Anda di halaman 1dari 4

Soal SP 3 No 2

3. Jelaskan jenis pengkajian keperawatan!


Jawab:
Pengkajian merupakan tahap awal darii proses keperawatan berupa proses
pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengindentifikasi status kesehatan klien yang diperoleh dari wawancara, pemeriksaan
fisik, pengamatan atau observasi dan studi dokumentasi keperawatan (Rosmalia &
Hariyadi, 2019). Jenis-jenis pengkajian menurut Ali (2009).
a. Pengkajian awal
Pengkajian awal dilakukan pada saat pertama kali klien masuk dalam fasilitas
pelayanan kesehatan atau mulai menggunakan jasa pelayanan. Pegkajian awal ini
didokumentasikan pada bentuk chart khusus seperti formulir data keperawatan
(nursing data base form). Lingkup data cenderung luas karena perawat perlu
menentukan garis dasar data klinis yang komprehensif. Selama pengkajian awal
ini, perawat dapat mengidentifikasikan area – area masalah tertentu yang
memerlukan pengkajian – pengkajian umum dan khusus pada pengkajian awal
dapat memberikan tipe data yang diperlukan untuk mengidentifikasi masalah –
masalah klien dan mengawali serta merencanakan asuhan keperawatan klien.
Misalnya seorang perawat yang bekerja yang bekerja di unit perawatan intensive
pediatric neurologic harus melengkapi data pengkajian. Maka perawat tersebut
memfokuskan pengkajian perihal pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi
neuroligis anak. Area praktik biasanya akan memberikan data yang akan
dimasukkan dalam pengkajian awal ini.
b. Pengkajian lanjutan
Pengkajian lanjutan menguatkan dan memperluas data dasar yang diperoleh
selama pengkajian awal. Ketika hubungan saling percaya antara perawat – klien
semakin berkembang, maka klien akan bersedia untuk memberikan data tambahan
secara rinci tentang status kesehatannya. Lebih lanjut, data tambahan dari
pemeriksaan diagnostik terbaru dan dari sumber – sumber lainnya yang perlu
ditambahkan pada catatan dokumentasi klien. Pendokumentasian yang dilakukan
pada pengkajian lanjutan membuat dokumentasi keperawatan selalu dipengaruhi
(up to date). Data yang diperlukan untuk membuktikan atau mengidentifikasikan
masalah – masalah klien menjadi lebih mudah diperoleh. Ketika data subjektif
dan/atau objektif terbaru telah dikumpulkan, maka data ini kemudian dapat
dianggap sebagai data penunjang. Beberapa contoh kapan data penunjang tersebut
diperlukan dalam pendokumentasian adalah sebagai berikut:
1. Ketika standar instansi memerlukan dokumentasi pengkajian lanjutan di unit
perawatan intensif (ICU), di mana perawat diperlukan untuk mendokumentasikan
pengkajian sistem tubuh atau tanpa perubahan setiap pengaturan dinas (shift).
2. Ketika perawat harus menjelaskan/ mempertanggung jawabkan intensitas aktivitas
rencana intervensi keperawatan seperti dalam kasus costing out bagi rencana
keperawatan.
3. Ketika validitas informasi awal dipertanyakan maka pengkajian lanjutan digunakan
untuk menguatkan keakuratannya (misalnya tekanan darah awal tinggi dan
selanjutnya diambil kembali untuk membenarkan observasi awal)
4. Ketika reliabilitas data dihubungkan oleh klien dan dipertanyakan kepada perawat
(ketika klien di bawah pengaruh obat atau alkohol) dan penilaian selanjutnya
digunakan untuk menguatkan keakuratannya.
Tergantung dari kebutuhan instansi, data penunjang tidak perlu dimasukkan
kembali ke dalam dokumentasi keperawatan jika hanya mengulangi data yang
sudah didokumentasikan sebelumnya. Meskipun data komunikasi data penunjang
sudah dalam rincian lengkap, namun alternatif dapat memasukkan tahap yang
mengidentifikasikan pengkajian lanjutannya. Contohnya, pernyataan “Tidak ada
perubahan dalam status baselin respiratory” dapat digunakan jika informasi
“baselin” dengan mudah dapat didapatkan kembali, dan jika duplikasi data hanya
akan menghabiskan waktu, mengulangi, dan membuat tempat penulisan. Istilah
pengembangan data menunjukkan perolehan data baru dari hasil penilaian
pengkajian lanjutan. Pengembangan data harus selalu didokumentasikan karena
data ini menambah data yang sudah ada menjadi lebih terperinci (misalnya ketika
hasil tes darah menguatkan respiratory distress yang sudah ada sebelumnya). Data
ini dapat mengidentifikasikan informasi baru (seperti ketika klien praoperasi
mengingatkan alergi obat yang sebelumnya belum dinyatakan) atau mungkin
berubah dan memengaruhi data mengenai klien yang sebelumnya sudah diperoleh
(sepertinya ketika klien yang sedang dirawat untuk kegelisahan psikologis
menunjukkan adanya patologi medis).
c. Pengkajian Khusus
Pengkajian ini dilakukan apabila klien mengguanakan alat ukur khusus dalam
pembuatan keputusan klinis. Data ini harus dicatat dalam catatn klinik klien
(clinical record), yang merupakan bagian dari format yang ada. Contoh:
penggunaan alat Glasgow Coma Scale. Alat tersebut menggunakan skala
pengukuran status mental yang menampilkan skala untuk menilai aspek membuka
mata, respons verbal, dan respons motorik.

