Anda di halaman 1dari 3

PERTANYAAN:

Metode apa yang dapat menentukan keberhasilan suatu asuhan keperawatan dengan model
asuhan keperawatan professional?

JAWAB:
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan profesional. Beberapa metode pemberian asuhan keperawatan
yaitu metode fungsional, metode kasus, metode tim, metode keperawatan primer dan metode
modifikasi : MAKP tim-primer. (Nursalam, 2015)
a. Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena masih terbatasnya
jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis
intervensi (misalnya, merawat luka) keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Metode
ini diterapkan dalam penugasan pekerja di dunia industri ketika setiap pekerja dipusatkan
pada satu tugas atau aktivitas. Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
menggunakan metode fungsional, setiap perawat memperoleh satu tugas untuk semua pasien
di unit/ruang tempat perawat tersebut bekerja. Di satu unit/ruang, seorang perawat diberikan
tugas untuk menyuntik maka perawat tersebut bertanggung jawab untuk memberikan
program pengobatan melalui suntikan kepada semua pasien di unit/ruang tersebut.

b. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada
saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti : isolasi atau intensive care. Metode ini
berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan.
1. Kelebihan :
- Perawat lebih memahami kasus per kasus.
- Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
2. Kekurangan :
- Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab.
- Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.

c. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
keompok kecil yang saling membantu. Metode ini biasa digunakan pada pelayanan
keperawatan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat.
1. Kelebihannya:
- Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
- Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
- Menungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
2. Kelemahannya:
- Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu- waktu
sibuk.

d. Metode Primer
Berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari filosofi keperawatan. Perawat
bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan. Metode penugasan di mana
satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat. Beberapa penelitian menyebutkan MAKP metode primer
bagus untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan di ICU. Hal ini dilihat dari
beberapa kelebihan yang ada pada MAKP metode primer itu sendiri.
1. Kelebihan :
a. Bersifat kontinuitas dan komprehensif.
b. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri.
2. Kelemahan:
- Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang memadai dan kriteria yang asertif, self direction, kemampuan mengambil
keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta
mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.

e. Metode Modifikasi : MAKP Tim-Primer


Model dan Primer digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut Sitorus (2005)
penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan berikut.
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan S-1 Keperawatan atau setara.
2. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
3. Melalui kombinasi kedua model tesebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan
akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer, karena saat ini perawat yang ada
di RS sebagian besar adalah lulusan D-3, bimbingan tentang asuhan keperawatan
diberikan oleh perawat primer/ketua tim.

Sumber:
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional,
Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

Sitorus Ratna, Yulia. 2005. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan
Implementasi. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai