DISUSUN OLEH:
NAMA:CHRISTMAS SAPUETTE
TINGKAT :IIB
:P07120119062
2. Format Pengkajian
a. format tanya jawab
Perawat mencatat jawaban pasien yg kemudian dicatat pada format, pertanyaan berupa data pribadi,
seperti kelahiran, status mental, riwayat kesehatan dan pertanyaan yang berhubungan dengan status
spiritual dan sex.
b. format cek list terbuka
format tipe ini merupakan alat untuk mengumpulkan data dan menggunakan kerangka organisasi.
format menghemat waktu perawat krn mengurangi kemungkinan respon pasien yang tidak di butuhkan
dalam pengkajian
c. format questioner diri pasien
format ini digunakan untuk mengecek informasi menurut pasien dan hasil pemeriksaan fisik yang
dilakukan perawat. Format ini paling sering digunakan di RS, bentuk ini paling tepat digunakan untuk
sekelompok pasien khusus yang dapat berkata-kata dan membaca dengan tepat, perawat dapat
memvalidasi informasi yang diberikan dengan hasil pemeriksaan fisik.
Diagnosa keperawatan adalah rencana tindakan untuk mengenal dan memprioritaskan dari pelayanan
perawatan, kecenderungan dan tanggapan dari pasien dan pengaruh tindakan keperawatan. Dalam
pendokumentasian harus tertera diagnosa sehingga ketika dokumentasi keperawatan akan
dimulai,informasi yg berubah-ubah dapat dkembalikan ke data pengkajian,k emudian dianalisis apakah
meringankan masalah pasien sehingga diagnosa dapat mempersatukan bagian dari seluruh proses
keperawatan
B. Manfaat
a. Memberikan bahasa yang umum bagi perawat meningkatkan komunikasi yang lebih baik diantara
perawat, shift dan unit penyedia perawatan kesehatan lain serta lingkungan perawatan yang berbeda-beda,
sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kontinuitas perawatan yang diberikan pasien.
b. Meningkatkan identifikasi tujuan yang tepat membantu dalam memilih intervensi keperawatan yang
benar untuk mengatasi masalah \ kebutuhan yang telah di identifikasi dan memberikan pedoman untuk
evaluasi. Hal ini dikarenakan, keperawatan berdasarkan pada variabel-variabel seperti tanda dan gejala,
hasil tes yang ada dalam diagnosa keperawatan.
c. Memberi informasi yang tajam: memprioritaskan masalah yang memang membutuhkan penanganan
yang cepat dan yang dapat dilakukan kemudian.
d. Dapat menciptakan standar untuk praktek keperawatan: memberikan pondasi untuk program jaminan
kualitas, alat untuk mengevaluasi praktik keperawatan dan suatu mekanisme untuk menghitung biaya
asuhan keperawatan yang diberikan.
e. Memberikan dasar peningkatan kualitas : para klinisi, administrasi, peneliti dan pendidik dapat
mencatat, memvalidasi atau mengubah proses pemberian perawatan yang kemudian akan memajukan
profesi keperawatan.
C. Tujuan
1. Menyampaikan masalah pasien dalam istilah yg dapat dimengerti untuk semua perawat
2. Mengenali masalah-masalah pasien
3. Mengenali perkembangan tindakan keperawatan
3. Validasi Data
Pada tahap ini perawat memvalidasi data secara akurat yang dilakukan bersama klien dan keluarga serta
masyarakat.
Contoh:
perawat : apa anda merasa lebih kurus?
pasien : ya, saya tdak sempat untuk makan teratur
4. Merumuskan diagnosa
Diagnosa keperawatan menurut NANDA ada 4 yaitu:
a. Diagnosa keperawatan aktual
Deskripsi/gambaran tentang respon manusia terhadap kondisi pasien, diagnosa ini menjelaskan
masalah nyata saat ini sesuai dg data klinik yg ditemukan. Syarat menegakan diagnosa ini harus ada PES
(problem etiologi symptom).
contoh: intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan transport oksigen sekunder akibat tirah
baring lama
b. Diagnosa keperawatan resiko
Deskripsi/gambaran tentang respon manusia terhadap kondisi pasien yang mungkin berkembang
menjadi parahjika tidak dilakukan intervensi yang tepat. Syarat menegakan diagnosa ini harus ada PE
(problem etiologi)
contoh: resiko infeksi dengan faktor resiko prosedur invasive
c. Syndrom
sejumlah tanda dan gejala yang hampir selalu terjadi bersamaan. manfaat diagnosa sindrom adalah
agar perawat selalu waspada akan tanda gejala lain yg mungkin timbul besertaan dg penyakit yg diderita
klien
contoh: sindrom kerusakan intrepretasi lingkungan berhubungan dengan dimensia
d. Wellness (kesejahteraan)
Gambaran respon individu untuk meningkatkan kesejahteraannya
contoh: potensial untuk peningkatan pengetahuan tentang peran sebagai orang tua.
