Oleh:
BOBY PERWIRA
NIM.202304037
FAKULTAS KESEHATAN
2024
Pencatatan diagnosis keperawatan merupakan bagian penting dari proses keperawatan
yang membantu dalam memberikan asuhan yang efektif dan terkoordinasi kepada
pasien. Dokumentasi yang baik tidak hanya memastikan kontinuitas perawatan, tetapi
juga memberikan informasi yang diperlukan untuk pemantauan, evaluasi, dan
perencanaan lanjutan. Berikut adalah beberapa poin yang dapat dimasukkan dalam
makalah tentang pencatatan diagnosis keperawatan:
I. Pendahuluan
Proses pencatatan dimulai dengan pengumpulan data, termasuk pemeriksaan fisik dan
wawancara dengan pasien. Informasi ini kemudian digunakan untuk mengklasifikasikan
masalah keperawatan dan menentukan diagnosis yang tepat.
1. Kontinuitas Perawatan:
4. Komunikasi Interprofesional:
7. Edukasi Pasien:
Pencatatan diagnosis keperawatan bukan hanya tugas administratif, tetapi suatu elemen
yang mendukung keseluruhan proses perawatan dan meningkatkan kualitas hidup
pasien. Kesalahan dalam pencatatan dapat memiliki konsekuensi serius, sehingga
penting untuk memastikan keakuratan dan ketepatan dalam setiap catatan keperawatan.
Subjective (S): Informasi yang diperoleh melalui riwayat pasien atau keluarga.
Objective (O): Data hasil pemeriksaan fisik dan tes diagnostik.
Assessment (A): Diagnosis keperawatan yang ditemukan berdasarkan data
subjektif dan objektif.
Plan (P): Rencana perawatan yang direkomendasikan.
3. Focus Charting:
9. Verbal Reporting:
Penting untuk memilih metode pencatatan yang sesuai dengan kebijakan institusi,
kebutuhan pasien, dan standar etika keperawatan yang berlaku. Konsistensi, kejelasan,
dan keakuratan dalam pencatatan sangat penting untuk memberikan asuhan
keperawatan yang efektif.
Pencatatan dokumentasi keperawatan adalah bagian penting dari perawatan pasien yang
berkualitas. Dokumentasi ini mencakup catatan-catatan yang dibuat oleh perawat
mengenai pengamatan, intervensi, dan respons pasien selama perawatan. Hasil dan
model pencatatan dokumentasi keperawatan dapat bervariasi tergantung pada kebijakan
rumah sakit atau lembaga kesehatan, namun umumnya mencakup beberapa unsur
umum.
1. Identifikasi Pasien:
Nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medis, dan identifikasi
lainnya.
Informasi kontak darurat dan informasi pribadi pasien.
2. Pengkajian Awal:
Riwayat kesehatan pasien.
Pemeriksaan fisik dan hasil pengukuran vital.
Evaluasi kebutuhan keperawatan dan masalah kesehatan yang
diidentifikasi.
3. Diagnosa Keperawatan:
Pernyataan masalah keperawatan yang diidentifikasi.
Faktor-faktor risiko atau penyebab masalah.
4. Perencanaan Keperawatan:
Tujuan keperawatan yang spesifik, terukur, dan realistis.
Intervensi keperawatan yang direncanakan.
Rencana tindak lanjut.
5. Pelaksanaan Tindakan:
Catatan tentang pelaksanaan intervensi keperawatan.
Pemberian obat, prosedur medis, atau tindakan lainnya.
Respons pasien terhadap tindakan yang dilakukan.
6. Evaluasi:
Pemantauan terhadap perubahan kondisi pasien.
Evaluasi pencapaian tujuan keperawatan.
Perubahan rencana keperawatan jika diperlukan.
7. Pendidikan dan Konseling:
Catatan tentang informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga.
Rencana pendidikan kesehatan.
Respons pasien terhadap pendidikan kesehatan.
8. Pemberian Obat:
Catatan dosis, waktu pemberian, dan respons pasien terhadap obat.
Alergi obat dan efek samping yang dicatat.
9. Komunikasi Tim Kesehatan:
Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan.
Konsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan lainnya.
10. Catatan Keamanan dan Etika:
Catatan kejadian atau perubahan yang berpotensi berdampak pada
keselamatan pasien.
Pematuhan etika dan standar praktik keperawatan.
A. Hasil Pencatatan Dokumentasi Keperawatan:
IX. Kesimpulan