Anda di halaman 1dari 17

Nama Kelompok :

1. Jihan Nanda Mirsada (218042)


2. Lilik Puspita (218045)
3. Indah Fiyanti Putri (218038)
4. Indah Maesari (218039)
5. Ida fransiska (218034)
6. Listianingsih (218046)
7. Tomi puja kusuma (218078)
8. Gusma Rizky Pratama (218029)

TUTORIAL SKENARIO B

Step 5
1.) Termasuk tindakan apakah yang dilakukan perawat/dokter tersebut terhadap pasien
dalam kasus skenario di atas ?
2.) Bisakah pasien menuntut perawat/dokter dalam kasus tersebut? Sertakan penjelasan UU
yang mengatur kelalaian dokter&perawat tesebut !
3.) Bagaimana cara kita sebagai calon tenaga kesehatan nanti agar tidak mengalami kejadian
seperti kasus tersebut ?

Step 6
1.)  Dalam kasus tersebut perawat salah dalam memasukan hasil pemeriksaaan laboratorium
dari pemeriksaan pasien lain kemudian dimasukkan dalam pasien ini sehingga dokter pun
juga tidak meneliti lagi dalam membaca nama pasien dalam hasil pemeriksaan tersebut,
dan mengakibatkan penulisan resep yang salah juga, alhasil pasien mendapatkan resep
yang tidak sesuai dengan hasil laboratorium sehingga mengakibatkan pasien mual
muntah setelah meminum obat tersebut .

Kesalahan pemberian obat adalah suatu kesalahan dalam proses penbatan yang masih
berada dalam pengawasan dan tanggung jawab profesi kesehatan, pasien atau konsumen,
dan seharusnya dapat dicegah (Cohen, 1991).

Kesalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah, mencakup faktor lain yang
sekaligus sebagai kompensasi, memberi obat yang benar pada waktu yang salah atau
memberi obat yang benar pada rute yang salah, jika terjadi kesalahan pemberian obat,
perawat yang bersangkutan harus segera menghubungi dokternya atau kepala perawat
atau perawat senior setelah kesalahan itu diketahuinya.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Perawat harus
mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan
perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas
yang direkomendasikan.Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien.Sekali obat telah diberikan, perawat
bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat
seperti , Daftar Obat Indonesia (DOI), Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber
daya manusia, seperti ahli farmasi, harus dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas
mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek samping yang
mungkin terjadi, atau reaksi yang merugikan dari pengobatan .

Bagaimana jika perawat salah memberikan obat ?


- Segera mengakui kesalahan
- Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait
-  Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari kesalahan &tindakan pencegahan
guna mencegah terulangnya kesalahanyg sama / kesalahan lainnya.
- Dokumentasikan dg benar pd MR / form khusus kekeliruan :penjelasan kesalahan
& langkah yg sudah diambil untuk mengatasinya .

Sumber : (Kee and Hayes, 1996)

2.) Pasien dapat menuntut perawat/dokter, apabila hak-haknya dilanggar, maka upaya hukum
yang tersedia bagi pasien adalah:
-  Mengajukan gugatan kepada pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan umum
maupun kepada lembaga yang secara khusus berwenang menyelesaikan sengketa antara
konsumen dan pelaku usaha (Pasal 45 UUPK)
- Melaporkan kepada polisi atau penyidik lainnya. Hal ini karena di setiap undang-
undang yang disebutkan di atas, terdapat ketentuan sanksi pidana atas pelanggaran hak-
hak pasien.

 UU yang dimaksud yaitu UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, UU No


36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Di bagian akhir dari ketiga undang-undang itu mengatur berbagai jenis perbuatan dan
sanksi pidana bagi siapa saja khususnya tenaga kesehatan dan dokter yang dengan
sengaja melakukan tindak pidana di bidang kesehatan.

 Bahkan, Pasal 201 UU Kesehatan jo Pasal 63 UU Rumah Sakit mengatur selain


dipidana dan denda bagi pengurusnya, korporasi dapat dikenakan denda berupa tiga
kali pidana denda untuk orang. Tak berhenti disitu, sanksi pidana tambahan berupa
sanksi administratif bagi korporasi dapat dikenakan berupa pencabutan izin
usaha/badan hukumnya oleh pejabat yang berwenang, meski penetapan pencabutan
itu dimungkinkan diajukan ke PTUN. Sabir menyadari bahwa sesuai ajaran kesalahan
(schuld) dalam hukum pidana terdiri dari unsur kesengajaan (dolus) atau
kealpaan/kelalaian (culpa). Seperti dalam Pasal 359, 360 KUHP baik itu dilakukan
dengan sengaja atau kelalaian dapat dipidana. Namun dalam ketiga undang-undang
itu -yang aturannya bersifat khusus (lex specialis)- semua ketentuan pidananya
menyebut harus dengan unsur kesengajaan.
(Sumber : https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4ce944de4b8d6/kelalaian-tenaga-
kesehatan-tak-bisa-dipidana- )

