Anda di halaman 1dari 6

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN

Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada


pasien. Mc Laughin, Tomas, dan Barterm (1995) mengidentifkasi delapan model
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah
sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan primer.
Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangkan
kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan.

1. Model fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada
saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka
setiap perawat hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi
keperawatan saja (misalnya: merawat luka) kepada semua pasien di
bangsal. Metode fungsional merupakan pengorganisasian tugas pelayanan
keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan. Contoh : Perawat A tugasnya menyuntik,
perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien. Seorang perawat dapat
melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit
tersebut. Kepala ruangan (head nurse) bertanggung jawab dalam
pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua klien serta
menjawab semua pertanyaan tentang klien. Orientasi pada jenis tugas
tertentu. Pendekatan ini efisien
Kelebihan :
a. Perawat terampil untuk tugas /pekerjaan tertentu.
b. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas.
c. Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang
kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
d. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta
didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.
e. memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh;
f. mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
g. memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah di
atasi

2. Model Kasus
Metode ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat
untuk memberikan asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok
klien. Perawat bertanggung jawab untuk melakukan asuhan secara
komprehensif terhadap satu atau sekelompok pasien pada shift dinas
tertentu. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat ia dinas.Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap sif, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat/pribadi dalam memberikan asuhan keperawatan khusus seperti
kasus isolasi dan perawatan intensif(intensivecare).
Kelebihan :
a. perawat lebih memahami kasus per kasus;
b. sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

3. Metode Tim
Metode tim keperawatan yaitu pengorganisasian pelayanan
keperawatan oleh sekelompok klien dan sekelompok klien. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat profesional yang berpengalaman serta memiliki
pengetahuan dalam bidangnya (registered nurse). Pembagian tugas di
dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim. Selain itu
ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim.
Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua tim yang melaporkan pada kepala
ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
Tim keperawatan dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya
mengurangi masalah yang berhubungan dengan fungsi pengorganisasian
pelayanan pasien. Banyak yang percaya meskipun terus-menerus
kekurangan staf perawat professional, system pelayanan pasien harus
dikembangkan untuk mengurangi pelayanan yang terpilah-pilah dari
metode keperawatan fungsional.
Dalam keperawatan tim, tenaga pendukung berkolaborasi dalam
memberikan pelayanan terhadap sekelompok pasien di bawah arahan
seorang perawat professional. Seorang ketua tim bertanggung jawab
mengetahui kondisi dan kebutuhan seluruh pasien yang dirawat oleh tim.
Kewajiban ketua tim bergantung kepada kebutuhan pasien dan beban
kerja, termasuk membantu anggota tim, memberikan pelayanan langsung
kepada pasien, mendidik pasien dan melakukan koordinasi terhadap
aktivitas pasien. Melalui komunikasi tim yang terus-menerus, pelayanan
kompehensif akan dapat diberikan kepada pasien meskipun relative
banyak staf pendukung. Keperawatan tim biasanya berkaitan dengan pola
kepemimpinan demokratis. Anggota tim diberikan otonomi sebanyak
mungkin dalam mengerjakan tugas meskipun juga berbagi dalam tanggung
jawab dan tanggung gugatnya. Mengakui nilai-nilai individual karyawan
dan memberikan otonomi kepada anggota tim akan menghasilkan
kepuasan kerja yang tinggi.
Keuntungan :
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
b. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui
rapat tim cara ini efektif untuk belajar.
d. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda dengan aman dan efektif.
Struktur

a
n
i
s
A
P
g
a
p
t
e
K
u e
o
g
a
l
a
t
n
n
a
u
m
i
R
T g

4. Model Primer
Metode keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan, dimana seorang perawat register bertanggung jawab
dan bertanggung gugat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien dalam 24 jam. Keperawatan primer didesain dengan seorang tenaga
keperawatan profesional terhadap 4-5 klien sebagai perawat primer yang
bertanggung jawab terhadap kondisi klien, semua kebutuhan dan
koordinasi dengan tim kesehatan lainnya.
Perawat primer bertanggung jawab mulai klien masuk sampai
pulang. Perawat Primer bertangungjawab untuk mengadakan komunikasi
dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan
membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Pada saat tidak bertugas
perawat primer lain bertindak sebagai perawat asosiet.
Tanggung jawab penting perawat primer adalah mengatur
komunikasi yang jelas di antara pasien, dokter, perawat asosiet, dan tim
kesehatan lainnya. Kombinasi komunikasi yang baik dan keberadaan
interdisiplin dalam satu grup dalam memberikan pelayanan langsung
meningkatkan kualitas pelayanan pasien secara holistic. Meskipun
kepuasan kerja tinggi dalam keperawatan primer, metode ini sulit
diimplementasikan karena dibutuhkan tanggung jawab dan otonomi yang
tinggi dari perawat primer.
Keuntungan :
a. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan.
b. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
c. Memungkinkan penerapan proses keperawatan
d. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
e. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan

5. Model Case Management


Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan multidisiplin
yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi berbagai anggota tim
kesehatan serta sumber-sumber yang ada. Manajemen kasus Sering
digunakan dalam sarana/perangkat komunitas dan pskiatri dan diadopsi
dalam pasien rawat inap.
Manajemen kasus merupakan rancangan terakhir yang diajukan untuk
memenuhi kebutuhan pasien (Marquis, B.L. & Huston, C., J., 2002).
Zander, 1988 dalam Sullivan dan Decter, 2001 menyatakan bahwa
keperawatan manajemen kasus adalah model untuk identifikasi, koordinasi
dan monitoring implementasi kebutuhan pelayanan untuk mencapai hasil
asuhan yang diinginkan dalam periode tertentu
Perkembangan pasien akan diikuti terus oleh manajer kasus dari
masuk sampai pulang. Integrasi layanan kesehatan untuk klien/pasien
secara individu atau kelompok dengan tim multidisiplin yang bertanggung
jawab secara kolaboratif dalam kajian kebutuhan klien dan menetapkan
rencana tindakan, implementasi, evaluasi dari saat pasien diterima, dirujuk
dan atau dipulangkan.
Kelebihan : dalam pemberian Asuhan Keperawatan akan sangat
komprehensif, berkesinambungan dan holistik.

Sumber : Mugianti Sri. 2016. Buku Ajar Manajemen Kepemimpinan Dalam


Praktek Keperawatan. Jakarta : KeMenKes

Anda mungkin juga menyukai