RESPIRASI
BRONCHOPNEUMONIA
Disusun Oleh :
Lutfiyatul M (1807016)
PRODI S1 KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyusun makalah yang mengangkat tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GANGGUAN SISTEM RESPIRASI BRONCHOPNEUMONIA”
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentu saja kami mengalami banyak permasalahan. Namun
berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Koordinator Mata Perkuliahan
Keperawatan Anak yaitu Ns. Nike Budiarti Indah Fajarwati yang telah membimbing penulis dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun sistematika penulisannya,
maka dari itu penulis berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya Program Studi
Ilmu Keperawatan nantinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bronchopneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagaian bawah yang mengenai parenkim
paru. Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1996).
Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama,tanda dan
gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat (Suzanne G. Bare, 1993).
Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia Anderson, 1994).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bronkopneumonia adalah
radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.
Pneumonia pada anak dibedakan menjadi :
1. pneumonia lobaris
2. pnuemonia intertisial
3. bronko pneumonia
Bronko pneumonia disebut juga pnuemonia lobaris, yaitu radang paru – paru yang disebabkan oleh
virus, bakteri, jamur dan benda – benda asing.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Klien yang mengalami gangguan respirasi pada
Bronchopnemonia?
C. TUJUAN
a. Tujuan umum
Mampu menggambarkan Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami gangguan respirasi pada
Bronchopnemonia
b. Tujuan khusus
1) Mampu mengidentifikasi pengkajian
2) Mampu merumuskan diagnosa Keperawatan
3) Mampu menetapkan intervensi Keperawatan
4) Mampu melaksanakan implementasi Keperawatan
5) Mampu melakukan evaluasi Keperawatan
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bronchopneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagaian bawah yang mengenai parenkim
paru. Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1996).
Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama,tanda dan
gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat (Suzanne G. Bare, 1993).
Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia Anderson, 1994).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bronkopneumonia adalah
radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.
Pneumonia pada anak dibedakan menjadi :
1. pneumonia lobaris
2. pnuemonia intertisial
3. bronko pneumonia
Bronko pneumonia disebut juga pnuemonia lobaris, yaitu radang paru – paru yang disebabkan oleh
virus, bakteri, jamur dan benda – benda asing.
B. Etiologi
Umumnya adalah bakteri, yaitu streptococcus pneumonia dan Haemophillus Influenza pada bayi dan
anak kecil ditemukan staphylococus aureus sebagai penyebab pneumonia yang berat, serius dan sangat
progresif dengan mortilitas tinggi. Bronchopenomonia ada juga yang disebabkan oleh virus,
yaitu Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik dan ada juga yang disebabkan oleh jamur,
yaitu Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides Immitis,
Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahantubuh yang menurun
misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak
sempurna.
C. Patofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab
Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus.
Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi
positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah
kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas ronchi. Fibrosis
bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang
berpungsi untuk melembabkan rongga pleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru)
adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis mngakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia,
acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya
gagal napas. Secara singkat patofisiologi dapat digambarkan pada skema proses sebagai berikut:
2
Gambaran patofisiologi
D. Gejala Klinis
Bonkopneumonoia biasa nya di dahului oleh infeksi saluraran nafas bagian atas selama beberapa hari.
Suhu biasa nya mencapai 39-40°c. Anak sangat gelisah, dispea, pernafasan cepat dan dangkal disertai
dengan pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasa nya tidak di jumpai
di awal penyakit, anak akan mendapatkan batuk setelah beberapa hari, dimna pada awlanya berupa batuk
kering kemudian menjadi batuk produktif.
E. Pemeriksaan Diagnostik.
a. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung, biakan dan test
resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya.
b. Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 – 40.000 / m dengan pergeseran LED meninggi.
c. pemeriksaan darah: Hb di bawah 12 gr %,
d. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada
pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
F. Penatalaksaan medis
o Oksigen 1-2L/menit
o IVFD dekstose 10%: nad 0,9 %: 3:1 + kcl 10 mEq/500 ml cairan ,jumlah cairan sesuai BB, kenaikan suhu
,status dehidrasi.
o jika sesk terlalu hebat ,bisa di berikan makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan
feeding drip.
o koreksi ganguan asam basa elektrolit
G. Komplikasi
Komplikasi dari bronkopneumonia adalah sebagai berikut:
a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat
kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu
tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sitemik.
e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
f. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
3
BAB III
PEMBAHASAN / ANALISIS
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : lemah, kelelahan, insomia
Tanda : letargi penurunan toleransi terhadap aktivitas
2. Sirkulasi
Gejala: riwayat adanya/ GJK kronik
Tanda : takikardi tampak kemerahan atau pucat
3.Itegritas ego
Gejala : adanya stresor, masalah finansial
5. Neuro sensori
Gejala : sakit kepala daerah prontal/infuenza
Tanda : perubahan mental/bungung/somolen.