3.) CARA MENCEGAH KESALAHAN PEMBERIAN OBAT :


a. Baca label obat dengan teliti. Banyak produk tersedia dalam kotak,warna dan
bentuk yang sama.
b. Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal. Kebanyakan
dosis terdiri dari satu atau dua tablet atau kapsul atau satu vial dosis tunggal. Interprestasi
yang salah terhadap program obat dapat mengakibatkan pemberian dosis tinggi yang
berlebihan.
c. Waspada obat-obatan bernama sama. Banyak nama obat yang terdengar
sama(misalnya digoxin dan digitoxin).
d. Cermati angka belakang koma. Beberapa obat tersedia dalam jumlah yang
merupakan perkalian satu sama lain(contoh:tablet cumadin dalam tablet 2,5 dan 25mg).
e. Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba dan berlebihan. Kebanyakan dosis di
programkan secara bertahap supaya dokter dapat memantau efek teraupetik dan
responnya.
f. Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim di programkan,konsultasikan
kepada sumbernya. Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut maka resiko pemberian
dosis yang tidak akurat menjadi lebih besar.
g. Jangan beri obat yang di programkan dengan nama pendek atau singkatan yang
tidak resmi.Banyak dokter menggunakan nama pendek atau singkatan tidak resmi untuk
obat yang sering di programkan.Apabila perawat atau ahli farmasi tidak mengenal
singkatan tersebut obat yang diberikan atau dikeluarkan bisa salah.
h. Jangan berupaya menguraikan dan mengartikan tulisan yang tidak dapat di
baca.Apabila ragu tanya ke dokter kesempatan terjadinya interprestasi kecuali,perawat
mempertanyakan program obat yang sulit di baca.
i. Kenali klien yang memiliki nama sama juga minta klien,menyebutkan nama
lengkapnya,cermati nama yang tertera pada tanda pengenalan.
j. Sering kali satu atau dua klien memiliki nama akhir yang sama atau mirip label
khusus pada buku,obat dapat memberi peringatan tentang peringatan masalah yang
potensial.
k. Cermati ekuivalen.Saat tergesa-gesa salah baca ekuivalen mudah terjadi.Contoh:di
baca milligram padahal mililiter.

5. PENATALAKSANAAN OBAT
Dalam membahas tentang penatalaksaan obat dibagi menjadi 2 yaitu pemberian
obatlangsung ke pasien dan pengelolaan atau penyimpanan obat di ruangan.
1. Pemberian obat ke pasien
a. Prinsip-prinsip peberian obat
Dalam membahas tentang prinsip peberian obat hal ini dibagi menjadi 3 yaitu persiaan
peberian dan evaluasi.
1) Persiapan
Pertama perawat harus melihat obat apa yang akan di berikan. Kemudian mengkaji obat
(tujuan pemberian, cara kerja, efek samping, dosis dan lainnya). Setelah itu melakukan
persiapan yang berkaitan dengan pasien yaitu mengkaji riwayat pengobatan pasien,
pengetahuan pasien dan kondisi sebelum pengobatan.
2) Pemberian
Ada 6 benaryang harus diperhatikan perawat dalam pemberian obat.
3) Evaluasi
Perawat bertanggung jawab untuk memonitor respon pasien terhadap pengobatan. Untuk
obat-obatan yang sering digunakan di rumah sakit jiwa efek samping biasanya terlihat
sampai 1 jam setelah pemberian.
b. Metode pendekatan khusus dalam pemberian obat
Pemberian obat untuk pasien gangguan jiwa memerlukan pendekatan khusus sesuai
dengan kasusnya seperti pada kasus pasien curiga pasien bunuh diri dan pasien yang
ketergantungan obat.

