BRONKOPNEUMONIA
Disusun sebagai salah satu tugas mengerjakan Asuhan Keperawatan Praktik Klinik di Ruang
Delima RSUD Dr. Harjono Ponorogo
DISUSUN OLEH :
P17250193030
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala nikmat dan rahmat-Nya. Sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Laporan Pendahuluan tentang Keperawatan anak :
Bronkopneumonia.
Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan Laporan Pendahuluan (LP) ini,
baik dari segi materi maupun segi bahasa. Namun demikian, saya sebagai penulis berharap
semoga Laporan Pendahuluan (LP) ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca. Kemudian
kami ucapkan terima kasih kepada orang tua dan dosen pembimbing Praktik Klinik
Keperawatan Medikal Bedah 1 yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi kepada
kami.
Laporan Pendahuluan (LP) ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas Praktik Klinik
Keperawatan anak 1. Terakhir, kami ucapkan jazakumullah akhsanal jaza kepada semua
pihak yang terkait dalam penyusunan Laporan Pendahuluan (LP) ini. Saya mengharapkan
kritik dan saran untuk kesempurnaan Laporan Pendahuluan (LP) kami. Semoga Tuhan
senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI BRONKOPNEUMONIA
Bronkopneumonia merupakan radang paru-paru pada bagian lobularis yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh agen infeksius
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang ditandai dengan gejala demam
tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal (terdengar adanya ronchi basah),
muntah, diare, batuk kering dan produktif (Dicky K. N & Wulan, 2017).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur, dan benda asing yang sering dijumpai pada balita. Bronkopneumonia
bersifat sekunder karena melemahnya daya tahan tubuh tetapi juga dapat primer yang
biasanya dijumpai pada anak dan dewasa (Fajri & Purnamawati, 2020)
B. ANATOMI
a. Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dan wajah
yang disangga oleh tulang hidung dan kartilago. Hidung internal adalah rongga
berlorong. Hidung berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan udara
yang dihirup ke paru-paru.
b. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2
saluran, yaitu percabangan saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan
pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.
c. Laring
Tempatnya pita suara. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita
suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Laring berperan untuk pembentukan
suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan.
d. Trakea
Tenggorokan berupa pipa panjang sekitar 10 sampai 12 cm dengan diameter 2,5
cm terltak sebagian di leher dan sebagian di dada. Dinding tenggorokn tipis dan
kaku dikelilingi oleh cincin tulang rawan dan pada bagian dalam rongga bersilia.
Silia silia ini berfungsi menyaring benda benda asing yang masuk ke dalam
saluran pernapasan.
e. Bronkus
Percabangan dari trakea terbagi menjadi kanan dan kiri. Tempat percabangan ini
disebut carina. Bronkus kanan lebih pendek lebar dan lebih dekat dengan trakea.
f. Bronkiolus
Brokiolus memiliki gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus.
Bronkiolus memiliki dinding yang tipis tidak bertulang rawan dan tidak bersilia.
Mengandung kelenjar sub mukosa yang memproduksi lendir yang membentuk
selimut yang tidak terputus putus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas.
g. Alveolus
Tempat pertukaran O2 dan CO2. Alvolus berselaput tipis dan banyak bermuara
kapiler darah yang memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
h. Paru-paru
Paru-paru terletak pada rongga dada di bagian atas, di samping dan dibatasi oleh
otot dan rusuk, di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.
(Ardhi Utama, 2018)
C. FISIOLOGI PERNAFASAN
Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen ke dalam tubuh(inspirasi) serta mengeluarkan udara dari dalam tubuh
(ekspirasi). Proses oksigenasi tersebut terdiri atas tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi
gas, dan transportasi gas (Muttaqin, 2012).
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses untuk menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru-paru.
Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan
persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diafragma.
Diafragma disarafi oleh syaraf frenik, ynag keluar dari medulla spinalis pada
vertebra servikal keempat.
b. Difusi gas
Difusi gas adalah bergeraknya gas O2 dan CO2 atau partikel lain dari area yang
bertekanan tinggi kearah yang bertekanan rendah. Di dalam alveoli, O2 melintasi
membrane alveoli-kapiler dari alveoli ke darah karena adanya perbedaan tekanan
PO2 yang tinggi di alveoli dan tekanan pada kapiler yang lebih rendah.
c. Transportasi gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jariingan
ke paru dengan bantuan aliran darah (Muttaqin, 2012).
G. KOMPLIKASI BRONKOPNEUMONIA
1. Atelektasis
Atelektasis merupakan suatu kondisi di mana paru-paru gagal atau tidak dapat
mengembang secara sempurna yang disebabkan karena mobilisasi reflek batuk
kering.
2. Empiema
Empiema merupakan suatu kondisi dimana terkumpulnya nanah dalam rongga
pleura akibat infeksi dari bakteri Bronkopneumonia.
3. Abses paru
Abses paru merupakan infeksi bakteri yang dapat menimbulkan penumpukan pus
di dalam paru-paru yang meradang.
4. Endokarditis
Endokarditis merupakan infeksi yang terjadi pada lapisan bagian dalam jantung
(endokardium) yang disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam aliran darah.