6. Nyeri kenyamanan
Gejala : sakit kepala nyeri dada/plauritik, meningkatkan oleh batuk
T anda : melindungi area yang sakit pasien umumnya tidur pada posisi yang sakit untuk membatasi g
gerak.
7. Pernafasan
Gejala : riwayat adanya ISK kronik, PPOM, merokok, takipnea, dipsnea progresif, pernafasan
dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal.
Tanda : sputum merah muda berkarat atau puruler, perkusi pekak diatas area yang kosolidasi dan
premitus taktil dan vokal bertahap meningkat dengan konsulidasi bunyi nafas menurun tidak ada diatas
area yang terlibat.
8. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam 38,5-39 0C
Tanda : berkeringat mengigil beulang, gemetar.
9.Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan akohol kronis.
Pertimbangan : dorongan menunjukan lama dirawat 6-8 hari
Rencana pemulangan : bantuan perawatan diri tugas pemeliharaan rumah.
4
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS ANAK
2. GENOGRAM
Ket :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
:pasien
:tinggal serumah
5
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
6
N SEBELUM SESUDAH
JENIS KEBUTUHAN
O MASUK RS MASUK RS
A. NUTRISI
a. Makanan yang di sukai Sejenis Makanan Tidak ada nafsu
b. Makanan yang tidak di sukai ringan makan
c. Makanan Pantangan
d. Nafsu Makan Udang Permen, minyak
e. Porsi Makan yang di habiskan Selaera makan Anoreksia
f. Alat Makan yang di pakai ada Tidak ada nafsu
sikit, tapi sering makan
Piring, Tangan Piring, di sulang
oleh ibu nya
6.
B. Minuman
a. Jumlah Minuman dalam sehari ± 4 gelas sehari Input cairan ± 3
b. Minunam Kesukaan gelas sehari
Minuman yang
tidak streril (X- 7
5. Mulut
a. Bau : ( - )
b. Mukosa gusi : merah
c. Peradangan : tidak dijumpai
d. Gigi : kurang baik
e. Perdarahan : tidak dijumpai
f. Kebersihan : ya
g. Pungsi pengecapan : di jumpai
h. Kemampuan menelan : aktif
6. Gigi
a. Jumlah : 28
b. Gigi berlubang : ada
c. Caries : tidak dijumpai
8
7.Tonsil
a.Peradangan : tidak dijumpai
b.Lidah : bercak putih
c.Bibir : kering
8.Telinga
a.Seruman : ada
b.Cairan : tidak dijumpai
c.Peradangan : tidak dijumpai
9. Jantung
a.Bunyi jantung : S1, S2 (veskuler)
b.Irama jantung : lub dub lub dub
c.Nyeri dada : tidak dijumpai
10. Leher
a.Kelenjar getah bening : ada
b.Kelenjar tiroid : ada tapi pelan
c. Vena jugularis : teraba
11.Paru-paru
a.Bentuk paru : normal
b.Bunyi nafas : wheezing, ronkhi
c.Irama pernafasan : ireguler
d.Kembangkan : tidak mengembang secara sempurna
12. Abdomen
a.Inspeksi : simetris
b.Palpasi : tidak ada nyeri
c.Perkusi : gembung
d.Auskultasi : tidak terdengarnya bising usus dengan menggunanakan stetoskop
13. Genetalia : normal
14. Kulit : normal
15.Ekstrimitas
a.Bentuk kekuatan : ada
b.Rentang gerak : aktif
c.Refeks : babiski ( - ), patella (+)
16. Tanda-tanda vital :
17. Kepandaian anak sekarang :motorik keras
18. Tanda-tanda vital sign
19. Tingkat kesadaran :composmentis
20. Kesadaran umum :
ANALISA DATA
Ds:
2. Proses inflamasi Hipertermi
o Ibu ps mengatakan An. Agil demam
Do:
o Temp : 38,5 ° C
o Mengigil (-)
o Kejang (-)
o Klien tampak lemah , pucat
o Klien tidak dapat ber aktifitas
o Klien tidak bisa merespon perawat
dengan baik
o Batuk (+)
o Rewel
Ds:
o ibu ps mengatakan An. Agil jarang
minum
Do :
3. o N : 98x/i Tidak adekuat intake Kurang nya volume
dan output cairan cairan tubuh
o RR : 26X/I
o BB: 10 Kg
o Turgor Kulit Kering
o Mukosa bibir kering
o Lemah, pucat (+)
o Jumlah inteke ±1 liter
o Jumlah auput ±1 liter
Ds:
o Ibu mengatakan An. Agil tidak ada
nafsu makan selama di RS
Do: 10
o Lemas
Perubahan nutrisi
4. o Porsi ¼ pirin anoreksia
o penurunan volume feses kurang dari
kebutuhan tubuh
o Distensi Abdomen
o Berat badan sebelum masuk RS
13kg. sesudah masuk RS 10,5 kg.
o Diet yang diberikan M2
o Muntah (-)
PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di tandai dengan batuk
produktif.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi di tandai dengan lemah & pucat.
3. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan dehidrasi di tandai dengan Integritas kulit.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
12
No No. Hari/Tg Implementasi Evaluasi
Dx l/Jam
Senin/10-01-2011/11.20
1 I o menganjurkan pada S:
keluarga Ps untuk o Ibu ps menyetujui anjuran penkes dari perawat
melakukan batuk O:
efektif dgn menekan o keluarga ps mempraktekkan posisi tidur semi fowler
dada. kering (+) batuk (+) O2 =2 L/i
o Menganjurkan keluarga ps o Keluarga ps melakukan batuk efektif dan memperakteka
berikan posisi senyaman o Keluarga ps antusias dan kooperatif saat perwat membe
mungkin pada An agil dgn A:
posisi semi fowler. o Masalah jalan nafas belum teratasi.
o Ajarkan keluarga ps untuk P:
melakukan fisioterapi dada. o Intervensi di lanjutkan
o Anjurkan pada kluarga o kaji ulang batuk, penumpukan sekret.
untuk minum air hangat. o Berikan posisi senyaman mungkin.
o Klien terpasang O2 1- o Kaji ulang TTV
2L/Menit
o Kaji TTV, pernafasan,
irama dan kedalaman nafas
13
o Kolaborasi dengan tim medis
4. IV Senin / o mengkaji status nutrisi S:
12-1- o menganjurkan pasien untuk o Ibu ps mengatakan An. Agil sudah mau makan.
2011/0 sering makan. O:
9.45 o Memberikan makanan o Berat badan bertambah 1,5 kg
kesukaan pasien. o Pasien tampak segar
o Menganjurkan pada o Tugor kulit baik.
keluarga ps untuk makan o Dapat beraktivitas.
penuh protein, dan makan A:
buah2an. o Masalah kekurangan nutrisi belum teratasi.
o Mengkaji berat badan. P:
o Kolaborasi dengan ahli gizi o Intervensi di lanjutkan.
o Kaji status nutrisi
o Kaji BB
o Kolaborasi dengan ahli gizi.
5. I
S : ibu ps mengatakan sesak agil sudah kurang, tapi batu
Selasa/
13-1- O : - Batuk (+), warna putih jernih.
2011/ o Mengkaji batuk,
o Ibu pasien mempraktekkan pa yg di anjurkan oleh peraw
11.00 penumpukan sekret di jalan dada
nafas o Wheezing (+), Ronki (+)
o Memberikan posisi
o RR : 28*/i
senyaman mungkin untuk o Sesak berkurang, O2 tidak terpasang.
membebaskan jalan nafas. o Terapi medis :
o Ambroxol syr + salbutamol
o Kaji ulang TTV, frekuensi
o Inj. Cloramfenicol
dan kedalaman nafas
o Menganjurkan pasien untuk
minum air hangat. A : Masalah sudah mulai teratasi
0 : T : 36,2 °C
Batuk (+)
Selasa/
13-1-
2011/ A : Masalah sudah teratasi
11.00
o Anjurkan kelurga ps P : Intervensi di hentikan
memberikan minum
sesering mungkin pada An
agil.
o anjurkan keluarga ps untuk
memberikan kompres air
14
7. III hangat. S : Ibu pasien mengatakan agil sudah mau minum
o Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian O : turgor kulit baik
obat. Pengeluaran urin : lancar
Minum ± 2 aQua besar dalam sehari ± 2500 L
Cairan parenteral Ecosol RL/ 12 jam
Selasa/ Wajah tampak mulai segar
13-1-
2011/1 A : Masalah sudah teratasi.
1.00
P : Intervensi di hentikan.
8. IV
o Mengkaji turgor kulit ps S : Ibu ps mengatakan nafsu makan An.agil sudah mula
o Menganjurkan pda keluarga
untuk minum sesering O : - Makanan yang di sediakan rumah sakit habis ½
mungkin dengan air hangat sediakan dengan diet M2.
BB meningkat menjadi 11 kg
o Memantau masukan dan Selain nasi dari rumah sakit pasien juga makan nasi
pengeluaran cairan Lemah (+)
Selasa/
13-1- o Memberikan suasana yang A : Masalah belum teratasi
5. 2011/1 aman dan tenang.
6. 1.00 P : Intervensi di lanjutkan
Kolaborasi dengan tim
medis
o Kaji Status Nutrisi
o Kolaborasi dengan ahli gizi
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit bronkopneumonia memiliki bermacam-macam penyebab sehingga perlu mencermati gejala, tanda,
dan temuan laboratorium untuk mengetahui derajat keparahan penyakit dan prognosis perjalanan penyakit.
Terapi utama untuk bronkopneumonia adalah terapi suportif. Prognosis pada kasus ini adalah dubia ad
bonam.
Saran
Menambah wawasan dan sebagai saran untuk menerapkan ilmu dalam bidang keperawatan tentang
asuhan keperawatan pada Anak dengan Bronchopneumonia .
17
Daftar Pustaka
Rahajoe, Nastini N. Buku ajar respirologi anak. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010.
Latief A. Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit standar WHO. Jakarta: Depkes; 2009.
18