Contoh:
Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuihan tubuh berhubungan dengan stress
Kunci perumusan yang tepat pada diagnosa keperawatan adalah memakai proses ‘pemecahan masalah’
meliputi 3 komponen yaitu: PES (Problem, Etiologi, Symptom)
Problem (masalah): pernyataan singkat tentang masalah aktual atau resiko kesehatan. Pernyataan yang
menyatakan gangguan kesehatan yang dialami pasien yang berhubungan dengan kebutuhan pelayanan
keperawatan
Etiologi (penyebab): merupakan ungkapan singkat yang menunjukkan kemungkinan penyebab tau faktor
resiko pada masalah aktual atau masalah resiko pasien.
Symptom (tanda gejala): merupakan pernyataan khusus tentang perilaku reaksipasien yang sesuai dengan
keadaan pasien terhadap masalah tindakan keperawatan atau menejemnnya. merupakan data subyektif
dan data obyektif yang dikumpulkan selama proses pengkajian
Contoh:
1. Pernyataan masalah
selalu didahului oleh kata yang menguraikan taraf atau tingkat masalah
contoh: akut, kronis, penurunan, gangguan, disfungsi, ketidakefektifan, kerusakan, lebih dari, kecacatan
dll
contoh diagnosa: Nyeri akut berhubungan dengan injury fisik ditandai dengan lebam di pelipis mata
kanan
2. Penyebab masalah
pernyataan tentang faktor yang berpengaruh atau memperbesar masalah.
contoh diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan injury fisik ditandai dengan lebam di pelipis mata
kanan
3. Gejala dan tanda
merupakan data subyektif maupun obyektif
contoh diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan injury fisik ditandai dengan lebam di pelipis mata
kanan
ENDOKUMENTASIAN RENCANA KEPERAWATAN
A. Pengertian
Rencana tindakan merupakan perencaan yang akan dilakukan perawat berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah dtegakkan. pada tahap ini, perhatian berfokus pada tindakan yang paling tepat
untuk mengatasi masalah pasien secara efektif. Rencana perawatan berfungsi untuk menuntun aktivitas
dari semua petugas perawatan kesehatan yg terlibat dlmperawatan pasien. Dengan perencanaan yg akurat
dan menyeluruh perawat dapat memberikan perawatan yg terindividualisasi. Dokumentasi perencanaan
akan meningkatkan kontinuitas dan konsistensi perawatan yg diberikan.
B. Tujuan
1. Memberikan kesinambungan perawatan dari perawat satuke perawat yg lain
2. Meningkatkan komunikasi karena rencana yg tertulis menjadi bagian permanent dari rekam medik dan
mensuplai informasi yg konsisten
3. Membantu menentukan kebutuhan staf untuk menyusun jadwal kerja shift
4. Berfungsi sbg bahan belajar yang mendukung pembagian pengalaman diantara perawat untuk
membantu perkembangan profesi keperawatan
C. Fase Perencanaan
1. Penyusunan proritas
Prioritas masalah yg akan diselesaikan bisa berdasarkan kebutuhan pasien, urgensi masalah, dan
sifat dari pengobatan yg diberikan.
a. prioritas tinggi, mencerminkan situasi yg mengancam kehidupan, misal bersihan jalan nafas
b. prioritas sedang, berhubungan dg situasi yg tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan, misal
personal hygiene
c. prioritas rendah, tidak berhubungan langsung dengan penyakit pasien, misal masalah sosial.
Prioritas masalah dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan temuan kajian yg dilakukan, hal ini
terjadi karena adanya pergeseran kepentingan.
Hirarki kebutuhan oleh Abraham Maslow dan kalish bisa digunakan untuk memprioritaskan
masalah yg akan ditangani (bagan terlampir).
2. Penentuan Tujuan
Tujuan perawatan pasien merupakan gambaran luas yg menunjukkan arah keseluruhan intervensi
keperawatan sehingga pasien diharapkan akan mengalami kemajuan dalam berespon terhadap tindakan.