(Sumber : Soegiri, News. 2014. Internasional Patient Safety Goals.


http://lamongankab.go.id/instansi/rsud-soegiri/akreditasi/bab-i/. (Diakses tanggal 29
April 2014).a-cara melewati proses kehilangan. )

TUTORIAL
1. Termasuk tindakan apakah yang dilakukan perawat dan dokter tersebut terhadap pasien dalam
kasus skenario?
Jawab : Tindakan yang dilakukan perawat/dokter pada kasus tersebut adalah suatu kelalaian,
yaitu kekeliruan dalam perbuatan lahir dan menunjukan kepada adanya keadaan batin yang
tertentu, dan dilain pihak keadaan batinya sendiri. Kelalaian medis atau dikenal dengan istilah
Mal Praktek merupakan salah satu kejadian atau fenomena yang muncul dan menjadi sorotan
khalayak, dikarenakan beberapa pasien mengalami resiko medis berupa kematian atau cacat dan
mengakibatkan pasien menggugat terhadap dokter.
(Sumber : Guwandi 2004:29)

2. Apakah bisa pasien menuntut perawat atau dokter dalam kasus tersebut? Sertakan penjelasan
UU yang mengatur kelalaian tersebut
Jawab : bisa menuntut, karena itu merupakan suatu kelalaian yang dilakukan oleh perawat dan
dokter.
Pasal yang mengatur : Konsep kelalaian dalam kitab UU Hukum Pidana (KUHP) di jelaskan
dalam pasal 359 dan pasal 360 KUHP
a. Pasal 359 KUHP : “ Barang siapa karena kelalaian menyebabkan matinya oranglain di ancam
pidana paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama satu tahun”
b. Pasal 360 ayat 1 KUHP : “ Barang siapa karena kelalaianya menyebabkan orang lain
mendapat luka berat diancam pidana paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun”
c. Pasal 360 ayat 2 KUHP : “barang siapa karena kelalaianya menyebabkan orang lain luka luka
sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan atau jabatan
diancam pidana penjara paling lama 9 bulan atau kurungan paling lama 6 bulan denda paling
tinggi 300 rupiah”
( sumber : Guwandi 2004)

3. Bagaimana cara kita sebagai calon tenaga kesehatan nanti agar tidak mengalami kejadian
seperti kasus tersebut?
1. Bertindak secara hati-hati dan teliti
2. Bekerja sesuai SOP yang berlaku
3. Sudah ada informed consent
4. Mencatat semua tindakan yang dilakukan pada RM
5. Apabila terjadi keragu-raguan konsultasi kepada senior atau dokter
6. Menjalin komunikasi dengan baik dengan tim dan pasien atau keluarga
(Sumber : Asrul 2014)
SKENARIO B
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di Rumah Sakit karena demam tinggi dan
Ikterus,setelah minum resep dari seorang tabib. Dari hasil pemeriksaan gula darah 600 mg/dl.
Sebelum dirawat pasien pernah minum resep dari seorang tabib yang menyebabkan pasien panas
dan icterus. Selama dirawat salah satu perawat salah dalam memasukkan hasil pemeriksaan
laboratorium dari pasien lain ke status pasien ini, dokter juga tidak teliti dalam membaca nama
pasien dalam hasil pemeriksaan laborat tersebut, sehingga dokter salah menuliskan resep untuk
pasien yang mengakibatkan pasien mual dan muntah-muntah setelah minum obat. Termasuk
tindakan apakah yang dilakukan perawat dan dokter tersebut terhadap pasien ?

STEP 1
1.ikterus(Heni Lutfia)

Ikterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan oleh
penumpukan bilirubin. Ikterus umumnya mulai tampak pada sklera (bagian putih mata) dan
muka, selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari atas ke bawah) ke arah dada, perut dan
ekstremitas (fara)
STEP II
1. Mengapa perawat salah dalam memasukkan hasil pemeriksaan laborat dari pasien lain ke
status pasien ini ? Dan mengapa dokter juga tdk teliti dlm membaca nama pasien dlm hasil
pemeriksaan laborat tsb ? (lilik)

2. Mengapa pasien mengalami demam dan ikterus setelah minum obat dari seorang tabib ? ( Titis
)
3. Bagaimana tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat/dokter kepada pasien yang salah
memberikan obat?(titus)
Step 3
1.- kelalaian dokter/perawat( ida) 🍆
-Tidak melakukan identifikasi dengan benar (Jihan)🍆

2. - karena dosis obat yang diberikan tidak sesuai dengan tubuh pasien / tidak diterima oleh
tubuh pasien (indah Fiyanti & Jihan )🍌

3. -kolaborasi pmberian anti alergi (gusma)🍒

STEP 4
1. Perawat dan dokter salah dalam memasukan hasil pemeriksaan laborat dari pasien lain bisa
disebabkan krn dokter/perawat tsb lalai atau teledor dan tdk melakukan identifikasi dgn benar.
(lilik)

2.Pasien bisa mengalami demam dan ikterus setelah minum obat dari seorang tabib dikarenakan
dosis obat yang diberikan tidak sesuai dengan tubuh pasien / tidak di terima oleh tubuh pasien 🍌
(Ika Aliffinda)

3. 🍒 Jika pasien diberikan obat yang salah, tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat/dokter
pada pasien yaitu dengan kolaborasi pemberian anti alergi. (Jihan)
Step5
1.termasuk tindakan apakah yang dilakukan perawat dan dokter tersebut terhadap pasien dalam
kasus skenario diatas? (Haris)
2. Bisa kah pasien menuntut perawat/dokter dalam kasus tersebut ? sertakan penjelasan UU yang
mengatur kelalaian dokter&perawat tersebut
3. Bagaimana cara kita sebagai calon tenaga kesehatan nanti agar tidak mengalami kejadian
seperti kasus tsb? (lilik)

Jawaban
1. Menurut Departemen Kesehatan RI, 2008 menyatakan Insiden keselamatan pasien/ patient
safety incident merupakan kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang tidak seharusnya terjadi (dapat dicegah). Adapun beberapa jenis
insiden adalah sebagai berikut :
A. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/ adverse event yaitu insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis.
B. Kejadian nyaris cedera (KNC)/ near missmerupakan suatu insiden yang tidak menyebabkan
cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu 11 tindakan (commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (omission),
2. Bisa di tuntut karena tertera di dalam Hukum Pidana yaitu dalam Pasal 90, Pasal 359, Pasal
360 ayat (1) dan (2) serta Pasal 361 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.6Salah satunya Pasal
360 KUHP menyebutkan :
1. Barangsiapa karena kekhilafan dan kelalaian menyebabkan orang luka berat, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya satu tahun.
2. Barang siapa karena kekhilafan menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga orang itu
menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatan atau pekerjaannya sementara,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan bulan atau pidana dengan pidana
kurungan selama-lamanya enam bulan atau pidana denda setinggi-tingginya empat ribu lima
ratus rupiah.Jika berdasarkan pasal-pasal tersebut diatas, jika diterapkan pada kasus.
3. 1. Bekerjalah sesuai dengan standar profesi atau protap di tempat bekerja. Kalau belum punya,
segeralah untuk memilikinya karena protap atau SOP tersebut akan menjadi dasar untuk
menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan.
2. Melengkapi semua administrasi sebelum melakukan praktek antara terutama (Surat Izin
Praktek) SIP dan rekam medik tiap pasien.
3. Pelajari pasal-pasal dalam KUHP, Undang-Undang Kesehatan, Undang Praktek Kedokteran
(Praktikdok), Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) dan aturan terkait lainnya yang bisa
menjerat dokter.
4. Mengelola obat-obatan dengan benar
5. Memonitor melaporkan dan mencatat setiap perubahan yang terjadi pada kondisi pasien
6. Berkomunikasi secara efektif
7. Delegasi yang benar dan tanggung jawab.
8. Dokumen yang akurat, tepat waktu
9. Tahu kebijakan dan prosedur keperawatan yang ditetapkan rumah sakit dan lembaga
keperawatan.
10. Gunakan peralatan dengan benar
Step 6

1. Termasuk tindakan apakah yang dilakukan perawat dan dokter tersebut terhadap pasien dalam
kasus skenario diatas ?
Jawaban :
Menurut saya tindakan pada skenario b termasuk dalam tindakan malpraktik, karena keteledoran
juga kelalaian dokter dan perawat saat melakukan tindakan terhadap pasien, melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan SOP yang berlaku di rumah sakit.
Tindakan dalam kasus tersebut juga termasuk suatu kelalaian, yaitu kekeliruan dalam perbuatan
lahir dan menunjukan kepada adanya keadaan batin yang tertentu, dan dilain pihak keadaan
batinya sendiri. Kelalaian medis atau dikenal dengan istilah Mal Praktek merupakan salah satu
kejadian atau fenomena yang muncul dan menjadi sorotan khalayak, dikarenakan beberapa
pasien mengalami resiko medis berupa kematian atau cacat dan mengakibatkan pasien
menggugat terhadap dokter.
(Sumber : Guwandi 2004:29)

2. Bisa kah pasien menuntut perawat/dokter dalam kasus tersebut ? sertakan penjelasan UU yang
mengatur kelalaian dokter & perawat tersebut !
Jawaban :
bisa menuntut, karena merupakan suatu kelalaian yang dilakukan oleh perawat dan dokter.
Pasal yang mengatur : Konsep kelalaian dalam kitab UU Hukum Pidana (KUHP) di jelaskan
dalam pasal 359 dan pasal 360 KUHP
a.Pasal 359 KUHP : “ Barang siapa karena kelalaian menyebabkan matinya oranglain di ancam
pidana paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama satu tahun”
b.Pasal 360 ayat 1 KUHP : “ Barang siapa karena kelalaianya menyebabkan orang lain mendapat
luka berat diancam pidana paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun”
c.Pasal 360 ayat 2 KUHP : “barang siapa karena kelalaianya menyebabkan orang lain luka luka
sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan atau jabatan
diancam pidana penjara paling lama 9 bulan atau kurungan paling lama 6 bulan denda paling
tinggi 300 rupiah”
( sumber : Guwandi 2004)

