Kelompok 1
Dokumentasi keperawatan
1.Fadjri Suryadi
2.Ernawati
4.Nurhaliza Fitriana
7.Nurul Wijayanti
8.siti Annisa
9.Nor Rifani
10.irwan Hamid
(2) Tujuan dari diagnosis keperawatan adalah menginterprestasikan dan memberikan nama
pola – pola respon klien terhadap masalah kesehatan.
(3) Tujuan dari rencana asuhan keperawatan adalah memberikan intervensi keperawatan
berdasarkan respon klien terhadap masalah kesehatannya.
Tahap – tahap proses keperawatan ini memerlukan dokumentasi dari awal sampai
seterusnya. Suatu pengkajian yang komprehensif atau menyeluruh, sistematis, dan logis akan
mengarah dan mendukung identifikasi masalah kesehatan klien. Masalah – masalah ini
menggunakan data pengkajian sebagai dasar formulasi untuk menegakkan diagnosis
keperawatan. Rencana asuhan keperawatan mencantumkan diagnosis keperawatan,
mengomunikasikan pernyataan kriteria hasil yang diharapkan dan dapat diukur, dan
intervensi keperawatan yang disusun untuk klien. Pengkajian, formulasi, diagnosis, dan
rencana asuhan keperawatan yang tertulis memberikan perawatan yang berorientasi pada
tujuan dan perawatan yang konsisten. Perana dokumentasi membutuhkan perawat untuk
menyiapkan catatan klinis yang merefleksikan pengkajian yang akurat, diagnosis
keperawatan yang spesifik, dan rencana asuhan keperawatan individual.
Standar dokumentasi untuk bagian ini adalah catatan yang menggabungkan hasil
pengkajian sistematis dari diagnosis keperawatan yang diformulasikan dan rencana asuhan
keperawatan yang dikembangkan.
2. Untuk menggabungkan dan mengorganisasi data dan beberapa sumber yang dikumpulkan
menjadi satu sehingga masalah kesehatan klien dapat dianalisis dan diidentifikasi.
3. Untuk meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai poin
referensi dalam mengukur perubahan yang terjadi pada kondisi kesehatan klien.
4. Untuk mengidentifikasikan definisi karakteristik sesuai respon dan kondisi kesehatan klien
yang akan memengaruhi rencana dan pemberian intevensi keperawatan.
5. Untuk menyuplai data yang cukup guna memberikan intervensi keperawatan yang sesuai
dengan kebutuhan klien.
6. Untuk memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan keperawatan yang efektif.
Untuk mencapai tujuan – tujuan ini, maka perawat menggunakan semua informasi
tentang klien yang diperoleh dari wawancara klien, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
labolatorium, dan diagnostik lainnya. Pengkajian harus lengkap dan seakurat mungkin.
Pengumpulan data untuk kelengkapan informasi status kesehatan atau masalah klien harus
terus – menerus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah – masalah baru dan mengubah
prioritas klinis.
Pengkajian awal, pengkajian lanjutan, pengkajian ulang, dan pengkajian kembali menunjuk
pada tiga tipe pengkajian keperawatan yang umumnya ditujukan dalam dokumentasi.
Penjelasan mengenai jenis – jenis pengkajian tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pengkajian awal
Pengkajian awal dilakukan pada saat pertama kali klien masuk dalam fasilitas
pelayanan kesehatan atau mulai menggunakan jasa pelayanan. Pegkajian awal ini
didokumentasikan pada bentuk chart khusus seperti formulir data keperawatan ( nursing data
base form ). Lingkup data cenderung luas karena perawat perlu menentukan garis dasar data
klinis yang komprehensif. Selama pengkajian awal ini, perawat dapat mengidentifikasikan
area – area masalah tertentu yang memerlukan pengkajian – pengkajian umum dan khusus
pada pengkajian awal dapat memberikan tipe data yang diperlukan untuk mengidentifikasi
masalah – masalah klien dan mengawali serta merencanakan asuhan keperawatan klien.
Misalnya seorang perawat yang bekerja yang bekerja di unit perawatan intensive
pediatric neurologic harus melengkapi data pengkajian. Maka perawat tersebut memfokuskan
pengkajian perihal pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi neuroligis anak. Area praktik
biasanya akan memberikan data yang akan dimasukkan dalam pengkajian awal ini.
b. Pengkajian lanjutan
Pengkajian lanjutan menguatkan dan memperluas data dasar yang diperoleh selama
pengkajian awal. Ketika hubungan saling percaya antara perawat – klien semakin
berkembang, maka klien akan bersedia untuk memberikan data tambahan secara rinci tentang
status kesehatannya. Lebih lanjut, data tambahan dari pemeriksaan diagnostik terbaru dan
dari sumber – sumber lainnya yang perlu ditambahkan pada catatan dokumentasi klien.