Tujuan jangka panjang adalah sasaran yang diperkirakan dicapai sepanjang periode waktu yg lama,
tujuan ini dapat dilanjutkan saat pemulangan kerumah dan lingkungan rehabilitasi . Tujuan jangka
pendek merupakan pedoman yg lebih spesifik dan dharapkan tercapai dalam waktu yg singkat
3. Penentuan Kriteria Hasil
Merupakan mekanisme untuk mengevaluasi kemajuan pasien dan perubahan pada status kesehatan
pasien. Kriteria hasil yang baik harus:
a. Specific (spesifik)
b. Measurable (Dapat diukur)
c. Achievable (Mempertimbangkan keadaan dan keinginan pasien)
d. Realistik (realistis)
e. Time (menunjukkan jangka waktu pencapaian yg pasti)
Contoh: Pasien mampu berjalan dengan tongkat tanpa bantuan dalam 3 hari
Kriteria hasil harus mencakup: subyek, kata kerja yg bisa diukur, hasil, kriteria, dan target waktu
a. Subyek
Menunjukkan siapa yang mencapai kriteria hasil. misal pasien, keluarga, masyarakat
b. Kata kerja yg bisa diukur
Kata kerja yg dapat diukur menunjukkan tindakan, tingkah laku dan respon pasiean yg dapat dilihat,
didengar, dihidu, dan diraba. Penulisannya diawali dengan kata “mampu”. Contoh kata kerja yg dapat
diukur terlampir
c. Hasil
Menunjukkan respon fisiologis dan psokologis yg dharapakan dari pasien setelah dilakukan
tindakan.
d. Kriteria
Mengukur kemajuan pasiean dalam mencapai hasil, menunjukkan tingkatan kecakapan yg
diperlukan untuk menyelesaikan hasil akhir
e. Target waktu
Menunjukkan periode waktu tertentu yang diinginkan untuk mencapai kriteria hasil.
Contoh: Saudara B (23th) dirawat sejak tanggal 1 oktober 2011 di RS Harapan Kita dengan diagnosa
medis open fraktur femur dextra. Klien sudah menjalani operasi pemasangan pent sejak 2 hari yg lalu dan
diagnosa keperawatan yg muncul intoleransi aktivitas.
Maka kriteria hasilnya: Pasien (a), mampu mendemonstrasikan (b), penggunaan kursi roda (c), secara
mandiri (d), pada tanggal 5 oktober 2011 (e).
4. Penentuan Intervensi
Gordon (2005) mendefinisikan bahwa intervensi keperawatan sebagai tindakan yang dirancang
untuk membantu pasien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam
hasil yg diharapkan.
4 jenis penulisan intervensi, yaitu:
1. Intervensi diagnostic
Mengkaji kemampuan pasien kearah pencapaian kriteria hasil dg pemantauan aktivitas pasien
secara langsung. Biasanya menggunakan kata-kata KAJI….
2. Intervensi terapeutik
Menunjukkan tindakan oleh perawat yang secara langsung mengurangi, memperbaiki, atau
mencegah munculnya masalah kembali. Biasanya menggunakan kata-kata LAKUKAN….
3. Intervensi penyuluhan
Intervensi penyuluhan meningkatkan perawatan diri pasien dengan membantu individu untuk
memperoleh tingkah laku baru tg mempermudah mengatasi maslah klien. Biasanya menggunakan kata-
kata AJARKAN….
4. Intervensi rujukan
intervensi rujukan menentukan konsultasi tambahan yg diperlukan baik didalam ataupun diluar
bidang keperawatan. Biasanya menggunakan kata-kata KONSULKAN….
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Pengertian Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon dalam Potter & Perry, 2005).
Tindakan keperawatan merupakan tahap ke empat dari proses asuhan keperawatan, dilakukan setelah
melakukan pengkajian, perumusan diagnosa, dan perencanaan. Tindakan setiap perawat tidak mungkin
sama tapi adapun perbedaannya karena kemampuan mengambil sikap dan memutuskan atau
memprioritaskan tindakan yang dilakukan. Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yg
telah disusun, protap yang ada, fasilitas yg tersedia, kondisi, dan waktu yg tepat.