3. Bagaimana cara kita sebagai calon tenaga kesehatan nanti agar tidak mengalami kejadian
seperti kasus tersebut?
Jawaban :
- berhati hati dalam melakukan tindakan
- selalu kroscek dan mengecek kembali identitas pasien apakah sesuai dengan tindakan yang
akan diberikan atau tidak
- melakukan tindakan sesuai dengan SOP di rumah sakit
- melakukan informed consent

Step 6

1. Termasuk tindakan apakah yang dilakukan perawat dan dokter tersebut terhadap pasien dalam
kasus skenario diatas ?
Jawaban :
Menurut saya tindakan pada skenario b termasuk dalam tindakan malpraktik, karena keteledoran
juga kelalaian dokter dan perawat saat melakukan tindakan terhadap pasien, melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan SOP yang berlaku di rumah sakit.
Tindakan dalam kasus tersebut juga termasuk suatu kelalaian, yaitu kekeliruan dalam perbuatan
lahir dan menunjukan kepada adanya keadaan batin yang tertentu, dan dilain pihak keadaan
batinya sendiri. Kelalaian medis atau dikenal dengan istilah Mal Praktek merupakan salah satu
kejadian atau fenomena yang muncul dan menjadi sorotan khalayak, dikarenakan beberapa
pasien mengalami resiko medis berupa kematian atau cacat dan mengakibatkan pasien
menggugat terhadap dokter.
(Sumber : Guwandi 2004:29)

2. Bisa kah pasien menuntut perawat/dokter dalam kasus tersebut ? sertakan penjelasan UU yang
mengatur kelalaian dokter & perawat tersebut !
Jawaban :
bisa menuntut, karena merupakan suatu kelalaian yang dilakukan oleh perawat dan dokter.
Pasal yang mengatur : Konsep kelalaian dalam kitab UU Hukum Pidana (KUHP) di jelaskan
dalam pasal 359 dan pasal 360 KUHP
a.Pasal 359 KUHP : “ Barang siapa karena kelalaian menyebabkan matinya oranglain di ancam
pidana paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama satu tahun”
b.Pasal 360 ayat 1 KUHP : “ Barang siapa karena kelalaianya menyebabkan orang lain mendapat
luka berat diancam pidana paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun”
c.Pasal 360 ayat 2 KUHP : “barang siapa karena kelalaianya menyebabkan orang lain luka luka
sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan atau jabatan
diancam pidana penjara paling lama 9 bulan atau kurungan paling lama 6 bulan denda paling
tinggi 300 rupiah”
( sumber : Guwandi 2004)

3. Bagaimana cara kita sebagai calon tenaga kesehatan nanti agar tidak mengalami kejadian
seperti kasus tersebut?
Jawaban :
- berhati hati dalam melakukan tindakan
- selalu kroscek dan mengecek kembali identitas pasien apakah sesuai dengan tindakan yang
akan diberikan atau tidak
- melakukan tindakan sesuai dengan SOP di rumah sakit
- melakukan informed consent
Step 5
1.) Termasuk tindakan apakah yang dilakukan perawat/dokter tersebut terhadap pasien dalam
kasus skenario di atas ?
2.) Bisakah pasien menuntut perawat/dokter dalam kasus tersebut? Sertakan penjelasan UU yang
mengatur kelalaian dokter&perawat tesebut !
3.) Bagaimana cara kita sebagai calon tenaga kesehatan nanti agar tidak mengalami kejadian
seperti kasus tersebut ?

Step 6
1.) Dalam kasus tersebut perawat salah dalam memasukan hasil pemeriksaaan laboratorium dari
pemeriksaan pasien lain kemudian dimasukkan dalam pasien ini sehingga dokter pun juga tidak
meneliti lagi dalam membaca nama pasien dalam hasil pemeriksaan tersebut, dan mengakibatkan
penulisan resep yang salah juga, alhasil pasien mendapatkan resep yang tidak sesuai dengan hasil
laboratorium sehingga mengakibatkan pasien mual muntah setelah meminum obat tersebut .
Kesalahan pemberian obat adalah suatu kesalahan dalam proses penbatan yang masih berada
dalam pengawasan dan tanggung jawab profesi kesehatan, pasien atau konsumen, dan
seharusnya dapat dicegah (Cohen, 1991).

Kesalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah, mencakup faktor lain yang sekaligus
sebagai kompensasi, memberi obat yang benar pada waktu yang salah atau memberi obat yang
benar pada rute yang salah, jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat yang bersangkutan
harus segera menghubungi dokternya atau kepala perawat atau perawat senior setelah kesalahan
itu diketahuinya.

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Perawat harus mengetahui
semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak
lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan.Secara
hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya
tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien.Sekali obat
telah diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku
referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia (DOI), Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan
sumber daya manusia, seperti ahli farmasi, harus dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas
mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin
terjadi, atau reaksi yang merugikan dari pengobatan .

Bagaimana jika perawat salah memberikan obat ?


- Segera mengakui kesalahan
- Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait
- Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari kesalahan &tindakan pencegahan guna
mencegah terulangnya kesalahanyg sama / kesalahan lainnya.
- Dokumentasikan dg benar pd MR / form khusus kekeliruan :penjelasan kesalahan & langkah yg
sudah diambil untuk mengatasinya .

Sumber : (Kee and Hayes, 1996)

2.) Pasien dapat menuntut perawat/dokter, apabila hak-haknya dilanggar, maka upaya hukum
yang tersedia bagi pasien adalah:
- Mengajukan gugatan kepada pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan umum maupun
kepada lembaga yang secara khusus berwenang menyelesaikan sengketa antara konsumen dan
pelaku usaha (Pasal 45 UUPK)
- Melaporkan kepada polisi atau penyidik lainnya. Hal ini karena di setiap undang-undang yang
disebutkan di atas, terdapat ketentuan sanksi pidana atas pelanggaran hak-hak pasien.

• UU yang dimaksud yaitu UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, UU No 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan, dan UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Di bagian akhir dari
ketiga undang-undang itu mengatur berbagai jenis perbuatan dan sanksi pidana bagi siapa saja
khususnya tenaga kesehatan dan dokter yang dengan sengaja melakukan tindak pidana di bidang
kesehatan.

• Bahkan, Pasal 201 UU Kesehatan jo Pasal 63 UU Rumah Sakit mengatur selain dipidana dan
denda bagi pengurusnya, korporasi dapat dikenakan denda berupa tiga kali pidana denda untuk
orang. Tak berhenti disitu, sanksi pidana tambahan berupa sanksi administratif bagi korporasi
dapat dikenakan berupa pencabutan izin usaha/badan hukumnya oleh pejabat yang berwenang,
meski penetapan pencabutan itu dimungkinkan diajukan ke PTUN. Sabir menyadari bahwa
sesuai ajaran kesalahan (schuld) dalam hukum pidana terdiri dari unsur kesengajaan (dolus) atau
kealpaan/kelalaian (culpa). Seperti dalam Pasal 359, 360 KUHP baik itu dilakukan dengan
sengaja atau kelalaian dapat dipidana. Jadi dalam ketiga undang-undang itu -yang aturannya
bersifat khusus (lex specialis)- semua ketentuan pidananya menyebut harus dengan unsur
kesengajaan.
(Sumber : https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4ce944de4b8d6/kelalaian-tenaga-
kesehatan-tak-bisa-dipidana- )

3.) CARA MENCEGAH KESALAHAN PEMBERIAN OBAT :


a.Baca label obat dengan teliti. Banyak produk tersedia dalam kotak,warna dan bentuk yang
sama.
b.Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal. Kebanyakan dosis terdiri
dari satu atau dua tablet atau kapsul atau satu vial dosis tunggal. Interprestasi yang salah terhadap
program obat dapat mengakibatkan pemberian dosis tinggi yang berlebihan.
c.Waspada obat-obatan bernama sama. Banyak nama obat yang terdengar sama(misalnya
digoxin dan digitoxin).
d.Cermati angka belakang koma. Beberapa obat tersedia dalam jumlah yang merupakan
perkalian satu sama lain(contoh:tablet cumadin dalam tablet 2,5 dan 25mg).
e.Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba dan berlebihan. Kebanyakan dosis di programkan
secara bertahap supaya dokter dapat memantau efek teraupetik dan responnya.
f. Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim di programkan,konsultasikan kepada
sumbernya. Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut maka resiko pemberian dosis yang tidak
akurat menjadi lebih besar.
g.Jangan beri obat yang di programkan dengan nama pendek atau singkatan yang tidak
resmi.Banyak dokter menggunakan nama pendek atau singkatan tidak resmi untuk obat yang
sering di programkan.Apabila perawat atau ahli farmasi tidak mengenal singkatan tersebut obat
yang diberikan atau dikeluarkan bisa salah.

