5. PENATALAKSANAAN OBAT
Dalam membahas tentang penatalaksaan obat dibagi menjadi 2 yaitu pemberian
obatlangsung ke pasien dan pengelolaan atau penyimpanan obat di ruangan.
1. Pemberian obat ke pasien
a. Prinsip-prinsip peberian obat
Dalam membahas tentang prinsip peberian obat hal ini dibagi menjadi 3 yaitu persiaan
peberian dan evaluasi.
1) Persiapan
Pertama perawat harus melihat obat apa yang akan di berikan. Kemudian mengkaji obat
(tujuan pemberian, cara kerja, efek samping, dosis dan lainnya). Setelah itu melakukan persiapan
yang berkaitan dengan pasien yaitu mengkaji riwayat pengobatan pasien, pengetahuan pasien
dan kondisi sebelum pengobatan.
2) Pemberian
Ada 6 benaryang harus diperhatikan perawat dalam pemberian obat.
3) Evaluasi
Perawat bertanggung jawab untuk memonitor respon pasien terhadap pengobatan. Untuk
obat-obatan yang sering digunakan di rumah sakit jiwa efek samping biasanya terlihat sampai 1
jam setelah pemberian.
b. Metode pendekatan khusus dalam pemberian obat
Pemberian obat untuk pasien gangguan jiwa memerlukan pendekatan khusus sesuai
dengan kasusnya seperti pada kasus pasien curiga pasien bunuh diri dan pasien yang
ketergantungan obat.
1) Pendekatan khusus kepada pasien curiga
Pada pasien curiga tidak mudah percaya terhadap suatu tindakan atau pemberian yang
diberikan padanya.Perawat harus meyakinkan bahwa tindakan treatment yang dilakukan ke
pasien tidaklah berbahaya dan bermanfaat bagi pasien. Secara verbal dan non verbal, perawat
harus dapat mengontrol perilakunya agar tidak menimbulkan keraguan pada diri pasien karena
tindakan ragu-ragu dari perawat akan menimbulkan kecurigaan pasien.
Berikan obat dala bentuk dan kemasan yang sama setiap emberi obat agar pasien tidak
bingung, cemas dan curiga. Jika ada perubahan dosis diskusikan terlebih dahulu keadaan pasien
sebelum meminta pasien untuk meminumnya. Yakinkan obat benar-benar diminum dan ditelan
dengan cara meminta pasien membuka mulut dan gunakan spatel untuk melihat apakah obat
disebunyikan. Hal ini terutama pada pasien yang mempunyai riwayat menyembunyikan obat di
bawah lidah dan membuangnya.Untuk pasien yang benar-benar menolak minum obat walaupun
sudah dilakukan pendekatan pemberian obat dilakukan melalui injeksi sesuai dengan instruktur
dokter dengan memperhatikan aspek legal dan hak pasien untuk menolak pengobatan dalam
keadaan darurat.
2) Pendekatan khusus kepada pasien yang potensial bunuh diri.
Pada pasien bunuh diri masalah yang sering timbul adalah penolakan pasien untuk
minum obat dengan maksud pasien untuk merusak dirinya.Perawat harus bersikap tegas dalam
pengawasan pasien untuk minum obat karena pasien pada tahap ini berada dalam fase ambivalen
antara keinginan hidup dan mati.Perawat menggunakan kesempatan treatment pada saat pasien
memunyai keinginan hidup, agar keraguan pasien untuk mengakhiri hidupnya berkurang karena
pasien merasa diperhatikan.
Perhatian Perawat merupakan stimulus penting bagi pasien untuk meningkatkan motivasi
hidup.Dalam hal ini peran perawat dalam memberikan obat diintegrasikan dengan pendekatan
keperawatan diantaranya untuk meningkatkan harga diri pasien.
3) Pendekatan khusus pada pasien ketergantungan obat
Pada pasien yang mengalami ketergantungan obat biasanya menganggap bahwa obat
adalah segala-galanya dalam menyelesaikan masalah. Sehingga perawat perlu memberikan
penjelasan kepada pasien tentang manfaat obat dan obat bukanlah satu-satunya cara untuk
menyelesaikan masalah. Terapi obat harus disesuaikan dengan terapi modalitas lainnya seperti
penjelasan cara-cara melewati proses kehilangan.
c. Pendidikan Kesehatan
Secara moral perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada pasien
dan keluarga. Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan mencakup informasi tentang penyakit
kemajuan pasien, obat, cara merawat pasien. Pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan
pemberian obat yaitu informasi tentang obat efek samping cara minum obat waktu dan dosis.