5. Meningitis
Meningitis meupakan peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang
yang diakibatkan oleh infeksi bakteri.
(Andriyani, et al., 2021)
PATHWAY
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. ANAMNESIS
a. Identitas
Berisi data pribadi pasien serta penanggung jawab pasien meliputi nama,
umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, status perkawinan, alamat dan
tanggal masuk rumah sakit (Andriyani, et al., 2021).
b. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama yang muncul pada bronkopneumonia yaitu
gelisah, sesak napas, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal disertai
cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut (Fajri & Purnamawati,
2020).
- Riwayat penyakit sekarang
Bronkopneumonia diawali oleh innfeksi saluran pernapasan selama
beberapa hari. Suhu tubuh mendadak naik kisaran 39-40℃ terkadang
disertai kejang. Anak tampak gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan
dangkal, terdapt pernapasan cuping hidung, terdapat retraksi dinding dada,
terdapat sianosis sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak terjadi
pada awal terinfeksi penyakit, tetapi setelah beberapa hari menjadi
produktif dan kering (Andriyani, et al., 2021).
- Riwayat kesehatan terdahulu
Pengkajian mengenai riwayat kesehatan masa lalu mengenai pengalaman
sakit yang pernah di alami, riwayat masuk rumah sakit, pemakainan obat,
dosis yang digunakan serta cara pemakaian obat (Andriyani, et al., 2021).
- Riwayat kesehatan keluarga
Pengkajian mengenai riwayat kesehatan keluarga yang dimiliki oleh
anggota keluarga, apakah mempunyai penyakit yang sama seperti yang di
derita oleh pasien, riwayat penyakit degeneratif dan menular (Andriyani, et
al., 2021).
2. PEMERIKSAAN FISIK : DATA FOKUS
a. Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya takipnea, dispnea, sianosis sirkumoral, pernapasan
cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula non produktif, serta nyeri dada
waktu bernapas dan adanya retraksi dinding dada.
b. Palpasi
Hati mungkin akan membesar, flemitus raba mungkin meningkat pada sisi
yang sakit dan mengalami peningkatan denyut nadi.
c. Perkusi
Suara redup pada sisi yang sakit, pekak akibat penumpukan cairan.
d. Auskultasi
Pada bronkopneumonia akan terdengar stidor suara napas berjuang, terdengar
suuara tambahan seperti ronchi, wheezing.
(Fajri & Purnamawati, 2020)
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pada pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dapat ditemukan
leukopenia dan ditemukan anemia ringan dan sedang.
b. Pemeriksaan radiologi, memberikan gambaran beragam, bercak konsolidasi
yang merata pada bronkopneumonia, satu lobus pada pneumonia lobaris, difus
atau infiltrat pada pneumonia stafilokokus
(Fajri & Purnamawati, 2020)
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
b. Intervensi keperawatan
2. DIAGNOSIS 2
Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
a. Tujuan dan kriteria hasil
N DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (SLKI)
O
1. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003) Pertukaran Gas (L.01003)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pertukaran gas pada klien
meningkat dengan kriteria hasil :
- Dispnea menurun
- Bunyi napas tambahan menurun.
- PCO2 membaik
- PO2 membaik
- Takikardia membaik
b. Intervensi keperawatan
b) Terapeutik
Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu.
Pertahankan kepatenan jalan napas.
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen.
Berikan oksigen tambahan, jika perlu.
Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi.
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien.
c) Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah.
d) Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen.
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur.
3. DIAGNOSIS 3
Intoleransi Aktifitas (D.0056)
a. Tujuan dan kriteria hasil
b. Intervensi keperawatan
c. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tindakan ini bersifat intelektual, teknis dan interpersonal berbagai upaya memenuhi kebutuhan dasar
klien. Tindakan keperawatan meliputi ; tindakan keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan kesehatan
atau keperawatan dan tindakan medis yang dilakukan perawat (Fajri & Purnamawati, 2020).
d. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan fase terakhir proses keperawatan. Hasil evaluasi pada perencanaan
bronkopneumonia yaitu : bersihan jalan napas kembali efektif, gangguan pertukaran gas membaik dan
intoleransi aktivitas meningkat (Fajri & Purnamawati, 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, S., Windahadayanti, V. Y., Damayanti, D., Faridah, U., Sari Permata, Y. I., Fari,
A. I., . . . Matongka, Y. H. (2021). Asuhan Keperawatan pada Anak. Medan: Yayasan
Kita Menulis.
Ardhi Utama, S. Y. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi.
Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Dicky K. N, A., & Wulan, A. J. (2017). Tatalaksana Terkini Bronkopneumonia pada Anak di
Rumah Sakit Abdul Moeloek. Journal Medula Unila, Vol. 7, No. 2.
Fajri, I. R., & Purnamawati, I. D. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Bronkopneumonia : Suatu Studi Kasus. Buletin Kesehatan, Vol. 4, No. 2.
Handayani, E., Muhtar, A., & Chaeruddin. (2021). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK DI RSUD LABUANG BAJI
PROVINSI SULAWESI SELATAN. Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian
Keperawatan, Vol. 1, No. 2.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia efinisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.