5. PENATALAKSANAAN OBAT
Dalam membahas tentang penatalaksaan obat dibagi menjadi 2 yaitu pemberian obatlangsung ke
pasien dan pengelolaan atau penyimpanan obat di ruangan.
1. Pemberian obat ke pasien
a. Prinsip-prinsip peberian obat
Dalam membahas tentang prinsip peberian obat hal ini dibagi menjadi 3 yaitu persiaan peberian
dan evaluasi.
1) Persiapan
Pertama perawat harus melihat obat apa yang akan di berikan. Kemudian mengkaji obat (tujuan
pemberian, cara kerja, efek samping, dosis dan lainnya). Setelah itu melakukan persiapan yang
berkaitan dengan pasien yaitu mengkaji riwayat pengobatan pasien, pengetahuan pasien dan
kondisi sebelum pengobatan.
2) Pemberian
Ada 6 benaryang harus diperhatikan perawat dalam pemberian obat.
3) Evaluasi
Perawat bertanggung jawab untuk memonitor respon pasien terhadap pengobatan. Untuk obat-
obatan yang sering digunakan di rumah sakit jiwa efek samping biasanya terlihat sampai 1 jam
setelah pemberian.
b. Metode pendekatan khusus dalam pemberian obat
Pemberian obat untuk pasien gangguan jiwa memerlukan pendekatan khusus sesuai dengan
kasusnya seperti pada kasus pasien curiga pasien bunuh diri dan pasien yang ketergantungan
obat.

(Sumber : Soegiri, News. 2014. Internasional Patient Safety Goals.


http://lamongankab.go.id/instansi/rsud-soegiri/akreditasi/bab-i/. (Diakses tanggal 29 April
2014).a-cara melewati proses kehilangan. )
STEP 7
1. Termasuk tindakan apakah yg dilakukan perawat dan dokter trs terhadap pasien dalam kasus
skenario diatas ?
Jawab : malpraktik yg berhubungan dg kelalaian.

2. Bisa kah paasien menuntut perawat/dokter dalam kasus tsb? Serta penjelasan UU yg mengatur
kelalaian dokter&perawat trs ?
Jawab : BISA. UU No.36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan pasal 84 yang berbunyi ;

• Setiap tenaga kesehatanyg melakukan kelalaian berat yg mengakibatkan penerima pelayanan


kesehatan luka berat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3tahun.
• Jika kelalaian berat spt yang dimaksut ayat 1 mengakibatkan kematian, setiap tenaga kesehatan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5tahun.
• Dan ganti rugi sesuai dengan gugatan yang diajukan keluarga/pasien.
( Agustina,rosa.2013.perbuatan melawan hukum.Jakarta:EGC )

3. Bagaimana cara kita sebagai calon tenaga kesehatan nanti agar tidak mengalami mengalami
kejadian spt kasus diatas ?
Jawab : tenaga medis juga manusia. Oleh karena itu terus berusaha meningkatkan ketrampilan
profesi dan tetap bekerja sesuai standar operasional, menjaga kemurnian niat untuk menolong
sesama, menjaga stabilitas fisik, emosi dan spiritual,.

( Agustina,rosa.2013.perbuatan melawan hukum.Jakarta:EGC )