Selain itu, menurut Dinarti & Mulyanti (2017), pengkajian keperawatan dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu:
a. Initial Assessment (Pengkajian Awal) yang merupakan tahapan untuk
memperoleh data pasien berupa data awal yang digunakan sebagai dasar dalam
pemberian asuhan keperawatan
b. Ongoing Assessment (Pengkajian Lanjutan) merupakan pengembangan dasar
yang dilakukan untuk melengkapi pengkajian awal sehingga mendukung
informasi tentang permasalahan kesehatan pasien
c. Reassessment (Pengkajian ulang) merupakan pengkajian yang diperoleh dari
informasi selama evaluasi mengenaik kemajuan pasien

Menurut McGuffin (2018), terdapat empat jenis pengkajian keperawatan yaitu:


a. Pengkajian Awal (Initial Assessment) atau sering disebut dengan triage
merupakan pengkajian awal yang membantu menentukan sifat masalah dan
menyiapkan jalan untuk tahap pengkajian selanjutnya. Pengkajian ini jauh lebih
menyeluruh meliputi riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik, tanda-tanda
vital, serta pemeriksaan gejala subjektif dan tanda-tanda objektif
b. Pengkajian terfokus (Focused Assessment) merupakan tahapan pengungkapan
masalah pasien dan pengobatan. Pengkajian ini berfokus untuk mendiagnossi
dan merawat pasien untuk menstabilkan kondisinya. Pada tahap ini, tanda-
tanda vital pasien akan selalu dipantau oleh perawat
c. Time-lapsed Assessment merupakan pengkajian yang dilakukan setelah pasien
menerima pengobatan untuk memastikan bahwa kondisi pasien telah kembali
stabil. Pengkajian ini dapat berlangsung selama satu atau dua jam atau mungkin
beberapa bulan tergantung pada perkembanga penyakitnya. Pengkajian ini akan
membandingkan baseline pasien sebelum dan selama perawatan
d. Pengkajian Darurat (Emergency Assessment) merupakan pengkajian yang
berfokus pada identifikasi cepat penyebab masalah pasien dengan menilai
sirkulasi, jalan nafas dan pernafasan pasien. Setelah tiga komponen tersebut
stabil, maka pengkajian dilanjutkan dengan pengkajian awal atau terfokus,
tergantung pada situasinya

Menurut Peate (2019), jenis pengkajian keperawatan terdiri dari :


a. Admission Assessment
Admission assessment merupakan pengkajian keperawatan yang komprehensif
yang mencangkup riwayat pasien, penilaian atau pengamatan umum pada
pasien, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan tanda-tanda vital.
b. Shift Assessment
Shift assessment merupakan penilaian keperawatan secara singkat yang
berakhir pada setiap permulaan shift atau jika kondisi klien berubah pada
waktu lain selama shit.
c. Focused Assessment
Focused assessment adalah pengkajian atau penilaian keperawatan secara rinci
yang mempertimbangkan atau meninjau sistem tubuh spesifik yang berkaitan
dengan masalah yang muncul atau perhatian pasien saat ini yang melibatkan
lebih dari satu sistem tubuh.

Daftar Pustaka

Ali, Z. (2009). Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC


Dinarti & Mulyanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
McGuffin, D. (2018). Four Types of Assessment for Nursing. Retrieved from
https://careertrend.com/13373140/four-types-of-assessment-for-nursing
Rosmalia, D., & Hariyadi. (2019). Dokumentasi keperawatan pada poliklinik gigi (kajian
manual dan komputerisasi). Yogyakarta: Deepublish.
Piate, I. (2019). Fundamentals of assessment and care planning fot nurses. John Wiley &
Sons. Diakses dari: https://books.google.co.id/

Anda mungkin juga menyukai