2. Sifat Tindakan Keperawatan
1. Independent (Mandiri)
Adalah implementasi atas dasar perawat itu sendiri untuk membantu klien
dalam memenuhi kebutuhannya, misalnya: membantu activity daily living (ADL) klien, memberikan
perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan
motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien,
melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
2. Dependent (Bergantung dg tim kesehatan lain)
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai
dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari
bagian fisioterapi.
3. Interdependent (Kolaboratif)
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim
kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter
urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam
pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan tanggungjawab dokter tetapi benar
obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan
klien, serta respon klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.
3. Keterampilan Melakukan Tindakan
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan
interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus
berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Kozier, 2003).
1. Intelektual
Tindakan yang kita lakukan harus didasari oleh ilmu kesehatan dan keperawatan yang disesuaikan
dengan kondisi klien. Dalam melakukan tindakan, perawat harus:
a. Reason, tahu alasan melakukan suatu tindakan
b. Decision making, bisa membuat keputusan
c. Priority setting, tahu tentang prioritas tindakan yg dilakukan
d. Problem solving, tindakan itu merupakan pemecahan masalah pasien
e. Creatif dan inovatif, perawat bisa memanfaatkan barang yang ada jika tidak ada alat yang sesuai
untuk melakukan tindakan
2. Interpersonal
Interpersonal skill melibatkan teknik komunikasi verbal dan non verbal perawat, tentang kemampuan
perawat melakukan komunikasi terapeutik sehingga terjadi jalinan hubungan yang baik antara perawat
dan klien.
3. Technical
Meliputi keamanan dan kemampuan perawat dalam melakukan suatu prosedur tindakan, hal ini bisa
diasah dengan keahlian khusus dalam bidang tertentu.
4. Elemen Implementasi
1. Reassessment atau hasil pengkajian kembali klien
2. Memutuskan membutuhkan partner
3. Tindakan dari intervensi keperawatan
4. Supervisi pendelegasian perawatan
5. Dokumentasi implementasi
5. Tahap Implementasi
1. Pada tahap persiapan.
· Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional pada diri sendiri
· Memahami rencana keperawatan secara baik
· Menguasai keterampilan teknis keperawatan
· Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan
· Mengetahui sumber daya yang diperlukan
· Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan keperawatan
· Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan
· Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul
· Penampilan perawat harus menyakinkan
2. Pada tahap pelaksanaan.
· Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan keperawatan
yang akan dilakukan oleh perawat.
· Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap penjelasan yang telah
diberikan oleh perawat.
· Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan kemampuan teknis
keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
· Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi klien, pencegahan
kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang telah
diberikan.
3. Pada tahap terminasi
· Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.
· Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
· Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
· Lakukan pendokumentasian.
DOKUMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN
1. Pengertian
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan mungukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan
keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan.
2. Tujuan
1. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
2. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
3. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
4. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
5. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
6. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
7. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
3. Manfaat
1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telah
diberikan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Mendapatkan umpan balik.
5. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
4. Jenis Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat pelayanan
keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam
pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, ratio perawat-klien, dukungan
administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.
2. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian
pada evaluasi proses mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik,
validasi dari perumusan diagnosa keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.
3. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien merupakan pengaruh dari
intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.
6. Hasil Evaluasi
1. Tujuan tercapai/masalah teratasi: jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan
2. Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian: jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari
standar dan kriteria yang telah ditetapkan
3. Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan
sama sekali dan bahkan timbul masalah baru
Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara membandingkan
antara SOAP/SOAPIER dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
S (Subjective) : adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah tindakan diberikan.
O (Objective) : adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang
dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis) : adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan tujuan dan
kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak
teratasi.
P (Planning) : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisa.
Contoh: dx medis: batuk dg produksi secret purulen
dx keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi secret yg berlebih
implementasi: 1. Monitoring status pernafasan
2. Menganjurkan pasien minum air hangat
3. Mengkolaborasikan dg dokter pemberian mukolitik
4. Melakukan fisioterapi dada: postural drainase dan claaping
5. Mengajarkan batuk efektif
6. Mengkaji karakteristik secret: konsistensi,jumlah,warna, dan bau
7. Mengkolaborasikan pemeriksaan secret secara laboratorium
evaluasi : S : pasien mengatakan sudah lebih bisa bernafas lega tapi masih merasa berat saat bernafas
O : k/u baik, RR 20x/i, masih menggunakan otot bantu pernafasan, secret purulen dg produksi
± 4 ml warna hijau berbusa dan berbau
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi no 1,2,4, dan 6