Tutorial Sesi II

1. Termasuk tindakan apa yang dilakukan perawat dan dokter tersebut terhadap pasien dalam
kasus diatas ?
2. Bisakah pasien menuntut pasien/dokter dalam kasus diatas? Sertakan UU yang mengatur
kelalaian dokter dan perawat
3. Bagaimana cara kita sebagai calon tenaga kesehatan nanti agar tidak mengalami kejadian
seperti kasus tersebut?
1. Tindakan yang dilakukan oleh perawat dan dokter adalah negligence atau kelalaian.
Merupakan kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian pada pasien, misal kesalahan
pemeriksaan kekeliruan dalam memberikan penilaian penyakit salah menulis dosis resep
kesalahan tindakan.
2. Bisa, menurut Pasal 66 ayat 3 Undang-Undang No.29 thn 2004 tentang Praktik kedokteran
Ketentuan pelaporan secara pidana dan/atau gugatan secara perdata tentu tetap diperlukan untuk
melindungi hak hak pasien dan pemangku kepentingan pada umumnya dari tindakam dokter atau
dokter gigi yang berada di luar cakupan disiplin profesi kedokteran, atau untuk melindungi hak
pasien manakala dokter atau dokter gigi yang dinyatakan oleh MKDKI melanggar disiplin
profesi kedokteran ternyata menimbulkan kerugian pada pasien.
3. -Bekerjalah sesuai dengan standar profesi atau protap di tempat bekerja. Kalau belum punya,
segeralah untuk memilikinya karena protap atau SOP tersebut akan menjadi dasar untuk
menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan.
-Melengkapi semua administrasi sebelum melakukan praktek antara terutama (Surat Izin
Praktek) SIP dan rekam medik tiap pasien.
-Pelajari pasal-pasal dalam KUHP, Undang-Undang Kesehatan, Undang Praktek Kedokteran
(Praktikdok), Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) dan aturan terkait lainnya yang bisa
menjerat dokter.
-Bila memungkinkan (ada dana) segeralah mendaftar pada salah satu asuransi 'malpraktek' yang
akan menjamin dan membayar segala tuntutan bila suatu saat terjerat kasus hukum/malpraktek.
Hanya dengan membayar 1,5 juta pertahun, mereka akan menanggung semua tuntutan. Tuntutan
pasien biasanya ratusan juta sampai milyaran rupiah.
-Kantongi nomor telepon seorang pengacara/mediator yang berpengalaman menangani kasus
malpraktek dan tuntutan pasien. Sehingga bila ada kasus yang terkait dengan hukum, bisa
langsung berkonsultasi dengan ahli hukum.
-Bekali diri dengan kemampuan komunikasi yang handal dengan pasien. Kebanyakan tuntutan
pasien timbul akibat komunikasi yang kurang baik antara dokter dan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

- Aiken L. H. dan Clarke S. .(2012). Hospital nurse staffing and patient mortality, nurse
burnout, and job dissatisfaction. JAMA.
- Bawelle, Selleya Cintya, dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat
Dengan Pelaksanaaan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Ruang Rawat Inap
RSUD Liun Kendage Tahuna.ejournal keperawatan (e-Kp) Volume1. Nomor
1.Agustus 2013.http://binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361517912.pdf.
(Diaksestanggal 29 April 2014).
- Dwiprahasto I. 2016.“Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan Risiko Medication
Error diPusat Pelayanan Kesehatan Primer”, Jurnal Berkala Ilmu Kedokteran 2006,
XXXVIII.http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail. (diakses tanggal 29 April 2014).
- Joyce L,Kee dan Hayes Evelyn R. 2012.Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan.Jakarta: EGC.
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.PerMenKes917/Menkes/Per/x/1993 tentang kesalahan obat.Jakarta : DepKes.
- Soegiri, News. 2014. Internasional Patient Safety Goals.
http://lamongankab.go.id/instansi/rsud-soegiri/akreditasi/bab-i/. (Diakses tanggal 29
April 2014).a-cara melewati proses kehilangan.

- Machmud, Syahrul. 2012. Penegakan Hukum dan PerlindunganHukum Bagi Dokter


Yang Diduga Melakukan Medikal Malpraktek.Jakarta : Karya Putra Darwati
-
- Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tanggal 22 September
2011 tentang Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi. Diundangkan pada ta-
nggal 15 Maret 2012 oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
-
- Jabir, Muhammad. 2015. Menghindari dan Menghadapi Tuntutan Pasien.
https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com. 18:58
Jum'at, 26 Juni 2015
- Aiken L. H. dan Clarke S. .(2012). Hospital nurse staffing and patient mortality, nurse
burnout, and job dissatisfaction. JAMA.
- - Bawelle, Selleya Cintya, dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat
Dengan Pelaksanaaan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Ruang Rawat Inap
RSUD Liun Kendage Tahuna.ejournal keperawatan (e-Kp) Volume1. Nomor
1.Agustus 2013.http://binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361517912.pdf.
(Diaksestanggal 29 April 2014).
- - Dwiprahasto I. 2016.“Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan Risiko Medication
Error diPusat Pelayanan Kesehatan Primer”, Jurnal Berkala Ilmu Kedokteran 2006,
XXXVIII.http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail. (diakses tanggal 29 April 2014).
- - Joyce L,Kee dan Hayes Evelyn R. 2012.Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan.Jakarta: EGC.
- - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.PerMenKes917/Menkes/Per/x/1993 tentang kesalahan obat.Jakarta : DepKes.
- - Soegiri, News. 2014. Internasional Patient Safety Goals.
http://lamongankab.go.id/instansi/rsud-soegiri/akreditasi/bab-i/. (Diakses tanggal 29
April 2014).a-cara melewati proses kehilangan.
- Undang-Undang No.29 Pasal 66 ayat 3 thn 2004 tentang Praktik kedokteran
- Syah, Mudakir Iskandar. 2019. Tuntutan Hukum Malpraktik Medis. Jakarta. Penerbit
Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia

Anda mungkin juga menyukai