Pendokumentasian yang dilakukan pada pengkajian lanjutan membuat dokumentasi
keperawatan selalu dipengaruhi (up to date ). Data yang diperlukan untuk membuktikan atau
mengidentifikasikan masalah – masalah klien menjadi lebih mudah diperoleh. Ketika data
subjektif dan/atau objektif terbaru telah dikumpulkan, maka data ini kemudian dapat
dianggap sebagai data penunjang. Beberapa contoh kapan data penunjang tersebut diperlukan
dalam pendokumentasian adalah sebagai berikut.
Tergantung dari kebutuhan instansi, data penunjang tidak perlu dimasukkan kembali
ke dalam dokumentasi keperawatan jika hanya mengulangi data yang sudah
didokumentasikan sebelumnya. Meskipun data komunikasi data penunjang sudah dalam
rincian lengkap, namun alternatif dapat memasukkan tahap yang mengidentifikasikan
pengkajian lanjutannya. Contohnya, pernyataan “Tidak ada perubahan dalam status baselin
respiratory” dapat digunakan jika informasi “ baselin” dengan mudah dapat didapatkan
kembali, dan jika duplikasi data hanya akan menghabiskan waktu, mengulangi, dan membuat
tempat penulisan. Istilah pengembangan data menunjukkan perolehan data baru dari hasil
penilaian pengkajian lanjutan. Pengembangan data harus selalu didokumentasikan karena
data ini menambah data yang sudah ada menjadi lebih terperinci (misalnya ketika hasil tes
darah menguatkan respiratory distress yang sudah ada sebelumnya). Data ini dapat
mengidentifikasikan informasi baru ( seperti ketika klien praoperasi mengingatkan alergi obat
yang sebelumnya belum dinyatakan ) atau mungkin berubah dan memengaruhi data
mengenai klien yang sebelumnya sudah diperoleh (sepertinya ketika klien yang sedang
dirawat untuk kegelisahan psikologis menunjukkan adanya patologi medis).
Pengkajian Ulang
Data pengkjian ulang adalah data-data yng diperoleh dari aktivitas evaluasi proses
keperawatan. Ketika hasil evaluasi klien terliht kurang berkembang terhadap criteria hasil dan
hasil yang diharapkan, maka kemungkinan data yang telah diperoleh kurang tepat sehingga
masalah kurang dapat teridentifikasi. Masalah ang kurang teridentifikasi mengakibatkan
rencana intervensi yang disusun tidak sesuai dengan masalah yang sebernantya terjadi.
Namun, hasil evaluasi klien yangkurang berkembang dapat juga terjdi karena implementasi
intervensi belum dilakukan dengan durasi atu intesitas yang cukup.
Pengkajian Lembali
Pengkajian kembali berarti perawat harus memeriksa kembali data pengkajan
sebelumnya untuk menemukan petunjuk baru bagi masalah-masalah klien atau harus
mengembangkan data awal untuk mendapatkan data tambahan tentang klien. Dokumentasi
pengkajian kembali menunjukan pertanggung jawaban perawat untuk melanjutkn usaha
penyelesaian masalah.
Seperti format Tanya jawab , Format pengumpulan data ini juga menggunakan
kerangka kerja yang terorganisasi. Format check list lebih menghemat waktu perawat
dibandingkan dengan menulis respons klien yang membutuhkan waktu lebih banyak. Selain
itu juga menurunkan kemungkinan pada respons klien tertantu atau body system tidak akan
dinilai. Karena cara pertanyaan dinyatakan , perawat perlu mengecek “ya” atau “tidak” dan
untuk mendokumntasikan lebih lanjut atau menjelaskan penemuan yang abnormal.
Data Penunjang
Data penunjang adalah data yang dikaji ulang atau data yang sudah dikumpulkan
sebelumnya kemudian didokumentasikan untuk menunjukkan pematauan (monitoring) yang
terus-menerus terhadap status kesehatan klien dan pemecahan masalahnya. Catatan grafis
adalah contoh dari bentuk ini. Ini menunjukkan pemantau an yang terus-menerus dilakukan
terhadap penelian tanda-tanda vital.
Data yang dikembangkan tidak selalu didokumentasikan pada flow sheet. Hampir
selalu, data tambahan diperlukan untuk penjelasan. Contohnya, suhu yang tiba-tiba
meningkat didokumentasikan pada catatan grafis tidak mengidentifikasikan bahwa klien juga
menerima tranfusi darah pada saat yang sama. Perawat mendokumetasikan data relavn yang
dikembangkan ini dalam catatan perkembangan guna mendukung penilaian keperawatan
bahwa klien mengalami reaksi tranfusi darah pada waktu suhu tinggi. Maka, ini satu cara di
mana informasi baru dapat diperkenalkan pada proses penyelesaian masalah.
0 = Tidak nyeri.
2 = Sedang.
3 = Berat.
4 = Sangat berat.
Sistem Respirasi
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Persarafan
Sistem Perkemihan
Sistem Pencernaan
Daftar pustaka :