler
- Berikan minum
hangat
- Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
- Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan
cairan 2000ml/hari,
jikatidak
konraindikasi
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,

9
mukolitik, jika
perlu.
2. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan
Respirasi
Pertukaran Gas intervensi selama 1x
Tindakan
24 jam maka Observasi
- Monitor frekuensi,
pertukaran gas
irama, kedalaman
meningkat dengan dan upaya napas
- Monitor pola napas
kriteria hasil:
(seperti bradipnea,
- Tingkat takipnea,
hiperventilasi,
kesadaran
Kussmaul, Cheyne-
meningkat Stokes, Biot,
ataksik)
- Dispnea menurun
- Monitor adanya
- Bunyi napas produksi sputum
- Monitor adanya
tambahan
sumbatan jalan
menurun napas
- Palpasi kesimetrisan
- Pola napas
ekspansi paru
membaik - Auskultasi bunyi
napas
- Monitor saturasi
oksigen
- Monitor hasil x-ray
torak
Terapeutik
- Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
- Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan -
Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
3. Hipertermi Setelah dilakukan Menejemen
intervensi selama 1x hipertermi

10
24 jam, maka
termoregulasi Tindakan
membaik dengan Observasi
kriteria hasil: - Monitor suhu tubuh
- Menggigil menurun - Monitor komplikasi
- Akrosianosis akibat
menurun - Akibat hipertermi
- Piloeraksi menurun
- Kutis memorata Terapeutik
menurun - Sediakan
lingkungan yang
- Takikardi menurun
dingin
- Takipnea menurun - Longgarkan atau
- Bradikardi menurun lepaskan pakaian
- Hipoksia menurun - Basahi dan kipasi
- Suhu tubuh permukaan tubuh
membaik - Berikan cairan oral
- Lakukan
pendinginan
eksternal
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
Kaloborasi
- Kaloborasi
pemberian cairan
dan elektrolik
intrafena

4. Keletihan Setelah dilakukan Edukasi


intervensi selama 1x aktivitas/istirahat
24jam tingkat Tindakan

11
keletihan menurun Observasi
dengan kriteria hasil: - Identifikasi
kesiapandan
- Verbalisasi kemampuan
kepulihan energi menerima informasi
meningkat Terapeutik
- Tenaga meningkat - Sediakan materi dan
- Kemampuan media pengaturan
melakukan aktivitas aktifitas istirahat
rutin meningkat - Jadwalkan
- Verbalisasi lelah pemberian
menurun pendidikan
- Lesu menurun kesehatan sesuai
- Gangguan kesepakatan
konsentrasi menurun - Berikan kesempatan
- Sakit kepala kepada pasien dan
menurun keluarga untuk
- Mengi menurun bertanya
- Gelisah menurun Edukasi
- Frekuensi napas - Jelaskan pentingnya
menurun aktifitas fisik /
- Selera makan olahraga secara
meningkat rutin
- Libido menurun - Anjurkan terlibat
- Pola istirahat dalam aktifitas
meningkat kelompok ,aktifitas
bermain atau
aktifitas lainnya
- Anjurkan menyusun
jadwal aktifitas
istirahat

12
- Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
(kelelahan)
- Ajarkan cara
mengidentifikasi
target dan jenis
aktifitas sesuai
kemampuan
Kaloborasi
-

5. Nyeri akut Setelah dilakukan Manejemen Nyeri


Setelah dilakukan Tindakan
Observasi
intervensi selama 1x
- Identifikasi
24jam tingkat nyeri
karakteristik,duras
menurun dengan
i,frekuensi
kriteria hasil:
kualitas,intensitas
- Keluhan nyeri
nyeri
menurun
- Identifikasi skala
- Meringis menurun
nyeri
- Gelisah menurun
- Identifikasi
- Kesulitan tidur
respons nyeri non
menurun
ferbal
- Menarik diri
- Identifikasi faktor
menurun
yang memperberat
- Berfokus pada diri
dan memperingan
sendiri menurun
nyeri
- Diaforesis
- Identifikasi
menurun
pengetahuan dan
- Perasaan tertekan
keyakinan tentang

13
menurun nyeri
Terapeutik
- Berikan tehnik non
formakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri kompres
hangat
Edukasi
- Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri fasilitas
istirahat dantidur
- Jelaskan
penyebab,periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitori nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Anjurkan tehnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
kolaborasi
- Kolaborasi

14
pemberian
analgetik

BAB III

15
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan bahwa Pneumonia
adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agent infeksi. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi
saluran napas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-
20%. Klasifikasi pneumonia berdasarkan etiologi adalah pneumonia bakteri,
pneumonia virus, pneumonia jamur, pneumonia aspirasi, pneumonia
hipostatik. dan Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomic adalah
pneumonia lobaris, pneumonia lobularis, pneumonia interstitialis.

3.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan adalah Jika telah terjadi tanda dan
gejala pneumonia pada anak sebaiknya segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat, supaya bisa cepat tertangani penyakitnya. Pneumonia pada anak
harus dipelajari, untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman ilmu
keperawatan, khususnya pada keperawatan anak. Akademik hendaknya
menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan Pneumonia pada anak,
umumnya materi-materi yang berkaitan dengan keperawatan anak.

DAFTAR PUSTAKA

16
Behrman, kliegman,& Arvin.1996.ilmu kesehatan anak nelson, ed 15, vol.2.
Buku kedokteran EGC.

Ngastiyah, 2003. Perawatan anak sakit, E/2. Buku kedokteran EGC

Suriadi, Skp, Msn & Rita Yuliani, Skp,M.psi.2010 Asuhan keperawatan pada
anak edisi 2.Jakarta

Ns. Harwina Widya Astuti, S.kep & Ns. Angga Saeful Rahmat,
S.kep.2010.Asuhan keperawatan anak dengan gangguan sistem
pernapasan.CV.Trans info Media

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI

17

Anda mungkin juga menyukai