AKADEMI KEPERAWATAN
1. Pengertian
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat
dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan
lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat.
Dokumentasi ini penting karena pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien
membutuhkan catatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan
tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien baik masalah
kepuasan maupun ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan.
2. Kegunaan Dokumentasi.
Dokumentasi keperawatan menurut Hidayat (2002. 6-7) mempunyai beberapa kegunaan bagi
perawat dan klien antara lain:
1.
Dokumentasi dapat digunakan untuk melihat data-data pasien tentang kemajuan atau
perkembangan dari pasien secara objektif dan mendeteksi kecenderungan yang mungkin
terjadi dapat digunakan juga sebagai bahan penelitian, karena data-datanya otentik dan dapat
dibuktikan kebenarannya. Selain itu dokumentasi dapat digunakan sebagai data statistik.
4.
Tujuan ini merupakan integrasi dari berbagai aspek klien tentang kebutuhan terhadap
pelayanan keperawatan yang meliputi kebutuhan bio, spiko, sosial dan spiritual sehingga
individu dapat merasakan manfaat dari pelayanan keperawatan.
5.
Sarana Evaluasi.
Hasil akhir dari asuhan keperawatan yang telah didokumentasikan adalah evaluasi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
6.
Melalui dokumentasi, tenaga dokter, ahli gizi, fisioterapi dan tenaga kesehatan akan saling
kerjasama dalam memberikan tindakan yang berhubungan dengan klien. Karena hanya lewat
bukti-bukti otentik dari tindakan yang telah dilaksanakan kegiatan tersebut akan berjalan
secara professional.
7.
Bukti yang telah ada menuntut adanya sistem pendidikan yang lebih baik dan terarah
sesuai dengan program yang diinginkan klien. Khusus bagi tenaga perawat bukti tersebut
dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pendidikan lanjutan tentang keperawatan.
8.
Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau yang mengelola pencatatan.
Bagian penerimaan klien mempunyai lembar isian tersendiri, dokter menggunakan lembar
untuk mencatat instruksi, lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit, perawat
menggunakan catatan keperawatan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masingmasing.
Catatan berorientasi pada lima komponen yaitu :
1. Lembar penerimaan berisi biodata.
2. Lembar order dokter.
3. Lembar riwayat medik / penyakit.
4. Catatan perawat.
5. Catatan dan laporan khusus.
2.
Model ini memusatkan data tentang didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien.
Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang
dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian
layanan kepada klien.
Model ini terdiri dari empat komponen yaitu :
1. Data dasar, ini berisi semua informasi yang telah didapat dari klien ketika masuk
rumah sakit yang mencakup pengkajian, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan
hasil laboratorium.
2. Daftar masalah, ini berisi tentang masalah yang telah diidentifikasi dari data dasar.
3. Daftar awal rencana asuhan, ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar masalah,
dokter menulis instruksi, perawat menulis instruksi keperawatan atau rencana asuhan
keperawatan.
4. Catatan perkembangan, berisi perkembangan / kemajuan dari tiap-tiap masalah yang
telah dilakukan tindakan dan disusun oleh semua anggota yang terlibat.
3. PROGRES NOTE. (Catatan Berorientasi pada Perkembangan/ Kemajuan ).
Catatan perkembangan adalah catatan perawat Flowsheet dan catatan pemulangan atau
ringkasan rujukan. Ketiga jenis ini digunakan baik pada sistem dokumentasi yang
berorientasi pada sumber maupun berorientasi pada masalah.
1. Catatan perawat harus ditulis tiap 24 jam meliputi : Pengkajian, tindakan keperawatan
informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien
hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flowsheet.
3. Catatan pemulangan dan ringkasan rujukan, dipersiapkan ketika klien akan
Sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang
menyimpang dari keadaan normal atau standar.
CBE mengintegrasikan 2 komponen yaitu :
1. Folwsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan
5.
Suatu prosesorientasi dan klien-fokus. Hal ini digunakan proses keperawatan untuk
mengorganisir dokumentasi asuhan.
pengkajian
2. -
diagnosa keperawatan
3. -
perencanaan (intervensi)
4. -
pelaksanaan (implementasi)
5. -
Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan
keperawatan, pada dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian
masalah (Nursalam, 2001:6).
B. Tujuan Asuhan Keperawatan
untuk mengidentifikasi masalah klien, apakah keadaan klien sehat atau sakit.
C. Standar Asuhan Keperawatan.
.
Standar Asuhan Keperawatan secara resmi telah diberlakukan untuk
diterapkan di seluruh rumah sakit melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik
No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan terdiri dari :
Standar I
: Pengkajian keperawatan.
Standar II
: Diagnosa keperawatan.
Standar III
: Perencanaan keperawatan.
Standar IV : Intervensi keperawatan.
Standar V
: Evaluasi keperawatan.
Standar VI : Catatan asuhan keperawatan.
1.
Standar I.
Standar III.
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan .
Komponen perencanaan keperawatan meliputi :
a.
Prioritas masalah dengan kriteria : masalah-masalah yang mengancam
kehidupan merupakan prioritas pertama., masalah-masalah yang mengancam
kesehatan seseorang adalah prioritas kedua, masalah-masalah yang mempengaruhi
perilaku merupakan prioritas ketiga.
b.
Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria : spesifik, bisa diukur, bisa
dicapai, realistik, ada batas waktu.
c.
Rencana tindakan dengan kriteria : disusun berdasarkan tujuan asuhan
keperawatan, melibatkan pasien/keluarga, mempertimbangkan latar belakang
budaya pasien/keluarga, menentukan alternative tindakan yang tepat,
mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan,
sumberdaya dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien,
kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.
4.
Standar IV.
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang diten
tukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang
mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan
kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan keluarganya dengan kriteria :
a.
Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.
Standar V.
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistimatis dan berencana,
untuk menilai perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan keperawatan
dilakukan evaluasi terhadap indikator yang ada pada rumusan tujuan, selanjutnya
hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien,
keluarga dan tim kesehatan, evaluasi dilakukan sesuai standar.
6.
Standar VI.
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria :
dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan sebagai
bahan informasi, komunikasi dan laporan, dilakukan segera setelah tindakan
dilaksanakan, penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang
baku, sesuai pelaksanaan proses keperawatan, setiap pencatatan harus
mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang melaksanakan tindakan dan
waktunya, menggunakan formulir yang baku dan disimpan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
2.2 Proses Keperawatan.
2.2.1.Pengertian.
Proses keperawatan adalah suatu metoda di mana suatu konsep diterapkan
dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem
solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan klien / keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima
tahap yang sequensial dan berhubungan : pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Iyer et al, 1996)
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh
perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan
melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan
dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah
diberikan dengan berfokus pasa klien, berorentasi pada tujuan pada setiap tahap
saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan. ( Hidayat, 2004. 95).
Karakteristik / Ciri Khas Proses Keperawatan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.