Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANDIRI & KELOMPOK

Tugas ini disusun untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Management
Keperawatan dengan oleh Dosen : Dewi Listyorini S. Kep.,Ns.

DI SUSUN OLEH :
Arum Kusuma Wati
P17059

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
A. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan Keperawatan
Berbagai metode penugasan keperawatan yang dapat digunakan dengan
beberapa keuntungan dan kerugian. Metode tersebut antara lain :
1. Metode Fungsional
Metode fungsional merupakan pengorganisasian tugas pelayanan
keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan.Contoh : Perawat A tugasnya menyuntik,
perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien. Seorang perawat dapat
melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit
tersebut.Kepala ruangan (head nurse) bertanggung jawab dalam
pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua klien serta
menjawab semua pertanyaan tentang klien.Orientasi pada jenis tugas
tertentu. Pendekatan ini efisien , dalam arti :
a. Semua jenis pekerjaan akan terkelola dan terkontrol
b. Waktu pengerjaan lebih singkat
Keuntungan :
a. Perawat terampil untuk tugas /pekerjaan tertentu.
b. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas.
2. Metode kasus
Metode ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat
untuk memberikan asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok
klien. Perawat bertanggung jawab untuk melakukan asuhan secara
komprehensif terhadap satu atau sekelompok pasien pada shift dinas
tertentu. Secara konsisten pasien dilayani oleh perawat yang sama dalam
satu periode/shift dinas. Dibutuhkan level kompetensi yang tinggi dari
pelaksana asuhan.
Kelebihan metode kasus:
a. Kebutuhan pasien terpenuhi
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
3. Metode tim keperawatan
Metode tim keperawatan yaitu pengorganisasian pelayanan
keperawatan oleh sekelompok klien dan sekelompok klien. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat profesional yang berpengalaman serta memiliki
pengetahuan dalam bidangnya (registered nurse). Pembagian tugas di
dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim. Selain itu
ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim.
Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua tim yang melaporkan pada kepala
ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
Keuntungan :
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
b. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui
rapat tim cara ini efektif untuk belajar.
4. Metode keperawatan primer/utama (Primary Nursing)
Metode keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan, dimana seorang perawat register bertanggung jawab
dan bertanggung gugat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien dalam 24 jam.
Metode keperawatan primer berkembang pada awal tahun 1970-an
menggunakan beberapa konsep pelayanan keperawatan total dan
membawa perawat teregister kembali ke sisi tempat tidur untuk
memberikan pelayanan klinis.
Keuntungan :
a. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan.
b. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
c. Memungkinkan penerapan proses keperawatan
d. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
5. Keperawatan moduler
Metode keperawatan modul merupakan metode modifikasi
keperawatan tim primer, yang dilaksanakan untuk meningkatkan
efektifitas konsep keperawatan tim melalui penugasan modular. Perawat
profesional dan vokasional bekerjasama dalam merawat sekelompok klien
dari mulai masuk ruang rawat hingga pulang (tanggung jawab total).
Metode ini juga memerlukan perawat yg berpengetahuan luas dan
trampil, kemampuan kepemimpinan baik dimana pengorganisasian
pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional
dan non profesional (trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk
rumah sakit sampai pulang disebut tanggung jawab total atau keseluruhan.
Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan
memiliki kemampuan kepemimpinan.Idealnya 2-3 perawat untuk 8 – 12
orang klien.
Keuntungan dan Kerugian :
a. Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode
keperawatan primer.
b. Semua metode di atas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan
kondisi ruangan. Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai
dengan yang telah dibahas pembicara yang sebelumnya. Selain itu
kategori pendidikan tenaga yang ada perlu diperhatikan sesuai
dengan kondisi ketenagaan yang ada saat ini di Indonesia
c. Khususnya di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo metode tim
lebih memungkinkan untuk digunakan, selain itu menurut
organisasi rumah sakit Amerika bahwa dari hasil penelitian
dinyatakan 33% rumah sakit menggunakan metode Tim, 25%
perawatan total/alokasi klien, 15% perawatan primer dan 12%
metode fungsional (Kron & Gray, 1987). 
6. Manajemen kasus
Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan
multidisiplin yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi berbagai
anggota tim kesehatan serta sumber-sumber yang ada. Manajemen kasus
Sering digunakan dalam sarana/perangkat komunitas dan pskiatri dan
diadopsidalam pasien rawatinap.Manajemen kasus merupakan rancangan
terakhir yang diajukan untuk memenuhi kebutuhan pasien (Marquis, B.L.
& Huston, C., J., 2002). Zander, 1988 dalam Sullivan dan Decter, 2001
menyatakan bahwa keperawatan manajemen kasus adalah model untuk
identifikasi, koordinasi dan monitoring implementasi kebutuhan pelayanan
untuk mencapai hasil asuhan yang diinginkan dalam periode tertentu
Dalam manajemen kasus diperlukan : 
a. Case manager
Case manager memegang setiap kasus individu untuk menjalankan
fungsi koordinasi dan kolaborasi, mengidentiifikasi pemberian
pelayanan, pengobatan yang memiliki nilai cost-effective, dan
pengaturan pelayanan terhadap individu yang ditangani
(Finkleman, 2001 dalam Marquis, B.L. & Huston, C., J., 2002).
b. Critical/Clinical pathway yang merupakan panduan alur
penanganan pasien secara terintegrasi misalnya: CP pasien dengan
Total Knee Replacement, dan lain-lain.
Keuntungan:
a. Asuhan yang diberikan komprehensif, berkesinambungan dan
holistic.
B. Gambar Struktur Pembagian Tugas Model Tim :

