Anda di halaman 1dari 42

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN

PROFESSIONAL {MPKP/MAKP}

Hj.Tri Mawarni., S.Kep., Ns., M.Kep


MODEL PRAKTIK
KEPERAWATAN
PROFESSIONAL
Tujuan
 Setelah membaca bab ini, mahasiswa
diharapkan mampu:
– Memahami Model Praktik keperawatan
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DALAM
PERUBAHAN MAKP
 Kualitas pelayanan keperawatan
 Standar praktik keperawatan
 Model praktik
1. Praktik keperawatan rumah sakit
2. Praktik keperawatan rumah
3. Praktik keperawatan berkelompok
4. Praktik keperawatan individual
 Managerial grid
DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN
(MAKP)
Ada 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan
metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis
& Huston, 1998; 143) yaitu:
1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
2. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan
3. Efisien dan efektif penggunaan biaya.
4. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan
masyarakat.
5. Kepuasan kinerja perawat.
6. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara
perawat dan tim kesehatan lainnya.
 Berdasarkan model PKP diluar
negeri, Hoffart & woods
menyimpulkan bhw PKP terdiri dari 5
subsistem yaitu:
1. Nilai-nilai professional
2. Hubungan antar professional
3. Metode pemberian asuhan
keperawatan
4. Pendekatan manajemen
5. penghargaan
KETENAGAAN
KEPERAWATN
 Jumlah tenaga tergantung pd jumlah
pasien dan derajat ketergantungan
pasien
 Derajat ketergantungan pasien dibagi
3 kategori (Douglas 1984, Loveridge &
Cummings (1996) yaitu:
– Perawatan minimal (1-2 jam/24 jam)
– Perawatan intermediet (3-4 jam/24 jam)
– Perawatan maksimal (5-6 jam/24 jam)
IDENTIFIKASI JUMLAH KLIEN
KLASIFIKASI TINGKAT KETERGANTUNGAN
(METODE DOUGLAS)

A. PERAWATAN B. PERAWATAN
MINIMAL PARSIAL
1. Kebersihan diri, mandi, 1. Kebersihan diri dan
ganti pakaian makan minum dibantu
dilakukan sendiri 2. Observasi TTV tiap 4
2. Makan dan minum jam
dilakukan sendiri 3. Ambulasi dibantu,
3. Ambulasi dengan pengobatan lebih dari
pengawasan sekali
4. Observasi TTV 4. Folly chateter, Intake
dilakukan setiap shif output dicatat
5. Pengobatan minimal 5. Klien dipasang infus,
persiapan pengobatan
memerlukan prosedur
KLASIFIKASI TINGKAT KETERGANTUNGAN
(METODE DOUGLAS)

C. PERAWATAN TOTAL
1. Semua kebutuhan dibantu

2. Posisi yang diatur, Observasi TTV


tiap 2 jam
3. Makan melalui NGT, Terapi Intravena

4. Pemakaian Suction

5. Gelisah atau disorientasi


METODE PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN
MAKP {Model Asuhan Keperawatan
Profesional}

 Metode yg digunakan  kombinasi


metode keperawatan primer dan
metode tim disebut tim primer.
Penetapan metode ini berdasarkan:
– Metode keperawatan primer tdk
digunakan secara murni  buthkan
perawat S1 >>
– Metode Tim tdk di gunakan scr murni 
Tg jawab ttg asuhan keperawatan
terfragmentasi pd berbagai tim
JENIS MODEL METODE ASUHAN
KEPERAWATAN (MAKP)
1. Model Fungsional

Deskripsi
 Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan
 Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada
 Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang
dunia kedua. Pada saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1-2
jenis intervensi (misalnya, merawat luka) keperawatan kepada
semua pasien di bangsal.
Penanggung Jawab
Perawat yang bertugas pada tindakan tertentu
Lanjutan….
 Sistem tugas di sini mengacu pada ilmu
managemen yang diterapkan pada bidang
administrasi bisnis, yang berfokus pada
tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan.
 Dalam pendekatan yang berorientasi pada
tugas ini, tenaga dengan latar belakang
pendidikan kurang melakukan tugas yang
lebih ringan atau tidak kompleks
dibandingkan dengan perawat profesional.
Lanjut…
 Dalam model ini dibutuhkan pembagian
tugas (job descriptions), prosedur,
kebijakan dan alur komunikasi yang jelas.
 Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta
mengarahkan pemusatan pengendalian.
 Kelemahan dari metode ini adalah
munculnya fragmentasi keperawatan di
mana pasien menerima perawatan dari
berbagai kategori tenaga keperawatan
Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan “ Fungsional” (Marqua &
Hutson, 1998)
2.Model TIM
Model :Tim
Deskripsi
 Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan
 Enam – tujuh orang perawat profesional dan perawat
associate bekerja sebagai suatu tim, disupervisi oleh ketua
tim
 Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu.
Penanggung Jawab
Ketua tim
Lanjutan …
 Metode ini dirancang oleh Eleanor Lambertson pada
tahun 1950-an yang digunakan untuk mengatasi
fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan
memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan
perawat profesional yang muncul karena kemajuan
teknologi kesehatan dan perawat.
 Tim Keperawatan merupakan pemberian asuhan
keperawatan pada setiap klien oleh tim
keperawatan yang dipimpin oleh perawat
profesional.
 Tim keperawatan terdiri dari perawat profesional
(registered nurses), perawat praktis yang
mendapat ijin, dan sering pembantu perawat.
Lanjut…
 Di Indonesia suatu tim keperawatan dapat
disusun dan terdiri dari perawat sarjana atau
perawat diploma sebagai ketua tim, perawat
lulusan SPK sebagai anggota dan dibantu pekerja
kesehatan atau pembantu perawat.
 Tim bertanggung jawab dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada sejumlah pasien
selama 8 atau 12 jam.
 Metode ini lebih menekankan segi manusiawi
pasien dan para perawat anggota dimotivasi
untuk belajar.
 Hal pokok yang harus ada pada metode tim
keperawatan adalah konferensi tim yang dipimpin
ketua tim, rencana keperawatan dan ketrampilan
kepemimpinan
Lanjut…
.

Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan “Team” (Marquis & Hutson,


1998)
 Kelemahan metode TIM
– Pasien mungkin masih menerima fragmentasi
pemberian asuhan keperawatan jika ketua tim
tidak dapat menjalin hubungan yang baik
dengan pasien.
– Keterbatasan tenaga dan keahlian dapat
menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
Bila di unit tidak cukup dan tidak ada perawat
profesional, maka perawat teknisi yang secara
pendidikan tidak dipersiapkan untuk berperan
sebagai pemimpin, sering diberi tugas untuk
memegang peran, sebagai ketua tim
3.MODEL KASUS
Model :Kasus
Deskripsi
 Berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan
 Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi
pada pasien tertentu
Rasio 1:1 pasien-perawat.
 Setiap pasien dilimpahkan kepada semua perawat yang melayani
seluruh kebutuhannya pada saat mereka dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama
pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk perawatan khusus seperti: isolasi, intensive
care.
Penanggung Jawab
Manager keperawatan
Lanjutan…
 Juga disebut sebagai perawatan total (total
care) yang merupakan modal paling awal.
 Ini merupakan metode client centered, di
mana seorang perawat bertanggung jawab
untuk memberikan perawatan pada
sejumlah pasien dalam waktu 8 atau 12 jam
setiap shift. Pegawai tersebut mengkaji,
menyusun diagnosa, membuat rencana,
melakukan tindakan dan evaluasi pada
setiap pasien.
Lanjut…
 Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda pada setiap pergantian
shift (jaga).
 Metode ini banyak dipakai pada
keadaan kurang tenaga perawat.
 Untuk memenuhi kekurangan perawat,
para manager sering merekrut lebih
banyak perawat dengan latar belakang
persiapan pendidikan kurang daripada
perawat profesional
.

Sistem Asuhan Keperawatan “Case Method Nursing” (Marqusi & Hutson,


1998)
4. Model Primer

Deskripsi
 Berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari filosofi keperawatan
 Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan, dari hasil
pengkajian kondisi pasien untuk mengkoordinasi asuhan keperawatan
 Rasio 1:4 / 1:5 (perawat:pasien) dan penugasan metode kasus. Metode penugasan
dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien, mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong
praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan
dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Penanggung Jawab
Perawat primer (PP)
Lanjutan…
 Metode ini pertama kali diperkenalkan
di Inggris oleh Lydia Hall (1963). Ini
merupakan sistem di mana seorang
perawat bertanggung jawab selama
24 jam sehari, 7 hari per minggu. Ini
merupakan metode yang memberikan
perawatan secara komprehensif,
individual dan konsisten.
LANJUT…
 Metode keperawatan primer membutuhkan
pengetahuan keperawatan dan ketrampilan
managemen.
 Perawat primer mempunyai tugas mengkaji
dan membuat prioritas setiap kebutuhan
pasien, mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mengembangkan rencana
keperawat­an, dan mengevaluasi
keefektivitasan perawatan.
 Sementara perawat yang lain menjalankan
tindakan keperawatan, perawat primer
mengkoordinasi perawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan
pasien kepada perawat atau tenaga
kesehatan lainnya.
 Keperawatan primer melibatkan
semua aspek peran profesional,
termasuk pendidikan kesehatan,
advokasi, pembuatan keputusan, dan
kesinambungan perawatan.
 Perawat primer merupakan manager
garis terdepan bagi perawatan pasien
dengan segala akuntabilitas dan
tanggung jawab yang menyertainya
,

Diagram Pemberian Asuhan Keperawatan “Primary” (Marquis & Hutson,


1998)
5. Model Modifikasi :Tim-
Primer
Deskripsi
Untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat.
Dengan menggunakan model modifikasi
keperawatan primer ini diperlukan 4 orang perawat
primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping
seorang kepala ruang rawat, juga Ners. Perawat
associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan
perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 keperawatan
(3 orang) dan SPK (18 orang).
Penanggung Jawab
.

Metode Primary Tim (Modifikasi)


Metode pemberian asuhan keperawatan
modifikasi metoda keperawatan primer

Kepala Ruangan

PP 1 PP 2 PP 3

PA
PA PA
Pagi PA
PA PA

Sore PA
PA PA

PA
Malam PA PA

Libur PA
PA PA
Cuti PA
PA PA

9-10 Pasien
9-10 Pasien 9-10 Pasien

Anda mungkin juga menyukai