Kepala

Perawat Perawat Perawat


Katim Katim Katim
KARU

Perawat Perawat Perawat

Pasien Pasien Pasien


TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PENERAPAN METODE TIM
Dosen Pembimbing : Dewi Listyorini , S.Kep., Ns.

DISUSUN OLEH :

1.Anggita Dwi Ramadhany (P17057)

2.Arum Kusumawati (P17056)

3. Atika Dwi Rohmawati (P17060)

4.Estika Mei Wulansari(P17071)

5.Indy Yulianingrum (P17077)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
Pelayanan keperawatan merupakan Metode penugasan merupakan suatu

sistem yang akan diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan meningkatkan

derajat kesehatan pasien. Metode penugasan keperawatan menurut Marquis dan

Huston (2013) terdapat lima metode asuhan keperawatan yaitu: Metode kasus,

metode fungsional, metode keperawatan primer, metode keperawatan tim,metode

modifikasi: keperawatan tim.

Metode keperawatan yang sering digunakan adalah asuhan keperawatan

metode tim. Asuhan keperawatan metode tim dikenal di Indonesia pada tahun

1996 yang telah diterapkan dibeberapa rumah sakit. Metode ini merupakan suatu

metode pemberian asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya

kooperatif dan kolaboratif (Simamora, 2013). Keuntungan menggunakan metode

tim adalah memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan

memungkinkan pencapaian proses keperawatan. Kerugiannya adalah rapat tim

memerlukan waktu, sehingga mengganggu komunikasi dan koordinasi anggota

tim dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien (Simamora, 2013).

Pelaksanaan metode tim menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang

berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap kelompok pasien.

Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri dari perawat

profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu.

Metode ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok

mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan


sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi

(Tussaleha, 2014).

Faktor penghambat dalam penerapan dengan metode tim disebabkan

antara lain kurangnya perawat, dukungan manajemen yang kurang, kurang

supervisi, kurang motivasi, belum ada penghargaan serta kurangnya fasilitas

(Rohmiyati, 2012). Sedangkan faktor pendukung dari metode tim adalah

Kekuatan pendorong (driving forces) adalah faktor-faktor yang mendorong sistem

ke arah perubahan, hal ini dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang berhubungan

dengan keberhasilan penerapan metode asuhan keperawatan profesional di suatu

ruangan, diantaranya : 1) Pengetahuan yang dimiliki sumber daya manusia, 2)

Kepuasan kerja, 3) Motivasi kerja, 4) Keputusan dan kebijakan menejemen.

Faktor pendorong harus dikedepankan atau faktor penghambat harus ditekan, agar

perubahan metode asuhan keperawatan bisa berubah menjadi metode asuhan

keperawatan profesional (Marquis & Huston, 2010).

Anda mungkin juga menyukai